418 - Mengulas Dzogchen (2)
Kita mengulas Sadhana Dzogchen, Sadhana Dzogchen dalam Nyingmapa mengulas penghentian seketika dan langsung melampaui, penghentian seketika atau memotong semua pikiran sesat adalah sunya. Saat Anda sendiri belum kosong dari pikiran sesat, maka akan sangat sukar untuk memasuki samadhi.
Menurut saya, yang paling penting bagi sadhaka adalah memasuki Pintu Sunya, kita menekuni bhavana adalah untuk mencapai kemurnian, sedangkan yang paling murni adalah sunya, segala macam pikiran tidaklah murni. Menggunduli kepala berarti bertekad memasuki Pintu Sunya, bertekad menekuni Kesunyataan, memperoleh kemurnian yang tertinggi. Sesungguhnya permulaan dari Sadhana Dzogchen dari Nyingmapa adalah penghentian seketika, dalam tantrayana, penghentian seketika dapat menggunakan metode menyerukan aksara ‘Pei’, saat dalam meditasi muncul pikiran liar, maka serukan dengan penuh tenaga: ‘Pei!’, ini bermakna memotong, kemudian memasuki samadhi, segalanya sunya, menyingkirkan semua pikiran sesat.
Guru Padmasambhava mengajarkan lima hal kepada Mahaguru: Tidak merenung, saat menekuni Sadhana Dzogchen tidak boleh merenung. Tidak memikirkan, jangan memikirkan, jangan memikirkan suatu hal, jangan memikirkan apapun. Tidak mengamati, juga jangan bervisualisasi, tidak boleh bervisualisasi. Tidak mencari. Tidak mendambakan, jangan mendambakan apapun. Bodhidharma patriark sekte Dhyana juga mengatakan: “Batin yang tidak mendambakan apapun.” Ia mengatakan, terhadap segala sesuatu di dunia, sepenuhnya alamiah saja, tidak mendambakan sesuatu, saat Anda tidak mendambakan sesuatu, maka Anda tidak akan mempunyai kerisauan, tidak akan timbul pikiran sesat, sebab kebanyakan pikiran sesat timbul karena Anda mencari, mendambakan, menginginkan, merenungkan, membayangkan, inilah sumber pikiran sesat. Apabila Anda tidak mendambakan apapun, tidak akan ada pikiran sesat, tidak akan ada kerisauan, demikianlah Guru Padmasambhava telah mengulas dengan sangat jelas akar ini, Anda harus memotong semua pikiran sesat.
Saya sering mengatakan, dalam bhavana, asalkan Anda mampu alamiah, saat segalanya telah sunya, maka arus Dharma akan mengabhiseka Anda. Tadi sewaktu kita bersadhana, saat bermeditasi, sesungguhnya Anda tidak perlu melakukan apapun, Anda juga tidak perlu bervisualisasi, hanya perlu duduk tenang, merilekskan tubuh dan batin, tidak timbul pikiran apapun, saat berada dalam kondisi Amanasikara ( Tanpa Pikiran ) , maka arus Dharma semesta telah mengalir masuk, saat itu juga seketika Anda dipenuhi arus Dharma. Bhiksu Nanyun menuangkan air, merupakan perumpamaan arus Dharma, saat Anda telah sunya, arus Dharma semesta dapat mengalir masuk. Apabila hari ini Anda dipenuhi pikiran sesat, mana mungkin arus Dharma dapat mengalir masuk, di dalamnya terdapat manifestasi tubuh dalam tantrayana, saat Anda memenuhi diri dengan pikiran sesat, mana mungkin Anda dapat memperoleh aliran Dharma dari semesta? Saat Anda sepenuhnya tiada sesuatu apapun, maka rintangan luar dan dalam telah dihancurkan, segalanya sunya, Anda manunggal dengan semesta, ini merupakan pengalaman saya sendiri.
Oleh karena itu, satu-satunya cara penghentian seketika adalah memasuki kondisi sunya, saat sepenuhnya sunya, Anda mampu membuktikan timbulnya drsta ( pemahaman seketika ). Tanpa sunya, apabila seharian penuh pikiran Anda mengembara, maka tidaklah mungkin untuk manunggal dengan semesta atau manunggal dengan yidam. Apabila pikiran Anda dipenuhi kekotoran, bagaimanapun Anda bersadhana tidak akan bermanfaat, kecuali Anda telah termurnikan, tiada lagi pikiran sesat. Oleh karena itulah Guru Padmasambhava mengajarkan: Tidak merenung, tidak memikirkan, tidak mengamati, tidak mencari dan tidak mendambakan. Ini semua hanya bisa diterapkan dan direalisasikan oleh diri sendiri.
Selain itu adalah ‘langsung melampaui’, saat Anda telah sepenuhnya memotong atau menghentikan, manifestasi saat itu, alamiah dan spontan, itulah ‘langsung melampaui’, sangat alamiah dan spontan, Spontanitas Agung dapat dikatakan sama dengan permainan abhijna. Sadhana Dzogchen merupakan sadhana yang sangat agung, ada istilah sunya internal, sunya internal berarti Anda telah memotong segalanya, inilah trekcho, kemudian seketika langsung melampaui.
Apa itu sunya eksternal? Yaitu saat seluruh kesadaran Anda berada di angkasa. Oleh karena itulah dalam penekunan Sadhana Dzogchen, dalam hal lingkungan, Anda diajarkan untuk pergi ke gunung tinggi, sebuah dataran di atas gunung, di bawah angkasa biru tanpa awan, mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran Anda sepenuhnya menghadap angkasa biru tanpa awan, kemudian menyingkirkan segala pikiran sesat, saat itulah Anda kemudian bermeditasi, maka sunya eksternal dan sunya internal manunggal, menjadi Kesempurnaan Agung, keberhasilan dalam kehidupan saat ini juga, demikianlah metode dalam Nyingmapa, luar dan dalam sunya, dalam seketika melebur dengan alam semesta.
Bhavana bukan berteori belaka, sadhana pemurnian bukanlah ngobrol seharian penuh, membicarakan teori, kemudian berdebat, sampai akhirnya kedua belah pihak berkelahi, demikianlah kebanyakan perdebatan hanya berakhir dengan keluarnya makian. Bahkan juga berkelahi, atau seperti raja tinju, menggigit telinga lawan. Ini semua hanya demi memperoleh kemenangan, inilah akibat memperdebatkan atribut. Apabila Anda benar-benar mampu melebur dalam sunya, sunya internal mengkonfirmasi sunya eksternal, sunya eksternal dibawa masuk ke dalam, bermanifestasi menjadi sunya internal, pada akhirnya tiada lagi rintangan internal maupun ekstenal, maka tercapailah keberhasilan.
Om Mani Padme Hum.