421 - Empat Kekeliruan Sebelum Pencerahan (1)

Kita mengulas empat kekeliruan sebelum Pencerahan, makna dari tema ini adalah empat macam kekeliruan yang bisa terjadi saat Anda berupaya memahami Buddhata.

Kebanyakan orang sangat mudah melanggar empat macam kekeliruan ini . Kekeliruan pertama adalah menyatakan bahwa tingkatan Buddha sangatlah tinggi dan manusia sangat rendah. Dalam penekunan tantra maupun Buddhisme pada umumnya, kita tidak boleh memiliki pemikiran semacam ini, seakan-akan Buddha sangat jauh, sangat tinggi, tingkatan-Nya terlampau tinggi, kita tidak akan sanggup menjangkaunya, selamanya manusia adalah manusia, tidak akan bisa menjadi Buddha, Buddha terpisah sangat jauh, kebanyakan orang mempunyai pemikiran demikian, begitu mendengar hendak menekuni Buddhisme: “Aduh! Buddha terlampau jauh, Ia terlampau suci, tidak mungkin!” , dikarenakan dia memiliki pemikiran semacam ini, maka tekadnya dalam mendalami Buddhisme sangat mudah luntur.
 
Tantrayana mengajarkan: “Buddha dan Aku manunggal”, bahkan terus terang menyatakan: “Aku adalah Buddha.”, bahkan terus terang menyatakan semua makhluk adalah Buddha. Oleh karena itu sangat banyak Acarya tantrayana yang memberikan Nama Dharma bagi siswa, misalnya: Buddha Chang-zhi, Buddha Chang-ren, Buddha Lian-bao, Buddha Lian-xu, Gelar Buddha langsung dituliskan, ini sungguh terjadi, Acarya tantrayana memberikan Nama Dharma bagi siswanya kemudian ditambahkan kata ‘Buddha’, maksudnya adalah: “Anda adalah Buddha.”. Saat itu Buddha dan Aku sangat dekat, sangat intim, tidak boleh ada jarak. Apabila Anda sering berpikiran: “Aduh! Buddha terlampau jauh, Ia berada di Buddha-ksetra, berada di tingkatan tertinggi di surga triloka, berada di loka tanpa batas.”, Anda sama sekali tidak dapat membayangkan tingkatan Buddha, dengan demikian selamanya Anda akan sukar mencapai keberhasilan. Oleh karena itu dalam empat kekeliruan sebelum Pencerahan, yang pertama adalah pernyataan bahwa jarak antara Buddha dengan kita terlampau jauh, ini merupakan sebuah kekeliruan.

Demikian halnya dengan sekte Dhyana, dahulu saya pernah menceritakan sebuah kisah dalam sekte Dhyana, ada seorang Bhiksu Dhyana yang berupaya mengajari siswanya supaya Tercerahkan, maka ia memanggil asistennya: “Wahai Buddha!”, asistennya mendengarnya, namun sang asisten tidak merasa ia sedang dipanggil, sehingga ia terus melakukan aktivitasnya sendiri. Sang bhiksu memanggil lagi: “Wahai Buddha!”, asisten itu menoleh dan mengatakan: “Guru, Anda memanggil siapa?”, Sang bhiksu menjawab: “Memanggil Anda!”, dia menjawab: “Anda salah panggil, saya bukan Buddha, saya adalah Bi-zhen, saya bukan Buddha.” Ini karena siswa tersebut belum matang, saat ia belum matang, ia memisahkan antara diri sendiri dengan Buddha, sesungguhnya Anda sendiri adalah Buddha, untuk merangsang Pencerahan Anda, untuk merangsang supaya Anda dapat menyadari Buddhata, maka Anda langsung dipanggil sebagai Buddha.

Oleh karena itu tantrayana menyatakan yogi adalah Buddha, merupakan seseorang yang manunggal. Saat Sakyamuni Buddha mencapai keberhasilan, Ia juga tidak pernah merasa diri-Nya berada di tingkatan yang sangat tinggi, yang tertinggi, ia hanya merasa diri-Nya adalah Seorang Manusia Sempurna, yaitu manusia yang telah Sadar, Buddha adalah Yang Sadar, Anda adalah seorang yang Sadar, Anda adalah Buddha. Oleh karena itu jangan membayangkan Buddha terlampau jauh dan tak terjangkau, asalkan Anda Sadar, maka Anda adalah Buddha.

Kekeliruan kedua sebelum Pencerahan adalah sifat yang berbeda dengan Buddha, kita manusia memiliki sifat manusia, sedangkan Buddha adalah Sifat Buddha, kita mengatakan Buddha memiliki Sifat Buddha, manusia memiliki sifat manusia. Ada yang berpikiran: “Sifat kita manusia berbeda dengan Buddha, Sifat Buddha adalah Bodhi Sempurna, sedangkan kita manusia memiliki banyak sifat yang bereda-beda, sifat ini sangat jauh dengan Sifat Buddha, sangat berbeda.” , ini merupakan kekeliruan kedua di antara empat macam kekeliruan sebelum Pencerahan. Menurut ajaran tantra, sifat manusia adalah Sifat Buddha, sesungguhnya sifat Anda sendiri adalah Sifat Buddha, hanya saja rintangan atau tutup Anda itu belum terbuka, begitu terbuka, maka Anda akan menjumpai Sifat Buddha diri sendiri, saat belum terbuka, maka Sifat Buddha Anda masih ditutupi, hanya demikian perbedaanya, Anda hanya sedang teperdaya, sesungguhnya jika kebingungan ini ditransformasikan menjadi pemahaman jelas, maka Anda akan menyaksikan Sifat Buddha Anda sendiri. Oleh karena itu sifat manusia adalah Sifat Buddha, sama sekali tiada berbeda. Yang menyatakan Sifat Buddha dan sifat manusia adalah berbeda, berarti tergolong dalam kekeliruan kedua di antara empat macam kekeliruan sebelum Pencerahan.

Kekeliruan yang ketiga adalah menyatakan selamanya tidak mungkin menjadi Buddha, ia menyatakan: “Untuk apa Anda menekuni Buddhisme? Toh Anda selamanya tidak mungkin menjadi Buddha!”, ada banyak sadhaka yang akhirnya menjumpai bahwa Buddha Dharma terlampau mendalam, merasa sangat sukar mencapai keberhasilan, pemikiran semacam ini juga merupakan kekeliruan, tidak boleh ada pemikiran semacam ini, ini tergolong dalam kekeliruan ketiga dalam tahap Pencerahan. Banyak orang merasa sangat sukar untuk mencapai Pencerahan dan Menjumpai Buddhata, dikarenakan bakatnya sangat kurang, kebijaksanaanya sangat kurang, sangat dungu. Saya sendiri juga merasa diri sendiri sebagai sadhaka tingkat rendah, sungguh dungu, ada kalanya melakukan kesalahan, ada kalanya apa yang Mahaguru lakukan juga tidak selalu benar, ada kalanya juga tertipu oleh siswa, siswa menipu Guru, ada kalanya saya sangat bodoh, diperdayai, namun saya tidak boleh berpikiran bahwa saya tidak dapat Tercerahkan dan Menjumpai Buddhata.

Pengulasan hari ini sampai di sini dahulu.

Om Mani Padme Hum.

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。