426 - Sad-prayoga (2)

Kita mengulas Sad-prayoga (Enam Sadhana Pendahuluan), yaitu mahanamaskara, mahapujana, Catur-sarana, Mantra Sataksara, Sadhana Guru-yoga, dan Cheda Sadhana atau Sadhana Persembahan Tubuh, inilah Sad-prayoga.

Hari ini kita mengulas Catur-sarana, yaitu prayoga yang ketiga dalam Sad-prayoga, dalam Catur-sarana terdapat Mantra Catur-sarana, “Namo Gu-lu-bei. Namo Bu-da-ye. Namo Da-mo-ye. Namo Seng-jia-ye.”, artinya adalah berlindung kepada Vajracarya, berlindung kepada Buddha, berlindung kepada Dharma dan berlindung kepada Sangha, inilah Catur-sarana. Saat kita menjapa mantra ini juga perlu melakukan visualisasi, yaitu memvisualisasikan Mulacarya, memvisualisasikan Buddha, memvisualisasikan semua sutra dan memvisualisasikan semua Sangha Suciwan, kemudian memvisualisasikan semua (Catur-ratna) memancarkan cahaya adhistana, barulah menjapa Mantra Catur-sarana.

Pada umunya penjapaan Mantra Catur-sarana harus genap seratus ribu kali, bahkan sampai jutaan kali, semakin banyak semakin baik, apa artinya? Yaitu setiap saat mengenang dan berlindung kepada Vajracarya dan Tri-ratna: Buddha, Dharma, Sangha, inilah Catur-sarana, setiap saat mengingatkan diri sendiri bahwa Anda adalah siswa Buddha, Anda adalah siswa Vajrayana, ini merupakan metode untuk mengokohkan sradha (keyakinan), mengokohkan perlindungan, memiliki fungsi pengokohan. Oleh karena itulah penekunan prayoga mengokohkan fondasi Anda, mahanamaskara adalah menaklukkan keangkuhan diri, mahapujana menambah berkah dan shambara (bekal hidup bersadhana) bagi diri sendiri, Catur-sarana mengokohkan perlindungan, berlindung kepada Mulacarya, Buddha, Dharma dan Sangha. 

Anda tidak dapat melafal “Namo Gu-lu-bei” namun dalam hati sangat marah kepada Mulacarya sendiri, begitu teringat langsung emosi, hanya karena Ia tidak memenuhi permintaan Anda, sehingga Anda menjadi sangat marah. Tapi Anda masih melafal “Namo Gu-lu-bei”, padahal Anda bersarana kepada Vajracarya, setiap hari melafal “Namo Gu-lu-bei”, namun setiap hari membenci Mulacarya, ini berarti bibir dan hati tidak selaras. Anda melafal “Namo Gu-lu-bei” supaya Anda berlindung kepada Vajracarya, Buddha, Dharma dan Sangha, jangan malah suatu ketika nanti saat melihat rupang Buddha, timbul rasa muak, tapi Anda masih melafal “Namo Bu-da-ye.”, Anda masih melafalnya setiap hari. Oleh karena itulah saat melafal Mantra Catur-sarana, Anda perlu merenungkan maknanya, mengokohkan batin sendiri, bersarana kepada Vajracarya, Buddha, Dharma dan Sangha, yang terutama adalah untuk pengokohan.
 
Selanjutnya adalah prayoga yang keempat, yaitu Mantra Sataksara, saya telah mengatakan bahwa Mantra Sataksara setara dengan Prajnaparamitahrdaya Sutra yang populer dalam Buddhisme Tiongkok, yaitu mengulas sunya, aku sunya, Dharma sunya, insan sunya, segalanya sunya. Makna dari pelafalan Mantra Sataksara adalah mentransformasikan semua rintangan karma menjadi sunya. Mantra Sataksara juga perlu dilafalkan genap seratus ribu kali, jutaan kali, semakin banyak semakin baik, dengan demikian Anda dapat mencapai kontak batin dalam penekunan sadhana, Anda akan memperoleh yukta. Saat menjapa Mantra Sataksara, Anda meleburkan semua rintangan karma Anda ke dalam Mantra Sataksara, meleburkan batin Anda dalam Mantra Sataksara, kemudian mentransformasikannya menjadi Kesunyataan, dengan demikian nampaklah Buddhata semesta, semua rintangan karma semenjak kehidupan lampau yang tak terhingga berubah menjadi sunya, aku sunya, Dharma sunya, aku dan Dharmadhatu sunya. Yang terutama dalam Mantra Sataksara adalah Anda perlu bertobat, untuk mengikis rintangan karma Anda sendiri, inilah prayoga yang keempat.
 
Kemudian adalah Guru-yoga, untuk apa menekuni Sadhana Guru-yoga? Kita mengetahui Trimula dalam Tantrayana: Mulacarya, Mula Yidam dan Mula Dharmapala. Mulacarya adalah mula adhistana, memohon Mulacarya mengadhistana Anda, mengadhistana mengikis rintangan karma, menumbuhkan berkah dan Prajna. Sebab Guru bagaikan sebuah pelita yang menuntun Anda, jalan yang Anda tempuh adalah jalan yang pernah Ia tempuh, yaitu jalan bhavana yang Ia tempuh mulai dari awam hingga menjadi Mula Vajracarya, Ia adalah pelita di depan langkah Anda, merupakan cahaya penuntun, Anda memohon supaya sinar-Nya menerangi Anda, mengadhistana Anda, supaya jalan bhavana yang Anda tempuh menjadi lancar, inilah makna di dalamnya, oleh karena itu Guru-yoga adalah mula adhistana (penguatan / pemberkatan). Saat Anda telah beryukta dengan Guru, maka Mulacarya akan hadir. Setelah Anda beryukta dalam Sadhana Catur-prayoga, maka Vajrasattva akan hadir, cahaya terang akan hadir, akan muncul pertanda manggala (mujur / baik). 
 
Selain itu, prayoga yang terakhir dalam Sad-prayoga adalah Cheda Sadhana yang sesungguhnya merupakan visualisasi anatman (Tanpa Aku), setelah ego ditransformasikan menjadi sunya, itulah anatman. Kita sering mengatakan, Anda harus memotong habis klesa (kerisauan batin penyebab penderitaan) Anda, Anda harus anatman, sebab ego merupakan akar dari klesa. Saat Anda merealisasi anatman, maka klesa akan murni sepenuhnya. Semua kerisauan yang ada saat ini adalah karena adanya ego, apabila ego telah tiada, maka itu semua merupakan kerisauan orang lain, sama sekali bukan kerisauan Anda, sebab semua kerisauan Anda telah termurnikan, Cheda Sadhana adalah visualisasi perenungan anatman. Oleh karena itu kita sering melakukan sebuah visualisasi, rambut dan kulit Anda berubah menjadi sebuah kanopi ratna, kedua telinga Anda menjadi panji Buddha, kedua mata Anda menjadi batuan mulia yang menghiasi kanopi, menjadi ‘diamond’ yang dipasang pada kanopi, hidung Anda berubah menjadi ratna mutu manikam, sepertinya batu agate lebih mirip bentuknya, dipasang di permukaan kanopi, gigi berubah menjadi untaian mutiara, untaian mutiara seperti yang dikenakan Avalokitesvara Bodhisattva, baik sekali, semua telah ada. Kemudian, tubuh Anda berubah menjadi elemen bumi, air, api dan angin, inilah dasar dari Cheda Sadhana.

Cheda Sadhana sendiri mentransformasikan tubuh Anda menjadi angkasa, Anda mentransformasikan tubuh jasmani Anda menjadi pujana bagi Buddha Bodhisattva. Karena Anda telah rela mempersembahkan tubuh, hal apa lagi yang Anda risaukan? Inilah makna utama dari Cheda Sadhana, sebenarnya di dalam sadhana ini masih ada yang lebih luhur dan mendalam, Anda harus mampu mengaplikasikan ini semua, mengapa? Saat Anda mampu mempraktikkannya, berarti sekujur tubuh Anda, secara sepenuhnya Anda meneladani Buddha, inilah Cheda Sadhana. Tubuh dan batin Anda sepenuhnya dipersembahkan kepada Buddha Bodhisattva, inilah yang disebut sebagai Cheda Sadhana.

Om Mani Padme Hum.

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。