443 - Gatha Termasyhur dari Guru Padmasambhava (3)
Kita mengulas sabda Guru Padmasambhava. Kalimat pertama-Nya adalah ‘Prajna sebagai ayah.’, kalimat ini telah kita ulas, kalimat ini sangat mendalam, untuk memahami Anuttaraprajna (Kebijaksanaan Agung Tertinggi) dibutuhkan pemahaman mendalam dan luas.
Saya berikan sebuah contoh, seorang yang memiliki tekad berbhavana, ia mengamati dunia ini, dan menyadari bahwa nama dan kedudukan hanya bersifat sementara. Anda juga dapat mengamati, dan menyadari bahwa asmara juga merupakan kesementaraan. Demikian pula dengan putra dan putri, juga merupakan fenomena kesementaraan. Dalam hal harta kekayaan, kemakmuran duniawi hanyalah sebuah mimpi, segalanya bagai ilusi.
Setelah sadhaka memahami segala sesuatu yang berkondisi tidaklah kekal, ia bertekad untuk menyucikan diri dan meraih vimoksa (pembebasan dari tumimbal lahir), maka ia bertapa di pedalaman gunung. Dapat dikatakan, ini merupakan Pratyaveksanajnana (Kebijaksanaan Luhur Melalui Kontemplasi). Nama, keuntungan dan kedudukan, semua hanyalah ilusi, rumah tangga dan anak juga hanya ilusi, ini merupakan Pencerahan Prajna Tertinggi, sangat istimewa, sebagian orang memiliki cara pandangan demikian. Ada juga cara pandang lain yang juga merupakan Prajna, yaitu, Anda telah memahami kefanaan dunia, Anda memutuskan untuk menempuh jalan bhavana, meninggalkan keduniawian, pergi bertapa di pedalaman, berusaha sendiri untuk mengatasi kelahiran dan kematian, manfaat apakah yang diberikan kepada dunia oleh cara hidup yang demikian? Apa gunanya melahirkan Anda? Apa gunanya kehidupan Anda? Apa gunanya keberadaan Anda? Setelah direnungkan, memang tidak berguna, Anda berusaha mengatasi kelahiran dan kematian diri sendiri, Anda mencapainya sendiri, maka apakah manfaat Anda bagi semesta ini? Tidak ada manfaat sedikit pun, oleh karena itu apa gunanya melahirkan Anda? Apa gunanya Anda hidup? Apa gunanya manusia seperti Anda? Ini merupakan kalimat yang mengandung Prajna.
Dahulu dalam penekunan bhavana, saya merasa kehidupan bertapa, menjalani hidup suci merupakan hal yang paling bermakna. Setelah direnungkan, ternyata memang benar, oleh karena itu Anda menjalani kehidupan suci , memantapkan tekad untuk mencapai vimoksa. Namun ada orang yang berkomentar: Anda ini XX, kehidupan orang semacam Anda ini sama sekali tidak bermanfaat! Coba renungkan, apakah manfaat yang Anda berikan bagi masyarakat dan bagi dunia ini? mulai muncul pemikiran bijaksana pada sisi yang berbeda.
Jadi, bagaimana? Keduanya nampak kontradiksi. Kalimat dari Guru Padmasambhava: “Prajna sebagai ayah.”, Anda harus mengaplikasikan Anuttaraprajna. Kemudian, muncul kalimat kedua: “Maitrikaruna sebagai ibu.”, setelah Anda Tercerahkan, Anda perlu membagikan metode Pencerahan kepada dunia saha. Anda masih perlu menyiarkan Buddhadharma kepada semua makhluk, Anda memerlukan metode maitrikaruna untuk menolong insan dan menuntun semua makhluk, tidak hanya menyiarkan Buddhadharma, namun juga perlu mengembangkan maitri tak terhingga, karuna tak terhingga, mudita tak terhingga dan upeksa tak terhingga, sadhaka menjadikannya sebagai ikrar, maitri, karuna, mudita dan upeksa, inilah makna dari “Maitrikaruna sebagai ibu.”
Oleh karena itu tidak cukup hanya menekuni bhavana sendiri, Anda perlu mengaplikasikan bhavana Anda untuk dunia saha, perlu mengembangkan maitrikarunacitta (Tekad praktik kewelasan), dengan demikian barulah sempurna. Oleh karena itulah Guru Padmasambhava mengatakan, yang pertama adalah mengutamakan Prajna, kemudian yang kedua adalah kita memerlukan maitrikaruna. Kita semua yang berbhavana adalah Tantrika, Anda tidak boleh memikirkan diri sendiri dan mengesampingkan insan lain, ini berarti tidak memiliki maitrikaruna, tidak boleh demikian. Apakah baik jika sepenuhnya mengejar lokuttara (hal yang melampaui duniawi)? Tentu saja itu merupakan Anuttaraprajna, namun Anda juga memerlukan Prajna dalam hal lokiya (segala hal yang berhubungan dengan dunia) , oleh karena itu perlu mengembangkan maitrikaruna. Apabila Anda adalah seorang dokter, Anda menguasai metode penyembuhan, maka manfaatkanlah untuk menolong semua insan, ini juga merupakan bhavana.
Apabila di dalam anggota Sangha ada seorang dokter, maka ia juga dapat menolong semua anggota Sangha, dapat menolong para insan melalui ilmu pengobatan. Ini juga maitrikaruna, ini juga merupakan bhavana. Oleh karena itu kita tidak boleh mengecam orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan lokiya (dunia), namun juga tidak boleh mengecam orang yang berusaha meraih lokuttara, semua merupakan Anuttaraprajna, sebab Anuttaraprajna adalah sempurna dalam lokiya dan lokuttara. Dapat dikatakan, Anda menekuni bhavana, namun Anda terjun dalam dunia dengan tekad maitrikaruna, ini juga bentuk kesempurnaan, inilah Anuttaraprajna. Anda perlu menyesuaikan batin, sebab terlampau eksterm dalam lokiya maupun lokuttara juga tidak benar, perlu diatur, supaya mencapai keselarasan, inilah Anuttaraprajna.
Oleh karena itulah kalimat kedua yang diutarakan oleh Guru Padmasambhava adalah: “Maitrikaruna sebagai ibu.”, inilah yang sempurna. Ucapan Guru Padmasambhava tidak menyimpang pada satu ekstrem, dalam Prajna perlu ada maitrikaruna. Tanpa maitrikaruna, Prajna Anda menjadi Prajna pribadi. Anda memerlukan Prajna yang mengasihi segenap insan, yang bermanfaat bagi masyarakat.
Om Mani Padme Hum.