444 - Gatha Termasyhur dari Guru Padmasambhava (4)
Kita lanjutkan ulasan sabda Guru Padmasambhava, kalimat yang ketiga adalah: “Anutpada-anirodha (tak lahir dan tak mati / tidak tercipta dan tidak sirna)
sebagai negeri.”
“Tak lahir dan tak mati” sangat sukar diuraikan, namun sadhaka akan memahaminya saat ia mencapai tingkatan tersebut. Ini merupakan kalimat Pencerahan Agung, di dalamnya terkandung filosofi yang sangat mendalam. Kita lihat dunia saha ini, di masa lampau, para insan mengalami kelahiran dan kematian, apakah ada yang tak lahir dan tak mati?
Namun saat Anda melangkah ke tingkatan yang lebih tinggi, akan terlihat bahwa kelahiran dan kematian para insan adalah setara, dahulu saya pernah mengatakan, kelahiran adalah awal dari kematian, kematian juga merupakan awal dari kelahiran yang baru. Dengan kata lain, di saat Anda lahir, itu hanya merupakan sebuah proses di mana unsur kehidupan Anda memasuki sebuah ‘rumah’, di saat meninggal dunia, maka Anda meninggalkan ‘rumah’ tersebut, untuk kemudian berpindah ‘rumah’yang baru. Oleh karena itu, lahir dan mati adalah setara, saya pernah katakan, dalam pandangan saya, semua makhluk di dunia ini adalah ‘orang dahulu’, bukan hanya orang dahulu, kita semua dapat disebut sebagai ‘barang antik.’. Anda nampak baru secara lahiriah, namun di dalamnya bersifat kuno. Anda telah bertumimbal lahir berulangkali, terus bertumimbal lahir di enam alam samsara, Anda bertransformasi dalam tiap kelahiran. Setelah mengamati masa lampau, Wah! Ternyata semua adalah barang antik, semua sangat bernilai, sesungguhnya tiap insan adalah barang antik. Setelah mengamati masa lampau, ternyata Anda pernah hidup di Jepang, mungkin juga Anda pernah menjadi kaisar di Jepang. Ini semua adalah proses tumimbal lahir, Anda pernah terlahir di masa lampau, semua berada dalam samsara.
Saya mengatakan, lahir dan mati setara, Guru Padma mengatakan: ‘Anutpada anirodha.’, berarti Ia telah mencapai Pencerahan Agung. Lahir dan mati hanyalah sebuah fenomena sesaat, kelahiran hanyalah sebuah fenomena sesaat, kematian juga merupakan fenomena sesaat. Di masa lampau, kehidupan baru Anda belum muncul, setelah kematian, kehidupan ini juga sirna, ini hanya secara lahiriah, sesungguhnya sama sekali tiada lahir dan mati. Pada dasarnya tiada lahir dan mati, 53 tahun yang lalu, sama sekali tiada Lu Shengyan, beberapa tahun nanti, juga tidak ada Lu Shengyan, sudah tidak ada, ini juga merupakan satu cara untuk menjelaskan tak lahir dan tak mati, hanya merupakan ilusi dan manifestasi sesaat.
Ada yang mengatakan bahwa fenomena ini bagaikan bulan di angkasa, sinarnya memantul ke permukaan aliran sungai, sehingga di permukaan aliran sungai juga terdapat bulan, begitu bulan telah sirna, maka bulan di sungai juga sirna. Oleh karena itu kehidupan manusia bagaikan ilusi, di saat ilusi itu bermanifestasi, bagaikan rembulan di permukaan danau, ini juga salah satu cara untuk menjelaskan tak lahir dan tak mati.
Setelah Anda mengamati kehidupan ini dengan jelas, sungguh anutpada anirodha, tiada lahir dan tiada mati. Orang yang mencapai Pencerahan Agung, ia memiliki Buddhata, ia memiliki nirmanakaya di dunia ini. Seperti Mahaguru, Buddhatanya adalah Amitabha Buddha, kali ini menitis sebagai Lu Shengyan. Dia juga pernah menitis di masa lampau, menjadi Guru Padmasambhava, Guru Padmasambhava juga merupakan nirmanakaya Amitabha Buddha, Dia adalah tubuh Amitabha Buddha, pikiran Shakyamuni Buddha dan ucapan Avalokitesvara Bodhisattva, Guru Padmasambhava juga merupakan nirmanakaya dari Amitabha Buddha atau Amitayus. Sungguh menakjubkan, Sariputra juga merupakan nirmanakaya dari Amitabha Buddha, dua siswa utama di sisi Shakyamuni Buddha, Maudgalyayana merupakan nirmanakaya dari Bhaisajyaguru Tathagata, sedangkan Sariputra adalah nirmanakaya Amitabha Buddha, dalam Amitabha Sutra, Shakyamuni Buddha membabarkan perihal Amitabha Buddha kepada Sariputra, ada nidana di antara ketiganya.
Masih sangat banyak lagi nirmanakaya Amitabha Buddha, tak terhitung banyaknya, Amitabha Buddha terus mengadhistana nirmanakaya-Nya, yaitu para insan di dunia saha. Kita bertanya: “Apakah Amitabha Buddha lahir dan mati?”, tentu saja tidak. Dia adalah Amitayus, usia tanpa batas, tiada lahir dan tiada mati. Lebih lanjut, mohon tanya: “Apakah nirmanakaya-Nya lahir dan mati?” Tentu saja juga tiada lahir dan tiada mati, hanya emanasi sinar-Nya memancar sejenak di dunia saha ini, kemudian Ia menyerapnya kembali, mana ada kelahiran dan kematian? Tiada lahir dan tiada mati.
“Anutpada-anirodha sebagai negeri.” Diucapkan oleh Guru Padmasambhava, mengandung makna yang sangat mendalam dan sangat luas, para insan teperdaya oleh ilusi, mengira manusia mengalami kelahiran dan kematian, kebenaran yang sesungguhnya adalah tiada lahir dan tiada mati, tak lahir dan tak mati. Amitayus Buddha memancarkan seutas sinar, kemudian menyerapnya kembali, apa yang lahir dan mati? Tidak ada. Oleh karena itu Lu Shengyan juga tiada lahir dan tiada mati, tak lahir dan tak mati. Di saat Amitabha Buddha menyerap kembali sinar-Nya, maka dia akan pergi.
Guru Padmasambhava merupakan nirmanakaya dari Amitabha Buddha, Sariputra merupakan nirmanakaya dari Amitabha Buddha, Lu Shengyan merupakan nirmanakaya dari Amitabha Buddha, semua adalah nirmanakaya, dalam setiap kehidupan senantiasa menuntun para insan, semua adalah nirmanakaya tiada lahir dan tiada mati, di saat Anda telah memahami hal ini, maka Anda akan memahami makna dari ucapan Guru Padmasambhava, anutpada-anirodha sebagai negeri. Jelas-jelas ada kelahiran dan ada kematian, kenapa dikatakan tak lahir dan tak mati? Hanya sebuah transformasi, berganti rumah, apabila Anda memahaminya, Anda tidak akan gentar terhadap kelahiran dan kematian.
Om Mani Padme Hum.