446 - Gatha Termasyhur dari Guru Padmasambhava (6)
Kita lanjutkan pengulasan gatha Guru Padmasambhava:
Prajna sebagai ayah,
Maitrikaruna sebagai ibu,
Anutpada-anirodha sebagai negeri,
Terang luar dan dalam sebagai batin,
Ketidakmelekatan sebagai Dharmahara,
Penaklukkan sebagai Dharmasana.
Membahas perihal “Ketidakmelekatan sebagai Dharmahara (Makanan Dharma).”, ketidakmelekatan adalah tingkatan tertinggi dalam bhavana, dalam Vajracchedika Sutra juga dijelaskan, pada tingkatan yang tertinggi, bahkan Dharma pun tidak dilekati, melebur dalam Kesunyataan. Dalam Hrdaya Sutra juga tertulis, “Tiada beban.”, tiada beban dalam pikiran, “Tiada beban.” ini tidaklah mudah, inilah ketidakmelekatan yang dikatakan oleh Guru Padmasambhava. Saat tidak melekat, maka tidak akan ada beban dalam pikiran Anda. Coba Anda renungkan, adakah beban dalam pikiran Anda? Sebagian orang memiliki beban dalam pikirannya, seperti beban emosi, menderita karena tidak sanggup melepaskan diri dari ikatan emosi. Menjadikan putra dan putri sebagai beban pikiran, juga dapat merisaukan dan menyengsarakan Anda. Saat Anda terbebani oleh persoalan karier, Anda juga akan merasa risau dan sengsara. Menjadikan persoalan relasi sebagai beban, juga dapat menyengsarakan diri sendiri. Semua beban pikiran dapat menghasilkan kerisauan dan penderitaan.
Oleh karena itu, dalam sekte Dhyana ada satu kalimat, “Tidak mengenakan sehelai benang pun.”, artinya tiada beban dalam pikiran. Tidak mengenakan sehelai benang pun bukan berarti melepaskan pakaian dan celana dalam, bukan telanjang, maksudnya adalah tidak membebani pikiran Anda, tidak ada sehelai benang pun dalam pikiran Anda. Apabila Anda benar-benar tidak mengenakan sehelai benang pun, maka Terang Batin akan muncul, jika Anda membebani pikiran diri sendiri, maka akan timbul delusi dan pikiran keliru, ini diungkapkan dengan sangat jelas dalam Hrdaya Sutra. Bhavana benar-benar memperoleh asupan makanan dari ketidakmelekatan. Di usia dini, Guru Padmasambhava sudah mampu mengucapkan gatha tersebut, Beliau telah mengungkapkan gatha Dharma dengan sangat jelas.
Tidaklah mudah untuk menyingkirkan kemelekatan, orang sering mengatakan: “Apa pun masih bisa diusahakan, tapi mau ditaruh di mana mukaku ini?”, hari ini kita bahas persoalan ‘muka’ , sekarang banyak orang membahas persoalan ‘muka’, di sinilah letak persoalannya. Ada juga yang mengatakan persoalan reputasi, “Reputasi saya jatuh.”, tanpa kulit dan rambut, reputasi melekat di mana? Kelak kulit tubuh Anda juga akan sirna, demikian juga dengan rambut Anda, maka di manakah reputasi Anda akan melekat? Di manakah letak persoalan reputasi? Dulu saya menulis buku, “Penembusan Tak Berwujud.” Saya mengatakan, “Apa itu reputasi? Silakan jika orang ingin menulisnya terbalik.”, merupakan suatu hal yang sangat tidak baik jika orang lain menulis nama Anda dengan terbalik, sedangkan saya tidak peduli, sekali pun diinjak-injak orang, saya singkirkan persoalan ‘muka’ , saya kesampingkan persoalan reputasi.
Kekacauan di dunia ini disebabkan oleh persoalan reputasi, terus bertikai demi sebuah ‘nama’, mana yang benar, mana yang tidak, harus bagaimana, persoalan reputasi menciptakan kekacauan dan peperangan di dunia. Apakah demi sebuah ‘nama’, dapat membuat dunia tenteram? Atau justru karena reputasi? Peperangan antar negara tetap seputar benar dan tidak, masih tetap karena persoalan ‘nama’, masih tetap demi ‘muka’. Kunci segala persoalan telah diungkapkan oleh Guru Padmasambhava dalam satu kalimat ini: “Ketidakmelekatan sebagai Dharmahara.”, apabila Anda tidak melekat, maka segalanya akan tenteram. Apabila sadhaka ingin menampakkan Terang, maka janganlah melekat.
“Penaklukkan sebagai Dharmasana.”, dalam proses bhavana, apa yang harus ditaklukkan? Taklukkan ‘muka’ Anda, taklukkan reputasi Anda, taklukkan ‘nama’ Anda, taklukkan keuntungan pribadi, taklukkan emosi diri, kemelekatan terhadap keluarga, putra dan putri, taklukkan semuanya, hingga mampu melampaui semua itu, mengenalinya dengan jelas, saat itu akan tercipta sebuah Dharmasana yang menopang Anda, dengan demikian Anda dapat terlahir di Buddhaksetraparisuddhi, sebab Anda dapat pergi dengan rela. Jika tidak, Anda tidak sanggup melampaui itu semua, selamanya Anda terikat olehnya, saat Anda berusaha untuk terbang, ternyata kaki Anda terikat oleh tali, saat Anda menelusuri tali tersebut, ternyata putra dan putri, keluarga, jalinan emosi, dan karier yang mengikat Anda.
Anda memerlukan Dharmasana, penaklukkan sebagai Dharmasana, diri sendiri yang harus ditaklukkan, menaklukkan keserakahan, kebencian, kebodohan dan keangkuhan diri. Penaklukkan bukan menaklukkan orang lain, saat membaca “Penaklukkan sebagai Dharmasana.”, semua salah sangka, Manjusri Bodhisattva juga menaklukkan seekor singa, kemudian Dia duduk di atas singa tersebut, menaklukkan singa menjadi Dharmasana. Samantabhadra Bodhisattva mengatakan: “Baiklah, Anda menaklukkan singa, maka aku akan menaklukkan gajah.”, akhirnya Samantabhadra Bodhisattva duduk di atas gajah, menjadi Dharmasana, yang demikian merupakan penjelasan ngawur, mengira Manjusri menaklukkan seekor singa, Samantabhadra menaklukkan seekor gajah, Ganesha menaklukkan seekor tikus sebagai Dharmasana, penaklukkan bukan seperti itu, melainkan menaklukkan keserakahan, kebencian, kebodohan dan keangkuhan diri sendiri, menjadikannya sebagai Dharmasana Anda, saat semua telah ditransformasikan, semua menjadi Dharmasana untuk terlahir di Buddhaksetra, demikianlah yang sebenarnya.
Gatha Guru Padmasambhava telah mengungkapkan samyaksmrti (perhatian benar) yang harus dimiliki oleh seorang sadhaka, ini adalah perhatian benar, gatha ini sangat termasyhur, ini merupakan gatha samyaksmrti.
Om Mani Padme Hum.