447 - Asta Asadharanasiddhi Guru Padmasambhava (1)
Kita mengulas Asta Asadharanasiddhi. Apa yang disebut dengan Asta Asadharanasiddhi? Setelah Guru Padmasambhava mencapai keberhasilan, dalam Tantrayana ada Asta Sadharanasiddhi dan Asta Asadharanasiddhi, yang sedang kita bahas adalah Asta Asadharanasiddhi, yaitu delapan macam keberhasilan internal.
Saat Guru Padmasambhava mencapai keberhasilan, Vajrasattva turun dari angkasa untuk manunggal dengan-Nya, sehingga Beliau memperoleh delapan macam pencapaian internal. Yang dimaksud dengan Asta Asadharanasiddhi antara lain, Siddhi pertama adalah Mencerahi Batin, Siddhi yang kedua adalah Menyaksikan Buddhata, Siddhi yang ketiga adalah Svayambhu, Siddhi yang keempat adalah Anutpada, Siddhi yang kelima adalah Amara (Anirodha), Siddhi yang keenam adalah Dirghaayus, Siddhi yang ketujuh adalah Jalus, Siddhi yang kedelapan adalah Kebuddhaan, inilah Asta Asadharanasiddhi.
Di antara kedelapan macam Siddhi tersebut, ada yang pernah saya ulas, menurut saya, lebih baik yang pernah diulas tidak perlu diulang, namun jika demikian, berarti hampir semua sudah pernah diulas, oleh karena itu kita cukup mengulas intinya saja. Terlebih dahulu kita mengulas Siddhi pertama, yaitu Mencerahi Batin, apabila dijabarkan dengan lebih panjang, berarti memahami batin diri sendiri. Saya pernah mengungkapkan Gelar Vajra dari Gyalwa Karmapa ke-16, yaitu Vajra Yang Memahami Batin Sendiri, ruang lingkup gelar tersebut sangat luas, memahami batin diri sendiri, telah memahami segalanya dengan jelas.
Banyak orang tidak memahami diri sendiri, banyak siswa yang bertanya kepada Mahaguru: “Sebenarnya untuk apa saya lahir di dunia saha ini?”, dia tidak paham, sebab dia belum memahami batinnya sendiri, ingin mengetahui apa sebenarnya tujuannya di kehidupan kali ini. Sebagian orang menjalani hidup dengan asal-asalan, menurutnya hidup ini tidak bermakna, ini artinya tidak memahami batinnya sendiri. Apabila Anda memahami batin diri sendiri, maka Anda akan memahami dengan jelas berbagai pertalian di kehidupan lampau. Apabila Anda dapat memahami apa yang paling bermakna dan paling bernilai untuk dilakukan di kehidupan kali ini, dan arah kehidupan yang akan datang, berarti Anda telah memahami batin sendiri, berarti Anda adalah Rinpoche, Anda adalah Tulku, Anda adalah Khutughtu, atau Buddha Hidup, sebab Anda memahami kehidupan lampau, tujuan di kehidupan saat ini dan arah kehidupan mendatang, semuanya telah jelas, ini berarti memahami batin sendiri.
Saya memahami pertalian antara Amitabha Buddha di Sukhavatiloka, Manjusri Bodhisattva, dan Yamantaka, yang satu adalah Svabhavacakra, yang satu adalah Samyakdharmacakra, dan yang satunya adalah Sasanacakra, inilah ketiga cakra. Saya juga memahami Sariputra, memahami Guru Padmasambhava, memahami Tsongkhapa, memahami Kobo Daishi, semua telah dipahami dengan jelas, semuanya saling berhubungan. Anda tahu, Guru Padmasambhava adalah emanasi Amitabha Buddha, Tsongkhapa adalah emanasi Manjusri Bodhisattva, Sariputra berasal dari Amitabha Buddha, Anda harus memahami pertalian hubungan ini. Anda memahami masa lampau Anda, maka Anda akan mengetahui apa misi Anda di kehidupan saat ini, Anda akan mengetahui apa yang paling bernilai di kehidupan saat ini, berarti Anda memahami batin sendiri, bila tidak, Anda menjalani hidup dengan asal, tidak menjalani hidup dengan bahagia, menjalaninya dengan tanpa makna.
Dulu kita sering mengatakan Khutughtu sama bunyinya dengan hulihutu (asal-asalan), tidak demikian, Buddha Hidup di Mongolia disebut Khutughtu. Tulku adalah Buddha Hidup di wilayah lain, di Udiyana disebut sebagai Tulku, artinya juga Buddha Hidup, Rinpoche juga demikian. Sebagai titisan Buddha Hidup, harus memahami dengan jelas, kehidupan masa lampau dan saat ini , dia harus menulis surat wasiat, “Kelak saya akan terlahir di tempat tertentu, di depan rumahku ada sungai kecil, di danau tersebut ada berapa ekor bebek.” , Anda harus menulisnya dengan jelas, supaya kelak mereka bisa menemukan Anda.
Seperti pencarian Dalai Lama kali ini, dikatakan ada sebuah pohon, ada seekor kuda yang terikat pada pohon tersebut, dia menulisnya dengan jelas, kemudian mencarinya berpedoman pada surat wasiat tersebut, beberapa kilometer ke arah Timur, ada yang bermarga tertentu, kemudian dicari, semua itu perlu ditulis, kemudian surat wasiat digunakan sebagai pedoman untuk mencarinya. Menjadi seorang Buddha Hidup harus memahami batin sendiri, siapakah Anda di kehidupan lampau, apa yang paling bernilai di kehidupan saat ini, ke mana arah kehidupan mendatang, ini dapat dikatakan sebagai memahami batin, apabila Anda tidak memahami batin, Anda masih bertanya kepada saya, “Apa misi saya di kehidupan saat ini?” , “Jualan Mi Yangchun!”, menjawab bahwa Anda mempunyai misi untuk berjualan Mi Yangchun, banyak orang awam yang tidak mengetahui apa sebenarnya tujuan hidup mereka, dan di usia tua barulah mereka bertanya-tanya apa yang sebenarnya telah dilakukan di kehidupan saat ini, mereka masih tidak mengerti. Saya melihat salah satu tokoh sebuah film mengatakan: “Ah! Akhirnya saya paham!”, saat itu dia ada di dalam rumah sakit jiwa, setelah dia memahami beberapa hal, itu artinya dia sudah ‘lumayan’.
Vajra Yang Memahami Batin Sendiri, merupakan Gelar Vajra dari Gyalwa Karmapa ke-16. Kita yang menekuni Buddhisme juga harus memahami batin sendiri, jelas akan batin sendiri, tidak akan menjalani keseharian dengan bingung, terhadap berbagai hal, Anda harus menggunakkan kebijaksanaan pengamatan, lihatlah dengan sangat jelas. Bagaimana menyempurnakan suatu hal, semua bergantung pada kebijaksanaan pengamatan Anda, mengamati tiga kelahiran diri sendiri, bahkan banyak kelahiran, mengamati masa mendatang, selamanya berada dalam kondisi Tercerahkan, demikianlah memahami batin diri sendiri.
Om Mani Padme Hum.