448 - Asta Asadharanasiddhi Guru Padmasambhava (2)
Kita lanjutkan pengulasan Asta Asadharanasiddhi yang kedua dari Guru Padmasambhava, yaitu Menyaksikan Buddhata. Menyaksikan Buddhata berbeda dengan Mencerahi Batin, Menyaksikan Buddhata berarti menyaksikan Buddhata diri sendiri. Dulu seorang siswa menulis surat untuk Mahaguru, “Mahaguru, saya telah membaca Koran Zhenfo, tapi di situ saya tidak bisa menemukan tulisan perihal Menyaksikan Buddhata, semoga Mahaguru berkenan menulis lebih banyak mengenai Menyaksikan Buddhata. Selain itu, jangan lagi memuat artikel yang tidak ada unsur Menyaksikan Buddhata, hendaknya Koran Zhenfo hanya memuat artikel yang Menyaksikan Buddhata.”, ini adalah pemikiran pribadinya, sebuah usulan yang cukup baik, namun sesungguhnya ada satu persoalan, bagaimana mungkin seorang yang belum Menyaksikan Buddhata hendak menulis sebuah artikel mengenai Menyaksikan Buddhata?
Kita semua tahu bahwa Shakyamuni Buddha di bawah Pohon Bodhi menatap Bintang Terang di Timur, maksudnya adalah menyaksikan Buddhata diri sendiri, Beliau telah Tercerahkan dan menyaksikan Buddhata. Bukankah permintaan Anda adalah lelucon? Boleh saja jika Anda meminta Shakyamuni Buddha untuk menulisnya, sebab Beliau telah menyaksikan Buddhata, tentu saja Beliau mampu menuliskan artikel Menyaksikan Buddhata. Anda minta Mahaguru menulisnya, tentu saja Mahaguru juga mampu menulis artikel mengenai Menyaksikan Buddhata, tapi Anda juga meminta orang yang belum menyaksikan Buddhata untuk menulis perihal Menyaksikan Buddhata, benar-benar mustahil, Anda semua tentu memahami hal ini. Menyaksikan Buddhata adalah menyaksikan Buddhata diri sendiri, hanya orang yang telah benar-benar menyaksikan Buddhata mampu menuliskan sebuah artikel mengenai Menyaksikan Buddhata. Saat itu, saya membalas suratnya, “Sangatlah mudah untuk menyaksikan Buddhata, lepas celana Anda, maka Anda akan menyaksikan Buddhata!”, ini adalah kalimat Zen, lepaskan celana Anda, maka Anda akan menyaksikan Buddhata. Anda harus melihat ke dalam, kepada Buddhata diri sendiri, mengamati batin sendiri, bukan melihat ke luar, tidak ada dalam tulisan, meskipun tulisan adalah sebuah Prajna, namun sesungguhnya hanya sebuah bagian dari Prajna belaka, tulisan hanya mampu menjelaskan sebagian dari Prajna saja, Buddhata yang sesungguhnya tidak terungkapkan, hanya bisa mengandalkan pelatihan diri sendiri, bagaikan mengerami telur, terus memberinya kehangatan, lama kelamaan dia akan menetas, suatu hari nanti dia akan mematuk cangkang telur, dan krak! Anak ayam pun menetas, inilah yang disebut dengan Menyaksikan Buddhata.
Oleh karena itu tidaklah ‘easy’ untuk Menyaksikan Buddhata, tidak semudah itu, Anda harus memahaminya sendiri sampai jelas, barulah dapat Menyaksikan Buddhata, apakah sebuah tulisan dapat Menyaksikan Buddhata? Memang ada artikel tentang Menyaksikan Buddhata, tapi tidak semua orang sanggup menulisnya, jika Anda ingin supaya tiap orang menulis artikel Menyaksikan Buddhata, bisa-bisa Koran Zhenfo gulung tikar, sangat sukar untuk mencari tulisan perihal Menyaksikan Buddhata. Akan tetapi, dalam kehidupan sehari-hari ada bagian mengenai Menyaksikan Buddhata, di dalam tulisan juga tersimpan makna, di dalamnya ada perihal Menyaksikan Buddhata, hanya saja Anda tidak menyadarinya. Oleh karena itu, Menyaksikan Buddhata tidaklah sederhana, dan bukan sebatas bicara belaka.
Tentu saja Guru Padmasambhava hendak Menyaksikan Buddhata diri sendiri, Rigpa diri sendiri, Terang diri sendiri, memahami segalanya, memahami apa itu Buddha, yang demikian barulah disebut sebagai Menyaksikan Buddhata. Oleh karena itu jangan mengharap orang lain menulis lebih banyak artikel Menyaksikan Buddhata, siapa yang mampu menulisnya? Lebih baik Anda menulisnya sendiri, Anda juga belum Menyaksikan Buddhata, sebab Anda meminta saya untuk memberitahu supaya semua orang menulis perihal Menyaksikan Buddhata, itu artinya Anda sama sekali belum Menyaksikan Buddhata, Anda sama sekali belum memahaminya. Maka saya katakan, sangatlah mudah untuk Menyaksikan Buddhata, maksud saya bukanlah memintanya untuk melihat benda tersebut, bukan, saya memintanya untuk telanjang, maksudnya adalah seperti yang telah saya ulas beberapa hari yang lalu, “Tidak mengenakan sehelai benang pun.”, saat batin Anda atau sisi dalam Anda benar-benar telanjang, maka Buddhata Anda akan nampak, itulah kepolosan. Langit cerah tanpa awan dapat melambangkan Buddhata, bola kristal dapat melambangkan Buddhata, semua itu adalah lambang. Angkasa luas tanpa batas, cerah tanpa awan, memandang luas tanpa batas, ini digunakan untuk melambangkan Buddhata. Bola kristal sangat sempurna, dilihat bagaimana pun selalu nampak bulat sempurna, dilihat dari belakang juga bulat sempurna, dari atas juga demikian, dari bawah juga sama, bahkan tembus pandang, dapat menembus ke belakang, benda ini dapat digunakan untuk melambangkan Buddhata.
Rigpa tidak dapat dilambangkan dengan apa pun, hanya bisa dilambangkan dengan angkasa dan bola kristal, itu semua adalah Buddhata. Jika kita hendak menulis artikel mengenai Menyaksikan Buddhata, maka setiap hari kita cukup menulis “Langit cerah tanpa awan.”, atau “Bola kristal tembus pandang.” , “Bulat sempurna.” Bola kristal benar-benar sempurna, Anda hanya bisa menulis langit cerah tanpa awan, menulis bola kristal, pada akhirnya tiada, Koran Zhenfo gulung tikar. Menyaksikan Buddhata sudah ada dalam kehidupan sehari-hari, yang terpadu, yang sempurna, memahami dengan jelas berbagai fenomena dan noumena. Anda tidur, juga dapat Menyaksikan Buddhata. Makan juga dapat Menyaksikan Buddhata. Bahkan saat Anda buang air besar, Anda juga dapat Menyaksikan Buddhata. Di berbagai kegiatan dalam kehidupan sehari-hari, semua dapat Menyaksikan Buddhata.
Oleh karena itulah kita katakan, “Apa itu dhyana-samadhi?”, menari adalah dhyana-samadhi. Apa itu menyanyi? Suara nyanyian adalah suara mantra, tarian adalah samadhi. Inilah tulisan mengenai Menyaksikan Buddhata yang sangat mendalam.
Om Mani Padme Hum.