2016-01-02 Tiga Ketidakmampuan Buddha

undefined

Ceramah Sadhana Dzogchen ke-190 oleh Dharmaraja Liansheng Shengyen Lu pada Upacara Agung Api Homa Kalacakra Vajra, Sabtu 02 Januari 2016 di Taiwan Lei Tsang Temple


Sembah puja pada Para Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Zhengkong, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna mandala, sembah puja pada Adhinatha Api Homa hari ini: Kalacakra Buddha, sembah puja pada Avalokitesvara Bodhisattva, sembah puja pada Mahadewi Rsi Yaochijinmu.


Gurudara, Tubten Ksiti Rinpoche, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet, para tamu agung, Akademisi Academy of Sinica Prof. Zhu Shiyi dan istri Ibu Chen Wen-wen, Sekretaris Jenderal Pemerintah Provinsial Taiwan: Bpk. Zheng Peifu dan istri Ibu Han Wuzhen, Sekretaris Jenderal Partai Pertama Rakyat, Bpk. Qin Jinsheng. Direktur Gold Stone Entertainment Amerika, sekaligus pemenang utama Kompetisi Piano Edvard Grieg periode ke-11 tahun 2010 di Oslo, Norway, Bpk. Livan ( Lin Yifan / 林奕汎 ), Direktur Bedah Plastik Chung Shan Medical University Hospital Profesor Zheng Senlong, Tim Profesor Doktor Zhenfozong, silakan berdiri, mereka semua adalah profesor dan doktor. Ketua umum Lotus Light Charity Society Acarya Changren, Ketua Lotus Light Charity Society wilayah Taiwan Bpk. Li Chunyang, Perwakilan Anggota Legislatif Kota Tainan: Cai Wang-quan, Supervisor Resmi Pemerintah Australia, Bpk. Jiang Zhengdao dan istri Cai Yingwei, Jenderal Manajer Ching Yi Biotech Co. Ltd. Sdri. Zhang Yuzhen, Pimpinan Perusahaan Perabot Chipin Sdri.  Huang Shuqi. Tamu agung dari V&H Investment & Finance Corporation: Manajer Umum: Sdri. Yang Wenqi dan Komisaris: Bpk. Zhang Zirong, Sekretaris Jenderal Asosiasi Bankir Republik Tiongkok, Sdri. Zhang Yangnan, My university classmates Bpk. Zhu Jinshui dan istri Chen Zexia, Direktur Utama Budaya Daden Indonesia: Bpk. Ceng Yaoquan, Produser Sembilan Tingkat Dzogchen, Diktat Hevajra, dan Ulasan Risalah Agung Tahapan Jalan Tantrayana - Acarya Lianyue dan pembawa acara Sdri. Pei-jun, Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. XuYa-qi, My sister Ibu Lu Sheng-mei.


Terima kasih atas karangan bunga dari calon presiden dari Partai Nasionalis Tiongkok, Bpk. Zhu Lilun, dan calon wakil presiden, Sdri. Wang Ruxuan, yang mendoakan semoga Upacara Agung Api Homa Kalacakra dapat terlaksana dengan paripurna. Selamat siang semuanya! Apa kabarsemuanya! ( Bahasa Mandarin ) Selamat siang semuanya! Apa kabar semuanya! (Bahasa Taiwan ) Apa kabar! Apa kabar semuanya! ( Bahasa Kanton )


Bukankah hari ini ada debat calon presiden dan calon wakil presiden, minggu lalu juga ada. Terlebih dahulu kita berterima kasih kepada Sekretaris Jenderal Partai Pertama Rakyat, Bpk. Qin Jinsheng, atas pidatonya barusan. Kita Zhenfozong merupakan tempat demokrasi, sebelum upacara mereka boleh memublikasikan pandangan politik masing-masing, tidak peduli Partai Nasionalis, Partai Pertama Rakyat, maupun Partai Progresif Demokratik, kita mempersilakan mereka semua melakukan publikasi. Sekretaris Jenderal Qin dari Partai Pertama Rakyat memiliki afinitas erat dengan kita, dia sudah hadir beberapa kali. Kita juga sangat akrab dengan Gurbernur Song, dia juga mengikuti pemilihan selama beberapa periode, ketulusannya juga sangat menyentuh. Kalian harus menggunakan kebijaksanaan untuk menilai ketiga calon presiden, menggunakan kebijaksanaan untuk memutuskan, kemudian memberikan suara kalian yang sangat sakral. Sekretaris Jenderal Qin terus membina hubungan baik dengan kita, tentu saja ini juga sangat baik. Mahaguru tidak pernah meminta orang lain untuk memilih pihak tertentu, "Kalian harus mematuhi saya, pilihlah calon presiden dan calon wakil presiden XXX.", saya tidak pernah seperti itu. Sebab di sini adalah tempatnya demokrasi, tiap orang mempunyai pandangan masing-masing. Apabila yang Anda katakan memperoleh apresiasi dari semuanya, maka semua akan memberi suara untuk Anda. Tentu saja seperti calon presiden, Bpk. Zhu Lilun dan calon wakil presiden Sdri. Wang Ruxuan, mereka juga mengirimkan karangan bunga, yang penting kalian boleh memilih siapa pun sesuai pandangan masing-masing, gunakanlah kebijaksanaan untuk mengamati, demikianlah bagi kita di sini. Semakin besar ketulusan Anda, maka kami memilihnya, selain itu memang harus memilih yang benar-benar mampu, yang benar-benar memiliki resolusi, yang bijaksana, seorang pemimpin yang cakap yang benar-benar mampu menyelesaikan persoalan terkini di Taiwan. Taiwan harus berprestasi, apabila tidak berprestasi, sungguh seperti yang dikatakan oleh Bpk. Qin, akan terus berputar-putar di tempat tanpa hasil. Benar-benar memerlukan pemimpin yang bijak dan berprestasi.

undefined
undefined

Terlebih dahulu kita bahas Dharmabhakti. Besok saya hendak pergi ke Makau, hanya mengunjungi satu tempat, Cetiya Rushi, kemudian di sebuah aula di Hotel, sepertinya hanya bisa menampung seribu orang, benarkah?! Seribu lagi, dua ribu?! Saya akan ke sana untuk Berdharmadesana, besok malam, Berdharmadesana di show room hotel di Makau. Ini merupakan jadwal yang telah ditentukan untuk besok.


Berikutnya, membahas peristiwa yang terjadi dalam minggu ini. Sebelum kembali ke Taiwan kali ini, saya, Every Saturday evening at 8 o’clock hosting teaching Dharma in Seattle Lei Tsang Temple. Every Sunday afternoon at 3 o’clock hosting a fire offering and teaching Dharma in Rainbow Lei Tsang Temple. Saat melakukan api homa Yaochijinmu, Yaochijinmu menampakkan diri, Beliau mengatakan bahwa jalan saya ke depannya tidaklah mulus, akan ada dua petaka besar dan tiga petaka kecil. Saat itu, dalam apihoma, Beliau memberikan petunjuk akan terjadinya dua petaka besar dan tiga petaka kecil, saya juga tidak memasukkanya dalam hati. Sebab, toh dalam hidup saya ini, satu gelombang belum reda, gelombang yang lain telah menyusul, tidak pernah berhenti. Setelah memperoleh peringatan dari Yaochijinmu, saya pun kembali ke Taiwan.


Peristiwa minggu lalu, media cetak dan media elektronik, serta tiap stasiun televisi memberitakannya, tentu saja nama saya paling utama, menempatkan saya di atas, pokoknya semua adalah Lu Shengyan. Saat saya berjalan, ada orang yang melihat saya, "Ah? Bukankah Anda adalah Lu Shengyan? Bukankah Anda sudah mati terbakar? Mengapa Anda masih hidup?" Aduh! Ini sangat sukar dijelaskan. Sudahlah! Saya masih hidup. Judulnya terlampau besar, "Kebakaran Rumah Pelat Besi di Miaoli.", diatasnya tertulis Lu Shengyan, setelah membaca judulnya, semua mengira saya sudah meninggal dunia. Syukurlah saya masih hidup. Kemudian, yang kedua, ada  yang berjumpa dengan saya: "Ah? Lu Shengyan, apakah Anda yang membakarnya?" Saya mengatakan: "Tidak! Bukan saya." Bukan saya yang membakar Istana Epang, hotel di Dubai juga bukan saya yang membakarnya. Di dalam hotel di Dubai juga ada siswa Zhenfozong, di saat bencana kebakaran itu terjadi, di dalamnya juga ada siswa Zhenfozong, dia berhati-hati berjalan keluar mengikuti kerumunan orang, dia tidak apa-apa, syukurlah. Tapi, saya juga merasa sangat bersedih atas meninggalnya delapan siswa Zhenfozong dalam kebakaran di rumah pelat besi di Houlong Miaoli.


Saya sendiri tidak apa-apa, sebab berbagai hal tidak dapat memengaruhi Vidyabodhi atau Pencerahan Terang dalam batin seorang Siddha. Dalam minggu ini, saya sekuat tenaga membantu menyeberangkan arwah mereka, menjemput mereka, selain itu, saya meminta kepada Acarya Lianzhe dari Taiwan Lei Tsang Temple, secara moralitas dan kemanusiaan, kita harus membantu menyeberangkan arwah mereka, selain itu juga membantu segala keperluan pemakaman, serta kepedulian terhadap anggota keluarga mereka, semua harus dilakukan oleh Taiwan Lei Tsang Temple. Kita, secara kemanusiaan, secara sesama umat Sedharma, hendaknya membantu mereka.


Mengenai, Sdr. Liu dan Sdri. Xu, kita berharap supaya mereka lebih berhati-hati terhadap segala sesuatu yang dapat menyebabkan kebakaran. Saat ini mereka sedang mengalami pergumulan batin, tentu mereka juga sedang berada dalam kesulitan, kita harap mereka dapat melalui masa-masa sulit ini. 


Selain itu, dalam bersadhana, diharapkan supaya mereka dapat menempuh jalan yang benar, jangan mengubah tata ritual Sadhana Dhumapuja, sebab itu adalah Sadhana Dhumapuja dengan Adhinatha Caturbhujalokesvara (Avalokitesvara Lengan Empat). Satu lagi mengenai Sadhana Dhumapuja, tujuannya adalah menuntun penagih hutang karma dari masing-masing pribadi, namun tidak boleh dilakukan di kuburan, ini yang terutama. Hanya seorang Mahasiddha yang boleh melakukan Sadhana Dhumapuja di kuburan. Apabila Anda belum mencapai keberhasilan, akan sangat mudah mengundang arwah gentayangan, Anda semua harus memerhatikan hal ini. Saya juga tidak pernah mengajari kalian untuk membawa tungku Dhumapuja ke kuburan dan melakukan Dhumapuja di sana. Dhumapuja hanya dilakukan di altar pribadi di rumah, atau didepan jendela, maupun di teras, tujuannya adalah menuntun penagih hutang karma Anda sendiri. Tidak boleh dilakukan di kuburan, kecuali Anda adalah seorang Mahasiddha, sebab sangat mudah mengundang gangguan dari arwah gentayangan, bahkan makhluk halus yang bengis, yang tidak dapat Anda atasi. Ada pepatah: "Sangat mudah untuk berjumpa dengan Raja Yama, tapi sangat sulit dalam berurusan dengan setan.", jika mereka mengikuti Anda pulang, mereka akan menjerat dan tidak mau pergi, mengundang hantu sangat mudah, tapi menghantar hantu sangat sukar, ini sangat penting. Saya harap kelak mereka tidak mengutak-atik tata ritual, sebab itu adalah Sadhana Dhumapuja dengan Adhinatha Caturbhujalokesvara.


Vidyabodhi, batin Pencerahan, sama sekali tidak terpengaruh. Saat itu, saya bertanya kepada Yaochijinmu, "Ada tiga malapetaka besar dan dua malapetaka kecil, bagaimana mengatasinya?" Yaochijinmu mengatakan: "Asalkan Anda melupakan ego, asalkan Anda melupakan diri sendiri, asalkan Anda dapat merelakan semua dan melepaskan kemelekatan, maka Anda akan sangat mudah melalui masa-masa sulit."

undefined

Bagaimana menghentikan klesha? Prinsipnya adalah, tiada ego, merelakan semuanya, maka Anda akan leluasa, dan tiada klesha. Demikianlah Yaochijinmu memberikan petunjuk kepada saya, "Lupakan diri sendiri!" Jadi, Buddha Hidup Liansheng, Lu Shengyan bukan apa-apa. Jika Anda bukan apa-apa, maka Anda tidak akan memiliki klesha. Sesungguhnya Zhenfozong juga bukan apa-apa. Lu Shengyan juga bukan apa-apa. Apabila batin Anda senantiasa demikian, maka Vidyabodhi dalam batin Anda tidak akan terganggu. Hal ini diajarkan dalam Buddhadharma, seperti Api Homa Kalacakra hari ini, Dia adalah roda waktu nan agung yang terus berputar. Saya telah katakan, Dinasti Tang, Yu, Xia, Shang, Zhou, Qin, Han, Empat Negara (Tiga Negara dan Jin), Wei,  Jin, Dinasti Utara dan Selatan, Tang, Song, Yuan, Ming, dan Qing, Tiongkok kita mempunyai sejarah selama 5000 tahun, namun semua telah berlalu, begitu roda waktu berputar, semua akan binasa. Jadi apa yang dapat Anda peroleh? Semua akan berlalu, jika semua akan berlalu, apa yang membuat Anda sedih? Apa yang membuat Anda muram? Sebuah peristiwa hanya membangkitkan perasaan sesaat saja, tak terelakkan ada kalanya hati ini akan bersedih. Namun, ketika Anda membangkitkan Vidyabodhi atau batin Pencerahan nan Terang, maka semua bukan lagi persoalan.


Saya pikir. Ketua Song juga demikian, sehingga dia mampu berkali-kali mengikuti pemilihan, dan tidak pernah patah semangat, kali ini kita memberikan doa restu kepadanya. Kebetulan minggu lalu ada debat calon presiden, dari televisi sampai berbagai media, semua memberitakan nama saya, CTR saya lebih tinggi dibandingkan debat ketiga calon presiden, saya menduduki peringkat pertama! Saya nyaris bisa mengikuti pemilihan presiden!


Apakah hari ini tidak ada wartawan televisi disini? Sepertinya di sini juga tidak ada wartawan media cetak? Apabila ada, mungkin juga bersembunyi di dalam, benar tidak? Jika mereka bertanya kepada saya, "Bagaimana pandangan Anda terhadap kebakaran di Miaoli?" Saya akan menjawab mereka, "Saya ajak kalian melihat langit di atas Lei Tsang Temple, ada apakah di sana? Ada kalanya ada burung terbang melintas." Wartawan akan bertanya, "Untuk apa Anda mengajak saya keluar melihat burung?" Saya akan menjawabnya, "Apa urusan saya?" Bukan saya yang menyalakan api, saya juga tidak tinggal di sana, itu adalah kecelakaan, sebuah kebakaran, pada umumnya disebabkan oleh korsleting, bila tidak, pasti perbuatan manusia, itu adalah musibah, kelalaian manusia. Lalu apa hubungannya dengan saya, tidak ada sangkut-pautnya dengan saya. 


"Bukankah Anda punya abhijna? Apakah Anda tidak tahu setelah upacara akan terjadi peristiwa kebakaran yang menelan nyawa delapan siswa Zhenfozong? Apakah Anda tidak mengetahuinya?" Oh! Ucapan ini lebih parah, bagaimana saya menjawabnya? "Anda kira saya tidak tahu?!" Saat itu, pada Upacara Amitabha Buddha, lagu apakah yang saya nyanyikan? "Amituofo! A ! Seperti kobaran api yang membakar seluruh gurun. Amituofo! A! Seperti kobaran api, membakar seluruh gurun…"

Bukankah saya menyanyikannya? Apa lagi yang dapat saya ungkapkan? Itu merupakan pertama kalinya saya menyanyikan lagu tersebut di atas Dharmasana, tepat Sabtu minggu lalu, memberi tahu Anda untuk berhati-hati dengan berbagai faktor yang dapat menyebabkan kebakaran, saya paling sensitif terhadap api, kenapa? Sebab tiap kali saya hendak keluar rumah, pasti akan menanyai dua Acarya Hobbit, "Apakah kalian sedang memasak sesuatu di dapur?" Huijun menjawab, "Tidak." Saya beritahu Anda, sekalipun memasak, pasti bukan Anda yang memasak, Acarya Lianyu yang memasaknya, bukan Anda, jadi Anda tidak boleh menjawab, harus Acarya Lianyu yang menjawabnya," Tidak sedang memasak apa pun." Adakalanya saya akan memeriksa api tersebut! Saya tidak sanggup menanggungnya!"


Saya paling memerhatikan api, tiap kali hendak keluar, saya selalu memerhatikan apakah kompor telah dimatikan, ini adalah kebiasaan saya, setelah menyalakan api tidak boleh ditinggal tidur, tidak boleh demikian, harus dimatikan terlebih dahulu. Termasuk api di dalam altar saya. Silakan tanya pada Acarya Lianyu, benar tidak? Tiap kali dia menyalakan pelita atau lilin, lalu saya masuk untuk bersadhana, saya langsung memadamkannya, saya paling khawatir dengan api, dan paling waspada terhadap api. Anda semua juga harus hati-hati, singkat kata, apabila ada yang mengalami kebakaran, semua adalah tanggung jawab Mahaguru, koran akan memuatnya, "Rumah Siswa Lu Shengyan Kebakaran."


Sekarang juga perlu berpesan, "Saat berkendara menuju Lei Tsang Temple, juga saat berkendara untuk pulang, mohon Anda semua berhati-hati." Amituofo! Saya telah dikejutkan, apalagi buswisata, sopirnya harus berhati-hati dalam berkendara, demikian pula dengan kendaraan pribadi juga harus hati-hati, mobil van juga harus hati-hati. Melakukan segala sesuatu harus berhati-hati dan waspada, air dan api tidak berperasaan, gempa bumi juga tidak berperasaan, tanah, air, api dan angin tidak berperasaan. Tidak akan peduli agama apa yang Anda anut, atau siapa Guru Anda, mereka tidak akan memedulikan Anda, begitu terbakar, semua akan habis. Oleh karena itu, hari ini memberitahu Anda semua, bagaimana pun, harus waspada dengan faktor penyebab kebakaran, waspada terhadap bencana api, angin, dan sebagainya, gempa bumi tidak bisa diprediksi.


Di sini ada sebuah lelucon mengenai gempa bumi, Badan Meteorologi mengeluarkan peringatan, tahun ini hingga dua tahun ke depan, jika tidak terjadi gempa, berarti tidak ada gempa, jika terjadi gempa, berarti ada gempa, mengenai berapa skala kekuatannya, hanya dapat diketahui setelah terjadinya gempa. Berapa kali gempa yang terjadi, setelah gempa akan diberitahukan kepada semuanya, mohon Anda semua untuk tenang. Bagi yang takut, silakan tidur di luar ruangan, bagi yang tidak takut, boleh tidur di dalam rumah, jalani hidup sehari-hari dengan wajar, jangan menyebarkan rumor yang membuat kami juga merasa takut. Segera jual aset properti yang berlebih, kelak terjadi gempa bumi Anda akan menyadarinya, ternyata harta tidak bergerak juga bisa bergerak, bahkan gerakannya sangat mengejutkan. Yang keempat, pengetahuan umum untuk menghadapi gempa: "Tanggal satu imlek tidurlah di rumah, tanggal lima belas tidurlah di dalam tenda.", sekalipun lolos pada tanggal satu, tidak akan lolos pada tanggal lima belas, boleh menjadi bhiksu atau bhiksuni, tapi tidak tidur di dalam vihara, sebab Anda bisa lari dari bhiksu, namun tidak akan bisa lari dari vihara (Peribahasa: tidak semua petaka dapat Anda hindari). Jika membeli rumah, pilihlah lantai satu, atau lantai paling atas, sebab dari lantai satu Anda bisa meloloskan diri dengan cepat, sedangkan di lantai atas, jika runtuh karena gempa, Anda dapat digali dan diselamatkan lebih cepat. Kita semua datang ke dunia ini tanpa perencanaan untuk hidup. Apabila ada pengumuman yang terbaru, kami pihak Badan Meteorlogi akan segera memberitahukannya.


Yang paling kita khawatirkan adalah gempa bumi, bagi yang tinggal di Seattle, yang paling dikhawatirkan adalah gempa bumi. Bagi yang tinggal di California, yang paling dikhawatirkan juga adalah gempa bumi. Taiwan juga merupakan wilayah sabuk gempa. Tidak hanya air dan api yang tidak berperasaan, gempa bumi juga tidak berperasaan, angin topan juga tidak berperasaan, semua sama, tanah, air, api, dan angin, semua tidak berperasaan, yang terpenting adalah selalu waspada. Mahaguru mengetahuinya, pada upacara hari Sabtu minggu lalu, saya menyanyikan sebuah lagu, "Amituofo! A! Seperti kobaran api, membakar seluruh gurun, Amituofo! A! Seperti kobaran api, membakar seluruh gurun…" Yang barusan saya nyanyikan ini tidak masuk hitungan. Dalam waktu satu minggu penuh nama saya sungguh berada di paling depan. Saya pikir baik juga, sebab untuk melakukan publisitas mengenai Buddha Hidup Liansheng, hanya bulan lalu saja pasti memerlukan biaya puluhan juta.

 

Orang bertanya, "Jika Anda tahu, mengapa tidak menolongnya, apakah Anda tidak mampu mengubahnya?" Ada tiga ketidakmampuan Buddha, tidak mampu menuntun yang tidak berafinitas, apabila Anda tidak mempunyai afinitas dengan Buddha, maka Beliau tidak akan mampu menuntun Anda. Yang kedua, tidak mampu mengubah karma tetap, karma yang bersifat tetap tidak akan bisa Anda ubah. Yang ketiga, tidak mampu mengentaskan semua makhluk sampai habis, semua makhluk tidak akan habis untuk diselamatkan, itu adalah hal yang mustahil. Ini adalah tiga ketidakmampuan Buddha. 


Sang Buddha sendiri menderita migrain, dan tidak tersembuhkan, namun Anda tidak bisa mengatakan bahwa Shakyamuni Buddha tidak memiliki abhijna, sebab itu adalah karma penyakit Sang Buddha sendiri. Dahulu saat Raja Vitatubha hendak menyerang suku Shakya, Sang Buddha ingin menyelamatkan suku-Nya, namun Beliau tidak sanggup menyelamatkan mereka. Sariputra tidak tahan lagi, Beliau menggunakan rddhividhijnanam (kemampuan kaki dewata) terbang menuju ke negeri suku Shakya, saat itu suku Shakya mempunyai satu negeri sendiri, Beliau menggunakan patra untuk menampung lima ratus penduduk suku Shakya, kemudian Beliau kembali lagi ke tempat Sang Buddha berada. Akhirnya, saat dikeluarkan dari patra, semua berubah menjadi darah. Sang Buddha juga tidak mampu mengubah karma tetap, suku-Nya sendiri telah musnah, bahkan Beliau sendiri tidak mampu mengubahnya. Anda tidak bisa mengatakan Sang Buddha tidak punya abhijna. Yang ketiga, pada akhirnya Sang Buddha mengonsumsi makanan yang beracun, persembahan dari seorang pandai besi, sehingga Beliau mengalami peradangan lambung dan dehidrasi. Di bawah dua Pohon Sala, Sang Buddha meminta Ananda untuk pergi mengambil air di Sungai Gangga, ternyata ada lima ratus pedagang yang sedang menyeberangi Sungai Gangga, sehingga air sungai menjadi tercemar, Ananda kembali dengan tangan kosong, kembali tanpa membawa air. Shakyamuni Buddha telah mengetahui sudah tiba saatnya untuk Parinirvana. Kita tidak dapat mengatakan Sang Buddha tidak mempunyai abhijna, karena tidak sanggup menyembuhkan radang lambung diri sendiri.


Migrain yang dialami oleh Shakyamuni Buddha juga ada nidananya, di dalam sutra terdapat pembabaran Sang Buddha mengenai hal ini. Di kehidupan lampau, Raja Vitatubha adalah seekor ikan raksasa, dan suku Shakya adalah penduduk di desa nelayan, ikan raksasa tersebut ditangkap oleh suku Shakya, dan saat itu Shakyamuni Buddha adalah seorang anak kecil, Dia naik ke atas kepala ikan tersebut dan memukuli kepalanya, oleh karena itulah Shakyamuni Buddha mengalami migrain. Akhirnya, suku Shakya memakan habis ikan tersebut, dan di kehidupan selanjutnya ikan itu menjadi Raja Vitatubha, oleh karena itulah dia berusaha menyerang suku Shakya, dan memusnahkan suku Shakya, inilah hubungan sebab dan akibat di balik peristiwa tersebut. Sesungguhnya, di dalam kehidupan dan kematian yang telah digariskan oleh nasib, serta berkah yang telah ditetapkan, ada penyebabnya, semua ada sebab dan akibatnya, semua merupakan karmapratyaya (kondisi yang terbentuk dari karma).  

undefined

  Buddha mengatakan, bukan tercipta dengan sendirinya, bukan karena suatu pribadi, bukan pula karena keduanya, melainkan karena kondisi, tercipta karena kondisi. Inilah yang dibahas dalam Kalacakra, Kalacakra Buddha merupakan emanasi dari Shakyamuni Buddha, Beliau mengajarkan bahwa segala sesuatu yang dialami oleh para insan akan berlalu, segala yang berkondisi tidaklah kekal, tiada yang abadi, semua akan sirna. Kemudian, segala sesuatu, baik itu makhluk hidup maupun benda mati, semua tanpa inti, inilah anatman, sarvadharma anatman, tiada suatu diripribadi, tiada sesuatu yang berdiri sendiri, ini sangat penting. Di bawah perputaran roda waktu agung, semua akan lebur, baik itu makhluk hidup maupun benda mati, semua tanpa diri, inilah anatman, sarvadharma anatman, tiada suatu pribadi. Dan yang terakhir adalah Nirvanasantam, merupakan kebahagiaan tertinggi. Apabila Anda memahami Tridrstinamittamudra (Tiga Karakteristik Umum) ini, berarti Anda selaras dengan Ajaran Buddha.


Kita bukan sesat, jangan sembarang bicara, sebab kita menekuni bhavana sesuai dengan Tridrstinamittamudra yang diungkapkan oleh Sang Tathagata. Oleh karena itu, mereka yang menyebut diri sebagai Agama Buddha yang benar, juga harus selaras dengan Tridrstinamittamudra, dengan demikian barulah disebut sebagai siswa Buddha. Yang tidak sesuai dengan Tridrstinamittamudra merupakan non-Dharma. Sadhana Kalacakra Vajra sesuai dengan Tridrstinamittamudra. Dia memberitahu Anda, segala sesuatu yang berkondisi tidaklah kekal, sarvadharma anatman, tiada suatu yang diperoleh, segalanya akan bermuara pada Nirvanasantam. Apabila Anda telah mengenali dengan jelas di dalam Nirvanasantam, maka barulah Anda dapat leluasa dan merealisasi Keleluasaan Hakiki, inilah Dzogchen. Apabila Anda benar-benar mampu merelakan segalanya, tiada ego, maka tidak akan ada klesha. Saat itu Anda memperoleh keleluasaan. Bagi Anda, semata-mata demi menolong para insan, berbuat kebajikan dan bermudita, terus berupaya menolong orang lain, tiada ego, maka Anda akan memperoleh keleluasaan, dan tiada klesha.


Di saat pelajaran sedang berlangsung, guru mendapati Xiaoqiang sedang tertidur, guru meminta Xiaoming untuk membangunkannya. Xiaoming mengatakan, "Anda yang membuatnya tertidur, bangunkan sendiri." Kita semua, para insan yang saat ini hidup, segala sesuatunya tergantung pada diri sendiri, nilai kehidupan ini berada pada berapa banyak kita menolong orang lain, inilah nilai kehidupan manusia. Banyak hal yang perlu kita lakukan sendiri, kita umat Buddha tidak hanya harus mencapai Pencerahan dengan usaha sendiri, kita juga harus membantu supaya para insan juga Tercerahkan, diri sendiri menuntun diri sendiri, kemudian menuntun orang lain.


Sebuah lelucon lagi, guru mendapati Xiaoming tertidur, maka guru menanyainya, "Kenapa kamu tidur telungkup di atas meja?" Xiaoming menjawab, "Pak guru! Apabila bisa tidur dengan berbaring, siapa yang mau tidur dengan telungkup?" Sesungguhnya kita manusia tidak leluasa, banyak yang tidak bisa leluasa, namun kita belajar keleluasaan dalam Buddhadharma, belajar mencapai Keleluasaan Hakiki dalam Buddhadharma, apabila Anda telah mencapainya, maka tidak akan ada klesha. Vidyabodhi Mahaguru tidak terpengaruh oleh serangan dan penindasan, inilah Terang Pencerahan yang sejati, inilah Kesempurnaan Agung.


Nenek di sebelah rumah mengendarai mobil hingga menabrak tiang listrik, dia terluka, dia terus-menerus berkata kepada polisi, "Untung yang saya tabrak adalah tiang listrik pertama, jika menabrak tiang listrik kedua, saya pasti sudah tewas." Polisi merasa heran dan bertanya, "Menabrak tiang pertama maupun kedua, bukankah sama-sama cedera? Apa yang berbeda?"  Nenek itu menjawab: "Tidak sama! Tiang pertama bertuliskan: 'Amituofo'. Sedangkan tiang kedua bertuliskan, 'Kerajaan Surga telah dekat.'. "Kalian semua mempunyai pilihan, sama halnya dalam meyakini suatu agama, harus mempunyai pilihan. Dulu saya sering berkelakar, "Apabila Buddha Bodhisattva tidak mengabulkan doa, saya akan memeluk agama lain." Saya sering mengatakan kepada Yaochijinmu, "Apabila Anda tidak menolong saya, saya akan memeluk agama lain." Namun Anda juga harus memilih! Anda tidak boleh memilih ISIS! Benar tidak? Memeluk agama juga harus pandai memilih! Yang mana yang bisa membantu para insan? Yang mana yang sempurna? Seperti Mahamudra dan Sadhana Dzogchen, semua tergolong sebagai metode Tantrayana, semua baik, leluasa, Keleluasaan Hakiki, tiada klesha, inilah Prajna Tathagata.


Seseorang suka mengenakan pakaian terbalik saat mengendarai sepeda motor, dia mengancingkan kancing baju di bagian belakang, supaya bisa menahan angin. Suatu hari, setelah bermabukan dia berkendara, dia terjatuh dan kepalanya terjatuh terlebih dahulu di tepian jalan, polisi segera menghampirinya, Polisi A berkata, "Wah! Kecelakaan yang parah!" Polisi berkata, "Benar! Kepalanya terpelintir sampai berputar ke belakang." Polisi A, "Hah? Masih bernapas, ayo kita bantu memutar kepalanya!" Polisi B, "Baik!Satu, dua, … sekuat tenaga, sudah kembali…" Polisi A, "Hah? tidak bernapas lagi!" Ini mengajarkan kita bahwa menolong insan juga ada tata caranya. Seperti tata cara Sadhana Tantra Zhenfo, jangan mengubahnya, jangan menggunakanya dengan sembarangan, sebab justru akan menyebabkan petaka! Mengapa sebuah metode disebut sebagai Dharma yang benar? Apa yang disebut dengan jalan benar? Yaitu apabila Anda menjalankannya sesuai instruksi, maka tidak akan berbahaya. Namun, apabila Anda menjalankannya tidak sesuai dengan instruksi, dia akan berbahaya. Oleh karena itu, mohon diperhatikan. Seperti Sadhana Dhumapuja, Adhinathanya adalah Caturbhujalokesvara, silsilah yang diberikan adalah Adhinatha Caturbhujalokesvara, jangan sampai mengubah dengan Adhinatha lain, ini adalah yang pertama. Yang kedua, sudah diajarkan supaya Anda melakukan di hadapan altar, atau di teras, maka jangan membawa tungku Dhumapuja ke kuburan. Seorang Mahasiddha memiliki Dharmabala yang besar, mampu memberi pujana kepada lebih dari ribuan bahkan puluhan ribu hantu gentayangan! Sedangkan Anda tidak punya pencapaian tersebut, apabila Anda melakukannya, maka para makhluk halus akan mengikuti Anda pulang.


Agama Buddha membahas sebab dan akibat. Afeng yang sedang bertugas di luar pulau, menerima telepon dari istrinya, "Suamiku,saya hamil, dokter mengatakan sudah lebih dari satu bulan." Dengan penuh kegembiraan, Afeng pergi mohon izin untuk cuti, komandan mengatakan, "Anda sudah setengah tahun tidak pulang, sekarang Anda minta izin cuti selama lima hari, untuk keperluan apa?" Dia menjawab, "Istri saya hamil, dokter mengatakan sudah satu bulan." Komandan mengatakan, "Saya beri sepuluh hari cuti, pulanglah dan cari siapa ayah dari anak itu." Ini adalah sebab dan akibat, segala sesuatu merupakan sebab dan akibat, ada sebab dan ada akibat.


Lelucon yang terakhir. Ada seorang ibu yang akhirnya berjumpa dengan Tuhan, Tuhan mengatakan, "Karena Anda bisa menjumpai Aku, berarti Anda beruntung, apa permintaan Anda?" Ibu itu mengatakan, "Masih uang! Uang yang paling penting! Saya ingin membeli lotre, mohon beritahu saya angkanya." Tuhan berpikir, "Dengan membeli lotre, setelah memenangkannya, Anda akan berduit." Maka Tuhan mengatakan, "Baiklah! Anda sudah menikah berapa kali?" Ibu itu menjawab, "Sekali.", "Baik! Berarti angka pertama adalah satu. Berapa anak Anda?" Ibu itu menjawab, "Dua.", "Baiklah, angka kedua adalah dua." Tuhan bertanya lagi, "Berapa lamakah Anda telah menikah?" Ibu itu menjawab, "Lima tahun.", "Baik, angka ketiga adalah lima." Kemudian, Tuhan lanjut bertanya, "Dalam lima tahun ini, berapa kali Anda mengalami flu?" Ibu itu menghitung, "Empat kali.", "Baik, angka keempat adalah empat.". 1254, Tuhan lanjut bertanya, "Angka kelima, Anda harus menjawabnya dengan benar! Berapa kali Anda selingkuh?" Ibu itu menjawab, "Tidak pernah." Tuhan mengatakan, "Berarti 0. Saya tanya sekali lagi, sesungguhnya berapa kali Anda selingkuh?" Ibu itu menjawab, "Bukankah saya sudah menjawabnya? 0!" Tuhan mengatakan, "Baik, kalau begitu 0." Saat penarikan undian, yang keluar adalah 125409, mengetahui angka yang keluar adalah 125409, ibu itu membenturkan kepalanya ketembok. Dia mengatakan, "Tahu begini, aku tidak akan berbohong pada Tuhan." Angka pun ada sebab dan akibatnya, jujurlah, maka Anda akan memenangkan lotre. Toh, saat Anda berbicara dengan Tuhan, di samping tidak ada orang lain yang mendengar, Anda bisa menyatakan terus terang, untuk apa menyembunyikan sesuatu?


Dalam menekuni Buddhisme, kita harus berbhavana dengan sungguh-sungguh, tanpa dibuat-buat, kokoh dan sungguh hati, jangan menyembunyikan sesuatu, jangan berdusta, hati lapang, menyinari angkasa, luas bagai angkasa, dengan demikian apa yang Anda risaukan? Apa yang Anda khawatirkan? Inilah Dzogchen (Kesempurnaan Agung)!


Om Mani Padme Hum.


Judul :
2016-01-02
《蓮生法王開示》佛有三不能 不能度無緣 不能轉定業 不能度眾生盡

「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。