459 - Buddhadharma dan Pancavidya (1)
Hari ini kita mengulas, Buddhadharma dan Pancavidya.
Terlebih dahulu, kita mengetahui bahwa Buddhadharma diajarkan oleh Shakyamuni Buddha, di jaman Sang Buddha, Buddhisme awal cenderung menolak pancavidya atau pengetahuan umum. Setelah Buddhisme awal terpecah, menjadi sekitar 20 sekte, ada juga yang mengatakan 18 sekte, atau 20 sekian sekte, masing-masing mempunyai pendapat. Kemudian muncul Hinayana dan Mahayana, dan akhirnya berkembang menjadi Buddhisme Tantrayana, yaitu Vajrayana.
Kita baca Kitab Buddha, ada banyak teks yang cenderung menolak pancavidya. Namun di antara semua sastra dan sutra, seharusnya yang paling lengkap adalah Tripitaka Tibet.
Semua orang mengatakan, Tripitaka sansekerta belum tentu bisa menandingi Tripitaka Tibet. Sebab Tripitaka Tibet disusun oleh hampir separuh rakyat Tibet, di dunia ini, hal tersebut tergolong sebagai hal yang cenderung mustahil. Di sebuah negara, hampir separuh rakyatnya ikut serta dalam pekerjaan menyusun Tripitaka. Kangyur merupakan kitab sutra, vinaya dan tantra, disusun oleh separuh rakyat.
Oleh karena itu ada sebab dibalik perkembangan pesat Buddhisme Tibet. Di antara sekitar seribuan Kangyur, ada 700 yang cenderung ke arah Tantra, atau Buddhisme Tantrayana. Dalam penyebarannya, Buddhisme juga mengalami berbagai macam perpecahan, dan berbagai macam konklusi. Di dalamnya ada banyak sudut pandang yang belum tentu sama.
Kita lanjutkan pengulasan pancavidya, sesungguhnya dalam Buddhisme awal juga terdapat pancavidya. Menurut Shakyamuni Buddha berbagai pengetahuan yang ada saat itu bukanlah Paramartha (Kebenaran final atau yang tertinggi), juga bukan Nitartha. Arti dari Nitartha adalah ajaran yang langsung menuntun Anda untuk mencapai Tathata yang sempurna, sifatnya jelas dan langsung. Pengetahuan umum, seperti filsafat, astronomi, dan geografi, tergolong sebagai anitartha (tidak langsung pada kebenaran utuh)
Maksud Sang Buddha saat itu adalah, Buddhadharma bertujuan untuk langsung membimbing Anda pada Pencerahan Sempurna, sedangkan pengetahuan umum cenderung diabaikan karena tergolong sebagai anitartha.
Pancavidya tergolong sebagai materi anitartha. Namun sesungguhnya, apakah pancavidya ada dalam Kitab Buddha? Dalam Kitab Buddha memang ada. Ada satu sutra yang disebut Sutra Penyelidikan Terhadap Karmaphala, di dalamnya ada sangat banyak, sutra ini tergolong sebagai metode prediksi. Saya telah mempelajari banyak sutra, seperti Sutra Ratri, ini tergolong sebagai astronomi, dalam Kitab Buddha terdapat pengetahuan semacam ini, oleh karena itu pancavidya tidak sepenuhnya ditolak. Pancavidya dalam Buddhadharma benar-benar sukar diungkapkan. Beberapa sadhaka jaman sekarang mengatakan: “Kami tidak mau membahas pancavidya, pancavidya adalah non-Dharma.”, namun sebagian sadhaka ada yang menerima keberadaan pancavidya.
Sebab, sesungguhnya selain menekuni bhavana demi merealisasikan Tathata Paripurna, kita masih perlu menyeimbangkan dengan lokiya (duniawi). Oleh karena itu, tiap orang memiliki pandangan berbeda terhadap pancavidya. Namun dalam Kitab Buddha memang terdapat keberadaan pancavidya.
Dalam Buddhisme Tibet sendiri, di dalam seribu bagian Tripitaka, ada 700 bagian yang tergolong Tantrayana, Kangyur. Apakah pancavidya dibahas dalam Tantrayana? Ada. Oleh karena itu kita tidak bisa sepenuhnya menolak pancavidya, menurut kita, filosofi lokiya juga perlu dipahami, sebab dalam banyak hal kita masih perlu memanfaatkan pancavidya sebagai upaya kausalya untuk menuntun para insan.
Dalam Buddhisme Tiongkok sendiri, justru sangat banyak yang memanfaatkan pancavidya untuk menuntun para insan. Seperti Bhiksu Zen Yixing dari Dinasti Tang, beliau adalah siswa dari Subhakarasimha, beliau menguasai astronomi, memahami perbintangan, beliau juga dapat melakukan penghitungan almanak. Kita mempunyai buku almanak, di masa Bhiksu Zen Yixing, beliau yang pertama kali mendirikan observatorium, juga merupakan yang pertama dalam menggunakan perbintangan dalam astronomi untuk menghitung bulan, hari, tahun, serta gerhana matahari dan bulan. Bhiksu Yixing yang merancang instrumen astronomi.
Apabila kalian nonton film Kaisar Ming dari Tang, di dalamnya ada Bhiksu Zen Yixing. Bhiksu Zen Yixing sendiri menekuni Tantrayana, sebab beliau adalah siswa dari Subhakarasimha. Ada Tiga Sesepuh Awal, yaitu: Amoghavarja, Vajrabodhi dan Subhakarasimha, sedangkan Bhiksu Zen Yixing adalah siswa dari Subhakarasimha, beliau mengulas astronomi dan geografi.
Oleh karena itu dalam penekunan Buddhisme, Anda juga perlu mempelajari sedikit pengetahuan dalam pancavidya, karena dapat membantu Anda dalam menuntun para insan, menurut saya sendiri, boleh saja kita memanfaatkan pancavidya untuk membantu kita dalam menuntun para insan.
Om Mani Padme Hum.