462 - Memahami Sutra (2)
Kita lanjutkan pengulasan pemahaman dalam mempelajari sutra.
Sebelumnya telah dibahas bahwa dalam Dharmadesana Sang Buddha terdapat tokoh, Dharma dan metafora. Salah satunya, metafora sangatlah penting dan menempati bagian yang sangat besar.
Setelah Anda mendalami sutra Buddha, Anda akan menyadari satu hal, Anda tidak boleh dibutakan oleh atribut lahiriah, harus memahami maknanya yang mendalam. Segala yang dibahas di dalamnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas batin dan menuntun pada pemahaman Dharmata, ini sangat penting.
Saat Anda membaca sutra Buddha, akan menjumpai di dalamnya terdapat sangat banyak abhijna (kemampuan spiritual), Anda dapat mendalaminya, dan memahami itu adalah metafora yang digunakan Sang Buddha untuk menuntun insan. Dengan menggunakkan metafora Anda dapat mengungkap banyak hal dan mendalaminya.
Shakyamuni Buddha sering membahas Gunung Sumeru, adakah Gunung Sumeru di dunia nyata ini? Gunung Himalaya bukan Gunung Sumeru, sebab Gunung Sumeru yang dibahas dalam sutra Buddha berbentuk sempit di bawah dan luas di bagian atas. Bentuk bagian atas Gunung Sumeru seperti sebuah teras yang sangat luas, sedangkan bagian bawahnya sempit, mana ada gunung yang demikian, sekali tebas langsung roboh.
Itu adalah sebuah metafora, merepresentasikan melalui ketekunan bhavana, lambat laun Anda akan tiba di puncak dan menjadi sangat lapang. Anda mulai secara bertahap, kemudian mencapai Pencerahan Seketika, mulai dari bertahap hingga seketika.
Sekeliling Gunung Sumeru adalah Empat Benua Utama dan Samudra Gandhavari, ini semua adalah metafora. Pelajarilah sutra Buddha, apa itu Samudra Gandhavari? Yaitu lambang dari sifat kelembutan air, dan dari dalam memancarkan wangi, artinya batin tidak boleh terlampau keras. Berarti di manakah Gunung Sumeru? Sesungguhnya ada dalam batin Anda, berada dalam Dharmata Anda.
Dalam Ksitigarbha Purvapranidhana Sutra dibahas perihal tiga alam rendah, yaitu neraka, alam binatang, dan alam preta, ketahuilah, semua ada dalam diri Anda, jangan membayangkan terlampau jauh, itu adalah transformasi dari lobha, dosa dan moha Anda sendiri.
Di antara lobha, dosa dan moha, moha (kebodohan) menjadi alam binatang, avidya (kegelapan batin). Sedangkan dosa (kebencian), ada di alam binatang, namun ada juga di alam neraka dan alam preta. Neraka bertransformasi dari lobha (keserakahan). Demikianlah transformasi dari lobha, dosa dan moha. Alam asura juga merupakan transformasi dari kebencian, semua ada dalam batin Anda.
Kemudian adalah 28 surga, yang tertinggi adalah Surga Naivasamjna-nasamjnayatana (bukan persepsi bukan pula non-persepsi). Di lereng Gunung Sumeru adalah Surga Catur Maharajakayika. Triloka adalah kamadhatu (alam nafsu), rupadhatu (alam wujud) dan arupadhatu (alam tanpa wujud), sesungguhnya arupadhatu adalah sunya. Anda melekat pada segala eksistensi, berarti ada dalam rupadhatu. Apabila Anda melekati sunya, berarti ada pada arupadhatu. Bagaimana dengan kamadhatu? Yaitu berbagai jenis kemelekatan dalam dunia material.
Hari ini Mahaguru memberitahu Anda, untuk mengetahui di mana tingkatan Anda, perlu ‘check’ diri Anda sendiri, apabila Anda masih melekat di dunia material ini, dan masih gemar cekcok, berarti Anda masih berada dalam tingkatan kamadhatu,
Apabila Anda menekuni kehidupan sramanera atau Pintu Sunyata, Anda menyadari bahwa segalanya adalah ilusi dan tidak nyata, Anda telah memasuki arupadhatu. Apabila Anda mengaplikasikan pemikiran tersebut, berarti Anda telah berada di arupadhatu. Segala sesuatu dalam 28 surga dan triloka, semua ada dalam batin Anda sendiri.
Ada yang bertanya: “Di manakah 28 surga? Dimensi berapakah itu? Ruang dan waktu yang ke berapa?”, Anda tidak tahu, sepenuhnya ada dalam batin Anda. Anda menyadari bahwa semua sunya, berarti Anda berada di arupadhatu. Saat Anda melekat pada segala rupa lahiriah, berarti Anda ada di rupadhatu. Apabila Anda melekat dan sangat perhitungan terhadap segala sesuatu, berarti ada dalam kamadhatu. Ini semua bisa diketahui dengan memeriksa diri sendiri, apakah saat ini Anda telah melampaui triloka? Apakah Anda memiliki kualitas sebagai deva?
Apabila Anda merasa hidup dengan sangat bahagia, berarti Anda adalah deva, Anda adalah penghuni surga. Apabila Anda merasa depresi dan penuh kekhawatiran, merasa lingkungan menindas Anda, berarti Anda berada di kamadhatu atau arupadhatu. Anda memahami kesunyataan, berarti Anda berada di arupadhatu. Ini semua tercatat dengan sangat jelas di dalam sutra Buddha, demikianlah seharusnya menekuni bhavana.
Segala sesuatu tercipta oleh batin, semua Dharma, Dharmadhatu adalah kesadaran, inilah yang dibabarkan. Bukannya kelak setelah saya naik ke surga, Anda akan melihat saya mulai tumbuh sayap, dan kemudian terbang. Surga bukan di atas, juga bukan di bawah, bukan di kiri dan bukan di kanan, sepenuhnya ada dalam batin Anda, inilah pemahaman yang diperoleh dari mempelajari sutra. Ada yang mengatakan surga ada di atas, neraka ada di bawah, di manakah neraka? Di bawah? Di bawah bumi ini juga langit, di manakah langit? Di atas adalah langit, dan di bawah adalah bumi, ini hanya sebuah metafora. Anda mengira di dalam bumi hanya ada bumi, di dalam bumi ada air, api dan angin, semuanya berpadu, Dharmadhatu dikendalikan oleh batin, dalam mempelajari sutra, Anda harus memahami ini semua, dengan demikian Anda dapat mencapai keberhasilan, dengan demikian barulah dapat melebur di dalamnya. Apabila Anda masih belum memahami ini semua, berarti Anda masih meraba-raba. Pengulasan hari ini sampai di sini.
Om Mani Padme Hum.