464 - Raja dan Dharmaraja (2)
Kita lanjutkan pengulasan raja dan Dharmaraja.
Sebelumnya kita telah membahas, raja adalah raja sebuah negeri pada umumnya, dahulu disebut sebagai kaisar, sekarang adalah presiden atau perdana menteri.
Di dunia saha, di dunia berwujud ini, dia merupakan pemimpin yang tertinggi. Namun dunia berwujud pasti ada batasnya. Apabila Anda memimpin para insan di dunia berwujud, maka kerisauan Anda tiada habisnya. Sebab pundak Anda harus memanggul rakyat di seluruh negeri, berbagai persoalan, besar maupun kecil, semua ada di pundak Anda, sungguh sengsara dan sangat merisaukan.
Tapi pernah ada yang berkata kepada Mahaguru, meskipun sangat sengsara dan merisaukan, namun mereka merasa rela, mereka masih menginginkannya. Kenapa? Sebab kedudukan sangat menggoda manusia, diri sendiri yang menginginkannya. Meskipun menjadi raja sangat sengsara, meskipun merisaukan, namun banyak orang mati-matian ingin menjadi raja.
Kita sadhaka yang hidup murni, berbeda dengan orang awam. Dari apa yang dimiliki oleh Dharmaraja, Anda memperoleh Dharma, Anda menekuni purifikasi, dan Anda memperoleh angkasa raya. Dia adalah pemilik angkasa raya, pemikiran dan kebijaksanaan Anda luar biasa, berbeda dengan para insan di dunia saha.
Oleh karena itu, dapat direnungkan seperti ini, Anda ingin memiliki jagat raya, atau menginginkan sehamparan wilayah yang kecil? Dharmaraja memiliki jagat raya, juga memiliki Tiga Abhaya, abhaya adalah tak gentar, sama sekali tidak takut.
Adakalanya, untuk menjadi seorang raja tergantung pada pemilihan, raja zaman sekarang tergantung pada pemilihan, masa jabatan juga ada batasnya. Sedangkan Dharmaraja tanpa batas, begitu Anda memperolehnya, maka selamanya memilikinya. Setelah Anda memperoleh Dharma, memperoleh Prajna Anuttara (Kebijaksanaan Luhur Tertinggi), Tercerahkan, maka sekali memperolehnya, selamanya memilikinya, tidak akan kehilangan.
Menjadi seorang raja tentu khawatir akan kehilangan. Menjadi seorang raja sebuah negeri, setiap saat harus memerhatikan bawahan Anda, bilamana mereka akan melakukan kudeta? Bilamana mereka akan memberontak? Setiap hari merasa risau. Setelah Anda memperoleh Dharma, memperoleh Tathata Semesta, Anda Tercerahkan, sekali memperoleh maka selamanya memilikinya, tidak akan kehilangan. Anda adalah orang yang bebas sepenuhnya, sebab Anda memiliki Prajna Anuttara. Yang Anda peroleh telah melampaui segala yang berwujud di semesta ini.
Tujuh pusaka, mutiara, agate, emas dan perak, segala macam ratna mutu manikam, semuanya berwujud, hanya sesaat diperlihatkan untuk Anda. Memperoleh Dharma, memperoleh Tathata, inilah pusaka abadi yang tak ternilai. Setelah Anda bisa membedakan antara memiliki jagat raya, atau menjadi seorang raja, jadi sesungguhnya lebih baik menjadi raja manusia atau menjadi Dharmaraja?
Kita adalah yogi yang hidup murni, saya sendiri telah berikrar untuk menjadi yogi sadhaka dalam setiap kelahiran, dan untuk menuntun semua makhluk dalam setiap kelahiran, dalam setiap kelahiran tidak menginginkan jabatan raja, harus menjadi seorang Dharmaraja. Dharmaraja sangat leluasa, Anda bisa menikmati rembulan di puncak gunung, dan berseru kepada angkasa: “Waaah! Aku sungguh bahagia! So happy!” Meskipun tinggal di sebuah gubuk dan makan sayuran, Anda senantiasa sangat berbahagia. Keleluasaan Anda tanpa batas, pemikiran Anda tanpa batas, pengetahuan Anda tanpa batas, kebahagiaan yang Anda peroleh adalah kebahagiaan abadi.
Kebahagiaan seorang raja adalah kebahagiaan sesaat. Sedangkan Dharmaraja mampu memahami kelahiran dan kematian. Dengan adanya Tiga Abhaya, tentu saja tidak gentar terhadap kelahiran, tidak gentar terhadap kematian, dan tidak gentar terhadap tubuh jasmani.
Apabila Anda mempunyai pemikiran yang demikian luar biasa, memperoleh Prajna Anuttara, maka Anda adalah Guru Padmasambhava, Anda sendiri adalah Guru Padmasambhava. Guru Padmasambhava juga telah meninggalkan takhta raja, Shakyamuni Buddha juga telah meninggalkan takhta raja, tidak menginginkan takhta raja manusia. Di masa Sang Buddha, ada delapan pangeran yang meninggalkan keduniawian, mereka semua telah meninggalkan takhta raja, tidak ingin menjadi raja sebuah negeri, rela menjadi Dharmaraja.
Hari ini kita juga demikian, setelah meninggalkan keduniawian, semua adalah Raja Yogi. Oleh karena itu, kelak jika di luar orang menanyai Anda: “Apa pekerjaan Anda?”, “Saya adalah raja!”. Mereka berkata: “Tidak mirip! Raja mempunyai pejabat di sampingnya.” , “Anda tidak tahu, saya juga mempunyai para pejabat, mereka semua tidak berwujud dan ada di sekitar saya, semuanya adalah Dharmapala, Catur Maharajakayika, Panca Mahavidyaraja, Dasa Mahavidyaraja, semuanya adalah Dharmapala yang melindungi saya.”
Kelak setelah Anda Tercerahkan, Anda akan memahaminya. Dharmapala ada di sekitar Anda, setiap saat dapat berkontak batin. Dharmaraja, Raja Yogi yang demikian, sungguh baik, dan selama-lamanya.
Saat Anda berjumpa dengan raja, Aih! Sungguh patut dikasihani, raja, perdana menteri, dan presiden, semua adalah makhluk yang patut dikasihani. Mungkin juga batin mereka juga sangat gembira, memang benar, namun semua hanya sesaat, dan lebih banyak kerisauannya, lebih baik kita menjadi Dharmaraja. Dharmaraja bebas leluasa, yang kita miliki adalah jagat raya, kesempurnaan yang sesungguhnya, kebahagiaan yang sesungguhnya, semua ada secara abadi dalam hati Anda. Kebahagiaan itu tidak berwujud, merupakan Tathata yang abadi dan paripurna.
Om Mani Padme Hum.