465 - Mahamayajala (1)
Hari ini mengulas Mahamayajala, maya adalah ilusi dan transformasi, jala adalah jaring.
Kata benda ini hanya ada dalam Vajrayana, untuk memahami Mahamayajala bukanlah suatu hal yang mudah. Sebab Mahamaya melambangkan alam semesta, maya adalah transformasi, jala adalah sebab dan akibat, sebab dan kondisi. Ini adalah sebuah nama, namun di dalamnya mengandung makna yang sangat mendalam. Menurut Buddhadharma, berbagai transformasi sebab dan kondisi di alam semesta, berada dalam Mahamayajala.
Tantra Vajrayana juga mengandung makna yang sangat mendalam, terdapat kesadaran yang paling mendalam. Secara lahiriah Anda dan loka sejati nampak sebagai dua sisi. Metode dalam Vajrayana memiliki perbedaan dengan pandangan orang awam, ini adalah kesadaran paling mendalam dalam Mahamayajala.
Kita ambil satu contoh, sesungguhnya Guru Padmasambhava adalah seorang raja, Dia berasal dari Danau Danakosha dan dibawa masuk istana, tumbuh di dalam istana, dan kelak hendak meneruskan taktha kerajaan.
Namun hal tersebut tidak termasuk dalam jalur nasib dari Guru Padmasambhava, Beliau bukan raja manusia, Dia adalah Dharmaraja. Akan tetapi, untuk meninggalkan istana diperlukan sebab dan kondisi yang khusus, yaitu diasingkan oleh para pejabat istana, dengan demikian barulah Dia dapat keluar dari istana. Untuk meninggalkan istana, Dia memerlukan sebab dan kondisi.
Cara yang digunakan oleh Guru Padmasambhava berbeda dengan pandangan kita orang awam. Mengapa saat Dia menjadi putra mahkota justru diasingkan keluar dari istana? Sebab utamanya adalah membunuh orang. Dalam hal membunuh, apabila seorang putra mahkota melanggar hukum, seharusnya hukumannya sama dengan rakyat jelata. Namun karena Dia adalah putra mahkota, maka raja membuangnya ke pengasingan.
Coba Anda pikirkan, sebab utama Guru Padmasambhava meninggalkan istana adalah karena membunuh orang. Dalam pandangan mata orang awam, mana mungkin Dia adalah seorang Dharmaraja, sebab Dia telah melakukan karma pembunuhan. Oleh karena itu di sini kita hendak mengulas Mahamayajala, Guru Padmasambhava berdiri di atas loteng istana, Dia menguasai metode Tantra, Dia mengenakan japamala tulang enam sisi, membawa sebuah khatvanga, tangan kanan memegang sebuah vajra, tangan kiri memegang ghanta, menarikan Vajranrti, dalam Tantrayana ada Vajranrti (Tari Vajra). Saat melakukannya, Dia melebur dalam abhijna (kemampuan spiritual) Mahamayajala.
Dalam sebuah negara ada pejabat sipil dan militer, di dalamnya, ada yang baik dan ada yang buruk. Saat itu, ada dua orang di antara para menteri yang sangat jahat, yang kelak akan memberontak, mereka disebut sebagai Putra Mara dan Istri Mara, kelak mereka akan melakukan pemberontakan bersenjata, menciptakan kekacauan negara, memporak-porandakan negara.
Dengan kebijaksanaan-Nya, Guru Padmasambhava telah mengetahui ada seseorang yang disebut sebagai Putra Mara dan satunya adalah Istri Mara. Saat menarikan Vajranrti, Dia melempar khatvanga, vajra dan ghanta dari atas istana ke bawah, di tempat para pejabat sipil dan militer berada.
Terjadilah sebuah pembunuhan, khatvanga melesat menembus jantung Istri Mara, vajra dan ghanta yang sangat kokoh dilemparkan memecah kepala Putra Mara.
Orang-orang di istana mengatakan putra mahkota telah membunuh istri dan putra dari menteri. Akhirnya raja tidak berdaya, terpaksa mengasingkannya. Seharusnya Dia dihukum mati, namun karena Dia adalah putra mahkota, maka Dia diasingkan ke sebuah tempat yang sangat jauh, dan Guru Padmasambhava menggunakan kesempatan di pengasingan untuk menekuni bhavana.
Namun, pada umumnya, mana boleh membunuh? Guru Padmasambhava memiliki divyacaksu (mata devata) dan Prajnacaksu (Mata Kebijaksanaan Luhur) yang mampu mengamati dalam Mahamayajala, mengetahui apabila kedua orang itu dibiarkan hidup, kelak mereka akan memusnahkan dinasti, seluruh rakyat akan tertindas dan menderita, oleh karena itu, dengan matinya kedua orang tersebut, dapat menolong ribuan nyawa, demikianlah pengamatan-Nya.
Selain itu, Dia juga memerlukan sebab dan kondisi untuk meninggalkan istana, sehingga Dia harus melakukannya, ini merupakan salah satu permainan abhijna Mahamayajala dari Guru Padmasambhava. Dalam pandangan orang awam, Guru Padmasambhava telah membunuh. Dalam pengamatan divyacaksu dan Prajnacaksu, dan dalam pengamatan sebab dan kondisi, Guru Padmasambhava telah menyelamatkan para insan, menyelamatkan ribuan rakyat, sehingga rakyat lolos dari penindasan dan penderitaan, di sinilah letak perbedaan dari Vajrayana, di dalamnya ada sebab dan kondisi istimewa, terdapat permainan abhijna, terdapat berbagai macam transformasi. Transformasi dari sebab dan kondisi Kesadaran Semesta ini disebut sebagai Mahamayajala.
Om Mani Padme Hum