467 - Syarat Mencapai Kebuddhaan (1)
Kita mengulas syarat mencapai Kebuddhaan. Saat Guru Padmasambhava hendak meninggalkan Tibet, ratu masa itu memohon Guru Padmasambhava untuk membabarkan syarat mencapai Kebuddhaan.
Kita mengetahui bahwa ruang lingkup syarat untuk mencapai Kebuddhaan sangatlah luas, apa saja yang harus dilalui dalam tahapan mulai dari insan awam hingga Kebuddhaan, terlampau luas untuk diulas. Guru Padmasambhava menggunakan lima hal utama untuk membabarkan keseluruhan dari syarat mencapai Kebuddhaan.
Terlebih dahulu Dia menyatakan: “Kelahiran dan kematian adalah persoalan besar, dan anitya sangat cepat.” Kita yang menekuni Buddhisme mengetahui dan sering membahas anitya. Sesungguhnya apabila Anda menggunakan pengamatan luhur, mengamati segala hal di dunia, semua adalah anitya. Kelahiran dan kematian adalah persoalan besar, sesungguhnya ada kelahiran maka pasti ada kematian, Sang Buddha mengatakan yang lahir pasti akan mati, sejak dahulu hingga saat ini tidak ada yang hidup selamanya.
Daois menekuni ilmu peremajaan dan panjang usia, memang benar tidak akan menua, tapi masih tetap akan mati, meninggal walau belum menua, inilah peremajaan dan panjang usia. Dalam ilmu peremajaan dan panjang usia, sekalipun usia Anda sangat panjang, namun masih tetap akan binasa, oleh karena itu, yang lahir pasti akan mati. Kelahiran dan kematian adalah persoalan yang besar, Anda harus memahami kelahiran, juga harus memahami kematian. Setelah Anda memahami kelahiran dan kematian, dan mampu mengatasinya, ini merupakan hal besar. Bila tidak, Anda hanya menjalani kehidupan bagai mimpi dan ilusi, anitya sangat cepat, hidup sangat cepat berlalu.
Seperti saya sendiri, saat ini saya mengenang masa kecil, semua bagaikan sebuah mimpi. Kemudian kenanglah masa muda Anda, juga bagaikan mimpi. Sekarang sudah sepuluh tahunan menetap di Amerika, mengenang masa-masa di Taiwan sebelum usia 38 tahun, segala hal di Taiwan bagaikan mimpi, bagaikan ilusi. Semua telah berlalu, masa muda telah berlalu, mengenang masa muda di Taiwan, semua hanya sebuah mimpi, sangat cepat berlalu.
Kita tahu bahwa sakit sangat menderita, sesungguhnya ada satu kata yang juga sangat menderita, tua juga menderita. Akhir-akhir ini saya menonton video Tang Minghuang (Minghuang / Kaisar Ming dari Dinasti Tang), mulai dari masa kecil Li Rongji, hingga dia berusia 70 tahun. Ada beberapa situasi yang membuat kita merasakan sengsaranya usia tua.
Tang Minghuang, sempat menikmati masa-masa kedamaian dan kemakmuran selama sekitar 40 tahunan. Suatu hari An Lushan memberontak, Tang Minghuang ingin tampil untuk memimpin pasukan, dia mengeluarkan pedang pusaka, dia berusaha menarik pedang pusaka, namun tidak berhasil. Akhirnya dua orang berusaha menariknya, yang satu menarik sarung pedang, yang satu menarik kepala pedang, mereka menarik dengan paksa. Pedang belum menua, tapi sudah berkarat. Serdadu tua belum mati, hanya saja sudah lemah, ini merupakan gambaran yang sangat tragis.
Selain itu, ada satu situasi di mana Tang Minghuang saat itu berusia 70 tahun dan ingin maju mempimpin pasukan, kuda perang dikeluarkan, di masa mudanya, dia maju berperang dengan menunggangi kudanya itu, saat itu berperang demi Putri Taiping. Saat dia hendak menunggangi kudanya, dia mengangkat kakinya, tapi tidak sanggup naik sampai punggung kuda. Dia memaksakan diri untuk naik ke atas kuda, tapi terjatuh lagi, jatuh dengan sangat mengenaskan.
Tua juga menakutkan, lihatlah saat dia berdiri di tepi Sungai Min, menatap aliran sungai berlalu. Waktu dan usia tidak menunggu siapa pun, seorang kaisar juga tidak sanggup mempertahankan usianya. Saat itu dia menatap air sungai, dan mengatakan: “Air itu telah mengalir pergi dan tidak akan kembali.”, setelah air mengalir, setelah waktu mengalir, tidak akan kembali lagi. Setelah mengalir, bagaikan sebuah mimpi. Dia sendiri berkeluh-kesah betapa cepatnya ketidakkekalan, di masa muda dia melakukan tarian pedang dengan sangat baik dan sangat gagah. Di masa tua, saat dia melakukan tarian pedang, masih separuh jalan sudah terpeleset, sungguh menakutkan.
Masa kecil Mahaguru juga telah berlalu, masa muda juga telah berlalu, masa usia pertengahan juga telah berlalu, bagaimana saya kemudian, tidak perlu dikatakan, saat Anda menyadari rambut mulai memutih, kerutan mulai memenuhi wajah, maka Anda akan mengetahui betapa menakutkannya usia tua. Oleh karena itu, saat ini berupaya mempertahankan kekuatan fisik, tidak masalah memperpanjangnya berapa lama. Setiap hari berolahraga, saat ini masih dapat mempertahankan kekuatan, ini sudah tergolong berkah. Semakin banyak sakit, maka semakin cepat tua. Semakin banyak sakit, juga semakin banyak kemerosotan. Oleh karena itu, ini perlu diperhatikan, menua juga menakutkan, anitya sangat cepat.
Om Mani Padme Hum