482 - Mengulas Prabhasvara (6)
Kita lanjutkan pengulasan prabhasvara.
Di Bodhgaya, di bawah Pohon Bodhi, Shakyamuni Buddha menatap ke arah Timur, menyaksikan kemunculan Bintang Terang dalam samadhi-Nya, sesungguhnya yang Beliau lihat adalah prabhasvara, Bintang Terang hanyalah sebuah lambang. Anda tidak bisa mengatakan: “Akhirnya Sang Buddha mencapai Pencerahan di bawah Pohon Bodhi, Beliau tidak melihat apa pun, Beliau hanya melihat kekosongan, tiada apa pun.”, maka kita akan mengatakan: “Kita juga melihat kosong, berarti kita telah Tercerahkan.”
Bukan demikian, Beliau melihat prabhasvara, Bintang Terang di Timur adalah prabhasvara. Di dalam prabhasvara ada vimalaprabha, di dalamnya adalah Prajna, Prajna dapat mengaplikasikan sadparamita.
Jika kalian semua mengatakan: “Sang Buddha menatap ke arah Timur, melihat Bintang Terang di Timur dan Tercerahkan.”, akhirnya semua ikut-ikutan, arah Timur ada di hadapan vihara kita, di pagi hari semua duduk berbaris, menghadap ke arah Timur, kemudian nampak bintang di Timur dan menyatakan diri telah tercerahkan.
Bukan demikian, Bintang Terang di Timur tidak ada di luar, sesuai dengan apa yang sering diungkapkan dalam sutra Buddha, Shakyamuni Buddha juga mengatakan, jalan yang benar adalah mengarah ke dalam, bukan ke luar. Jika Anda mencari ke luar, Anda tidak akan melihat Bintang Terang tersebut. Pencerahan Shakyamuni Buddha diperoleh dari meditasi ke dalam, menggali ke dalam, bukan mencari ke luar.
Ada yang mengatakan bahwa dia sangat dekat dengan Mahaguru, jadi dia tidak perlu bersadhana, sebab saat Mahaguru hendak pergi, dia cukup menarik shamthap (jubah bagian bawah) Mahaguru. Kelak saat Mahaguru akan berpulang, dia mengatakan: “Tunggu dulu!”, kemudian dia menarik shamthap Mahaguru. Jika Anda menarik shamthap saya, bisa-bisa shamthap saya melorot.
Bukan demikian, menarik shamthap saya berarti mengejar ke luar. Anda harus memperoleh Prajna Mahaguru, memperoleh Prajna Sang Buddha, inilah penggalian ke dalam, Prajna merupakan keberadaan.
Oleh karena itu dalam film Kaisar Ming dari Dinasti Tang, mengenai dua aksara ‘sunya sunya’ yang tertulis di vihara Maweipo, bagaimana mungkin ‘sunya sunya’ mengandung Prajna? Seharusnya ditulis ‘sunya Prajna’, mencakupi Prajna yang merepresentasikan keberadaan.
Kita sering membicarakan sunya dan Prajna, di dalam sunya pasti menghasilkan Prajna. Di dalam Prajna diajarkan bagaimana Anda menjadi manusia yang baik, ada guru dan senior, ada siswa, ada Dharma, ada tata ritual, ada sadparamita, inilah Prajna. Setelah mencari dengan cara demikian, pada akhirnya akan menjadi tiada mencari, dan memasuki sunya dan Prajna.
Bukan malah setelah Anda memperoleh sunya, menjadi tiada mulia, tiada rendah, tiada atas, tiada bawah, tiada guru, tiada siswa, tiada kebijaksanaan, tiada sesuatu apa pun, ini adalah kehampaan, dan ini sangat berbahaya.
Inilah arti dari pembahasan kali ini, menekuni Buddhisme berarti mencari ke dalam, apa yang dicari? Pencarian Anda harus menghasilkan Prajna, kemudian Prajna memasuki sunyata. Namun Anda mesti mempertahankan Prajna, merupakan sunya dan Prajna, sunya dan keberadaan, ini sangat penting.
Setelah Anda memperoleh Prajna, Anda akan menghasilkan sinar. Sumber dari vimalaprabha adalah bhavana yang Anda lakukan berdasarkan Prajna yang Anda peroleh.
Dalam Tantra dikatakan melihat ke dalam, melihat sinar. Namun sinar ini bergetar dengan hebat, atau berlalu dengan sangat cepat. Mencari ke dalam berarti batin dalam kondisi samadhi. Begitu batin Anda dalam kondisi samadhi, maka sinar tersebut juga diam. Saat batin Anda goyah, sinar tersebut juga goyah. Tidak peduli aliran apa pun itu, semua memiliki pemikiran demikian, semuanya memiliki dasar yang sama.
Dalam Tantra juga dikatakan, Anda mengandalkan pernapasan, napas yang dihembuskan menjadi seutas Vajrasphota (kunci vajra), kemudian sinar dari prabhasvara diikat satu-persatu, sehingga dia tidak lagi bergerak. Apa artinya? Gunakan pikiran Anda untuk menenangkan batin. Kemudian napas yang dihembuskan menjadi Vajrasphota. Vajrasphota mengunci semua sinar bindu, dengan demikian akan menjadi Vajrabandha (Rantai Vajra). Ini semua ada caranya, Anda diajari menggunakan pikiran untuk menenangkan batin, metode ini sangat penting.
Setelah Anda melihat vimalaprabha, kemudian mengunci semua vimalaprabha, sehingga menjadi Vajrabandha. Kemudian semua Vajrabandha dihimpun, menjadi Vajrapata (Layar Vajra). Kemudian dari Vajrapata, Anda mengamati Buddhata, Buddha pun nampak. Seperti yang dikatakan dalam Sekte Ksetraparisuddhi, “Berjumpa dengan Buddha, mengatasi kelahiran dan kematian.”, setelah berjumpa dengan Buddha, maka kelahiran dan kematian telah berakhir.
Bagi Anda yang menekuni Tantra, Anda melihatnya melalui prabhasvara, kemudian prabhasvara dirangkai, menjadi Vajrabandha. Vajrabandha dihimpun menjadi Vajrapata. Berikutnya, dari Vajrapata Anda melihat Buddhata, inilah makna dari berjumpa dengan Buddha, mengatasi kelahiran dan kematian, seperti Buddha menuntun semua makhluk. Seperti Buddha, mengembangkan Bodhicitta, menuntun semua makhluk. Melihat Buddhata, Buddhata telah muncul. Kemudian, di luar Buddhata, Anda bisa melihat Ksetraparisuddhi.
Dari manakah munculnya Buddha dan Ksetraparisuddhi? Yaitu dari batin. Batin ini juga berasal dari sisi dalam Anda sendiri, dan bukan diperoleh dari luar.
Setelah kita mengetahui dasar ini, maka Anda akan mengetahui mana yang tergolong sebagai Samyakavavda (Ajaran Benar), dan mana yang di luar Jalan Kebenaran. Samyakavavada digali ke dalam, sedangkan yang sesat adalah mencari ke luar, demikianlah yang telah dikatakan oleh Sang Buddha.
Oleh karena itu, apa itu lurus? Apa itu sesat? Apa itu tirthika (di luar Jalan Kebenaran)? Anda harus mengetahuinya.
Semua telah memahami garis besar prabhasvara, Anda telah mengetahui bagaimana menekuni Tantra, dengan demikian barulah dapat menampakkan prabhasvara. Untuk memperoleh arah bhavana, Anda mesti bersarana, kemudian belajar dengan sebaik-baiknya.
Om Mani Padme Hum