493 - Fenomena Dalam Ekagrayoga (1)
Kita membahas fenomena dalam ekagrayoga.
Dalam Mahamudra ada empat jenis yoga. Yoga paling awal adalah ekagrayoga. Kemudian adalah nisprapanchayoga, yang ketiga adalah samarasayoga, dan yang terakhir adalah abhavanayoga. Hari ini kita mengulas fenomena dalam ekagrayoga.
Sebelumnya saya telah membahas perihal konsentrasi. Bagaimana cara berbhavana? Satu kata, konsentrasi. Mesti dimulai dari konsentrasi, tanpa konsentrasi, segalanya tidak akan terlaksana.
Ada juga yang mengatakan, “Ekagrayoga memerlukan retret.”, untuk apakah retret? Di Rainbow Vila terdapat tempat retret. Namun untuk apakah Anda menjalani retret? Yaitu untuk melatih konsentrasi Anda. Retret berarti memisahkan diri dengan berbagai afinitas di dunia luar, berada di dalam sebuah pondok kecil, sepenuh hati mengerjakan tugas, inilah kunci dari retret.
Namun menurut Anda, “Aku bisa melakukan retret di mana pun.”, benar, tidak salah. Tapi, apakah perhatian Anda dibuyarkan oleh afinitas luar? Retret dilakukan supaya tidak terkena dampak buyarnya perhatian.
Apabila di sini selalu dapat berkonsentrasi, maka tidak perlu melakukan retret. Sebab, seantero Dharmadhatu bagaikan pondok retret Anda, di sinilah intinya. Oleh karena itulah, ekagrayoga memerlukan retret, dan retret adalah demi konsentrasi.
Di dalam konsentrasi, akan muncul beberapa fenomena. Meditasi juga merupakan latihan konsentrasi, melatih daya pikiran Anda. Ada tiga fenomena yang akan muncul, pertama, dalam meditasi, arus pikiran Anda akan tercurah bagaikan air terjun. Arus pikiran bagaikan air terjun, sambung-menyambung, tanpa henti.
Kita suka melihat air terjun, di dekat Rainbow Vila ada sekitar 6 sampai 7 air terjun, kita sudah pernah melihat semuanya. Air terjun yang besar bagaikan seutas kain, tercurah dari atas ke bawah. Air terjun yang kecil, seperti air seni, kita menyebutnya air terjun air seni. Tiap-tiap air terjun memiliki bentuk yang berbeda-beda.
Pikiran manusia, apabila tidak ditenangkan, tidak diperhatikan, dan tidak dipusatkan, maka akan seperti air terjun. Ketika Anda melatihnya, pada permulaan menggunakan metode penghentian pikiran, menghentikan arus pikiran. Perlahan-lahan Anda akan memasuki tahap sungai kecil, “Di depan rumah saya ada sungai kecil.”, sungai kecil itu mengalir perlahan. Ini merupakan upaya Anda dalam melatih penghentian pikiran.
“Di sungai ada seekor angsa”, benak Anda berpikir: “Pikiran saya bagaikan sungai kecil yang mengalir perlahan.”, muncul beberapa ekor angsa, sebab sebuah lagu telah memengaruhi pikiran.
Gunakan kembali metode penghentian pikiran, lanjutkan ‘study’, pada akhirnya akan menjadi sebuah danau yang tenang, akan muncul fenomena danau cermin, sebuah danau yang jernih seperti cermin, ini artinya mengalami kemajuan.
Ada tiga bentuk, yang pertama, arus pikiran bagaikan air terjun. Yang kedua, arus pikiran bagaikan sungai kecil, mengalir perlahan. Yang ketiga, pikiran bagaikan permukaan air danau yang tenang, telah mencapai keberhasilan.
Begitu muncul danau yang tenang, pikiran tiada beriak. Bagaikan sebuah cermin, Anda dapat melakukan pengamatan. mengamati batin sendiri, batin akan nampak. Di India Selatan, Nagarjuna Bodhisattva berjumpa dengan Vajrasattva, Beliau melihat Vajrasattva dengan menggunakan batin. Adakalanya Vajrasattva muncul di angkasa, sesungguhnya terlebih dahulu hadir di dalam batin, kemudian baru muncul di angkasa.
Ketika Guru Padmasambhava berada dalam Abhisamaya (pemahaman terang), sesungguhnya saat Beliau mengamati batin sendiri, Vajrasattva juga muncul di angkasa.
Dalam bhavana, Mahaguru Lu berada dalam Abhisamaya, mengamati diri, Guru Padmasambhava muncul di angkasa. Penampakan ini istimewa, terjadi ketika batin tenang, ketika tiada sedikit pun pikiran sesat, maka Anda dapat menyaksikan Abhisamaya diri sendiri. Ini merupakan sebuah kunci, inilah banyak tahapan yang harus Anda lalui dalam bermeditasi, ketika sampai pada tahapan danau batin yang tenang, Anda akan menyaksikan kehadiran Istadevata Anda.
Penampakan ini adalah nyata, namun juga ilusi. Sebab segala yang muncul dari danau batin Anda adalah ilusi. Namun ini juga merupakan terang yang muncul dari alam semesta, oleh karena itu juga nyata.
Kondisi tersebut sama sekali berbeda dengan mimpi, merupakan kondisi di antara mimpi dan jaga. Sinar yang terang-benderang dapat dilihat ketika Anda berada dalam tahapan yang ketiga.
Oleh karena itu saya katakan, bagaimana terjadinya sebuah pengelihatan, yaitu ketika berada dalam kondisi ini, ketika Anda mengamati batin bagaikan danau tenang, maka Anda dapat melihat Istadevata Anda.
Om Mani Padme Hum.