506 - Lingkungan Bhavana Mahamudra (2)
Kita lanjutkan pembahasan lingkungan bhavana Mahamudra.
Mengenai perlunya tapa dalam penekunan ekagrayoga, kita perlu membahas lingkungan bhavana Guru Padmasambhava, yaitu bhavana di sitavana. Mungkin Anda akan bertanya: “Mahaguru, di dalam makam ada mayat, namun mengapa ketika Anda berjumpa dan menerima tuntunan bhavana dari Guru Padmasambhava di dalam makam kuno, Anda tidak takut?” Apa yang perlu ditakutkan? “Siapa takut kepada siapa? Kura-kura takut pada palu, kecoa takut pada sendal.”, siapa takut kepada siapa! Mahaguru hanyalah orang yang lewat belaka.
Dahulu ketika Mahaguru memeriksa fengshui, adakalanya memilih waktu di malam hari, mengamati fengshui makam di malam hari, yang pernah menyertai saya mengetahui hal ini. Saya memeriksa fengshui pemakaman di malam hari, di malam hari saya meraba tengkorak manusia.
Menggali makam, di dalamnya ada sebuah lubang, membuka pintunya dan masuk, apakah kalian pernah masuk? Saya benar-benar pernah masuk. Apa yang saya lakukan di dalam? Di sana saya menata tulang-belulang di dalam guci, arahnya harus tepat, luopan (kompas fengshui) digunakan untuk menentukan arah yang tepat.
Dahulu saya pernah menata tulang, tengkorak diletakkan di tepat di tengah, rusuk diletakkan di kedua sisinya, tulang kaki diletakkan di depan, lubang hidung yang berbentuk segitiga harus menghadap titik tengah salib luopan, saya harus menata semua dengan tepat. Apabila posisi tengkorak masih belum tepat, maka saya harus memutarnya.
Di kamar saya sendiri ada kapala, saat ini diletakkan di samping kamar tidur. Di meja kantor di Rainbow Vila juga ada kapala, di kamar tidur di Miyuan, di atas juga ada kapala. Dahulu ketika saya masih memberikan konsultasi fengshui, saya harus menata arah dan posisinya, garis tengah lubang hidung yang berbentuk segitiga harus berhadapan dengan garis tengah salib luopan, saya melakukan itu semua.
Di tengah malam saya masuk ke dalam lubang makam kuno, berbaur dengan mayat, apa yang perlu saya takutkan? Oleh karena itu, ketika ada hantu yang menampakkan dirinya, lidahnya sangat panjang, kita tarik lidahnya, wah sungguh panjang! Kebetulan bisa masak sup lidah hantu! Tidak takut, tidak ada yang perlu ditakutkan, kesambet? Saya yang membuat hantu kesambet, bukan hantu yang membuat saya kesambet. Apa yang perlu ditakutkan? Langit dan bumi sungguh luas.
Sebagian orang mengatakan: “Sungguh merinding! Angin bertiup kencang! Hujan turun dengan lebat, langit demikian gelap.” Apa yang perlu ditakutkan? Bahkan mati pun tak gentar, apa yang perlu Anda takutkan?
Oleh karena itu, ketika menekuni ekagrayoga, Guru Padmasambhava bertapa di smasana (hutan tempat mempersemayamkan jenazah). Guru Padmasambhava pernah mengunjungi semua smasana.
Membicarakan pemakaman, dibandingkan dengan Guru Padmasambhava, makam yang saya kunjungi lebih banyak, mengapa demikian? Sebab saya memberikan konsultasi fengshui. Ketika memberi konsultasi fengshui, pemakaman mana yang bukan merupakan tempat kerja saya? Setiap pemakaman merupakan tempat kerja saya, baik itu makam kecil maupun makam besar.
Termasuk kepala sekolah geodesi, Jenderal Li Zhongqi, saat dia meninggal dunia, ketika menurunkan peti matinya, saya menggunakan luogeng (kompas fengshui) untuk mengatur arahnya. Saya baik dalam pelajaran survei dan pemetaan, dalam fengshui juga sangat akurat.
Dengan demikian saya sudah terbiasa, di tengah malam, kemanapun Anda mengundang saya, saya selalu berani. Sebab saya sudah menjelajahi banyak pemakaman, mulai dari Taiwan bagian atas sampai bawah, dari Pingdong, Fangliao, Taidong, dan Hualian. Mulai dari bagian paling atas dari Taiwan, Su’ao, Yilan, terus hingga ke bawah, Gaoxiong, kemudian ke arah Timur, Pingdong, Fangliao, terus ke Timur, pemakaman yang mana yang belum pernah saya jelajahi?
Demikian banyaknya sitavana yang telah saya lihat, masuk lubang makam juga berani, sanggup menata tulang-belulang di dalam guci, Anda juga tetap berani melakukannya. Di sana ada pintu kecil, kemudian dibuka, masuk ke dalam, kemudian mengatur letaknya.
Juga perlu memastikan, apabila yang di dalam berbenturan dengan arah bagian luar, maka bagian dalamnya bisa digeser sedikit, ini namanya ‘Nei wai fen jin’, jika bagian dalamnya tidak searah dengan batu nisan, maka disebut sebagai ‘Nei wai fen jin’. Ini ada dalam ilmu fengshui, juga merupakan sebuah kias. Ketika mengatur letak bagian bawah, guci tulang diputar sekali, dapat mengatasi hawa buruk segala arah, ada beberapa cara untuk melakukan hal ini. Oleh karena itu, Mahaguru telah memahami persoalan hidup dan mati, setelah manusia mati, maka di sanalah tempat terakhirnya.
Begitu dikremasi, hanya setumpuk abu. Guru Padmasambhava mengambil abu jenazah, kemudian memborehkan di wajah dan tubuh, ini merepresentasikan melampaui hidup dan mati, tiada klesha. Nanti pergi ke krematorium, ambil sedikit abu untuk dibawa pulang, kemudian borehkan ke tubuh, melampaui hidup dan mati. Ambil beberapa tengkorak, setiap hari mengamati lubang matanya, lubang hidung, gigi, mulut, merenungkan kematian, memusatkan perhatian, maka Anda tidak akan tergoda oleh faktor eksternal. Jangan sampai Anda memeluk tulang-belulang (tubuh jasmani) kemudian menciuminya, oleh karena itu renungkan kematian.
Apabila Anda ingin memusatkan perhatian dalam ekagrayoga, maka lokasi bhavana sangat penting. Dalam penekunan ekagrayoga, diperlukan tapa. Nisprapanchayoga berarti meninggalkan segala permainan, menetap di gunung, meninggalkan segala macam drama dan permainan duniawi, inilah nisprapanchayoga.
Om Mani Padme Hum.