524 - Karakteristik Yoga Mahamudra (6)
Kita lanjutkan pengulasan karakteristik Mahamudra.
Pengulasan telah sampai pada karakteristik paripurna dari Abhavanayoga, mesti mempunyai Mahasukha abadi dan terang kemurnian abadi, serta keleluasaan Buddhata. Gabungan itu semua disebut paripurna, ini sudah sering saya babarkan.
Kita juga telah membahas berbagai upaya kausalya yang digunakan oleh Buddha dan Bodhisattva untuk menuntun para insan, seperti Guru Padmasambhava, upaya kausalya yang Beliau gunakan untuk menuntun para insan sangat istimewa. Sesungguhnya aktivitas tersebut adalah sempurna, namun dalam pandangan orang luar secara lahiriah tidaklah sempurna, sesungguhnya secara internal adalah sempurna. Ini bersifat kontroversial, sama seperti kisah para insan di Kota Jagal yang sangat kontroversial.
Guru Sesepuh dari Kagyudpa, Tilopa, ketika Beliau menuntun para insan, Beliau telah memperoleh Anuttarasamyaksambodhi. Beliau memancing ikan, setelah ikan terpancing, Beliau memotong kepalanya, kemudian menggunakan metode samkranti supaya ikan tersebut langsung bertumimbal lahir.
Dalam pandangan umat Buddha awam, perbuatan Beliau bersifat kontroversial. Mana boleh memancing ikan? Mana boleh memotong kepala ikan? Bukankah itu pembunuhan?
Namun ketika memotongnya, Beliau menggunakan hati yang paling Mahamaitrikaruna, kemudian segera menyeberangkannya untuk langsung bertumimbal lahir. Secara lahiriah nampak sebagai pembunuhan, namun sesungguhnya di sisi dalam Beliau adalah penyeberangan arwah, demikianlah Guru Sesepuh Tilopa juga melakukan aktivitas semacam itu.
Apabila Anda adalah Anuttarasamyaksambuddha, maka Anda akan memiliki metode upaya kausalya untuk menuntun para insan. Namun metode semacam itu sungguh diluar jangkauan pikiran, sangat kontroversial. Akan tetapi, di dalam Abhavanayoga, tetap merepresentasikan kesempurnaan.
Renungkanlah, sebagai manusia, di alam manusia, duka lebih banyak daripada kesenangan, selanjutnya membahas alam binatang, ada lebih banyak duka, dan kesenangannya lebih sedikit dari alam manusia.
Lihatlah, apa yang menyenangkan di alam binatang? Apa yang menyenangkan di alam manusia? Oleh karena itu Buddhadharma menitikberatkan tekad pembebasan, terbebas dari sadgati. Apabila Anda terbebas dari sadgati, Anda akan memiliki Mahasukha.
Renungkanlah, Anda ingin panjang usia dan awet muda, namun apakah ada artinya? Apakah bermakna?
Saya berikan sebuah contoh sederhana, organisasi perlindungan satwa, kita melindungi satwa, supaya semua satwa bisa panjang usia. Supaya ayam-ayam bisa menjadi induk ayam tua, supaya bebek bisa menjadi induk bebek tua, supaya kura-kura bisa menjadi kura-kura tua.Tentu saja kita juga mengembangkan maitrikarunacitta, Mahaguru juga memberikan donasi bagi organisasi perlindungan satwa, “Kalian juga ingin melindungi satwa? Sungguh baik!”
Sebenarnya panjang usia berarti lebih lama mengalami penderitaan. Anda melindungi supaya semua binatang bisa panjang usia, bukankah dengan demikian mereka akan menderita lebih lama? Menurut Anda, apa yang menyenangkan di alam binatang? Sebenarnya mereka sedang menerima buah karma terlahir di alam binatang, terlahir kembali menjadi binatang, apa yang menyenangkan? Anda melindungi mereka, memelihara mereka dengan baik, dan mereka bisa terus menjadi binatang. Secara lahiriah memang demikian, sesungguhnya kontroversi juga demikian. Kelahiran sebagai manusia, apabila Anda telah memperolehnya, segera bertumimbal lahir, segera terbebas dari klesha, segera memasuki Nirvana, segera menjadi Buddha, menjadi Bodhisattva, apakah demikian lebih baik? Ataukah lebih baik menjadi kakek panjang usia di alam manusia? Berjenggot panjang, berambut putih, berwajah kumara berambut putih, mencapai keberhasilan pelatihan Dao, berjalan menggunakan tongkat, mirip Kakek Bintang Panjang Umur, apakah gigi Anda masih sama dengan semasa muda? Jadi, apa baiknya berumur panjang?
Guru Padmasambhava menggunakan metode yang sempurna untuk menuntun para insan, sebuah upaya kausalya. Tilopa menyeberangkan ikan, juga menggunakan upaya kausalya, semua mengandung makna yang sangat mendalam.
Dalam Tantra ada sebuah pustaka yang disebut Adhyardhasatika Sutra, secara prinsip realitas kebenaran, metode tersebut dapat dijelaskan, merupakan Buddhadharma yang sempurna. Namun secara lahiriah, menjadi tidak masuk akal.
Dalam hal ini, kita mesti memiliki kebijaksanaan yang lebih tinggi dan mendalam untuk memahami materi dalam Tantra. Oleh karena itu, tanpa akar dan kapasitas yang baik, akan sangat sukar bagi seseorang untuk mempelajari Tantra.
Alam manusia adalah duka, adalah sunya, adalah anitya. Alam binatang juga duka, sunya, dan anitya. Dalam teori Buddhadharma, ada duka, sunya, dan anitya. Semua di dunia saha ini, di dunia material ini, adalah duka, sunya, dan anitya.
Ada banyak upaya kausalya untuk terbebas dari duka, sunya, dan anitya. Setelah Anda berhasil mencerahi kebenaran semesta, mencapai Anuttarasamyaksambodhi, Anda akan memahami bahwa metode samkranti dalam Tantra adalah sangat sempurna. Kadang, begitu tercerahkan, seseorang akan langsung memasuki Nirvana. Teori ini ada dalam Buddhisme, dan Tantra lebih istimewa lagi. Kebijaksanaan semacam ini sangat luar biasa, inilah kesempurnaan dari Abhavanayoga.
Om Mani Padme Hum.