Dharmaraja Lian-sheng Mengulas Satya Buddha Sutra
( Pengulasan Keduabelas )
Dharmadesana 21 Januari 1989
 
Kutipan Teks Sutra Mandarin :
 
  聖尊告大眾。若有善男子。善女人。
Shèngzūn gào dàzhòng. Ruòyǒu shàn nánzǐ. Shàn nǚrén.
 
於每年五月十八日。沐浴齋戒。著新淨衣服。
Yú měinián wǔ yuè shíbā rì. Mùyù zhāijiè. Zhe xīn jìng yīfú.
 
或於每月十八日。或本命生辰日。
Huò yú měiyuè shíbā rì. Huò běnmìng shēngchén rì.
 
在密壇前。奉請二佛八菩薩。
Zài mìtán qián. Fèngqǐng èr fo bā púsà.
 
奉誦「真實佛法息災賜福經」。隨心所求。自有感應。
Fèngsòng `zhēnshí fófǎ xīzāi cìfú jīng'. Suíxīn suǒqiú. Zì yǒu gǎnyìng.
 
更能供養香花燈茶果。虔誠祈禱。咸得如意。
Gèng néng gòngyǎng xiāng huā dēng chá guǒ. Qiánchéng qídǎo. Xián dé rúyì.
 
聖尊告大眾。世間高官貴人沙門居士修道俗人等。
Shèngzūn gào dàzhòng. Shìjiān gāoguān guìrén shāmén jūshì xiūdào súrén děng.
 
若聞此經。受持讀誦。如是之人祿位最尊。
Ruò wén cǐ jīng. Shòuchí dú sòng. Rúshì zhī rén lùwèi zuì zūn.
 
壽命延長。求子得子。求女得女。
Shòumìng yáncháng. Qiú zi dé zi. Qiú nǚ dé nǚ.
 
獲福最是無量。是增益的大福寶經。
Huò fú zuìshì wúliàng. Shì zēngyì de dàfú bǎojīng.
 
若有先亡。怨親債主。未能得度。滯泄幽冥。
Ruò yǒu xiān wáng. Yuànqīn zhàizhǔ. Wèi néng dédù. Zhì xiè yōumíng.
 
若能持誦本經。印送本經。亡者昇天。怨親退散。現存獲福。
Ruò néng chí sòng běn jīng. Yìn sòng běn jīng. Wángzhě shēngtiān. Yuàn qīn tuìsàn. Xiàncún huò fú.
 
若有男子女人。或被邪魔所侵。鬼神為害。惡夢昏亂。
Ruò yǒu nánzǐ nǚrén. Huò bèi xiémó suǒ qīn. Guǐshén wéihài. È mèng hūnluàn.
 
受持本經。施印本經。邪鬼退藏。即得安樂。
Shòuchí běn jīng. Shī yìn běn jīng. Xié guǐ tuìcáng. Jí dé ānlè.
 
若有疾厄纏身。前世因果業報。鬼神病等。
Ruò yǒu jí è chánshēn. Qiánshì yīnguǒ yèbào. Guǐshén bìng děng.
 
受持本經。印施本經。即得災厄消除。病源立解。
Shòuchí běn jīng. Yìn shī běn jīng. Jí dé zāi'è xiāochú. Bìngyuán lì jiě.
 
若有惡運。官訟牽纏。囚禁獄繫。
Ruò yǒu è yùn. Guān sòng qiānchán. Qiújìn yù xì.
 
但能持誦本經。印施本經。即得解除。凶殃殄滅。化為吉祥。
Dàn néng chí sòng běn jīng. Yìn shī běn jīng. Jí dé jiěchú. Xiōngyāng tiǎn miè. Huà wéi jíxiáng.
 
若兩國爭戰。能持此經。立像供養。即得加威。戰無不勝。
Ruò liǎng guó zhēngzhàn. Néng chí cǐ jīng. Lìxiàng gòngyǎng. Jí dé jiā wēi. Zhàn wú bùshèng.
 
誦者。印者。施者。能一切吉祥如意圓滿。
Sòngzhě. Yìnzhě. Shīzhě. Néng yīqiè jíxiáng rúyì yuánmǎn.
 
消除諸毒害。能滅生死苦。
Xiāochú zhū dúhài. Néng miè shēngsǐ kǔ.
 
西方真佛海會。摩訶雙蓮池。大白蓮花童子。
Xīfāng zhēn fo hǎi huì. Móho shuāng liánchí. Dàbái liánhuā tóngzǐ.
 
即於其中。而說咒曰﹕「嗡。古魯。蓮生悉地。吽。」
Jí yú qízhōng. Ér shuō zhòu yuē : `Om. Gǔ lǔ. Lián shēng xīdi Hōm.'
 
聖尊說此經已。帝釋及諸大眾。天龍八部四眾。
Shèngzūn shuō cǐ jīng yǐ. Dìshì jí zhū dàzhòng. Tiānlóng bā bù sì zhòng.
 
恭敬作禮。信受奉行。真實佛法息災賜福經終。
Gōngjìng zuò lǐ. Xìn shòu fèngxíng. Zhēnshí fófǎ xīzāi cìfú jīng zhōng.
  
Kutipan Sutra Dalam Bahasa Indonesia :
 
Bhagavan memberitahukan kepada para hadirin, apabila para putra maupun putri yang berbudi, setiap tahun tanggal 18 bulan 5 imlek, atau setiap bulan tanggal 18 imlek, maupun tiap hari jadi diri sendiri, dapat mandi dan menjaga kemurnian batin dan tindakan, mengenakan pakaian yang bersih, di hadapan altar tantra, mengundang Dua Buddha dan Delapan Maha-bodhisattva, melantunkan Sutra Satya Buddha Santika dan Paustika, maka pasti memperoleh kontak spiritual sesuai harapan yang dimohonkan. Terlebih bila dapat menghaturkan pujana berupa dupa, bunga, pelita dan buah, dengan tulus berdoa, maka semua akan sesuai harapan. 
 
Arya Bhagavan memberitahu kepada para hadirin, apabila para pejabat, bangsawan, sramanera, upasaka upasika, sadhaka maupun orang awam, dapat mendengarkan sutra ini , menerima, meyakini dan melafalkannya, maka orang tersebut akan memperoleh kedudukan terhormat, usianya bertambah panjang, memohon keturunan putra maupun putri akan memperolehnya sesuai harapan, berkah yang diperolehnya tak terhingga, sebab ini merupakan Sutra Maha Berkah untuk paustika.
 
Apabila terdapat arwah leluhur maupun para penagih hutang karma yang belum terseberangkan, yang masih terombang ambing di alam baka  ; Bila sadhaka dapat mengamalkan dan melafalkan sutra ini , menyalin dan membagikan sutra ini, maka semua almarhum akan terlahir di alam surga, ikatan dengan para penagih hutang karma akan teruraikan, keluarga yang hidup memperoleh berkah. 
 
Apabila pria maupun wanita, diganggu oleh mara jahat, dicelakai oleh roh halus, bermimpi buruk dan kacau , dengan mengamalkan dan melafalkan sutra ini, menyalin dan membagikan sutra ini, maka semua hantu jahat akan mundur, memperoleh ketenteraman.
 
Apabila didera oleh sakit penyakit parah, yang merupakan buah karma kehidupan lampau, maupun sakit penyakit karena roh halus, dengan mengamalkan dan melafalkan sutra ini, menyalin dan membagikan sutra ini, maka semua malapetaka tersebut akan sirna dan sumber sakit penyakitnya akan teratasi.
 
Apabila peruntungan sedang buruk, terlibat sengketa di pengadilan, terpuruk dalam penjara, namun dapat mengamalkan dan melantunkan sutra ini, menyalin dan membagikan sutra ini, maka semua akan teratasi, semua malapetaka sirna, berubah menjadi kemanggalaan.
 
Bila dua Negara terlibat peperangan, dapat mengamalkan dan melantunkan sutra ini, mendirikan pratima dan menghaturkan pujana, maka akan bertambah kewibawaan, semua pihak tiada yang tidak memperoleh kemenangan perdamaian. 
 
Melafalkan , menyalin, membagikan, dapat menghasilkan segala kemanggalaan, sesuai harapan dan paripurna. Mampu melenyapkan segala racun, mampu melenyapkan dukha kelahiran dan kematian. 
 
Di tengah Samudra Pasamuan Satya Buddha di Barat, di Mahapadminiloka, Maha Padmakumara Putih membabarkan Mantra : “Om. Gu-lu. Lian-sheng. Xi-di. Hom.” ( japakan sebanyak-banyaknya )
 
Usai Bhagavan membabarkan sutra ini, Sakra Devanam Indra dan para hadirin, dewa naga delapan kelompok makhluk pelindung Dharma dan Catasrah-parsadah, bernamaskara dengan penuh hormat, menerima, meyakini dan mengamalkan ajaran ini. 
 
Demikianlah Satya Buddha Dharma Santika Paustika Sutra.
 
Pengulasan :
 
    Poin utama dalam Satya Buddha Sutra sampai pada kalimat ‘Bersarana kepada Acarya Satya Buddha sebagai Sangha Ratna.’ Berarti intinya telah dibacakan. Paragraf berikutnya ini mengungkapkan manfaat dari Satya Buddha Sutra. Saya akan melafalkannya satu kali, tentu semua lumayan dapat memahami maknanya.  
 
    “Bhagavan memberitahukan kepada para hadirin, apabila para putra maupun putri yang berbudi, setiap tahun tanggal 18 bulan 5 imlek, atau setiap bulan tanggal 18 imlek, maupun tiap hari jadi diri sendiri, dapat mandi dan menjaga kemurnian batin dan tindakan, mengenakan pakaian yang bersih, di hadapan altar tantra, mengundang Dua Buddha dan Delapan Maha-bodhisattva, melantunkan Sutra Satya Buddha Santika dan Paustika, maka pasti memperoleh kontak spiritual sesuai harapan yang dimohonkan. Terlebih bila dapat menghaturkan pujana berupa dupa, bunga, pelita dan buah, dengan tulus berdoa, maka semua akan sesuai harapan. “
 
    “Arya Bhagavan memberitahu kepada para hadirin, apabila para pejabat, bangsawan, sramanera, upasaka upasika, sadhaka maupun orang awam, dapat mendengarkan sutra ini , menerima, meyakini dan melafalkannya, maka orang tersebut akan memperoleh kedudukan terhormat, usianya bertambah panjang, memohon keturunan putra maupun putri akan memperolehnya sesuai harapan, berkah yang diperolehnya tak terhingga, sebab ini merupakan Sutra Maha Berkah untuk paustika.”
 
    “Apabila terdapat arwah leluhur maupun para penagih hutang karma yang belum terseberangkan, yang masih terombang ambing di alam baka  ; Bila sadhaka dapat mengamalkan dan melafalkan sutra ini , menyalin dan membagikan sutra ini, maka semua almarhum akan terlahir di alam surga, ikatan dengan para penagih hutang karma akan teruraikan, keluarga yang hidup memperoleh berkah. “
 
    “Apabila pria maupun wanita, diganggu oleh mara jahat, dicelakai oleh roh halus, bermimpi buruk dan kacau , dengan mengamalkan dan melafalkan sutra ini, menyalin dan membagikan sutra ini, maka semua hantu jahat akan mundur, memperoleh ketenteraman.”
 
    “Apabila didera oleh sakit penyakit parah, yang merupakan buah karma kehidupan lampau, maupun sakit penyakit karena roh halus, dengan mengamalkan dan melafalkan sutra ini, menyalin dan membagikan sutra ini, maka semua malapetaka tersebut akan sirna dan sumber sakit penyakitnya akan teratasi.”
 
    “Apabila peruntungan sedang buruk, terlibat sengketa di pengadilan, terpuruk dalam penjara, namun dapat mengamalkan dan melantunkan sutra ini, menyalin dan membagikan sutra ini, maka semua akan teratasi, semua malapetaka sirna, berubah menjadi kemanggalaan.”
 
    “Bila dua Negara terlibat peperangan, dapat mengamalkan dan melantunkan sutra ini, mendirikan pratima dan menghaturkan pujana, maka akan bertambah kewibawaan, semua pihak tiada yang tidak memperoleh kemenangan perdamaian. “
 
    “Melafalkan , menyalin, membagikan, dapat menghasilkan segala kemanggalaan, sesuai harapan dan paripurna. Mampu melenyapkan segala racun, mampu melenyapkan dukha kelahiran dan kematian. “
 
    “Di tengah Samudra Pasamuan Satya Buddha di Barat, di Mahapadminiloka, Maha Padmakumara Putih membabarkan Mantra : “Om. Gu-lu. Lian-sheng. Xi-di. Hom.” ( japakan sebanyak-banyaknya )”
 
    “Usai Bhagavan membabarkan sutra ini, Sakra Devanam Indra dan para hadirin, dewa naga delapan kelompok makhluk pelindung Dharma dan Catasrah-parsadah, bernamaskara dengan penuh hormat, menerima, meyakini dan mengamalkan ajaran ini. “
 
“Demikianlah Satya Buddha Dharma Santika Paustika Sutra.”
 
    Sebenarnya kutipan sutra yang barusan dilafalkan, seharusnya semua telah memahami maknanya, sebab kalimatnya sangat jelas. Yang terutama adalah menuturkan manfaat dari sutra ini. Pada awalnya mengutarakan bahwa segala harapan terkabul sesuai kehendak dan dapat terjadi respon spiritual. Apabila dapat menghaturkan pujana, maka akan lebih sesuai harapan. Dalam paragraf ini ada kalimat yang dipertanyaan oleh banyak orang, ada seorang siswa yang mengatakan “Mahaguru, saat mengulas bagian ini, bagaimanapun aku harus datang untuk mendengarnya !” Tapi hari ini dia tidak hadir, maka saya harus cepat mengulasnya sampai habis.
 
Kalimat tersebut adalah : 
    “Bila dua Negara terlibat peperangan, dapat mengamalkan dan melantunkan sutra ini, mendirikan pratima dan menghaturkan pujana, maka akan bertambah kewibawaan, semua pihak tiada yang tidak memperoleh kemenangan perdamaian. “
 
    Banyak siswa yang bertanya “Sepertinya sutra ini mengajarkan orang untuk gemar berperang.” Sesungguhnya dalam peperangan antar dua negara, yang paling menderita adalah rakyat, suara jeritan di mana-mana, bahkan keluarga tercerai berai, banyak korban jiwa. Bagaimana mungkin Satya Buddha Sutra berdiri pada sisi menambahkan wibawa, bahkan tiada yang tidak menang dalam peperangan, bukankah itu berarti mendukung peperangan ? Semua Buddha Bodhisattva mengajarkan Mahamaitrikaruna, bagaimana mungkin menjadi seseorang yang mendukung peperangan ? 
 
    Banyak yang melontarkan pertanyaan ini, saya memberitahu mereka : “Jangan bertanya lagi, di dalamnya terdapat rahasia.” Tidak baik jika diungkapkan, namun bagaimana jika tidak diungkapkan ? Pasti akan banyak pertanyaan ; Bila diungkapkan ? Berarti membocorkan rahasianya. Sebenarnya lebih baik diungkapkan atau tidak ? Ada siswa yang mengatakan : “Apakah Anda hendak membawa rahasia ini sampai ke dalam peti mati ?” sampai bicara demikian , jadi lebih baik diungkapkan saja. 
 
    Apabila ada dua negara yang sedang berperang, jika satu negara melafalkan sutra ini, mendirikan pratima dan menghaturkan pujana. Makna dari menambah kewibawaan adalah menambahkan kekuatan kedamaian hati. Dengan kata lain, apabila dapat mendirikan pratima dan menghaturkan pujana, melafal Satya Buddha Sutra, akhirnya akan memahami, bahwa sutra ini mampu melenyapkan dukha kelahiran dan kematian, menyingkirkan segala racun mencelakakan. Orang yang melafalkan dan mengamalkannya, setelah menerima adhistana, maka dia akan semakin tidak ingin berperang.
 
    Apabila kedua negara sama-sama melafalkan, tentu saja kedua belah pihak memperoleh kedamaian batin, mendirikan pratima dan menghaturkan pujana, maka keduanya memperoleh adhistana, kedamaian hati, tentu saja tiada yang tidak memperoleh kemenangan, dengan tiadanya peperangan, maka kemenangan sejati terwujud. 
 
    Ada satu negara yang melafal, namun negara yang lain tidak, tetap saja tidak akan menjadi peperangan, mengapa demikian ? Seperti kata pepatah : “Apabila uang tidak ada yang kedua maka tidak akan berbunyi.” Dibutuhkan uang logam untuk menghasilkan bunyi. Apabila satu pihak mundur, seperti halnya mengalah, Anda dapat menjadi senior, saya menjadi yunior, dengan demikian tidak ada yang tidak menang.
 
    Untuk berperang tentu saja membutuhkan dua belah pihak yang mempunyai hasrat berperang, dengan demikian barulah dapat menimbulkan peperangan dahsyat. Apabila ada satu negara yang tidak mau berperang, yang hanya mengalah, dengan demikian tidak akan terjadi bencana yang sangat besar. Tentu saja kita lebih mengharapkan supaya negara tersebut dapat mendirikan pratima dan menghaturkan pujana, sebab setelah melafal sutra ini, maka kekuatannya akan mempengaruhi pihak lawan, membuat hati pihak lawan menjadi damai, dengan demikian menambahkan kekuatan untuk terwujudnya tiada pihak yang tidak menang ! 
 
    Sehingga makna dari kalimat ini adalah mengharapkan supaya tiap negara dapat melafalkan sutra ini. Dengan demikian mereka akan memperoleh kedamaian hati, selamanya damai sejahtera. Maka dikatakan : “Segalanya akan manggala dan paripurna sesuai harapan.”  Paripurna sesuai harapan, tiada peperangan apapun, oleh karena itu ‘menambah kewibawaan’ adalah untuk mengatasi peperangan, menjadi ‘Tiada yang tidak memperoleh kemenangan.’  
 
Yang terakhir adalah, saya babarkan mengenai mantra ini :
 
OM – adalah alam semesta.
GU-LU : adalah Guru pembimbing, Guru Semesta.
LIAN-SHENG XI-DI : adalah Guru menuntun para insan untuk terlahir dari Padma.
HUM – adalah keberhasilan paripurna.
 
    Sehingga secara keseluruhan adalah : “Wahai Guru Semesta, tuntunlah para insan untuk terlahir dari Padma, di Mahapadminiloka mencapai keberhasilan Buddha-ksetra.” 
 
Pengulasan lengkap Satya Buddha Sutra (真佛經 – Zhenfo Jing) telah paripurna.   
 
Om. Mani. Padme. Hum
「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。