Bhagavan memberitahukan kepada para hadirin, apabila para putra maupun putri yang berbudi, setiap tahun tanggal 18 bulan 5 imlek, atau setiap bulan tanggal 18 imlek, maupun tiap hari jadi diri sendiri, dapat mandi dan menjaga kemurnian batin dan tindakan, mengenakan pakaian yang bersih, di hadapan altar tantra, mengundang Dua Buddha dan Delapan Maha-bodhisattva, melantunkan Sutra Satya Buddha Santika dan Paustika, maka pasti memperoleh kontak spiritual sesuai harapan yang dimohonkan. Terlebih bila dapat menghaturkan pujana berupa dupa, bunga, pelita dan buah, dengan tulus berdoa, maka semua akan sesuai harapan.
Apabila Anda dapat mencapai kondisi amanasikara, menghentikan semua pikiran Anda, maka arus Dharma semesta akan mengabhiseka Anda, ini sama dengan pengisian ulang. Saat Anda telah mengerahkan banyak tenaga untuk menolong orang, kekuatan di alam semesta dapat mengisi kembali tubuh Anda, memasuki diri Anda. Berarti batre Anda telah diisi ulang, sehingga Anda dapat melanjutkan untuk menolong orang. Bila dalam bhavana Anda tidak mampu mencapai kondisi amanasikara, namun Anda sering menolong orang, maka saat berpuja bhakti bersama jangan sampai mengantuk, sebab Anda hanya mengeluarkan dan tidak tahu bagaimana mengisi ulang, sehingga di siang hari Anda ingin tidur, malam juga ingin tidur, bahkan saat menyetir juga ingin tidur, setiap saat , bahkan saat berdiri juga tertidur, duduk juga dapat tertidur, dengan demikian selalu tertidur, ini berarti belum mencapai kondisi amanasikara dalam bhavana. Anda akan merasa tubuh sangat lemas, istirahat satu kali saja masih belum cukup.
Mengapa Arya Bhagavan disebut Maha-maitrikaruna ? saya mengetahui ada satu metode bhavana yang dapat menghasilkan kelahiran di Mahapadminiloka di Sukhavati Buddha-ksetra Barat, saya juga telah mengetahui ada tempat yang demikian indah, sebenarnya saya bisa ke sana sendirian saja, mengapa harus memberitahu semua orang ? Lebih nyata lagi adalah, di sana bahan makananya tidak akan pernah habis. Kemudian, istana di sana sangat indah, sekalipun di sana penduduknya banyak, namun Anda sendiri menjadi Raja. Saya sendiri telah mengetahuinya namun tidak merahasiakannya bagi diri sendiri, saya membabarkan metode dan lokasi tersebut kepada semuanya, supaya semua dapat pergi ke sana, ini adalah Maha-maitrikaruna. Saya tidak menganggap bahwa Mahapadminiloka adalah milik saya dan siapapun tidak boleh datang.
Malam hari ini bertepatan dengan saat untuk menghaturkan mahapujana, saya terus berpikir mengapa sepertinya tidak ada apapun untuk dipersembahkan kepada Buddha Bodhisattva. Begitu memejamkan mata, mungkin karena telah melihat pelita-pelita yang indah ini, maka saya memanifestasikan tiap pelita menjadi Bodhisattva. Sebenarnya setelah saya melihat pelita-pelita ini, saya ingin mempersembahkannya kepada Buddha Bodhisattva, tak disangka pelita-pelita tersebut berubah menjadi Buddha Bodhisattva. Pelita ini tak terhingga, oleh karena itu Buddha Bodhisattva juga berbaris berlapis-lapis tak terhingga. Dalam hati saya berpikir, mana boleh menggunakan Bodhisattva untuk dipersembahkan kepada Bodhisattva ? Saya merasa ini kurang tepat. Saat ini kita membaca sutra sampai ke bagian ini , berarti menggunakan Bodhisattva untuk dipersembahkan kepada Bodhisattva.
Para Dewata ini adalah Para Dewata dari 28 Surga dan Para Dewa Rsi Trayastrimsa. Mereka semua menyaksikan kemunculan sinar aneka warna. Mereka melihat sinar aneka warna ini memancar di angkasa, bahkan sampai ke Dasa-dharmadhatu, termasuk Catur-arya-loka, enam alam tumimbal lahir, tiga alam rendah, semuanya diliputi banyak sinar, sehingga merasa sangat takjub. Fenomena seluruh Dharmadhatu dipenuhi sinar aneka warna ini bukanlah peristiwa yang biasa terjadi. Saat itulah Sakradevanam Indra ( Raja Dewa di Trayastrimsa ) bangkit dari tempat duduknya.