Dharmaraja Lian-sheng Mengulas Satya Buddha Sutra
( Pengulasan Kedelapan )
Dharmadesana 10 Desember 1988
Kutipan Teks Sutra Mandarin :
諸天見之。大感驚異。於是帝釋從座而起。
Zhūtiān jiànzhī. Dàgǎn jīngyì. Yúshì dìshì cóng zuò ér qǐ.
稽首向前對白蓮花童子而說。
Qǐshǒu xiàng qián duì báiliánhuātóngzǐ ér shuō.
稀有聖尊。摩訶雙蓮池。
Xīyǒu shèngzūn. Móhoshuāng liánchí.
以何因緣。現此大光華。
Yǐhé yīnyuán. Xiàn cǐ dà guānghuá.
大白蓮花童子說。當為汝等細說。
Dàbáiliánhuātóngzǐ shuō. Dāng wèi rǔ děng xì shuō.
帝釋說。聖尊威權最尊。惟願聖尊為眾宣說。一切人天咸知皈向。
Dì shì shuō. Shèng zūn wēiquán zuì zūn. Wéi yuàn shèng zūn wèi zhòng xuān shuō. Yīqiè rén tiān xián zhī guī xiàng.
爾時。大白蓮花童子告帝釋及諸大眾說。
Ěrshí. Dàbáiliánhuātóngzǐ gào dìshì jí zhū dàzhòng shuō.
善哉善哉。吾今為汝及末世眾生。
Shànzāi shànzāi. Wú jīn wéi rǔ jí mòshì zhòngshēng.
有緣者於當來之世。咸共知之真實佛法息災之理。
Yǒuyuán zhě yú dānglái zhī shì. Xián gòng zhī zhī zhēnshí fófǎ xīzāi zhī lǐ.
Kutipan Teks Sutra Bahasa Indonesia :
Setelah para dewata menyaksikan semua ini, semua merasa sangat takjub, kemudian Sakra-devanam Indra beranjak bangun dari tempat duduknya, ia tampil kedepan bernamaskara kepada Maha Padmakumara Putih dan berkata : ”Sungguh Langka wahai Bhagavan ! Oleh karena jalinan penyebab apakah sehingga Maha-padminiloka memancarkan cahaya keagungan nan cemerlang sedemikian rupa?”
Maha Padmakumara Putih berkata, ”Akan dibabarkan dengan mendetail kepada Anda sekalian”. Sakra-devanam Indra berkata: ” Bhagavan teragung dan termulia, mohon Baghavan membabarkannya kepada kami semua, agar umat manusia dan dewa semua mengetahui arah dan tempat berlindung.”
Maha Padmakumara Putih memberitahukan kepada Sakra-devanam Indra dan semua hadirin :
“ Sadhu Sadhu ! Saat ini Aku akan membabarkannya demi Anda serta semua makhluk di masa yang akan datang dan kepada mereka yang memiliki afinitas karma dimasa yang akan datang. Supaya semuanya dapat mengetahui makna dari Satya Buddha Dharma Santika dan Paustika.”
Pengulasan :
Para Dewata ini adalah Para Dewata dari 28 Surga dan Para Dewa Rsi Trayastrimsa. Mereka semua menyaksikan kemunculan sinar aneka warna. Mereka melihat sinar aneka warna ini memancar di angkasa, bahkan sampai ke Dasa-dharmadhatu, termasuk Catur-arya-loka, enam alam tumimbal lahir, tiga alam rendah, semuanya diliputi banyak sinar, sehingga merasa sangat takjub. Fenomena seluruh Dharmadhatu dipenuhi sinar aneka warna ini bukanlah peristiwa yang biasa terjadi. Saat itulah Sakradevanam Indra ( Raja Dewa di Trayastrimsa ) bangkit dari tempat duduknya.
'Menyujudkan kepala' adalah beranjali dan memberikan penghormatan. 'Sakra-devanam Indra beranjak bangun dari tempat duduknya, ia tampil kedepan bernamaskara kepada Maha Padmakumara Putih dan berkata.' Ia mengajukan pertanyaan kepada Maha-padmakumara Putih.
”Sungguh Langka wahai Bhagavan ! Oleh karena jalinan penyebab apakah sehingga Maha-padminiloka memancarkan cahaya keagungan nan cemerlang sedemikian rupa?” Fenomena sinar agung ini sangat langka, sebenarnya apa yang terjadi di Mahapadminiloka di loka nan suci ini ? Nidana apa yang ada dibalik fenomena sinar agung yang demikian indah ini ?
Maha Padmakumara Putih memberitahu Sakradevanam Indra dan Para Dewata dari berbagai surga : "Sebab Anda telah bertanya, oleh karena itu Aku akan menjelaskannya demi Anda, mengapa muncul sinar agung yang demikian indah."
Sakra-devanam Indra berkata: ” Bhagavan teragung dan termulia, mohon Baghavan membabarkannya kepada kami semua, agar umat manusia dan dewa semua mengetahui arah dan tempat berlindung.” Apa yang disebut dengan Bhagavan teragung dan termulia ?
Keagungan ini menunjuk pada kewibawaan. Dulu saat kita nonton wayang potehi, begitu jagoan yang ilmunya tinggi tampil, wah ! Banyak sinar aneka warna muncul, musik juga dimainkan dengan nada paling tinggi, barulah dia muncul. Kewibawaan nan agung, yang sangat agung dan tertinggi. Seperti kita saat ini, saat melihat matahari sangat besar, mata Anda tidak dapat menatapnya secara langsung. Sebab sinarnya sangat menyilaukan, terang benderang.
Kewibawaan ini merepresentasikan kedaulatan, kekuatan yang dikuasainya, power Beliau sendiri, Dharmabala Beliau sendiri.
Indra Deva Raja ( Yu-huang Da-di ) mengatakan : "Engkaulah Yang Berwibawa, Paling Berdaulat, Yang Tertinggi, Yang Teragung, Maha Tinggi, Yang Paling Mulia."
Sakradevanam Indra mengatakan : "Maha Padmakumara Putih ini paling agung dan paling mulia." Mungkin Ia melihat Maha-vairocana Tathagata di atas Maha Padmakumara.
Maha-vairocana Tathagata tentu saja yang paling agung dan mulia !
Kita mengetahui bahwa Padmakumara merupakan manifestasi Buddha-locani Bhagavati, sepasang mata Buddha-locani bermanifestasi menjadi Mahapadminiloka, kemudian sinar Mahapadminiloka bermanifestasi menjadi Padmakumara. Bagaimana dengan Buddha-locani ? Beliau sendiri merupakan manifestasi Maha-vairocana Tathagata, berarti Padmakumara merupakan manifestasi cahaya terang dari Maha-vairocana Tathagata. Satu kalimat dalam sutra ini menjelaskan sumber Padmakumara, yaitu berasal dari Maha-vairocana Tathagata.
Malam hari ini kita berpuja bhakti Sadhana Cundi Bhagavati, dari manakah sumber Cundi Bhagavati ? Sesungguhnya Cundi Bhagavati juga berasal dari Istana Vijaya Dharmadhatu dari Maha-vairocana Tathagata. Oleh karena itu Padmakumara satu sumber dengan Cundi Bhagavati.
Cundi Bhagavati adalah saudara perempuan dari Padmakumara, oleh karena itu ikatan mereka seerat saudara kandung. Oleh karena itu pula Cundi Bhagavati merupakan salah satu dari Delapan Maha Yidam kita.
Dalam Tantra Tiongkok, Tantra Tiantai dan Tantra Timur , Cundi Bhagavati merupakan Adinata Bhagavati. Sedangkan di Tantra Tibet sendiri sangat jarang mendengar mengenai Cundi Bhagavati. Banyak Rinpoche Tibet juga tidak mengenal Cundi Bhagavati. Oleh karena itu terhadap Tantrayana Tiongkok, Tantrayana Tian-tai dan Tantrayana Jepang, Cundi Bhagavati teristimewa melindungi. Terhadap orang Tibet sepertinya lebih jauh.
Sebab Padmakumara sendiri berasal dari Istana Maha-vairocana Tathagata. Oleh karena itu menyadari bahwa keagungan Cundi Bhagavati harus disebarluaskan keseluruh dunia. Maka Cundi Bhagavati menjadi salah satu dari Delapan Maha Yidam Zhenfo Zong.
Gelar dari Cundi Bhagavati adalah Vajra Terunggul (最勝金剛 / Zui-sheng jin-gang ) dan Vajra Sesuai Harapan (如意金剛 / Ruyi Jin-gang). Sebab utamanya adalah Beliau berasal dari Istana Maha-vairocana Tathagata.
Setelah Sakradevanam Indra menyatakan keagungan dan kemuliaan Hyang Bhagavan, kemudian memohon Hyang Bhagavan sudi membabarkan demi Para Devata, Buddha , Bodhisattva. Membabarkan adalah menjelaskan, supaya semua umat, semua devata mengetahui nidana ini dan mengetahui arah berlindung.
Saat itu, Maha Padmakumara Putih memberitahukan kepada Sakra-devanam Indra dan semua hadirin :
“ Sadhu Sadhu ! Saat ini Aku akan membabarkannya demi Anda serta semua makhluk di masa yang akan datang dan kepada mereka yang memiliki afinitas karma dimasa yang akan datang. Supaya semuanya dapat mengetahui makna dari Satya Buddha Dharma Santika dan Paustika.”
Pada saat itu, Maha Padmakumara Putih memberitahu Sakradevanam Indra dan Para Buddha, Bodhisattva, serta Para Devata yang hadir. Apakah itu ‘Sadhu – sadhu’ ? Ini adalah yang sering diucapkan oleh para bhiksu senior. Dulu, Mahaguru membaca novel persilatan, saat seorang bhiksu tua menggenggam Fang-bian Chan ( Ket penterjemah : Semacam Senjata berbentuk tongkat dengan sekop tajam di ujungnya ), saat hendak membunuh, ia mengatakan : “Sadhu ! Sadhu ! Biarlah orang tua ini menghantarkan kalian ke Langit Barat.” Tentu saja seorang bhiksu membunuh adalah tidak baik ; Namun, kalimat yang digunakannya sangat baik ! Apa arti dari Sadhu ! Sadhu ! ? Yaitu sangat baik. Sangat baik. Mereka, seorang bhiksu membunuh, kemudian menghantarkannya ke Langit Barat, sepertinya mengandung makna yang mendalam.
Sesungguhnya, menurut saya di dalam novel persilatan sengaja menuliskan beberapa bhiksu/ni dan pendeta Tao, sebab kedudukan mereka sedikit lebih istimewa, sebab kebanyakan bhiksu/ni atau pendeta Tao adalah penekun bhavana. Hanya saja ada beberapa bhiksu/ni dan pendeta Tao yang tenggelam dalam budi dan dendam dunia persilatan. Tentu saja kebanyakan yang tertulis dalam novel persilatan adalah fiksi. Makna dari sadhu-sadhu adalah menunjuk pada ‘Sangat Baik’, bukannya hendak menghantar ke Langit Barat.
Saya hari ini adalah demi Sakradevanam Indra dan para insan yang berafinitas di masa mendatang . Apakah yang dimaksud dengan masa yang akan datang ? Yaitu mulai dari pembabaran saat ini, semua masa setelah sutra ini dibabarkan, inilah makna dari masa yang akan datang. Juga berarti saat ini dan masa yang akan datang, masih banyak sekali kehidupan yang akan datang.
Seperti saya dulu di organisasi Kristen melakukan studi alkitab, menjadi seorang guru yang mengajar di kelas studi alkitab. Di dalam alkitab ada satu kata-kata yang menyuruh kita untuk ‘Percaya’. Saat agama Kristen dibabarkan, orang yang percaya bisa masuk surga, sedangkan yang tidak percaya akan terjerumus ke neraka. Seperti kelahiran Yesus Kristus ke dunia ini, sekarang adalah tahun 1988, yaitu 1988 tahun yang lalu berinkarnasi ke dunia untuk membabarkan ajaran dari Tuhan.
Saat mempelajari bagian ini, saya mengacungkan tangan dan bertanya kepada pendeta. Saya mengatakan “Yang percaya Yesus barulah masuk surga, yang tidak percaya harus masuk ke neraka. Tapi, kita di Tiongkok punya sejarah selama 5000 tahun, mohon tanya, semua orang di Tiongkok sebelum 2000 tahun yang lalu , di dalam masa 3000 tahun, seperti Dinasti Tang, Yu, Xia, Shang, Zhou, Qin, Han, Tiga Kerajaan, Wei-jin, Dinasti Utara dan Selatan ; Orang-orang di masa itu, belum pernah mengenal Matteo Ricci, juga tidak mengetahui Yesus Kristus, bagaimana dengan orang itu ?” Muka pendeta itu sebentar pucat, sebentar memerah. Dia menunjuk wajah saya dan berkata : “Anda ini hanya cari masalah !” Tapi saya sungguh tidak mengerti, Tiongkok ada sejarah 5000 tahun, bagaimana dengan orang-orang di masa 3000 tahun awal itu ?
Oleh karena itu, di dalam sutra kita ini , sangat baik ! Yang di masa lampau, yang tidak pernah melihat sutra ini, berarti tidak memiliki afinitas. Bagi kita yang memiliki afinitas, yaitu para insan saat ini dan yang akan datang, yang telah menyaksikan sutra ini, semua adalah para insan yang berafinitas.
Dulu saya mempelajari Sepuluh Perintah yang diberikan oleh Yehuwa kepada Musa, yang pertama adalah : Tidak boleh ada tuhan selain Aku. Allah mengatakan kepada Musa : “Selain percaya kepada-Ku saja, kalian tidak boleh mempercayai tuhan lain.” Dalam kalimat ini ada masalah. Saat itu saya mengacungkan tangan bertanya kepada pendeta : “Ini berarti selain Allah masih ada tuhan yang lain.” Demikianlah menurut alkitab, selian Allah, yang lain adalah iblis, semua tidak bisa dikategorikan sebagai tuhan. Berarti salah bicara, seharusnya adalah : “Selain Aku, yang lain adalah iblis.”
Saat itu saya mengatakan : “Selain Aku, tidak boleh ada tuhan lain, berarti di semesta ini masih ada tuhan yang lain.” Sesungguhnya, Allah mengatakan demikian juga tepat, sebab jika mengakui dewata yang lain, semua juga percaya akan dewata yang lain, maka terhadap diri sendiri akan kurang memiliki keyakinan.
Di sini, kita memahami isi hati tuhan tersebut, ia berharap supaya semuanya dapat mengikutinya, supaya sama dapat naik ke surga. Dapat menuntun orang-orang tersebut bersama menikmati berkah di surga. Tidak ingin Anda pergi ke surga lain, sebab bisnis di surga ini lebih baik, tidak peduli mengenai bisnis di surga lain yang lebih sepi, demikianlah.
Sesungguhnya menurut sepengetahuan Mahaguru sendiri, Sakradevanam Indra dalam Agama Buddha adalah tuhan dari agama Kristen. Dulu saat saya mempelajari mengenai Dewa Indra ini, juga menghabiskan waktu yang sangat lama, sifatnya sangat baik, ia mengatur 33 Surga, para dewata dikuasai olehnya, wilayahnya sangat luas, bahkan mempunyai kedudukan sebagai Raja Surga, ia ingin supaya semua manusia di dunia menjadi umatnya.
Meskipun sangat baik, namun ada dua kelemahan, yang pertama adalah lebih angkuh, yang kedua adalah beristri banyak. Saya menyatakan demikian, seharusnya Dewa Indra tidak akan marah. Sebab kewibawaan Dewa Indra sendiri sangat mulia, seluruh dunia ada dalam kekuasaannya. Dapat dikatakan, dalam Triloka merupakan Raja dari Kamadhatu. Di samping itu, Dewa Indra merupakan titisan Buddha masa lampau. Satu-satunya musuh… ini sangat sukar diungkapkan ! Satu-satunya musuhnya adalah mertuanya sendiri, sebab ayah mertuanya juga ingin memperoleh kedudukan sebagai Raja Trayastrimsa. Terjadinya kekacauan di alam surga sebenarnya adalah karena persoalan dia dengan ayah mertuanya.
Wah ! Saya sudah tidak bisa menghitungnya lagi.
Mengapa Mahaguru mengungkapkan ini ? Meskipun Dewa Indra sangat besar, meskipun Yehuwa sangat besar, namun mereka masih mempunyai pertanyaan yang harus ditanyakan kepada Padmakumara. Oleh karena itu, saat ini Padmakumara memberitahu mereka, supaya semua mengetahui, apakah itu Satya Buddha Dharma, apakah itu makna dari santika dan paustika. Buddha Dharma sejati bukan hanya pemujaan secara kulit luar, tentu saja alkitab juga sangat baik, sebab di dalamnya ada perintah untuk berbuat kebajikan, ada petunjuk bagaimana menjadi seorang manusia, bagaimana melakukan hal yang baik.
Apa yang diajarkan dalam alkitab sangat baik, namun ajaran dalam alkitab masih termasuk eksternal. Kita ke gereja mendengar pendeta berkotbah, kemudian berdoa kepada tuhan. Kemudian ? Kita mendaraskan doa-doa, menyanyikan pujian, memuji-muji tuhan. Kemudian, saat Hari Natal kita ke gereja, mereka membagikan permen kepada kita. Ini semua adalah kulit luar.
Namun, di dalam Agama Buddha sendiri ada yang sejenis itu. Seperti saat kita melakukan pertobatan, juga mendaraskan naskah doa, memanjatkan pujian, melantunkan Nama Buddha, melafalkan sutra, menjapa mantra, ini sama dengan ritual Kristen. Dulu di agama Kristen, kami mendaraskan doa-doa dengan menggunakan dialek Taiwan, saya lafalkan satu bait untuk kalian : “Bapa kami di surga, Allah Bapa, kami di sini.” Doa semacam ini disebut kulit luar, yaitu pemujaan berwujud.
Sedangkan Buddha Dharma sejati adalah menggali ke dalam batin sendiri, memahami batin sendiri, melatih batin sejati Anda sampai nampak Buddhata sejati, mentransformasikan sifat fana Anda menjadi Sifat Buddha. Pembinaan diri yang demikian barulah Buddha Dharma sejati.
Oleh karena itu, Buddha Dharma sejati bukanlah pemujaan secara kulit luar, juga bukan melafal sutra, memanjatkan doa-doa atau pertobatan, bukan demikian ! Sepenuhnya demi memahami citta-loka Anda sendiri. Pencerahan yang demikian adalah Buddha Dharma sejati. Buddha Dharma tidak terpisah dari batin sendiri, terlepas dari batin tiada Dharma, justru adalah Non-dharma.
Jadi , saat kita ke gereja atau vihara, kita lihat mereka menyalakan dupa dan memuja, kepada Buddha Bodhisattva mengatakan banyak hal, ini semua bukan Dharma Buddha yang sejati.
Dulu saya pernah mengisahkan ada seorang nenek tua yang membawa satu sisir pisang, kemudian sampai di vihara berbicara kepada Buddha Bodhisattva, sejak malam hari pukul 10 , bicara sampai dini hari jam 2.
Bhiksu tua di dalam vihara begitu melihat kedatangan nenek itu langsung mengetahui malam hari ini tidak bisa tidur, sampai pagi hari baru bisa menutup vihara.
Begitu melihatnya, bhiksu tua mengatakan : “Bisakah Anda datang saat siang hari ?” Dia menjawab : “Malah hari saya baru ada waktu luang.” , “Bisakah kalimat yang panjang diperpendek ?” , nenek itu menjawab : “Saya sudah mengakumulasikan kemarahan dalam hati selama puluhan tahun, sekarang hendak diluapkan di hadapan Buddha Bodhisattva, kalian mana boleh demikian tidak sopan ?”
Begitu nenek itu mulai curhat kepada Buddha Bodhisattva , dia mulai dari kisah putra sulungnya yang tidak berbakti. Kemudian putra kedua yang tidak menurut. Dilanjutkan dengan putra ketiga yang tidak memberi uang. Bagaimana menantu tertua mengusirnya, bagaimana menantu kedua membencinya, bagaimana menantu ketiga dengan sengaja menghabiskan makanan kegemarannya. Terakhir memohon supaya mereka terpeleset atau terjatuh , supaya mereka mengalami patah kaki.
Kita mengetahui bahwa ini semua bukanlah Buddha Dharma sejati, ini adalah pemujaan kulit luar. Seperti halnya dengan ke gereja mendengar kotbah, atau menyanyikan pujian, kemudian berdoa.
Beberapa hal ini semua adalah usaha secara eksternal. Namun sudah termasuk baik apabila seseorang mampu menjalankan cara yang tertulis dalam alkitab maupun sutra Buddha, yaitu bagaimana menjadi manusia yang baik dan bagaimana berbuat kebajikan. Tapi ini semua belum termasuk yang sejati.
Buddha Dharma yang sejati ada dalam Satya Buddha Sutra. Buddha Dharma yang sejatilah yang dapat menganugerahi santika dan paustika. Santika dan paustika juga berarti mengubah nasib dan peruntungan Anda, tidak hanya mengubah nasib dan peruntungan, juga dapat terlahir di tingkatan tertinggi di Sukhavatiloka Buddha-ksetra Barat, Mahapadminiloka.
Banyak orang yang ingin mengubah nasib dan peruntungan, namun banyak pula paranormal di dunia persilatan yang memanfaatkan keinginan manusia ini, menyatakan mampu membantu mengubah nasib dan peruntungan. Maksudnya adalah jika Anda mau menyerahkan sesuatu kemari, maka saya akan membantu Anda merubah nasib dan peruntungan.
Menurut Mahaguru ini tidak dapat merubah nasib dan peruntungan. Apabila Anda ingin merubah nasib dan peruntungan, maka harus menekuni Buddha Dharma sejati, sebab perubahan dilakukan dari dalam hati. Dari hati sendiri diperbaiki, barulah Anda dapat benar-benar merubah nasib dan peruntungan. Dengan kata lain, mengubah nasib dan peruntungan secara kulit luar adalah tidak bermanfaat. Jika ingin mengubah nasib dan peruntungan sepenuhnya, maka harus merubah total internal Anda yang paling mendasar, dengan demikian nasib dan peruntungan Anda akan berubah. Inilah makna sejati dari Satya Buddha Dharma untuk Santika dan Paustika.
Hari ini sampai di sini.
Om Mani Padme Hum.