542 - Empat Kualifikasi Acarya Sejati
Hari ini kita mengulas perihal Abhiseka Acarya.
Banyak siswa yang bertanya kepada Mahaguru: “Kapan saya bisa menerima Abhiseka Acarya?” Abhiseka Acarya sama dengan abhiseka guru pengajar, merupakan sebuah abhiseka untuk menjadi seorang Guru. Acarya berarti Guru pengajar, atau Vajracarya.
Banyak orang bertanya kepada saya, dan kadang saya mesti menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Ada banyak juga orang yang memohon Abhiseka Acarya, dan saya mesti menjelaskan kepada mereka.
Sebenarnya untuk menjadi seorang Acarya sejati ada 4 kualifikasi. Yang pertama, seorang Acarya mesti bersinar. Acarya yang memiliki sinar dapat mentransmisikan sinar terang kepada segenap siswa, sehingga siswa memperoleh terang, memperoleh energi, dan ‘power’ Anda. Ketika Anda belum memiliki sinar terang, jangan memohon Abhiseka Acarya. Seorang Acarya sejati mesti sudah memiliki terang, mesti memiliki sinar terang, memiliki energi, memiliki ‘power’.
Yang kedua, seorang Vajracarya tidak hanya memiliki sraddha yang kukuh, ia adalah representasi dari Bodhi itu sendiri. Vajracarya berarti tidak berubah wujud, tidak berubah bentuk, demikian pula dengan Abhiseka Acarya, oleh karena itu disebut juga sebagai Abhiseka Tidak Mundur.
Seorang Vajracarya masih mengalami kemunduran sraddha? Sebesar biji wijen, kacang hijau, sama sekali tidak punya sraddha, ia merendahkan Tantra. Sebagai seorang Acarya, Anda masih mengalami kemunduran sraddha? Seorang Acarya seharusnya kukuh dan tidak mundur, oleh karena itulah disebut sebagai Vajracarya. Mereka yang masih mengalami kemunduran sraddha sesungguhnya tidak memahami Tantra, sebenarnya masih taman kanak-kanak ‘kindergarden’, dalam pembelajaran Buddhisme masih kelas taman kanak-kanak, masih belum Sekolah Dasar, harus dipukul pantatnya.
Dalam ‘Risalah Agung Tahapan Jalan Tantra’ telah diulas dengan sangat jelas, karena kukuh dan tidak mundur, maka disebut sebagai Acarya. Abhiseka tersebut tergolong sebagai Abhiseka Tidak Mundur, tidak ada jalan untuk mundur. Mesti bisa mengaplikasikannya, dan silakan Anda renungkan sendiri.
Jika saya memberitahunya: “Tidak menahbiskan Anda sebagai Vajracarya.” Keesokan harinya dia langsung mundur. Karena tidak diabhiseka, keesokan harinya ia mengatakan: “Saya tidak mau berkarya lagi.” Apakah demikian yang disebut sebagai Vajracarya? Tidak sama.
Ada lagi, ia mesti membersihkan karmavarana orang lain, sebagai seorang Vajracarya, Anda mesti membantu mengikis karmavarana orang lain, tidak hanya mengikis karmavarana Anda sendiri. Dharmadesana dan abhiseka dari Anda ibarat air yang dapat membersihkan hati para insan. Mengikis karmavarana mereka, memikul karmavarana para insan, demikianlah seorang Vajracarya sejati.
Apabila bahkan karmavarana diri sendiri Anda pun tidak terkikis, Anda dipenuhi hawa gelap, dan Anda datang memohon Abhiseka Acarya, apakah Anda hendak menularkan karmavarana Anda kepada orang lain? Dapatkah Anda membersihkan diri sendiri? Atau justru menambah karmavarana orang lain. Begitu diamati, langsung terlihat sekujur tubuh penuh air hitam, wajah berhawa gelap, dan Anda ingin menjadi Vajracarya? Anda ingin mencelakai orang! Anda ingin mengabhiseka hawa gelap Anda kepada para insan!
Apakah Anda telah membersihkan diri sendiri? Apakah Anda punya kemampuan mengikis karmavarana orang lain?
Ada lagi, seorang Vajracarya sejati mesti memiliki abhijna, dapat mengerahkan kekuatannya. Ia memiliki kemampuan transformasi, memiliki Dharma sejati, memiliki upaya kausalya. Ia memiliki kebenaran duniawi dan kebenaran sejati. Kebenaran duniawi adalah berbagai macam upaya kausalya. Ia memiliki banyak vikurvanabala, ini semua hanya dimiliki oleh seorang Vajracarya sejati.
Inilah karakteristik caturmahabhuta (4 elemen) yang dimiliki oleh seorang Vajracarya sejati, antara lain: elemen tanah, air, api, dan angin. Elemen api adalah sinar terang. Elemen air adalah kemampuan mengikis karmavarana atau purifikasi. Elemen tanah adalah kukuh. Elemen angin adalah transformasi.
Ada yang mengatakan bahwa Vajracarya ibarat api, jangan terlampau dekat, sebab bisa terbakar oleh api. Jangan terlampau jauh, sebab terlampau jauh tidak bisa memperoleh cahaya dan panasnya. Ini memang beralasan, sesungguhnya seorang Acarya mesti memiliki karakteristik caturmahabhuta, yaitu tanah, air, api, dan angin, serta sraddha yang kukuh.
Sesungguhnya Vajracarya merupakan representasi sraddha, jadi mana boleh mundur? Ia adalah api atau sinar terang. Apabila Anda sendiri gelap, apa yang bisa Anda berikan bagi para insan? Ia adalah air atau purifikasi. Apabila Anda sendiri tidak bersih, bagaimana bisa membersihkan orang lain? Ia adalah angin atau transformasi. Anda mesti punya banyak cara untuk menuntun para insan. Ada banyak cara untuk menuntun para insan, ada kebenaran sejati yang langsung mengulas sunya. Ada kebenaran duniawi yang merupakan berbagai metode upaya kausalya untuk menuntun para insan. Sebagai seorang Acarya, paling tidak ada mesti memahami semua teori Buddhisme.
Tidak hanya memahami semua teori Buddhisme, Anda juga mesti tekun membina diri. Melalui ketekunan membina diri, barulah Anda bisa memiliki api dan air. Tanpa ketekunan membina diri, dari manakah api dan air? Dalam Tantra, api adalah kundalini. Air adalah Cairan Bulan Bodhicitta. Di manakah sinar? Peleburan keduanya menghasilkan sinar. Di manakah transformasi? Berasal dari tubuh Anda sendiri, ketika semua nadi tembus, ketika menampakkan Buddhata, saat itulah dihasilkan angin, mewujudkan vikurvana, dengan sendirinya memiliki abhijna. Di manakah kukuhnya sraddha? Ketika prana Anda penuh, maka Anda pun kukuh. Oleh karena itu ini semua berhubungan dengan Sadhana Internal.
Om Mani Padme Hum.