551 - Lima Jenis Bodhicitta (1)
Hari ini kita mengulas lima jenis Bodhicitta.
Dalam Tantra, apabila Bodhicitta dibagi dengan mendetail, maka dapat dibagi menjadi lima, antara lain: Pranidhana-bodhicitta, Carya-bodhicitta, Paramartha-bodhicitta, Samadhi-bodhicitta, dan Bindu-bodhicitta, inilah lima jenis Bodhicitta.
Apa itu Bodhicitta? Ruang lingkupnya sangat luas. Kebanyakan hanya membahas pranidhana dan carya.
Bodhicitta yang pertama, Pranidhana-bodhicitta, apa artinya? Ikrar yang Anda buat. Dalam belajar Buddhisme, yang paling penting adalah ikrar. Pada awal mempelajari Buddhisme, kita membuat empat ikrar agung.
Dalam Tantra ada Catur-bodhicitta, ini sama dengan empat jenis ikrar. Keempat jenis ikrar ini, yaitu: maitri, karuna, mudita, dan upeksha. Maitri adalah memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Karuna adalah mengatasi penderitaan orang lain. Mudita adalah senantiasa bersukacita. Upeksha adalah kerelaan penuh, pemberian yang tidak mengharapkan imbalan, inilah maitri, karuna, mudita, dan upeksha.
Dalam Tantra maupun dalam agama Buddha pada umumnya, maitri, karuna, mudita, dan upeksha sangat penting. Ini semua merupakan pranidhana. Empat ikrar agung juga merupakan pranidhana, ketika mulai belajar Buddhisme, Anda mesti membangkitkan empat ikrar agung, yaitu: Bersedia untuk belajar, belajar apa? Mempelajari semua Buddhadharma. Bersedia memotong, memotong apa? Memotong semua rintangan karma. Selain itu, bersedia menyeberangkan. Tidak hanya menyeberangkan diri sendiri, mesti menyeberangkan insan lain. Bersedia belajar, bersedia memotong, dan bersedia menyeberangkan para insan, demikianlah empat ikrar agung.
Bodhicitta yang dibangkitkan, semakin besar ikrar yang dibuat, maka semakin besar pula keberhasilan Anda kelak. Banyak Buddha dan Bodhisattva, yang pada permulaannya membangkitkan Pranidhana-bodhicitta.
Mahaguru sendiri juga membangkitkan ikrar, “Senantiasa menyeberangkan semua makhluk dalam setiap kelahiran.”, ikrar ini sangat agung. Sesungguhnya, Buddha dan Bodhisattva datang karena ikrar, semua datang demi memenuhi ikrar. Demi memenuhi ikrar, Beliau melakukan inversi, dengan kata lain, semula Ia adalah Buddha atau Bodhisattva, namun bersedia untuk menitis menjadi manusia di dunia saha ini, demi menuntun para insan.
Memasuki Nirvana, kondisi penghentian dan kedamaian mutlak, belum tentu baik. Buddha dan Bodhisattva yang benar-benar membangkitkan ikrar agung, pada umumnya akan bermanifestasi sesuai dengan kebutuhan, Beliau senantiasa berada di dunia saha. Buddha dan Bodhisattva yang membangkitkan ikrar agung, semua merupakan sadhaka yang membangkitkan Bodhicitta. Anda memiliki ikrar, maka Anda mesti melaksanakannya.
Oleh karena itu, sangat banyak Buddha dan Bodhisattva yang membangkitkan ikrar, menurut sepengetahuan saya, melalui pengamatan saya, di dunia saha ini ada sangat banyak Buddha dan Bodhisattva yang menuntun para insan secara diam-diam. Sebab di masa lampau Beliau pernah berikrar, hanya inilah yang paling bermakna.
Saya juga sering merasa demikian, seperti ketika Anda kecil, apa tekad Anda, Mahaguru pernah bertekad untuk menjadi seorang guru, kenapa bertekad menjadi seorang guru? Karena saat itu takut dihukum oleh guru, oleh karena itu bertekad menjadi seorang guru.
Kemudian juga bertekad menjadi seorang penyair, menulis syair modern. Tapi pembaca tidak mengerti, jadi tekad ini dibatalkan. Ingin menjadi apa? Menjadi seorang penulis, yang menulis artikel. Sampai saat ini masih terus menulis, tekad ini terus dipertahankan.
Ini merupakan sebuah tekad, meski bukan disebut Bodhicitta, namun juga merupakan Pranidhana-bodhicitta. Kenapa? Sebab menurut saya, suatu hal yang paling bermakna di dunia ini adalah memperoleh sunyata dan Tathata. Hanya dengan demikian, barulah tumimbal lahir dapat teratasi. Dalam Buddhisme, tumimbal lahir hanya dapat diatasi dengan realisasi Tathata, dengan demikian baru benar-benar mengakhiri tumimbal lahir.
Oleh karena itu saya berikrar untuk tercerahkan dalam setiap kelahiran, dan setelah mencerahi Tathata, menggunakan Tathata untuk menuntun semua makhluk dalam setiap kelahiran, tidak mengabaikan satu insan pun, terus berupaya menuntun semua makhluk meski tubuh ini hancur berkeping-keping, menurut saya inilah yang paling berarti.
Ikrar ini, tiada akhir, tiada batas waktunya, tak terhingga. Semua Buddha dan Bodhisattva memiliki ikrar yang tak terhingga. Yang ada batasnya, bukan merupakan Bodhicitta. Ikrar yang masih ada batasnya, misalnya Anda hanya akan melakukannya sampai saat ini saja, kemudian tidak lagi, ikrar semacam ini bukan Bodhicitta.
Pranidhana-bodhicitta merupakan ikrar yang teragung dan tertinggi. Menurut saya, ikrar apa pun masih belum sebanding dengan upaya mencerahi Tathata, kemudian menggunakan Tathata untuk menuntun semua makhluk.
Ada seorang bhiksu yang berikar untuk menjadi seorang bhiksu dalam setiap kehidupan, karena ia telah mencerahi sunyata dan Tathata, hal ini merupakan yang tertinggi, lebih baik dari apa pun.
Anda ingin menjadi seorang penulis, pengacara, pengajar, atau akuntan, memiliki tekad semacam ini, ini merupakan tekad duniawi, meski juga tergolong sebagai sebuah tekad, akan tetapi, dalam konteks Buddhadharma, perolehan dan pembabaran Tathata, sunyata, dan Buddhata merupakan Pranidhana-bodhicitta yang sejati.
Om Mani Padme Hum.