557 - Mengulas Samyakdrsti (1)
Hari ini kita mengulas samyakdrsti.
‘Samyak’ berarti yang paling benar. ‘Drsti’ berarti pandangan. Pada umumnya, dalam segala hal ada fakta sebenarnya, atau rupa yang sebenarnya. Ada juga yang merupakan sisi lahiriah, ketika Anda tidak dapat melihat kebenaran, yang Anda cerap hanyalah lahiriah yang menipu.
Apabila Anda tidak mengenal agama Buddha dengan jelas, maka Anda hanya mengetahui kulit luar dari agama Buddha, dan tidak memahami kebenaran di dalamnya. Tanpa memahami kebenaran di dalamnya, maka Anda tidak akan memperoleh pandangan yang benar.
Anda bisa menanyai pandangan banyak orang terhadap agama Buddha, tanyakan: “Apa itu agama Buddha?”, kadang dia akan melontarkan jawaban yang sangat aneh.
“Apa itu agama Buddha?” Ia menjawab: “Aku tahu, pemujaan menggunakan dupa. Nyalakan dupa untuk memuja, itulah agama Buddha.” Dalam banyak hal, apa yang mereka pahami bukanlah pandangan benar. Menurut ajaran Buddha, yang seperti itu bukan pandangan benar.
Ada juga yang mengatakan demikian, “Apa itu agama Buddha?”, “Aku tahu, yaitu berbuat baik.” Ini ada benarnya, namun hanya benar dalam satu unsur saja. Anda mengatakan bahwa agama Buddha melakukan pemujaan dengan menggunakan dupa, memang benar, akan tetapi, itu hanya salah satu kulit luarnya saja, dan bukan pandangan benar. Untuk memahami pandangan benar, seorang sadhaka mesti mengetahui apa itu ‘samyakdrsti’, yaitu sebuah pandangan yang sepenuhnya benar.
Banyak juga orang yang salah paham terhadap agama Buddha, menanyai orang ketiga, “Apa itu agama Buddha?”, dia menjawab: “Aku tahu, yaitu vegetarian.” Apakah jawaban ini benar? Itu hanya salah satu kulit luar belaka, dan bukan sepenuhnya merupakan pandangan benar.
Apa itu samyakdrsti? Yaitu pandangan yang benar. Semisal kita mempelajari sesuatu, maka lihatlah kebenaran di dalamnya, maka kita akan mengetahui samyakdrsti.
Dalam agama Buddha ada sangat banyak aliran, seperti dahulu ketika Shakyamuni Buddha membabarkan ajaran Hinayana, pada permulaan Beliau membabarkan Hinayana, dan Catvari-arya-satyani (empat kebenaran mulia): duhkha (adanya penderitaan), samudaya (adanya sebab penderitaan), nirodha (lenyapnya penderitaan), dan marga (jalan menuju akhir penderitaan). Kebenaran yang penting ada pada: duhkha, samudaya, nirodha, dan marga, ini merupakan pandangan benar Hinayana yang dibabarkan oleh Shakyamuni Buddha.
Dalam agama Buddha di India, Hinayana bertransformasi menjadi Mahayana, dan terakhir adalah Tantrayana. Mahayana adalah madhyamika (jalan tengah), madhyamika sebagai pandangan benar. Hinayana adalah Catvari-arya-satyani, sedangkan Mahayana adalah madhyamika. Kita mesti dengan jelas mengenali pandangan benar ini.
Setelah agama Buddha tersiar ke Tiongkok, terbagi lagi menjadi banyak sekte, sekte Prajna menggunakan Mahaprajnaparamita Sutra yang kemudian bertransformasi menjadi Vajracchedika Sutra. Kemudian dari Vajracchedika Sutra (Sutra Intan) bertransformasi menjadi Hrdaya Sutra (Sutra Hati). Semua berisi ajaran Sang Buddha mengenai Prajna Mahayana.
Dalam Prajna Sutra, pandangan benar yang dibabarkan adalah sunyata. Kita mesti memahami ajaran Sang Buddha, mesti bisa mengungkapkannya. Inti dari Prajna Sutra adalah sunyata.
Dalam Buddhadharma ada juga aliran Yogacara, sarvadharma semata-mata adalah kesadaran, ini merupakan pandangan benar dari Yogacara.
Dalam sekte Avatamsaka ada yang disebut: segalanya tanpa rintangan, dahulu saya pernah menulis: “Filosofi tanpa rintangan”, tiada rintangan apa pun. Filosofi “Tanpa rintangan” ini menjelaskan dasar sekte Avatamsaka. Sekte Avatamsaka mengajarkan segalanya tanpa rintangan, mengajarkan keutuhan sempurna. Berasal dari sunyata, kemudian bertransformasi menjadi segalanya tanpa rintangan.
Ada juga sekte Sukhavati yang mengajarkan kelahiran di Ksetra-parisuddhi (Alam Suci) melalui pelafalan Nama Buddha, dapat dikatakan: “Hati adalah Ksetra-parisuddhi.”
Selain itu ada sekte Zen (Dhyana), sekte Zen membahas ‘smrti’ yang berarti perhatian. Samyaksmrti (perhatian/kesadaran benar) merupakan pandangan benar dari sekte ini. Sekte Zen juga membahas sunya dan non-eksistensi, namun bagaimana cara memasuki sunya dan non-eksistensi? Anda mesti punya perhatian benar, perhatian Anda dapat digunakan sebagai sebuah metode utama untuk memasuki dhyana.
Dan yang terakhir, apa itu Tantrayana? Bhavana dalam Tantra adalah sinar. Dalam sekte Sukhavati disebutkan bahwa Sukhavatiloka terdiri dari empat ksetra, dan kestra yang tertinggi adalah Ksetra Sinar Kedamaian Abadi, telah menghasilkan sinar, dan sinar merupakan tingkat yang tertinggi.
Oleh karena itu dalam mempelajari Buddhisme, Anda mesti paham apa itu pandangan benar. Anda mesti memahami pandangan yang sebenarnya, dengan demikian Anda mempunyai arah dan tujuan, sehingga tidak akan terjadi penyimpangan dalam langkah Anda. Ini tidak sama dengan pemahaman agama Buddha menurut orang pada umumnya. Pengulasan hari ini sampai di sini.
Om Mani Padme Hum.