Ceramah Lamdre ke-195 oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Upacara Agung Homa Sitatapatra Bhagavati,
Tanggal 02 Maret 2019 di Taiwan Lei Tsang Temple (台灣雷藏寺)
Terlebih dahulu kita bersembah puja kepada segenap Guru Silsilah: Sembah puja kepada Bhiksu Liaoming, sembah puja kepada Guru Sakya Zhengkong, sembah puja kepada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja kepada Guru Thubten Dhargye, sembah puja kepada Tri-ratna Mandala, sembah puja kepada Adhinatha homa hari ini: Sitatapatra Bhagavati.
Gurudara, Thubten Ksiti Rinpoche, para Acarya, Dharmacarya, Bhiksulama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet.
Tamu agung yang hadir hari ini antara lain: Duta Besar Taiwan di Swedia dan Norwegia "Bapak Liao Dongzhou" dan istri "Sdri. Judy"; Sekjen Pemerintah Provinsi Taiwan (terdahulu) "Zheng Pei-fu" dan istri "Ibu Han Wuzhen"; "Geshe Jigme Zhengzeng" dari Gaden Jangtse Thoesam Norling Monastery (Gaden Jangtse Dratsang) di India Selatan; Segenap anggota Tim Akademisi dan Tim Medis Zhenfo Zong; Kepala Kelas Konfuius Pusat Bahasa dan Budaya Lotus Light Brasil "Dr. Qi Yaobin" dan wakil "Sdri. Liangyan"; Penasihat hukum TBF "Pengacara Zhou Huifang" dan "Pengacara Lu Wenxiang"; Manajer Umum Ching Yi Biotech Co. Ltd. "Sdri. Zhang Yuzhen"; Seniman pahat kayu "Bapak Jian Zhengxing"; Teman alumni perguruan tinggi Mahaguru "Bapak Zhu Jinshui" dan istri "Chen Zexia"; Ketua Lotus Light Charity Society pusat dan produser 9 Tingkat Dzogchen, Lamdre, dan Sutra Paribodhi "Acarya Lianyue (蓮悅上師)", pemandu acara "Acarya Lianhe (蓮訶上師)", "Acarya Lianjia (蓮伽上師)" dan "Sdri. Pei Jun"; Bibi Guru tertua "Ibu Lu Shengmei", Bibi Guru ketiga "Ibu Lu Guoying" dan suami "Bapak Li Hetong"; Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI "Sdri. Xu Yaqi".
Terima kasih kepada para donatur konsumsi, Sdri. Liu Meili sebesar NT$ 100.000, Sdri. Wang Jieshan dari Hong Kong sebesar NT$ 100.000.
Selamat siang semuanya, apa kabar semuanya ! (Mahaguru menyapa semua dalam berbagai bahasa)
Tahun 1996 Mahaguru Berdharmayatra ke India dan Nepal.
Pada upacara hari ini, kita menyambut Geshe Jigme Zhengzeng dari Gaden Jangtse Thoesam Norling Monastery (Gaden Jangtse Dratsang), kita menyambut kehadiran beliau. Saya ingat pernah pergi ke India (Tahun 1996), saat itu memenuhi undangan dari Ganden Tripa dari Gelugpa (Merupakan salah satu pemimpin spiritual penting dalam Gelug, selain Dalai Lama dan Panchen Lama), Ganden Tripa ke-100 mengundang saya pergi ke India. Terlebih dahulu berjumpa dengan Dalai Lama di Dharamsala, kemudian saya pergi ke delapan tempat suci Sang Buddha, kemudian di Dharamsala berjumpa dengan Kasur Jigme L. Rinpoche dan Y.M. Amchok Rinpoche yang telah menjalin jodoh Dharma yang sangat lama dengan kita. Kemudian saya tiba di India Selatan, Ganden Tripa ada di sana. Sampai di India Selatan, di aula Loseling di Vihara Drepung, saya Berdharmadesana kepada sekitar dua ribu Lama. Kemudian saya pergi ke Vihara Gaden, juga pergi ke vihara dari Y.M. Amchok Rinpoche: Vihara Gaden Sogpa. Demikianlah kunjungan saya ke India. Dari India kemudian ke Nepal, kemudian menjalani upacara duduk di atas dipan pusaka di Karma Lekshey Ling, menerima pengesahan sebagai Rinpoche.
Empat Guru Sesepuh Silsilah Zhenfo Zong
Masing-masing Memiliki Silsilah Empat Sekte Utama Tantra Tibet
Bagaimana dengan Guru saya sendiri ? Silsilah yang pertama adalah Bhiksu Liaoming. Bhiksu Liaoming adalah siswa sekaligus Guru dan sahabat dari Acarya Norlha Hotogtu. Bhiksu Liaoming mentransmisikan Mahaprajnaparamita Sutra, Vajraccedhika Sutra, dan Hrdaya Sutra kepada Norlha Hotogtu, sedangkan Norlha Hotogtu sendiri juga memberinya banyak abhiseka sadhana dalam Nyingmapa. Selain itu, Bhiksu Liaoming juga belajar kepada Rinpoche di Kagyud, Rinpoche tersebut mempunyai seorang siswa bernama : Shen Shuwen (申書文 – nama awam dari Gangkar Rinpoche), di Taipei ia memiliki Vihara Gangkar, dengan kata lain, Bhiksu Liaoming memiliki silsilah dari Norlha Hotogtu dan Gangkar Rinpoche. Demikianlah Biksu Liaoming, Guru Sarana saya yang pertama.
Yang kedua adalah Guru Sakya Zhengkong, Beliau ada di Sakya Monastery Seattle, keponakannya dinikahi oleh YM. Jigdal Dagchen Sakya. Sesungguhnya Sakya Monastery adalah biara Sakya dari Guru Sakya Zhengkong (Dezhung Rinpoche). Saat itu saya tinggal di Ballard (Green Lake), saya bersarana kepada Dezhung Rinpoche. Demikianlah silsilah Nyingma dan Sakya. Yang ketiga, pada tahun 1980 saya bersarana kepada Gyalwa Karamapa ke-16 di Upstate New York, ini merupakan silsilah dari Kagyud. Yang keempat, saya bersarana kepada Guru Thubten Dhargye di Ching Yum Fat Kok (淨音佛閣) Hong Kong. Di Mongolia ada dua orang Rinpoche agung, yang satu adalah Janggya Hotogtu, dan satunya adalah Kanjurwa Rinpoche. Pada masa dinasti Qing, Kanjurwa Rinpoche mentransmisikan Dharma kepada Thubten Nima, kemudian Thubten Nima mentransmisikan Dharma kepada Thubten Dali, Thubten Dali mentransmisikan Dharma kepada Thubten Dhargye, dan Thubten Dhargye mentransmisikan Dharma kepada saya. Saya memiliki silsilah dari Gelug, dalam Gelug saya disebut Thubten Qimo.
Saya memiliki silsilah dari empat sekte: Gelugpa, Sakyapa, Nyingmapa, dan Kagyudpa. Semua tahu silsilah Kagyud : Marpa, Milarepa, Gampopa, Gyalwa Karamapa ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6 . . . terus sampai Gyalwa Karamapa ke-16. Ini adalah silsilah Kagyud. Mengenai silsilah Nyingma, seorang Rinpoche yang paling awal datang ke Xikang Tiongkok untuk mentransmisikan Dharma, siswanya punya sebuah cetiya di Taiwan, apa nama cetiya tersebut ? Cetiya Norlha Hotogtu, benar. Silsilah Nyingma dari Norlha Hotogtu. Ini dari Nyingmapa
Acarya Lianxin (蓮信上師) Melapor kepada Mahaguru Bahwa Beliau Telah Menitis di Hualian
Di Seattle, saya bersarana kepada Sakyapa, kepada Dezhung Rinpoche, sebutan hormat saya kepada Beliau adalah : “Guru Sakya Zhengkong”. Dezhung Rinpoche telah menitis kembali, konon Kanjurwa Rinpoche juga telah menitis kembali, demikian pula dengan Janggya Hotogtu dan beberapa Rinpoche. Dalam Zhenfo Zong ada seorang Acarya yang telah mencapai keberhasilan, yaitu Liu Wenqing (劉文卿 ) atau Acarya Lianxin (蓮信上師), (Keterangan : Acarya Lianxin telah berpulang pada tahun 2015), beliau memberitahu saya, bahwa beliau telah menitis di Hualian, beliau memberitahu saya sekitar bulan Januari tahun ini, beliau telah menitis di Hualian. Kelak kita bisa mencarinya, beliau juga adalah seorang Tulku Rinpoche.
Kita juga punya Biksu Lianhua Yimin (蓮花益民法師), setelah berpulang, beliau menghasilkan sarira sekujur tubuh, sarira beliau bisa memenuhi karung, sarira hasil kremasinya bisa mengisi beberapa karung. Biksu Lianhua Yimin dari Montreal Kanada, meskipun beliau telah mencapai keberhasilan, namun saya masih belum mendapatkan kabar penitisan beliau. Saya justru memperoleh kabar penitisan Acarya Liu Wenqing, asalkan tahu tanggal berapa di bulan Januari beliau menitis, kita bisa pergi ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di Hualian untuk memeriksa ada berapa bayi yang lahir pada hari itu, kemudian mencarinya satu-persatu untuk menemukan beliau. Sekarang sangat mudah untuk mencarinya, bisa dicari di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Kita mesti benar-benar mengetahui waktu penitisan beliau, kemudian mencarinya, maka ada satu lagi Rinpoche.
Mahaguru Berpesan Supaya Thubten Ksiti Rinpoche dan Tenzin Gyatso Rinpoche
Sepenuh Hati Belajar dan Membabarkan Dharma Menyeberangkan Para Insan
Mengenai Thubten Ksiti, dia mesti menjalani pelatihan biksu yang sangat ketat, harus berpartisipasi dalam lokakarya bagi para biksu. Selain itu, saya telah minta supaya Acarya Lianhai (蓮海上師) menjadi Guru Sutra Anda, benar ? Sudah berapa tahun ia membimbing Anda ? (Thubten Ksiti Rinpoche: “5 tahun.) Acarya Lianhai telah mengajarinya ajaran Sutrayana selama 5 tahun, Thubten Ksiti juga harus mengikuti pelajaran di pusdiklat kita. Jika Anda sudah ada waktu luang, maka datanglah untuk ikut belajar di pusdiklat, juga lokakarya biksu. Selain itu, kali ini juga ada konferensi bagi para biksu dan Acarya, Anda harus mengungkapkan perolehan Anda selama belajar Sutra dan membaca buku Dharma. Sebagai Guru Sutra Anda, jika mendapati Anda tidak menurut atau malas, boleh menghukum Anda. Sama seperti Dalai Lama, saat beliau sedang belajar Sutra, ada sebagian Guru Sutra yang sangat keras, menggantungkan rotan di atas pintu, semenjak kecil mereka telah mendidiknya, terlebih dahulu bersujud sekali kepadanya sebelum memukulnya, kemudian boleh ambil rotan untuk memukulnya. Tidak peduli apakah seseorang adalah seorang titisan Rinpoche atau bukan, tetap tidak boleh malas, Anda mengerti ? Silakan duduk.
Kelak dalam Tantra kita juga ada Acarya khusus sebagai pengajar, dan ia juga harus mendidik Anda dengan baik, jangan kira setelah menjadi Rinpoche Anda boleh bermalasan, tahukah Anda menjadi Rinpoche harus ikut ujian geshe, bagi rakyat Tibet, geshe ini seperti gelar doktor. Geshe juga dibagi menjadi empat tingkat. Selain itu, Tenzin Gyatso Rinpoche di Amerika Serikat juga perlu mengikuti pelatihan seperti Anda, kalian harus lebih patuh, jika tidak, True Buddha Foundation juga boleh mencabut gelar Anda, begitu dicabut, tidak ada apa pun lagi. Anda harus seperti Rinpoche sejati, juga mesti seperti seorang geshe sejati, yang bisa membabarkan Dharma menyeberangkan insan, Anda harus memahami semua tata ritual Tantra, inilah seorang Tulku yang sejati, seorang geshe yang sejati, Rinpoche yang sejati. Ini semua adalah syarat yang sangat diperlukan.
Mahaguru Bersarana kepada Tiga Guru Sutrayana
Silsilah Tantra Tergolong Sebagai Madhyamika Prasangika
Dulu saya belajar Buddha juga melalui Sutrayana, saya bersarana kepada tiga Guru : Biksu Yinshun (印順導師), Biksu Daoan (道安法師), dan Biksu Leguo (樂果法師). Biksu Leguo dari Hong Kong ke Taiwan, Biksu Daoan adalah ketua dari Buddhist Association of China. Di Tiongkok ada dua aliran, yang satu adalah aliran Yuan Ying, Biksu Cihang (慈航法師) adalah aliran Yuan Ying, Biksu Yinshun (印順導師) adalah aliran Taixu (Keterangan : Aliran Yuan Ying mengutamakan mempertahankan warisan sesepuh, sedangkan aliran Taixu mengutamakan reformasi). Mahabhiksu Taixu (太虛大師) adalah aliran Taixu, beliau tergolong sekte Tri-sastra, yaitu tiga sastra dari Nagarjuna Bodhisattva dan Aryadeva : Mulamadhyamakakarika, Dvadasanikaya Sastra, dan Sataka Sastra, ketiga sastra ini merupakan pedoman bagi sekte Tri-sastra di Tiongkok.
Mahaguru juga belajar Madhyamika, Mahaguru tergolong Madhyamika Prasangika, saat ini sebagian besar Gelug di Tibet adalah Madhyamika Prasangika, yaitu Madhyamika Prasangika yang dibabarkan oleh Buddharaksita dan Candrakirti. Semua mesti tahu, semua ini ada dasarnya, ada silsilahnya, dan bukan hanya dari sembarang bicara.
Sitatapatra Bhagavati Penjelmaan Usnisa Tertinggi Sang Buddha
Memiliki Banyak Wujud dan Memancarkan Daya Terang Terunggul
Hari ini kita Abhiseka Sadhana Istadevata Sitatapatra Bhagavati, termasuk Mantra Tangkis (menahan dan mengembalikan serangan). Sitatapatra Bhagavati memiliki Mantra Tangkis. Asal-usul Sitatapatra Bhagavati adalah pada saat terjadi peperangan antara Sakra Devanam Indra dengan Asura. Asura sudah hampir mencapai Surga Indra, Dewa Indra datang memohon kepada Sakyamuni Buddha, dari usnisa Sakyamuni Buddha memancar cahaya terang berwarna putih, menjelma menjadi Sitatapatra Bhagavati. Cahaya Sitatapatra Bhagavati menaungi Surga Indra, saat Raja Asura memandu para asura menyerang Dewa Indra, Sitatapatra Bhagavati menaungi seluruh Surga Indra sehingga asura tidak dapat menyerbu masuk. Apalagi Beliau memiliki kemampuan menangkis, sebesar apa pun kekuatan Anda, serangan balik juga akan sebesar itu pula, inilah Sitatapatra Bhagavati, demikianlah asal-usul Beliau.
Dalam wujud tunggal, tangan kiri Beliau memegang sebuah payung putih besar, tangan kanan membentuk mudra varada (memberi anugerah). Wujud-Nya ada yang bermuka tiga, ada juga yang berlengan dan bermata seribu seperti Avalokitesvara Bodhisattva, ada banyak wujud dari Sitatapatra Bhagavati. Semua tahu mudra-Nya, tangan kanan mendatar seperti ini, jari telunjuk tangan kiri tegak lurus menyentuh bagian tengah telapak tangan kanan, ini adalah Mudra Sitatapatra Bhagavati. Membentuk mudra melambangkan bersihnya tubuh, kita menjapa mantra pendek, menjapa mantra hati: "Hum. Mama. Hum Ni. Suoha" Ini adalah Mantra Perisai Sitatapatra Bhagavati, kemudian visualisasi kemunculan Sitatapatra Bhagavati, menaungi Anda dengan payung putih besar, melindungi Anda, dengan demikian dapat terhindar dari banyak teluh. Sering melakukan visualisasi ini, visualisasi Sitatapatra Bhagavati menaungi Anda dengan cahaya payung putih besar, kemudian Anda bentuk mudra-Nya, visualisasi payung putih besar, menjapa Mantra Perisai, Beliau pun dapat melindungi Anda. Sadhana Istadevata Sitatapatra Bhagavati dapat ditekuni seperti ini. Ditekuni sampai kontak yoga.
Mantra Panjang Sitatapatra Bhagavati: "Om. Saerwa. Datajiada. Anikashida. Dabazhe. Hum Pei. Hum. Mama. Hum Ni. Suoha", Mantra pendek: "Hum. Mama. Hum Ni. Suoha" ada mantra, ada visualisasi, ada mudra, dapat menjadi Sadhana Istadevata Sitatapatra Bhagavati.
Menekuni Mantra Tangkis Perlu Abhiseka
Pilih Satu di Antara Tiga Dharmapala
Semua Dapat Cepat Berkontak Yoga
Sitatapatra Bhagavati mengenakan gaun surgawi berlapis, berhiaskan ratusan permata, berdiri di atas seribu kaki, padmasana dapat menutupi semua dewata dan para insan. Beliau memiliki Mantra Tangkis, Mantra Tangkis dijapa dari belakang ke depan. Mengenai Mantra Tangkis ini, saya ingat ada Mantra Tangkis dari Hayagriva Vidyaraja, tidak semua Adhinatha memiliki Mantra Tangkis ini, Usnisavijaya Bhagavti, Sahasrabhujanetra Avalokitesvara Bodhisattva, Sitatapatra Bhagavati, Hayagriva Vidyaraja, Simhamukha Dakini, kelima Adhinatha ini memiliki Mantra Tangkis, untuk Adhinatha yang lain jangan dijapa secara sembarang, hanya boleh menjapa Mantra Tangkis yang telah ditransmisikan oleh Mahaguru (Keterangan: Kalacakra Vajra juga memiliki Mantra Tangkis). Nanti akan memberikan abhiseka ini kepada Anda semua. Sitatapatra Bhagavati bisa melindungi kita, tidak hanya melindungi kita, juga dapat melindungi keluarga kita, dapat melindungi semua siswa Zhenfo Zong, bahkan dapat melindungi sebuah kota, sebuah negara, sebenarnya Beliau memiliki banyak manfaat, ini harus dipelajari.
Apalagi, tadi Sitatapatra Bhagavati menampakkan diri dan memberitahu saya, maksud yang disampaikan Beliau adalah, Beliau adalah Istadevata yang sangat mudah berkontak yoga. Dharmapala kita yang sangat mudah berkontak yoga antara lain, Mahabala Vajra sangat mudah berkontak yoga, "Om. Mahabalaya. Suoha" ini adalah Mahabala Vajra, yaitu Deva Vajra Mahabala. Selain itu, Marici Devi juga sangat mudah berkontak yoga, "Om. Malizhiyu. Suoha" selain itu, Sitatapatra Bhagavati, "Hum. Mama. Hum Ni. Suoha" dulu saya juga pernah mentransmisikan Sitatapatra Bhagavati, semua tahu, Istadevata ini sangat mudah berkontak yoga. Saya harap saat kalian bersadhana, dapat memilih Tiga Dharmapala tersebut menjadi Dharmapala Anda.
Silsilah Lamdre Berasal dari Drokmi Lotsawa
Jetsun Rendawa Merupakan Guru Utama dari Je Tsongkhapa
Hari ini akan saya ulas sedikit mengenai Lamdre, Lamdre meliputi Hevajra, Sakyapa menjunjung tinggi Lamdre, sedangkan sekte yang lain juga mempelajari Lamdre. Lamdre dibabarkan oleh Virupa, penulis utamanya adalah Virupa. Dari manakah silsilah Lamdre ? Apakah kalian masih ingat ? Drokmi Lotsawa (Keterangan: Yang membawa Lamdre ke Tibet pada abad ke-11). Kalian tidak ingat ? Para Acarya !? Silsilah Lamdre berasal dari Drokmi Lotsawa, di Tibet Drokmi Lotsawa sangat agung, Marpa dari Kagyud juga merupakan siswa Beliau, dahulu Tiga Zur dari Nyingmapa juga siswa dari Drokmi Lotsawa.
Selain itu, Guru Sesepuh Gelug, siapa ? Siapa Guru Sesepuh Gelug ? (Acarya "Je Tsongkhapa".) Je Tsongkhapa, siapakah Guru dari Je Tsongkhapa ? (Acarya "Atisa".) Anda tidak boleh menyebut Y.A. Atisa, meskipun Je Tsongkhapa memiliki silsilah dari Atisa, saat itu mendirikan Kadampa Baru, yang kemudian adalah Gelugpa, akan tetapi Je Tsongkhapa tidak langsung dekat dengan Atisa, antara Atisa dengan Beliau ada jarak waktu yang sangat panjang. (Keterangan : Selisih kelahiran kedua Guru Sesepuh ini adalah 370 tahun)
Di Sakyapa, siapakah Mulacarya utama dari Je Tsongkhapa ? Kalian para Acarya harus bisa menjawabnya. Kalian tidak bisa ? Siapa ? Sebagai seorang Acarya, tidak tahu siapa Guru dari Je Tsongkhapa ? (Acarya "Dondrup Rinchen".) Bukan ! Dondrup Rinchen yang membesarkan Je Tsongkhapa di tempat kelahirannya, merupakan Guru-Nya yang pertama. Siapa Guru utama Beliau ? Saya ingin terus menanyai kalian, jika tidak bisa, hari ini kalian tidak boleh makan. (Acarya "Jetsun Rendawa".) Benar, Jetsun Rendawa, Jetsun Rinpoche sendiri berasal dari Sakyapa. Ah, akhirnya bisa makan. Ini adalah sesuatu yang sangat mudah, tapi kalian malah tidak tahu. Lamdre ini berasal dari Sakyapa.
Marga Gelombang Dhyana Samadhi
Perpaduan Upaya dan Prajna
Boleh Menggunakan Mudra Berwujud atau Mudra Jnana
Baiklah, sekarang mengulas Lamdre. Saya telah mengulas Marga Gelombang Vajra Tubuh, Marga Gelombang Vajra Ucapan, sekarang mengulas Marga Gelombang Pikiran Dhyana-samadhi.
10.3, Marga Gelombang Pikiran Dhyana Samadhi: Berlatih marga dengan Pamda-mudra Berwujud atau Jnana-mudra, dibagi menjadi tiga: Upaya kausalya murni yang sinambung, Prajna murni yang sinambung, Upaya dan Prajna murni yang sinambung, jika berlatih bersama Padma-mudra Berwujud, masing-masing melakukannya bersamaan, kemudian upaya dan Prajna disirkulasikan olehnya; Bila dengan Padma-mudra Berwujud, berarti dlakukan melalui carya dari upaya.
Pertanyaan bagi para Acarya, apa artinya ini ? Apakah kalian sudah membaca bagian ini ? (Mahaguru membacakan sekali lagi) Siapa bisa mengulas bagian ini ? Silakan berdiri. Wahai para Acarya ? Ini hanya satu bagian kecil. Ini adalah Marga Gelombang Vajra Pikiran, apakah perlu Guru Anda yang mengulas ? Yang bisa mengulasnya dan benar-benar menguasainya, silakan angkat tangan. Ah ? Doktor ini berdiri, doktor perempuan. (Acarya Lianyu menjawab). Memang benar ini adalah Anuttaratantra, Anda hanya tahu bahwa ini adalah Anuttaratantra ? Sudah lumayan, silakan duduk. Ada lagi ?
Ada dua, yang satu adalah Prajna, yang satu adalah upaya, keduanya manunggal. Baiklah, saya akan jelaskan kepada Anda, ingatlah dengan baik-baik. Gunakan upaya untuk membersihkan, gunakan Prajna untuk membersihkan, gunakan metode perpaduan upaya dan Prajna untuk membersihkannya, ini adalah Marga Gelombang Pikiran. "Padma-mudra Berwujud" apa maksudnya ? "Upaya" melambangkan sadhaka, "Prajna" melambangkan sadhika. "Padma-mudra Berwujud" sadhika ini merupakan mudra yang memiliki ciri-ciri padma. "Masing-masing melakukannya bersamaan, kemudian upaya dan Prajna disirkulasikan olehnya”Artinya adalah pemanunggalan upaya dan Prajna.
"Bila dengan Padma-mudra Berwujud, berarti dilakukan melalui carya dari upaya". Kita tahu bahwa "Padma-mudra Berwujud" berarti sadhika ini memiliki kualitas sebagai Dakini, dia adalah Mudra Padma Berwujud. "Upaya" merepresentasikan sadhaka, "Prajna" merepresentasikan sadhika, "Padma-mudra Berwujud" berarti sadhika memiliki tanda-tanda sebagai Bhagavati atau Dakini, kita menyebutnya "Karma-mudra", yang berwujud. Mengenai Jnanamudra, kadang menggunakan angkasa, visualisasi Istadevata Prajna di tengah angkasa, sedangkan Mudra Berwujud adalah Vidyarajni yang memiliki badan jasmani. Vidyarajni Prajna berasal dari angkasa, Vidyarajni Berwujud berarti sadhika yang memiliki wujud Dakini.
Tiga Macam Visualisasi Marga Gelombang Pikiran
Membersihkan Lingkungan, Manunggal dengan Istadevata
Padma dan Vajra di Cakra Svadhisthana
Baiklah, saya babarkan visualisasi apa yang dilakukan, dan apa itu bersih ? Pertama, lingkungan yang bersih, sekitar Anda harus bersih. Yang pertama, dulu Guru mengajarkan kepada saya, visualisasi menjadi tertatai putih berukuran besar, kemudian sadhaka dan sadhika sebagai Mudra Prajna berada di dalam teratai, teratai menutup perlahan, ini adalah visualisasi pembersihan lingkungan. Ini adalah visualisasi pembersihan lingkungan dalam ajaran Anuttaratantra.
Kemudian, sadhika bervisualisasi diri sendiri bersih, yaitu visualisasi Istadevata sendiri, sadhaka juga visualisasi Istadevatanya sendiri, visualisasi semacam ini disebut visualisasi jenis kedua (visualisasi masing-masing), yang seperti dituturkan dalam Lamdre : “Jika berlatih bersama Padma-mudra Berwujud, masing-masing melakukannya bersamaan.” Sadhika visualisasi diri sendiri manunggal dengan Istadevata, sadhaka juga visualisasi diri sendiri manunggal dengan Istadevata, ini adalah visualisasi jenis ke dua, visualisasi pembersihan.
Visualisasi ketiga, di cakra svadhisthana, sadhika visualisasi menjadi padma, sadhaka visualisasi menjadi vajra. Saat upaya dan Prajna berpadu, vajra diletakkan di atas padma. Ini adalah Anuttarayogatantra, dalam hal visualisasi cakra svadhisthana, Guru mengajarkan bahwa sadhaka visualisasi menjadi vajra, sadhika visualisasi menjadi padma, vajra diletakkan di atas padma.
Ketiga jenis visualisasi ini ada dalam “Marga Gelombang Pikiran Dhyana-samadhi”. Apakah bisa memahami penjelasan bagian ini ? Inilah yang diajarkan oleh Guru kepada saya, Anda renungkan baik-baik. Yang pertama adalah visualisasi lingkungan, mengubah ranjang Anda menjadi teratai putih mekar, kemudian teratai menutup perlahan. Sadhaka visualisasi diri sendiri berubah menjadi Istadevata, Dakini sadhika berubah menjadi Istadevata. Visualisasi cakra svadhisthana, sadhaka menjadi vajra, sadhika menjadi padma. Ketiga jenis visualisasi ini disebut : “Marga Gelombang Vajra Pikiran Dhyana-samadhi.”
(Mahaguru membacakan bagian Lamdre satu kali lagi) Makna bagian ini telah dijelaskan kepada Anda semua, apakah bisa dipahami ? Jangan meremehkan Lamdre, di dalamnya ada banyak kata-kata tersembunyi, setiap istilah yang digunakan memiliki makna masing-masing, sedangkan yang diajarkan oleh Guru kepada saya, saya telah babarkan kepada Anda, bagi yang bisa memahaminya akan memahami, bagi yang tidak paham, tidak akan paham. Jika tidak memiliki daya sunyata, tidak memiliki daya anasrava, maka Anda dilarang keras untuk melatihnya, jika tidak, berarti Anda telah melakukan penipuan.
Sitatapatra Bhagavati Menyingkirkan Musuh
Dalam Hati Japa Mantra Hati
Visualisasi Payung Menaungi
Xiaoming: “Sekalipun ada 10 perempuan cantik berdiri di hadapan saya, asalkan kamu muncul, cahaya mereka akan tertutup.” Xiaomei menjawab: “Menyebalkan ! Mana mungkin saya punya cahaya secerah itu sampai bisa mengalahkan cahaya orang lain ?” Xiaoming menjawab: “Bukan begitu, sebabnya adalah kamu terlalu gemuk, sampai menutupi cahaya dari 10 perempuan cantik.”
Maksud saya adalah, jika Anda telah berhasil memancarkan cahaya dari Sitatapatra Bhagavati, manunggal dengan Sitatapatra Bhagavati, berkontak yoga, dengan sendirinya akan memancarkan cahaya.
Hari ini ada masalah dalam kerjaan saya, manajer perempuan memarahi saya, saya hanya menunduk tidak menjawab, tapi diam malah membuatnya lebih marah. Manajer mengatakan: “Kenapa diam saja ? Tidak terima ?” Karyawan: “Bukan begitu, istri saya melarang saya bicara dengan perempuan cantik.” Manajer: “Lain kali hati-hati, sudah tidak apa-apa.” Ini adalah sebuah seni, kita harus tahu seni berbicara. Jika Anda dilindungi oleh Sitatapatra Bhagavati, kita japa Mantra Sitatapatra Bhagavati dalam hati, kemudian visualisasi gunakan jari untuk menyentilnya, “Hum. Mama. Hum Ni. Suoha” (Mahaguru memperagakan) visualisasi Sitatapatra Bhagavati menaungi Anda, kemudian visualisasi dia disentil sekali, mendadak manajer perempuan itu akan melupakannya, membiarkan Anda pergi.
Mengendalikan Pikiran, Sepenuh Hati Tak Galau
Benak Menjadi Milik Anda, Inilah Dhyana Samadhi
Seorang pasien sedang konsultasi ke dokter, mengatakan bahwa ia menderita amnesia jangka pendek, apa yang harus dilakukan ? Dokter menanyainya: “Apa saja gejalanya ?” Pasien menjawab: “Tiap kali melihat gadis cantik, langsung lupa bahwa saya adalah suami orang.” Dokter mengatakan: “Jangan bercanda dengan saya, sebab saya sendiri pun tidak bisa menyembuhkan penyakit saya sendiri.” Ini adalah penyakit para pria. Tapi saya beritahu Anda semua, kita yang belajar Buddha mesti bisa mengendalikan pikiran diri sendiri, saya telah katakan: “Acarya Huijun, apakah otak adalah milik Anda ? Apakah otak bukan milik Anda ?” Tidak bisa dibilang bahwa otak bukan milik Anda, karena ada di dalam kepala Anda. Tapi bisa juga dikatakan bukan milik Anda, kenapa ? Sebab saat melakukan sesuatu, pikiran kacau terus bermunculan, Anda tidak bisa mengendalikan otak Anda.
Kita orang yang belajar Buddha, yang terutama adalah manunggal, pikiran Anda . . . Sesungguhnya diri sendiri manunggal dengan diri sendiri. Anda manunggal dengan pikiran Anda sendiri, otak itu adalah milik Anda. Jika pikiran Anda tidak manunggal dengan Anda sendiri, saat Anda sedang melakukan hal tersebut, otak memikirkan hal lain, oleh karena itu apakah otak adalah milik Anda ? Otak bukan milik Anda. Oleh karena itu, hari ini saya beritahu Anda, jika Anda bisa berbhavana sampai manunggal dengan pikiran Anda, inilah keberhasilan.
Apa itu dhyana ? Keberhasilan manunggal adalah dhyana, sepenuh hati tak galau adalah dhyana, saat pikiran lain masuk, Anda pun telah meninggalkan kondisi dhyana, bukan milik Anda. Jika Anda dapat sepenuhnya mengendalikan pikiran, itulah dhyana.
Di Antara Nol dan Satu Adalah Keberhasilan
Seorang kaisar bermimpi, ia bermimpi gunung runtuh, perairan mengering, dan bunga berguguran. Arti mimpi tersebut diberitahukan kepada kaisar: “Celaka ! Gunung runtuh, ini berarti kekuasaan tidak dapat dipertahankan; Perairan mengering, ini berarti rakyat sedang gundah; Bunga berguguran, ini berarti kondisi baik tidak akan bertahan lama.” Mendengarnya, kaisar merasa sangat gundah, mengetahui kondisi tersebut, tabib istana memberitahu kaisar: “Gunung rubuh, dunia pun tenteram; Perariran kering, naga sejati pun muncul; Bunga berguguran, sudah waktunya berbuah.” Mendengarnya, kaisar sembuh dari depresi.
Oleh karena itu, tidak peduli bagaimanapun, selalu ada dua sisi, jangan melekat kepada kedua sisi, berarti tengah, berarti Madhyamaka. Saya beritahu Anda semua, apa yang disebut dengan keberhasilan ? Anda mesti berpikir dengan saksama, di antara satu dan nol adalah keberhasilan.
Cerita yang satu ini hanya bisa dipahami oleh yang berbahasa Mandarin. Di dalam akuarium di kantor, dipelihara beberapa ekor udang kecil yang tembus pandang, pimpinan mengenakan kacamata dan mengamatinya lama sekali, kemudian ia bertanya kepada saya, apa yang dipelihara di dalam akuarium ini, saya menjawab: “Udang !”, pimpinan merasa jengkel dan pergi meninggalkan saya, saya langsung berusaha menjelaskan: “Itu udang ! Pak pimpinan ! Pak pimpinan, udang ! Pak pimpinan, benar-benar udang !” (Dalam bahasa Mandarin, kata udang homofon dengan kata buta.)
Sebenarnya yang dimaksud adalah udang, bukan mata yang buta. Oleh karena itulah kita mesti menjadi seorang yang memiliki pandangan terang: Anda bisa melihat Sitatapatra Bhagavati hadir di hadapan Anda, berarti Anda benar-benar orang yang berpandangan terang; Apakah Anda bisa melihat penampakan sekujur tubuh Buddha ? Jika Anda bisa melihat, berarti Anda adalah orang berpandangan terang; Apakah Anda bisa melihat Istadevata ? Istadevata muncul di hadapan Anda, berarti Anda benar-benar orang yang berpandangan terang. Jika belum tiba, Anda mesti bisa melihatnya, dengan demikian Anda adalah seorang yang berpandangan terang.
Seorang anak menanyai mama: “Kenapa dulu mama mau dinikahi papa ?” Mama menjawab: “Saat itu mata mama sudah buta, sehingga mau dinikahi oleh papa.” Si anak pun bertanya kepada papa “Kenapa keluarga kita miskin ?” Papa menjawab: “Sebab uang keluarga kita habis untuk biaya pengobatan mata mama kamu.” Mereka saling menyerang. Cerita humor ini tidak begitu lucu.
Salah Satu Syarat Abhiseka Ketiga Anuttaratantra
Sadhaka dan Mitra Harus Bersama Menerima Abhiseka
Seorang sipir menghibur terpidana mati: “Jangan takut, sekarang hukuman mati di sini menggunakan kursi listrik, aliran listriknya sangat kuat dan sangat cepat, tidak akan menderita.” Saat itu, ada suara teriakan dari tempat hukuman, terpidana mati itu langsung ketakutan dan bertanya: “Suara apakah itu ?” Sipir menjawab: “Karena listrik sedang padam, jadi kita ubah menjadi hukuman bakar.” Ketahuilah, kita belajar Buddha, ada yang cepat, ada yang lamban, sebab kapasitas setiap orang berbeda. Seperti Lamdre yang baru saja saya ulas, mesti melihat perbedaan kapasitas sadhaka, jika Anda belum menerima Abhiseka Anuttaratantra, menurut aturannya saya tidak boleh membabarkannya, tapi kenapa hari ini saya babarkan ? Saya memberi pengetahuan kepada Anda semua. Kalian menerima abhiseka, benar-benar datang secara langsung untuk menerima abhiseka: Abhiseka awal, abhiseka kalasa; Abhiseka kedua, Bodhi Merah, Bodhi Putih; Abhiseka ketiga, Anuttaratantra. Jika Anda ingin menerima abhiseka ketiga, harus datang bersama pasangan, jangan sampai diperdaya. Jika Anda ingin abhiseka ketiga, maka kalian berdua harus datang bersama, sadhaka dan sadhika harus datang bersama, saya juga perlu menjelaskan banyak kiat di dalamnya, ini bukan hal yang sederhana.
Oleh karena itu, saat sadhaka pria memberitahu Anda: “Mari kita berlatih Anuttaratantra, sebuah metode penyatuan upaya kausalya dan Prajna.”, metode ini tidak bisa dilakukan oleh setiap orang ! Tanyakan pada diri Anda, apakah Anda dapat mencerahi sunyata ? Tanya pada diri Anda, apakah Anda telah merealisasi anasrava ? Tanya pada diri Anda, apakah Anda benar-benar memahami keberhasilan abhiseka tingkat kedua ? Keberhasilan prana, nadi, dan bindu ? Harus memahami Enam Yoga Naropa dan Enam Yoga Niguma. Enam Yoga Naropa: Pertama, Phowa membuka ubun-ubun, apakah Anda telah mencapai keberhasilan phowa ? Kedua, apakah Anda telah mencapai keberhasilan pembangkitan kundalini ? Yang ketiga, apakah Anda telah mencapai keberhasilan cahaya murni ? Anda telah menyaksikan cahaya murni. Apakah Anda telah mencapai keberhasilan dalam pengamatan mimpi ? Apakah menyadari bahwa diri sendiri sedang bermimpi, dan dapat mentransformasikannya, menyadari mimpi, terang akan mimpi dan harus bisa mentransformasikannya, apakah telah mencapai keberhasilan ini ? Ada lagi, metode visualisasi ilusi dan metode perpindahan kesadaran bardo. Apakah Anda bisa memindahkan kesadaran bardo ? Setiap malam Mahaguru melatih metode pemindahan kesadaran bardo, setiap malam sebelum tidur, saya juga berlatih metode tidur cahaya, setelah melakukan metode tidur cahaya, lakukan metode pemindahan kesadaran bardo. Anda harus mengetahui ini semua, dan mengetahui enam yoga. Enam Yoga Niguma adalah Enam Yoga Naropa.
Menapaki Jalan Tengah
Perpaduan Eksistensi dan Sunya
Tidak Melekat pada Kedua Sisi
Apakah Anda telah mencapai keberhasilan padu ? Sesungguhnya padu di sini adalah yang ditanyakan oleh Dalai Lama kepada saya: “Antara sunya dan rupa, bagaimana penjelasan Anda ?” Saya mengatakan: “Padu.” Yang merupakan jalan tengah. Saya tidak melekati eksistensi, juga tidak melekati sunya, sunya adalah rupa, dan rupa adalah sunya, inilah yang dikatakan dalam Hrdaya Sutra. Sunya dan rupa tidak terpisah, keduanya menyatu yaitu ‘Padu’, sunya dan eksistensi berpadu. Saya tidak merendahkan samvrti-satya (kebenaran duniawi) dalam utpatti-krama (tahap pembangkitan), juga tidak memihak pada Paramartha-satya (Kebenaran Tertinggi) dalam Sampanna-krama (Tahap Kesempurnaan), utpatti-krama dan Sampanna-krama adalah bersama, sunya dan eksistensi menyatu, samvrti-satya dan Sampanna-krama adalah menyatu. Ini adalah perpaduan dalam jalan tengah : Tidak melekati eksistensi, tidak melekati sunya.
Dalai Lama menjawab saya: “Menurut Vajracchedika Sutra dan Hrdaya Sutra, rupa tidak berbeda dengan sunya, sunya tidak berbeda dengan rupa, rupa adalah sunya, sunya adalah rupa.” Beliau menanyai saya, saya menjawab: “Padu”, Dalai Lama mengatakan: “Alamiah”. Sesungguhnya alamiah juga berarti lebur, eksistensi muncul, saya juga demikian, sunya muncul, saya juga demikian, inilah alamiah. Mahaguru menyatakan bahwa eksistensi dan sunya berpadu, tidak melekat pada eksistensi juga tidak melekat pada sunya, menapaki jalan tengah. Pengulasan hari ini sampai di sini.
Om Mani Padme Hum.