Kita lebih dulu sembah sujud pada Bhiksu Liaoming, Guru Sakya Dezhung, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye, sembah sujud pada para arya di altar mandala Yuan Guo Leizangsi.
Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, ketua yayasan Leizangsi, dan seluruh pengurus, dewan pengurus, tadi ketua yayasan sempat mengatakan banyak tamu agung seperti Dirjen Agama Buddha, selain itu, juga ada ibu Duta Besar TETO di Houston - Judy, semua tamu agung, semua umat se-Dharma, salam sejahtera semuanya! SELAMAT PAGI! SELAMAT SIANG! SELAMAT MALAM!
Dulu, ada seorang Bhiksuni datang ke Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, juga pernah ke banyak tempat. Saya bertanya padanya, berasal dari mana? Ia mengatakan saya berasal dari Yuan Guo Tang. Apakah Bhiksuni itu masih ada? Apakah Yuan Guo Leizangsi ada Bhiksuni? Sudah mangkat! Waktu cepat sekali berlalu, saya bahkan mengira tidak ada Bhiksuni, memangnya menitis menjadi Bodhisattva Avalokitesvara?
Ada seorang saudara se-Dharma Yuan Guo Tang, ia pergi ke pusat operasional Dapin dari Budaya Daden Taiwan, saat saya lewat, tak di sangka, ia sempat memungut sebutir sarira di lantai. Di mana saudara se-Dharma itu? Ia sudah berdiri, kalian perhatikan sejenak, ia mengatakan, sarira yang ia sempat pungut adalah milik Mahaguru, keluar dari rok lhama Mahaguru.
Saya heran sekali, sebenarnya sarira saya itu jatuh dari mana? Dari dalam rok lhama? Saya lewat, ia jatuh? Saya sendiri tidak pernah memungutnya.
Jadi, sempurna berarti telah mencapai tingkat pencapaian, barulah disebut sempurna, tanpa mencapai tingkat pencapaian, tidak disebut sempurna. Oleh karena itu, Yuan Guo Leizangsi, berarti mencapai tingkat pencapaian dengan sempurna. Jika telah mencapai tingkat pencapaian, ia akan menghasilkan sarira; tanpa mencapai tingkat pencapaian, ia pun akan melahirkan anak.
Melatih diri berhubungan sangat erat dengan kehidupan manusia, sesungguhnya, di dunia manusia ini, di dunia ini, tidak sempurna, dunia ini memang tidak sempurna, tidak ada satu pun yang adil bahkan sempurna, tidak pernah ada. Hanya melatih diri baru bisa mencapai kesempurnaan. (Hadirin tepuk tangan)
Saya ceritakan sebuah kisah yang dulu pernah diceritakan. Ada seorang putra sedang menonton televisi bersama ayahnya, tiba-tiba, si aktor berlutut dan melamar si aktris, si putra sangat penasaran dan bertanya pada ayahnya, "Apakah ayah berlutut juga saat melamar ibu?" Sang ayah menjawab, "Tidak." Putra bertanya, "Mengapa?" Ibunya berkata, "Kelak, kesempatan berlutut masih banyak, kali ini tidak usah berlutut."
Saya menceritakan kisah ini untuk menjelaskan satu poin yang sangat penting, mengapa saat pria melamar wanita, si pria harus berlutut? Mengapa? Coba Anda pikirkan. Jika dua insan manusia itu setara, keduanya harus berlutut. Mengapa pria harus berlutut, wanita tidak perlu berlutut? Mengapa pria harus melamar wanita, mengapa wanita tidak melamar pria? Jika wanita melamar pria, wanita juga harus berlutut. Jadi, di dalam cerita ini menunjukkan ketidakadilan.
Ini seperti semacam adat kebiasaan, pria melamar wanita, pria harus berlutut. Namun, sesungguhnya, mari kita pikirkan sejenak, apakah sempurna? Kejadian ini memang tidak sempurna. Dulu, saya pernah menyampaikan pada Anda semua di upacara agung, setelah menikah, urusan besar diurus oleh pria, urusan kecil diurus oleh wanita. Sesungguhnya, di dalam keluarga, mana ada urusan besar, semua adalah urusan kecil.
Siapa kepala keluarga, pasti pria adalah kepala keluarga. Kalau begitu, apa kerja wanita, wanita hanya menteri keuangan. Ini juga tidak adil! Mengapa wanita adalah menteri keuangan, pria bukan menteri keuangan? Ketika pendapat keduanya sama, wanita harus mendukung pria; ketika pendapat keduanya berbeda, pria malah harus mendukung wanita, ini memperlihatkan bahwa pria dan wanita tidak setara, dengan kata lain, memang tidak sempurna.
Namun, menyempurnakan yang tidak sempurna menjadi sempurna, keduanya mesti belajar Buddhadharma, tanpa belajar Buddhadharma, selamanya bertengkar di sana.
Selain itu masih ada satu yang tidak sempurna, antara manusia dan hewan, juga tidak sempurna, dunia ini penuh dengan ketidaksempurnaan, sama-sama manusia pun tidak sempurna, apalagi manusia dan hewan? Ada seorang supir sedang menyetir melintasi suatu desa, tak sengaja menggilas seekor babi jantan yang cukup besar. Petani tua kuatir sekali melihatnya, di mulutnya terus-menerus mengumpat, "Habislah! Habislah!" Mengumpat tanpa henti. Supir ini adalah seorang pria baik-baik, bergegas turun dari mobil dan meminta maaf padanya, bahkan menghiburnya, "Jangan kuatir! Saya akan bertanggungjawab dan ganti rugi." Petani marah-marah, "Bagaimana Anda ganti rugi? Anda tidak segemuk itu, lagipula, ia bisa dikawinkan dengan belasan ekor babi betina, memangnya Anda bisa?"
Manusia dan hewan juga tidak setara, dunia ini penuh dengan kejadian seperti ini, juga tidak sempurna. Jadi, seorang umat Buddha, pertama-tama harus mengamati segala sesuatu di dunia ini, Anda melihat segala sesuatu di dunia ini tidak sempurna, Anda pun akan mengerti apa yang dimaksud menuruti, jangan buru-buru memperbaikinya menjadi sempurna, karena segala sesuatu ada kelemahan, tidak ada yang sempurna. Anda tahu, setelah ada kekurangan, harus mengerti menuruti, rumah tangga seperti ini baru akan menjadi sempurna.
Kita bicara tentang peristiwa di dunia manusia. Tadi, saya sempat mengatakan bhiksuni senior itu, ia sudah meninggal dunia; tadi ada seorang bhiksuni yang lebih muda. Perbedaan usia, hidup di dalam ketidaksempurnaan tubuh manusia itu sendiri, usia lebih lanjut, tubuhnya akan rusak, kadang-kadang ada keriput, kaki juga tidak bertenaga, tekanan darah juga meningkat, umur yang lebih muda, mampu berlari, mampu melompat, sangat sehat dan lincah, dipenuhi dengan energi muda. Di dunia ini, bahkan waktu, antara muda dan tua, semua ada perbedaan.
Kita bicara sebuah kisah sederhana, ada seorang pria ingin bercerai dengan istrinya, namun, takut menyakiti putri yang baru berusia 3 tahun, sehingga ia merayu putrinya, "Ibu sudah tua dan tidak cantik lagi, saya gantikan kamu dengan seorang ibu yang lebih cantik, ya?!" Putri ini berpikir sejenak dan berkata, "Saya tidak mau, ibu kamu begitu tua, mengapa tidak ganti saja ibu kamu?"
Asalkan Anda mengerti belajar Buddhadharma, baru akan setara, baru akan sempurna. Anda tidak mengerti belajar Buddhadharma, Anda akan merasakan bahwa dunia ini penuh dengan ketidakadilan. Karena setelah belajar Buddha, Anda pun akan mengetahui, di dalamnya ada karma, ada pembalasan karma. Ada sebab karma, ada akibat karma, baru akan menjadi seperti ini, jadi, Anda pun bisa tenang dan tenteram, malah mengerti apa yang dimaksud "bersabar".
Di dalam Buddhadharma, Sang Buddha beranggapan bahwa Dharma Ksanti itu sangat penting. Mengapa bisa bersabar? Karena, setelah Anda mengerti Buddhadharma, Anda baru mengerti bersabar, setelah bersabar, Anda baru dapat memahami seluruh dunia ini, kemudian saat Anda memahami kondisi sempurna dari kesabaran Anda sendiri, berubah menjadi tidak ada kesabaran, baru dapat membuktikan anutpattika-dharma-ksanti. Anutpattika-dharma-ksanti adalah bersabar hingga mencapai tingkatan tiada kesabaran. Begitu mencapai tingkatan tiada kesabaran, seluruh pelatihan diri Anda di dunia manusia pun sempurna. (Hadirin tepuk tangan) Tingkat pencapaian demikian disebut tingkat pencapaian Buddha.
Yang namanya kendaraan manusia, artinya Anda telah menjadi seorang manusia sempurna, melatih diri hingga mencapai tingkat manusia yang sempurna disebut kendaraan manusia; Anda melatih diri lagi dan bisa membangkitkan Bodhicitta membantu orang lain, Anda pun mencapai kendaraan dewa; setelah dari kendaraan dewa, Anda dapat melihat Buddhata sendiri, sudah memahami kebenaran alam semesta dan menyaksikan Buddhata, saat ini, Anda pun melebur ke dalam Buddhata, Parinirvana, disebut kendaraan Arahat, Sravaka; kemudian, selangkah lebih dalam lagi, setelah mencapai tingkat Sravaka, Anda mampu membangkitkan Bodhicitta, mencerahi diri sendiri dan makhluk lain, setelah menyeberangkan diri sendiri, bahkan dapat menyeberangkan makhluk lain, Anda pun memasuki kendaraan Bodhisattva; ketika tingkat pencapaian Bodhisattva Anda ini mencapai tingkat Samyak Sambuddha yang sangat sempurna, Anda pun mencapai kebuddhaan, disebut kendaraan Buddha. tingkat pencapaian Agama Buddha dibagi menjadi kendaraan Buddha (Buddhayana), kendaraan Bodhisattva (Bodhisattvayana), Kendaraan Sravana (Sravakayana), kendaraan dewa, kendaraan manusia, semua tergolong Dharma dalam Agama Buddha.
Di dalam Sekte Zen ada sebuah pepatah mengatakan, jika Anda telah mencapai pencerahan, Anda juga telah menyaksikan Buddhata, buah ini akan terjadi secara alami. Hari ini kita belajar Buddha, justru belajar untuk menjadi orang yang sempurna, kemudian menyempurnakan tingkat dewa, kemudian menyempurnakan tingkat Sravaka, kemudian menyempurnakan tingkat Bodhisattva, terakhir menjadi sesosok Buddha yang sempurna. Di dalam Buddhadharma ada sebuah tingkatan, yaitu alami, teori dari alami ini sangat dalam, bukan alami biasa. Alami biasa itu begini, hari ini cuaca sangat panas, beli beberapa butir telur ayam, Anda asal taruh saja di dalam mobil, dengan sendirinya akan menelurkan beberapa ekor anak ayam; Anda beli selembar tikar, dijemur sebentar di bawah matahari, maka akan menjadi selimut listrik, panas sekali. Hari ini, berjalan di jalan bandara, akan merasakan, mobil diperbaiki sekian lama, persneling mobil macet, namun, karena cuaca yang sangat panas, sebentar saja, ia mampu menyala lagi; di jalanan bertemu orang asing, kami berdua pun tersenyum sebentar, lantas menjadi akrab; jika meja disusun di luar, kami berempat main kartu, kartu pun "buram". Cuaca panas, dengan sendirinya akan muncul tanda-tanda. Telur dipecahkan, jika ditaruh di atas wajan besi di depan mobil, akan menjadi telur mata sapi, kalau lebih panas lagi, bisa menggoreng steak di sana. Saya percaya di bawah cuaca demikian, seharusnya ada pengalaman seperti ini, tidak perlu ke restoran untuk makan steak, inilah teori alam, begitulah jika cuaca panas.
Ada sebuah teori alam lagi, manusia sekarang sudah maju. Cuaca panas, di dekat ada hutan lagi, ada pepohonan lagi, pasti ada ular. Di jalanan menginjak seekor ular, ular balik menggigit Anda, tak lama Anda pun melihat ular itu memuntahkan busa putih alias mati, Anda masih baik-baik saja, aneh bukan? Tentu aneh, karena itu alami. Susu yang Anda minum dari kecil adalah susu yang mengandung logam berat, roti yang Anda makan adalah roti yang mengandung bahan pengawet, semua sayuran yang Anda makan mengandung pestisida, ayam yang Anda makan disuntik zat perangsang pertumbuhan, babi juga disuntik Ractopamine, sapi, ayam, bebek, semua disuntik Ractopamine, semua racun pada diri manusia, lebih berbisa daripada ular di luar, dengan sangat alami, ular menggigit Anda, memuntahkan busa putih dan mati.
Jika setelah Anda belajar Buddhadharma, diri Anda pun sempurna, ketika Anda telah sempurna, Anda pun berubah menjadi kebal, benda apapun yang menyakiti Anda, Anda pun menganggapnya tidak ada apa-apa............."tiada masalah", apa yang dimaksud tiada masalah, yaitu apapun yang menyakiti Anda, Anda tidak ada masalah. Mengapa bisa mencapai kondisi demikian? Karena Anda telah belajar tidak dapat apa-apa, tidak menetap di mana-mana, tidak takut apa-apa dalam Buddhadharma, setelah Anda memahami dengan sangat jelas kebenaran alam semesta, Anda selamanya tidak akan tersakiti, saat ini, Anda pun berubah menjadi sempurna dan tercerahkan, pengaruh lingkungan luar yang bagaimana pun, tidak akan menggoyahkan hati Anda, sejak itu, Anda pun sepenuh hati tidak galau, berada di dalam ketenangan dan kemantapan, melewati hidup melatih diri Anda di dalam kedamaian dan kesucian. (Hadirin tepuk tangan)
Sadhana Pertobatan Vajrasattva adalah Sadhana Mengembalikan Kesucian, Anda harus introspeksi diri seperti orang suci. Tiga perbuatan, empat ucapan, tiga pikiran, yaitu perbuatan ada 3 macam Sila, ucapan ada 4 macam Sila, pikiran juga ada 3 macam sila, Anda harus mengerti sila-sila ini, Anda jangan melanggar Sila Buddhisme, jika Anda telah melanggar Sila, maka gunakanlah Sadhana Pertobatan Vajrasattva untuk mengembalikan kesucian. Ketika Anda terus menjapa mantra Sataksara Vajrasattva, visualisasi sinar kesucian-Nya memancar ke diri kita, Anda memohon, Anda melanggar Sila apa, setelah sering mengutarakan seperti ini pada-Nya, Vajrasattva akan memancarkan cahaya menerangi Anda, bahkan muncul pada malam hari menjamah kepala Anda, cara demikian disebut Sadhana Mengembalikan Kesucian atau Sadhana Pertobatan. Setelah bertobat akan muncul tanda-tanda pertobatan, setelah muncul tanda-tanda pertobatan, artinya Anda telah mengembalikan kesucian, Sadhana ini sangat penting, karena manusia tidak luput dari kesalahan, setelah salah, harus memperbaiki diri, setelah memperbaiki diri, bertobat pada Vajrasattva, muncul tanda-tanda pertobatan, itulah mengembalikan kesucian. Mengembalikan kesucian diriku, disebut mengembalikan kesucian.
Sadhana Tercepat Terlahir di Alam Suci bukan berarti setelah Anda menekuni sadhana ini, lantas sangat cepat akan terlahir di alam suci, melainkan Anda selalu bersiap-siap, Anda dapat dalam seketika duduk di atas teratai, terlahir di alam suci Buddhaloka Mahapadminiloka. Titik beratnya adalah persiapan. Kita seorang umat Buddha, contohnya saya, saya setiap hari menjelang tidur, melafalkan sebuah mantra sederhana, "Wang Sheng Jing Tu, Chao Sheng Chu Ku, Namo Amituofo, Namo Budaya." (Terlahir di alam suci, terbebas dari kelahiran dan penderitaan, Namo Amitabha, Namo Buddhaya), ini adalah beberapa kata yang sangat sederhana, Anda terus menjapa seperti ini, Anda pun akan cepat sekali tertidur, namun, suatu hari mata Anda terpejam dan terbuka, satu malam telah berlalu, satu hari telah berlalu, begitu mata terpenjam dan tidak terbuka lagi, satu kehidupan Anda telah berlalu.
Ini bukan lelucon, kita sering mendengar, seseorang naik ke tempat tidur dan tidur, paginya ditemukan ia sudah tidak bernapas lagi; di antara umat kita, ada beberapa yang seperti itu, malam ini baik-baik saja, naik ke tempat tidur dan tidur, keesokan paginya sudah tidak ada lagi, sudah meninggalkan dunia ini, ia meninggal dalam tidur. Oleh karena itu, Sadhana Tercepat Terlahir di Alam Suci ini harus dipelajari, harus dipersiapkan, Mahaguru melakukan persiapan setiap malam menjelang tidur, begitu berbaring langsung melafalkan "Wang Sheng Jing Tu, Chao Sheng Chu Ku"..... terus melafalkan mantra ini, visualisasi yidam di tengah angkasa muncul dan memancarkan sinar merah memancari kita, agar kita tidur di dalam sinar merah dengan tenang dan mantap, bahkan tempat tidur pun berubah menjadi teratai, ketika Anda tiba-tiba dalam seketika, jantung tidak berdenyut lagi, darah tidak bersirkulasi lagi, otot telah mati rasa, kepala tidak bisa bergerak lagi, karena Anda melatih diri, setiap malam memohon Buddha Amitabha menampakkan diri, Buddha Amitabha pada saat itu pun menampakkan diri dan menjemput kita terlahir di Buddhaloka yang suci, ini adalah Sadhana Tercepat Terlahir di Alam Suci. Sesungguhnya, meninggal dunia saat tidur adalah kematian terbaik, tidak perlu melalui penderitaan penyakit dan berbaring lama di rumah sakit. That's No.1. (Hadirin tepuk tangan)
Silsilah Padmakumara sangat penting. Saya pernah menjelaskan tentang silsilah Padmakumara, juga pernah diluncurkan di True Buddha News, pemberkatan agung silsilah adalah diterangkan di Lian Sheng Tang True Buddha Temple of Philadelphia, pemberkatan agung arus Dharma silsilah Zhenfo Zong, kita semua cukup baca artikel itu saja. Jika kehidupan diilustrasikan dengan kursi, saat baru mulai, Anda adalah anak kecil yang baru lahir, lebih dulu duduk di baby walker, sehabis duduk di baby walker, belajar makan, maka duduk di kursi makan bayi, selanjutnya Anda pun bersekolah, duduk di bangku anak-anak, selanjutnya Anda duduk di kursi perguruan tinggi, kursi yang ada papan mejanya, selanjutnya, Anda pun duduk di kursi direktur, yang bisa bergoyang, kursi bos yang bisa berputar, selanjutnya kondisi sudah kurang baik, duduk di kursi roda, setelah Anda duduk di kursi direktur, terakhir duduk di kursi roda. Ketahuilah, tidak ada seorang pun terkecuali, setiap orang mengalami duduk seperti ini, terakhir Anda duduk di kursi roda, duduk sangat lama, Anda harus mencerahi satu hal, "Hidup manusia, apa yang perlu diperebutkan, terakhir kita semua sama-sama duduk di kursi roda, sama-sama masuk ke panti jompo". Sehabis duduk di kursi roda, kehidupan pun hampir selesai dijalani, tidak ada seorang pun terkecuali. Kalau begitu, apa yang masih Anda perebutkan? Om Mani Padme Hum!
來源:Vihara Vajra Bumi Jambi (Yuan Guo Leizangsi)