Dharmaraja Mengulas Tiga Pandangan Avatamsaka
Ceramah Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Upacara Agung Argam Puja Santika Pemberkahan Penyeberangan dan Perlindungan Negara Nagarjuna Bodhisattva, Tanggal 24 Februari 2019 di Stadion Linkou, yang Diselenggarakan oleh Cetiya Chungkuan (中觀堂)
Terlebih dahulu kita bersembah puja kepada segenap Guru Silsilah : Sembah puja kepada Bhiksu Liaoming, sembah puja kepada Guru Sakya Zhengkong, sembah puja kepada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja kepada Guru Thubten Dhargye, sembah puja kepada Tri-ratna Mandala, sembah puja kepada Mahadewi Yaochi, sembah puja kepada Amitabha Tathagata, sembah puja kepada Ksitigarbha Bodhisattva, sembah puja kepada para Buddha dan Bodhisattva, kepada para Vajra, Dharmapala, Daka dan Dakini, kepada para Devata, Tri-ratna mandala, sembah puja kepada Adhinatha Argam Puja hari ini : Nagarjuna Bodhisattva.
Gurudara, Thubten Ksiti Rinpoche, para Acarya, Dharmacarya, Bhiksulama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet.
Tamu agung yang hadir hari ini :
Wakil sekretariat pemerintah kota Taoyuan : Bapak Qiu Junming ; Ketua Administrasi Kependudukan Pemerintah Kota Taoyuan : Ibu Tang Huizhen. Kandidat anggota legislatif Yuan : Yu Tien. Anggota legislatif Partai Nasionalis Tiongkok pusat dan anggota legislatif kota Taipei : Sdri. Wang Xinyi. Sekretaris dari anggota legislatif Yuan dari Partai Nasionalis Tiongkok Bapak Wu Zhiyang : Sdri. Luo Chunxia. Duta Besar Taiwan di Swedia dan Norwegia : Bapak Liao Dongzhou dan istri : Sdri. Judy. Akademisi Academy of Sinica Prof. Zhu Shi-yi dan istri Ibu Chen Wenwen. Sekjen Pemerintah Provinsi Taiwan ( terdahulu ) Zheng Pei-fu, dan istri : Ibu Han Wuzhen. Anggota legislatif Yuan sekaligus kepala kantor Partai Pertama Rakyat : Bapak Zhang Shuowen. Penasihat hukum TBF : Pengacara Lu Wenxiang, pengacara Zhou Huifang, pengacara Luo Riliang, dan pengacara Huang Yueqin. Segenap anggota Tim Akademisi dan Medis Zhenfo Zong. Akademisi Institut Manajemen Asia di Hong Kong : Prof. Li Dacheng dan istri. Dosen Fakultas Sastra Tionghoa Universitas Sao Paulo Brasil : Dr. Chen Zongjie dan istri dr. Chen Ruilian. Kepala Sekolah kelas Konfuius Pusat Bahasa dan Budaya Lotus Light Brasil : Dr. Qi Yaobin, dan wakil kepala : Ibu Liang Yan. Dokter Zeng Lingyi dari Kanada. Dokter Zhou Heng dari Atlanta Amerika Serikat. Direktur Utama Budaya Daden Indonesia : Bpk. Zeng Yaoquan dan istri : ibu Chen Ruiying. Datuk dari Malaysia : Lei Fengyi dan istri sdri. Zeng Meiting. Datuk dari Malaysia : Bpk. Li Haian dan istri Datin Li Jing, beserta putrinya Li Qi dan Sdri. Li Xueli. Datin dari Malaysia : Sdri. Che Fei. Empat ibu besar dari California Amerika Serikat. Sdri Lin Kunyin Pimpinan Greenfield Group Uni Emirat Arab, perwakilan di Taiwan : Sdri. Mai Guixiang. Presiden Direktur Perusahaan Perdagangan Internasional Tunguang : Bapak Zheng Zhengguang. Perwakilan anggota dewan Taipei Que Meisha : Ibu Que Huiling. Artis kenamaan Taiwan : Bapak Tai Zhiyuan. Seniman pahat kayu : Bapak Jian Zhengxing. Teman alumni perguruan tinggi Mahaguru : Bapak Wang Dingping, Bapak Zhu Jinshui dan istri Chen Zexia. Pembawa acara Lamdre dan Sutra Paribodhi : Acarya Lianhe (蓮訶上師) dan Acarya Lianjia (蓮伽上師). Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. Xu Yaqi. Anggota keluarga Mahaguru dan Gurudara.
Mahaguru Berpesan : Berikan Suara kepada Wakil yang Memikirkan Kepentingan Rakyat
Apakah sekretaris pemerintah kota Taoyuan masih ada di sini ? Harap dijawab. Tidak ada. Apakah bapak Yu Tian ( kandidat anggota legislatif ) masih di sini ? Tidak juga. Bapak Yu Tian ingin ikut pemilihan, ia adalah kandidat anggota legislatif. Kita semua mesti perhatikan, kemarin di Taiwan Lei Tsang Temple (台灣雷藏寺) saya sudah katakan, kita akan menjalani pemilu, kita harus punya pandangan yang akurat dan jauh ke depan, orang yang kita pilih harus memerhatikan kepentingan rakyat. Jika di hatinya sama sekali tidak ada rakyat, jangan dipilih. Yang kerjanya bermanfaat bagi rakyat, bermanfaat bagi masyarakat, kita mesti memilihnya. Yang kerjanya tidak bermanfaat bagi rakyat dan masyarakat, dan malah mencelakai rakyat, jangan dipilih. Mengenai pemilihan umum, telah selesai dibahas.
Hari ini juga mesti menyapa semuanya, selamat siang semuanya, apa kabar semuanya….. ( Mahaguru menyapa semuanya menggunakan berbagai bahasa )
Tri-istadevata Mahaguru, Sakyamuni Buddha, Nagarjuna Bodhisattva, dan para Parivar Hadir di Arena Upacara
Sebenarnya waktu meditasi saya sudah lewat, sekarang adalah jam 15:41. Hari ini adalah Upacara Argam Puja Nagarjuna Bodhisattva, ketahuilah, Mahadewi Yaochi, Amitabha Tathagata, Ksitigarbha Bodhisattva, juga Sakyamuni Buddha dan Nagarjuna Bodhisattva hadir bersamaan, demikian pula dengan banyak parivar ( keluarga / pengiring tiap Adhinatha ), kita panjatkan syukur atas kehadiran para Buddha dan Bodhisattva, semoga Abhiseka Nagarjuna Bodhisattva hari ini dapat meningkatkan kebijaksanaan kita, dan dapat memenuhi semua harapan kita yang baik dan wajar.
Pengulasan Makna Utama Madhyamika
Salah Satu dari Empat Aliran Pemikiran Agama Buddha
Sekarang saya mengulas Madhyamika ( filosofi jalan tengah ) dari Nagarjuna Bodhisattva. Nagarjuna Bodhisattva hidup pada masa abad ke-2 sampai abad ke-3, Nagarjuna Bodhisattva dan Aryadeva merintis Madhyamika, berdasarkan karya tulis Nagarjuna Bodhisattva : Mulamadhyamakakarika dan Dvadasanikayasastra, serta Satasastra dari Aryadeva menciptakan aliran pemikiran Madhyamika dalam agama Buddha. Saat ini dalam agama Buddha ada empat aliran pemikiran, yang pertama adalah Sarvastivada, yang kedua adalah Sautrantika, yang ketiga adalah Vijnaptimatra, dan yang keempat adalah Madhyamika. Yang kita ulas hari ini adalah Madhyamika. ( Keterangan : Risalah Makna Empat Aliran adalah ringkasan pemikiran dari Vibhasika atau aliran Sarvastivada Hinayana, Vijnaptimatrika atau aliran Mahayana Sarvastivada dan Madhyamika atau Mahayana Sunyavada. )
Penejelasan Sederhana Filosofi Jalan Tengah :
Otak Adalah Milikku Juga Bukan Milikku
Sekarang saya bertanya kepada Acarya Huijun (慧君上師), silakan berdiri, berdiri di samping, jika tidak, orang lain akan menutupi Anda, sebab Anda terlalu pendek. Sebenarnya ingin minta supaya Thubten Ksiti yang berdiri, tapi ia terus diam saja, tidak ada gunanya menanyainya, jadi saya tanya Acarya Huijun. Satu pertanyaan untuk Anda : Apakah otak ( pikiran ) Anda adalah milik Anda ? Silakan jawab. Pertanyaan untuk Acarya Huijun, apakah otak Anda adalah milk Anda ? Apakah milik Acarya Huijun ? ( Acarya Huijun : “Sesaat.” ). Oh, sesaat ? Sesaat masih merupakan milik Anda, benar ? Dalam sesaat ini masih merupakan milik Anda, benar ? ( Acarya Huijun : “Bukan selamanya.” ) Bukan selamanya, itu artinya sekarang masih menjadi milik Anda ? ( Acarya Huijun : “Benar ! Jika tidak, saya tidak akan bisa menulis naskah berita.” ) Baiklah, jawabannya salah, jawaban Anda salah. Aneh, semua merasa heran, di kepala Acarya Huijun ada otak, tapi kenapa otak itu bukan miliknya ?
Sekarang, saya menanyai Anda lagi, silakan berdiri, jalan ke tengah, sekarang saya tanya Anda : “Acarya Huijun, apakah otak Anda adalah milik Anda ?” ( Acarya Huijun : “Tidak bisa dikatakan bukan.” ) Dengan kata lain, otak itu masih milik Anda, baiklah ! Jawabannya salah. Yang dimaksud dengan pandangan jalan tengah, di manakah letak pokok persoalannya ? Jelas-jelas otak itu ada di dalam kepala Acarya Huijun, miliknya. Namun dalam pandangan jalan tengah, tidak bisa dikatakan bahwa otak bukan milk Anda, juga tidak bisa dikatakan bahwa otak adalah milk Anda, demikianlah menurut pandangan jalan tengah, bukan otak saya, sekaligus merupakan otak saya, tapi bukan milk saya, juga bukan bukan milik saya, merupakan netralisasi keduanya. Sangat sukar diungkapkan.
Acarya Huijun, mohon berdiri dan berjalan ke tengah. Anda sering menulis naskah berita, menggunakan otak Anda untuk menulis naskah berita, menggunakan otak Anda untuk melakukan bedah buku di Tbssky. Saat menulis naskah berita, Anda bisa langsung menulisnya sampai selesai ? ( Acarya Huijun : “Biasanya begitu.” ) Biasanya begitu, tapi ada kalanya tidak. Saat Anda sedang bedah buku, saat Berdharmadesana, saat sedang berbagi pemahaman baca buku, apakah Anda bisa sepenuhnya fokus ? ( Acarya Huijun : “Kadang fokus, kadang tidak fokus.” ) Kadang fokus, kadang tidak bisa fokus. Baik, silakan duduk.Filosofi Jalan Tengah Mengutamakan Perpaduan Sempurna dan Tidak Memihak pada Dua Jenis Kebenaran
Saya beritahu Anda semua, seperti inilah filosofi jalan tengah : Kadang otak adalah milk Anda, kadang bukan milk Anda. Apa maksudnya ? Sebab otak Anda belum tentu dapat Anda kendalikan, kadang saat kita membaca Sutra Raja Agung Avalokitesvara, pikiran langsung beralih pada hal lain, kadang saat kita duduk mendengar Dharmadesana, pikiran tidak tertuju pada Dharmadesana, malah memikirkan hal lain. Saat otak menjadi milk Anda, Anda bisa berkonsentrasi melakukan sesuatu. Saat otak bukan milk Anda, ia pun melantur, pikiran terbang memikirkan hal lain. Demikianlah makna dari filosofi jalan tengah, telah dijelaskan kepada Anda semua : Kadang otak adalah milk Anda, kadang bukan milk Anda, mana boleh Anda mengatakan bahwa otak selamanya adalah milk Anda ? Maka, netralisasi dari dua hal ini : “Otak adalah milk Anda” dan “Otak bukan milk Anda”, merupakan filosofi jalan tengah. Ini contoh yang saya berikan, coba Anda renungkan, benarkah demikian !
Makna dari jalan tengah, tidak memihak pada eksistensi, juga tidak memihak pada kekosongan ; Tidak memihak pada samvrti-satya ( kebenaran duniawi ), juga tidak memihak pada Paramartha-satya ( kebenaran tertinggi ). Jika memihak pada samvrti-satya, maka kita semua tidak perlu belajar Buddha ; Jika memihak pada Paramartha-satya, sepenuhnya membahas bhavana, realisasi pencapaian final. Filosofi jalan tengah tidak meninggalkan samvrti-satya, juga tidak meninggalkan Paramartha-satya, inilah filosofi jalan tengah.da dua kata utama dalam filosofi jalan tengah : yaitu kata “Perpaduan Sempurna” dari perpaduan sempurna segala sesuatu. Semestinya Mahaguru berdiri di sisi meninggalkan samvrti-satya, berada di Paramartha-satya, namun bukan demikian, Mahaguru punya kehidupan samvrti-satya, juga kehidupan Paramartha-satya, keduanya berpadu, ini adalah perpaduan sempurna. Semestinya sekarang semua telah memiliki dasar pemahaman Madhyamika.
Patriark ke-6 Huineng Mengajarkan :
Tidak Memikirkan Kebajikan Tidak Memikirkan Kejahatan
Inilah Paramartha-satya
Kita ambil satu contoh, sebelumnya, di lokasi yang sama, saya mengatakan : Orang zaman dahulu menciptakan api dengan cara memutar kayu, untuk mendapatkan api dengan cara memutar kayu membutuhkan tiga hal utama, yang pertama adalah kayu atau dahan pohon, yang kedua adalah bor kayu untuk putar, yang ketiga adalah tangan yang digunakan untuk memutar bor kayu. Pertanyaannya adalah : Dari manakah asalnya api ? Dalam ketiga benda ini, pada dahan pohon tidak ada api, dalam bor kayu juga tidak ada api, di tangan Anda juga tidak ada api, dari mana datangnya api ? Demikianlah filosofi jalan tengah : Api berasal dari angkasa. Tangan Anda terus memutar bor kayu, terus mengebor kayu tersebut, karena daya yang dihasilkan gerakan mengebor sangat besar, melebihi level pembakarannya, maka api pun muncul, ada sebabnya.
Dalam filosofi jalan tengah ada satu hal : Segala sesuatu di dunia ini, termasuk semua umat manusia, gunung, sungai, dataran, semua dihasilkan oleh filosofi jalan tengah. Saya sering mengatakan, Patriark ke-6 Huineng mengucapkan satu kalimat pencerahan : “Tidak memikirkan kebajikan, tidak memikirkan kejahatan, saat itulah.” Saya pernah memberitahu Anda semua satu hal yang sangat sederhana : Jika sekarang Anda berada di atas bulan, di atas bulan tidak ada satu orang pun, mohon tanya, apa itu kebajikan ? Apa itu kejahatan ? Ada yang bisa menjawab ?
Di atas bulan tidak ada manusia, apa itu kebajikan, dan apa itu kejahatan ? bajik dan jahat muncul dari perbandingan, menggunakan nilai perbandingan untuk mengukurnya. Di mana manusia berada, di sana ada baik dan buruk, karena ada manusia baru muncul persoalan, di mana ada manusia di sana ada perselisihan, di mana ada manusia di sana ada pertikaian, di mana ada manusia di sana ada peperangan. Jika sama sekali tidak ada manusia, tiada suatu apa pun, dari manakah bajik dan jahat ? Dari mana baik dan buruk ? Dari mana persoalan ? Dari mana perselisihan ? Dari mana peperangan ? Tidak ada ! Konsep ini disebut konsep Paramartha-satya.
Kaisar Liang bertanya kepada Bodhidharma : “Saya telah membangun banyak vihara, saya telah memberikan persembahan kepada banyak bhiksu dan bhiksuni, bagaimanakah pahala saya ?” Bodhidharma menjawab : “Tidak ada pahala.” Ucapan ini adalah Paramartha-satya. Secara samvrti-satya, sama seperti pada umumnya, Kaisar Liang memperoleh pahala, namun Bodhidharma menjawab : “Tidak ada pahala.”, ini adalah Paramartha-satya. Tidak perlu mendiskusikan keduanya, samvrti-satya ditambah Paramartha-satya, disebut pandangan jalan tengah. Oleh karena itu, belajar Buddha tidak bisa tanpa samvrti-satya, mengapa demikian ? Sebab berkat adanya pembinaan diri secara samvrti-satya, barulah ada keberhasilan Paramartha-satya. Tanpa samvrti-satya, jika semuanya adalah Paramartha-satya, apa yang kita latih ? Bagaimana cara membina diri ? Welas asih, Bodhicitta, tidak ada lagi. Buddhadharma yang kita bahas ini merupakan perpaduan dari upaya kausalya welas asih dan pencapaian Buddha Bodhisattva, inilah Buddhadharma, inilah pandangan jalan tengah.
Dasa Pranidhana Samantabhadra Ada bagi Umat Manusia
Tergolong Sebagai Samvrti-satya
Hari ini di sini ada Dasa-maha-pranidhana Samantabhadra, Acarya Huijun, di sini ada sepuluh ikrar agung, silakan berdiri dan bacakan. ( Acarya Huijun : 1. Menghormati para Buddha ; 2. Memuliakan Tathagata ; 3. Persembahan luas ; 4. Bertobat atas karmavarana ; 5. Bermudita atas kebajikan ; 6. Memohon memutar Dharmacakra ; 7. Memohon Buddha menetap di dunia ; 8. Senantiasa belajar kepada Buddha ; 9. Senantiasa menyesuaikan dengan para insan ( dalam membimbing insan ) ; 10. Pelimpahan jasa universal )
Saya beritahu Anda semua, Samantabhadra dijuluki sebagai : “Raja Dasamahapranidhana”, sepuluh ikrar Samantabhadra ini dibuat demi umat manusia, karena umat manusia barulah ada 10 ikrar Samantabhadra, setelah mencapai keberhasilan Buddha, apakah masih ada 10 ikrar Samantabhadra ? Di atas bulan memerlukan 10 ikrar Samantabhadra ? Perlu tidak ? Tidak perlu. Saat tidak lagi memerlukan Dasa-pranidhana Samantabhadra disebut sebagai Paramartha-satya, Dasa-pranidhana Samantabhadra adalah samvrti-satya.
Dalam sekte Avatamsaka ada : Tiga Pandangan Avatamsaka. Satu Buddha dan Dua Bodhisattva Avatamsaka disebut : Trini Arya Avatamsaka, Sakyamuni Buddha di tengah, Manjusri Bodhisattva di sisi naga, Samantabhadra Bodhisattva di sisi macan, ini disebut Trini Arya Avatamsaka.
Trini Arya Avatamsaka menurunkan Tiga Pandangan Avatamsaka, yang pertama adalah pandangan sunya, yang kedua adalah pandangan ilusi, dan yang ketiga adalah pandangan tengah. Kita belajar Buddha sampai pada akhirnya muncul konsep pemikiran sunya, ada sunya, mahasunya, sunya istimewa, dan sarvasunya, ini adalah kondisi sunya, catur-sunya.
Kita lanjutkan dengan pandangan ilusi. Huijun, tadi Anda mengatakan ‘sesaat’, bukan selamanya. Sekarang berapa usia Anda ? ( Acarya Huijun : “55 tahun.” ) Saya tanya, apakah Anda bisa hidup sampai 55 tahun lagi ? ( Acarya Huijun : “Tidak bisa menjamin.” ) wah ! Berarti Anda bisa hidup sampai 110 tahun, bahkan lebih lama dari Song Mei-ling, istri Chiang Kai-shek. Tidak bisa menjamin sampai usia 110 tahun ? ( Acarya Huijun : “Lebih baik hidup dengan penuh manfaat dan bahagia, tidak perlu selama itu.” ) Baiklah, baiklah, silakan duduk, tidak usah menyusahkan Anda lagi.
“Sesaat” yang ia sebutkan, maksudnya adalah selama ia hidup berarti otak adalah miliknya, saya katakan : “Salah !”, sebab adakalanya otak itu bukan milik Anda, kadang milik Anda, keduanya dipadukan disebut pandangan jalan tengah. Kita belajar Buddha, mesti belajar sampai bagaimana baru bisa disebut berhasil ? Ketahuilah, otak ini adalah milik saya, saya bisa menggunakan otak ini, bisa mengendalikan pikiran saya supaya tidak melantur, saat itu barulah otak merupakan milik saya. Namun apakah mungkin manusia bisa selamanya tidak melantur ? Tidak mungkin. Karena tidak mungkin, maka otak itu adalah milk Anda sekaligus bukan milik Anda, ini disebut pandangan jalan tengah.
Apa itu pandangan ilusi ? Coba Anda semua lihat arena upacara ini, di sini bisa menampung lebih dari 30 ribu orang, jika di luar juga ada orang, jika ditambahkan maka jumlahnya luar biasa. Pandangan ilusi yang sebenarnya adalah demikian : Lama hidup manusia, jika dihitung mulai sekarang, 100 tahun mendatang ( Jangankan 100 tahun mendatang, singkat kata, saya hanya beri contoh yang lebih panjang ), mungkinkah setiap orang yang ada saat ini bisa duduk di sini ? Satu orang yang membabarkan Dharma, dan 30 ribu orang yang mendengar, bisa tidak ? Mohon tanya, bisa tidak ? Tidak !
Seperti saat ini, Guru Lu membabarkan Dharma, semua Acarya, bhiksulama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, dan semua umat masih ada di sini untuk mendengar Dharma, saat ini ada tidak ? Ada. Tapi kelak akan menjadi tiada, jangankan kelak, besok saja sudah berbeda. Tidak perlu katakan besok sudah berbeda, hari ini saja, usai Dharmadesana, setelah semua bubar, tidak mungkin lagi sama persis seperti saat ini, di mana semua duduk di tempat masing-masing untuk mendengar Dharma, tidak mungkin ! Maka, kemungkinan merupakan kemungkinan sesaat saat ini, kelak tidak mungkin lagi, keduanya berpadu adalah pandangan jalan tengah.
Pandangan Jalan Tengah Merupakan Perpaduan Pandangan Ilusi dan Pandangan Sunya
Apa itu pandangan ilusi ? Ketahuilah, pandangan sunya yang dibabarkan dalam Avatamsaka sangat mudah untuk dibayangkan, Anda cukup bayangkan di atas bulan tanpa manusia, kosong tiada suatu apa pun. Pandangan ilusi lebih sukar untuk dibayangkan, kenapa ? Saya sering katakan, saya punya potret masa bayi, saat itu baru saja lahir, orangtua saya melepas pakaian saya, saya merangkak di atas kasur dan dipotret, orang itu adalah Lu Sheng-yan. Saat itu saya sangat jarang berfoto, ada satu lagi saat duduk di atas kursi, satu tangan memegang kursi, itu adalah foto masa kecil saya, orang itu juga Lu Sheng-yan. Di masa SD saya juga berfoto sekali, di masa SMP juga foto sekali, masa SMA juga foto sekali, ada satu lagi yaitu foto kelulusan perguruan tinggi. Anda semua mengatakan itu semua adalah Lu Sheng-yan, tapi semua nampak berbeda. Apakah yang telanjang di atas kasur adalah Lu Sheng-yan ? Yang sekarang Berdharmadesana di sini juga Lu Sheng-yan ? Mana Lu Sheng-yan yang sesungguhnya ?
Yang sedang duduk Berdharmadesana di sini, jantungnya sedang berdetak, deg, deg, deg, deg……. Berdetak tiga kali, deg tak tak, deg tak tak, deg tak tak….. ; Berdetak 5 kali, deg tak tak tik tak tik tak, deg tak tak tik tak tik tak …. ; Menarikan tango, dug dug dug tak dug…… ; Berdansa jitterbug, dug tak dug tak dug tak dug tak…. ; Dansa waltz, dug tak tak dug tak tak dug tak tak…. ; Menarikan rumba, dug tak la dug tik tak tik tak, dug tak la tak tik tak tik tak….
Ketahuilah, sel sekujur tubuh Anda terus berubah, setiap hari ; Darah Anda bersirkulasi, setiap hari ; Otak Anda terus mengalami kemunduran, setiap hari. Sesungguhnya semua tidak kekal, tidak ada yang absolut, segala sesuatu adalah palsu, ini disebut pandangan ilusi. Di depan saya ini adalah ‘table’ ( meja ), saya duduk di atas ‘chair’ ( kursi ), ‘table’ ini terbuat dari kayu, dulunya ia adalah kayu. Kita menyebutnya pohon, sekarang adalah ‘table’, Anda menyebutnya apa ? Ini terbuat dari pohon, bagaimana Anda menyebutnya ? Pohon juga bisa menjadi ‘table’, bisa juga menjadi ‘chair’, juga bisa menjadi benda-benda dekorasi rumah Anda, sama sekali tidak ada sifat yang tetap, tidak kekal, ini adalah kebenaran yang dibabarkan oleh Sang Buddha, disebut sebagai : anitya, anitya adalah pandangan ilusi. Suatu hari nanti, di akhir hidup saya, Lu Sheng-yan ini akan sirna, begitu sirna, di dunia ini tidak ada lagi Lu Sheng-yan, ini adalah pandangan ilusi. Apakah dengan demikian semua bisa memahaminya ?
Apa itu pandangan sunya ? Apa itu pandangan ilusi ? Apa itu pandangan jalan tengah ? Pandangan jalan tengah adalah perpaduan pandangan ilusi dengan pandangan sunya, maka dalam pandangan Mahaguru, tidak ada orang yang membabarkan Dharma, juga tidak ada orang yang mendengar, tidak ada lingkungan stadion ini, tidak ada seluruh dunia ini, pandangan ini disebut pandangan Paramartha-satya, yaitu pandangan sunya. Saat belajar Buddha, Anda mesti tahu apa itu pandangan sunya, apa itu pandangan ilusi, dan apa itu pandangan jalan tengah.
( Keterangan : Mengenai tiga pandangan – sunya, ilusi, dan tengah, bisa disimak dalam buku berjudul – Metode Penembusan Terang Meditasi – subjudul : Kebijaksanaan Tiga Pandangan )
Dalam Konsep Madhyamika, Mahaguru Menganut Madhyamika Prasangika, Penyesuaian dan Perpaduan Sempurna
Guru menanyai Xiaoming : “Kenapa kamu terlambat ?” Xiaoming menjawab : “Ayah dan ibu bertengkar.” Guru lanjut bertanya : “Mereka yang sedang bertengkar, kenapa kamu terlambat ?” Xiaoming menjawab : “Sebelah sepatu saya ada di tangan ibu, dan sebelahnya lagi ada di tangan ayah.”
Pertanyaan untuk Anda semua, demikian halnya dengan proses menciptakan api menggunakan bor kayu, mirip kisah humor ini. Tapi semua tidak tertawa. Apakah masih ingat ? Saat itu kamu menyanyi di sebuah stasiun televisi, ada 4 orang juri, namun yang 3 pingsan, salah satu juri naik ke panggung dengan emosional menyalami kamu dan mengatakan : “Anda sungguh berbakat, orang lain menyanyi karena menginginkan uang, tapi Anda menyanyi karena mencabut nyawa.”
Huijun. Berikan mikrofon kepadanya, minta supaya ia menyanyikan sebuah lagu suku asli. ( Acarya Huijun menyanyikan : Wu she qing ge ) Sepertinya, ada sebagian orang yang berpendapat bahwa suara Anda merdu, ada sebagian yang merasa tidak begitu merdu. Tidak peduli merdu atau tidak, Anda bisa menyanyi, menandakan Anda sanggup, begitu saya bicara, ia langsung sanggup, ini menandakan Anda memiliki talenta.
Suatu hari, seorang suami pulang ke rumah dengan muka berlumuran darah, sesampainya di rumah si suami memberitahu istrinya : “Istriku, aku dipukul orang, hampir saja tidak bisa pulang.” Istri bertanya : “Apa sebabnya ? Apa yang terjadi ?” Si suami menjawab : “Pagi ini saya berdiri di pinggir jalan mencari kendaraan tumpangan, langsung dipukul sampai seperti ini.” Si istri bertanya : “Siapa yang pukul ? Aku akan cari dia ! Kamu cuma menumpang tapi dipukul seperti ini. Oh iya, kamu menumpang mobil apa ?” Si suami menjawab : “Mobil pengangkut uang.” Si istri menjawab : “Lain kali lebih baik kamu naik mobil jenazah.”
Saya beritahu Anda semua, dulu di Amerika ada yang suka menumpang mobil orang lain, sekarang tidak boleh, tentu saja di Taiwan cenderung tidak ada yang menumpang di jalanan. Jika ingin menumpang, Anda boleh menumpang mobil apa pun, tapi tidak boleh menumpang mobil pengangkut uang. Semua sama-sama mobil, tapi berbeda karakteristiknya, berbeda mereknya, berbeda orangnya, jadi jika Anda ingin menumpang, mobil apa yang boleh dan mobil apa yang tidak boleh, ini perlu memilih. Berkat filosofi jalan tengah, barulah ada pilihan, jika bukan filosofi jalan tengah, jika Anda bandingkan, akan keliru, bagaimana mungkin bisa menumpang mobil pengangkut uang ? Tidak mungkin.
Melalui contoh yang saya berikan ini, semua pun tahu, di dalam pandangan jalan tengah ada sesuatu, yaitu nilai perbandingan, nilai perbandingan ini adalah logika, yaitu hetuvidya, salah satu dari pancavidya. Jalan tengah memerlukan hetuvidya sebagai perbandingan, setelah ada perbandingan, pengetahuan yang Anda peroleh disebut jalan tengah.
Filosofi Jalan Tengah Dalam Belajar Buddha
Manfaatkan Waktu Dengan Baik
Perbanyak Japa Nama Buddha dan Sedikit Bicara
Di sini ada beberapa kebenaran. Demi kelangsungan hidup, manusia harus makan ; Namun demi menjaga nyawa, tidak berani sembarang makan. Benar tidak ? Filosofi ini adalah jalan tengah. Oleh karena itu, ada nilai pembanding, mesti beradaptasi terhadap setiap orang, ada orang yang boleh makan, ada orang yang tidak boleh makan ; Demikian pula dengan obat, ada orang yang boleh mengonsumsinya, ada orang yang tidak boleh mengonsumsinya. Anda mempunyai filosofi jalan tengah ini, manusia makan demi menyambung hidup, namun demi menjaga nyawanya, manusia tidak berani makan, inilah jalan tengah.
Saat membayar tagihan telepon Anda mendapati, bahwa omong kosong Anda sungguh mahal. Ini adalah sebuah lelucon, saat membayar tagihan telepon baru menyadari berapa banyak omong kosong yang telah diucapkan, dan semua omong kosong itu sangat mahal harganya. Kita orang yang belajar Buddha, saat ada waktu, Anda harus japa Nama Buddha, benak Anda mesti memikirkan Buddha dan Bodhisattva, kurangi ucapan yang tidak bermanfaat, inilah filosofi jalan tengah.
Jarak yang paling jauh di dunia adalah saling berhadapan namun sibuk dengan ponsel masing-masing, ini artinya sama sekali tiada titik temu. Ini membuktikan apa ? Orang zaman sekarang memiliki pandangan sunya yang cukup hebat, sibuk dengan ponsel masing-masing, tidak memedulikan lingkungannya, akibatnya ada yang jatuh ke dalam selokan, atau menabrak tiang listrik, atau bahkan tertabrak saat menyeberang jalan. Saat main ponsel, mestinya otak menjadi milik diri sendiri.
Saya beritahu Anda semua, pernikahan adalah kuburan bagi cinta, dan yang lebih menyedihkan adalah, ada pihak ketiga yang menjarah kuburan. Kemarin siang ada seorang rekan pria yang tugas keluar tapi lupa membawa ponselnya, istrinya terus menelepon, suara dering ponsel membangunkan rekan perempuan yang sedang tidur siang, ia pun langsung menjawab telepon itu dan membentak : “Kami sedang tidur, Anda ini mengganggu saja !” Akibatnya, semenjak hari itu, rekan pria itu tidak lagi masuk kerja. Di dunia ini tejadi banyak peristiwa, juga ada banyak lelucon, namun Anda mesti melihatnya dengan menggunakan pandangan jalan tengah, gunakan nilai perbandingan, gunakan logika Anda, cerita-cerita tadi benar-benar lelucon.
Seorang tukang listrik berjalan memasuki ruang operasi, ia memberitahu pasien kritis yang mengenakan masker oksigen : “Aduh, dengar baik-baik, bernapaslah dengan dalam-dalam, karena saya harus mematikan listrik selama 5 menit.” Berdasarkan logika, ini tidak benar, namun berdasarkan lelucon, ini masih ada kaitannya, jadi keduanya dipadukan, merupakan jalan tengah.
Pria di desa kami hanya tersisa saya seorang, pria yang lain telah menjalani vasektomi setelah mempunyai keturunan, “Dokter, mohon lakukan vasektomi untuk saya, saya kuatir jika ada perempuan yang hamil, maka saya tidak bisa memikul tanggung jawabnya.” Ini adalah sebuah lelucon, namun jika kita lihat secara logika, ia tidak masuk akal, kenapa semua pria di desa itu menjalani vasektomi, setelah berketurunan harus menjalani vasektomi, tapi tidak disebutkan bahwa semua pria harus menjalani vasektomi, hanya tersisa Anda seorang, mana mungkin ? Jika di desa itu hanya ada tiga keluarga, hanya dihuni oleh tiga keluarga, dua keluarga telah menjalani vasektomi, jika ada yang hamil, berarti masalah ada pada Anda, tapi sepertinya sekarang sudah tidak ada desa dengan tiga keluarga ? Menurut logika, ini tidak masuk akal, karena tidak masuk akal, maka disebut lelucon.
Filosofi Jalan Tengah Akomodatif bagi Semua
Digunakan Oleh Bijaksanawan untuk Kebaikan bagi Rakyat
Saya beritahu Anda semua letak keagungan Nagarjuna dan Aryadeva, yaitu ada pada menemukan filosofi jalan tengah. Oleh karena itu, di dunia ini, gunakan filosofi jalan tengah untuk menangani segala hal, bisa akomodatif terhadap segala hal, jangan terlalu melekat pada diri sendiri, juga jangan melekat pada orang lain. Seperti Taiwan dan Tiongkok, saya telah katakan : Mengapa tidak menggunakan filosofi jalan tengah, jangan melekat ? Orang Taiwan tidak harus melekat, Tiongkok juga tidak harus melekat, tanpa kemelekatan, semua bisa berdiskusi dengan baik, entah itu Xi Jinping maupun Tsai Ing-wen, jika keduanya menggunakan filosofi jalan tengah, bahkan Trump dari Amerika dan Kim Jong-un dari Korea Utara masih bisa berdiskusi, kenapa Xi Jinping dan Tsai Ing-wen tidak berdiskusi saja, siapa tahu setelah berjumpa keduanya menyesal kenapa tidak dari dulu saja.
Ini semua adalah hal yang memungkinkan, semua duduk untuk diskusi dengan baik, jangan saling memandang dengan angkara, benar tidak ? Betapa pentingnya perdamaian. Jangan melekat, demikianlah pemikiran kita orang yang belajar Buddha, maitri-karuna dan Bodhicitta. Xi Jinping dan Tsai Ing-wen berbincang, minum kopi bersama, bersama membahas bagaimana kompromi ke depannya. Kelak keduanya bisa bekerja sama dalam bidang bisnis, masing-masing mengatur sistem, Xi Jinping dan Tsai Ing-wen bersikap lembut kepada rakyat Taiwan, dan dalam perjanjian keduanya kelak, saat rakyat Tiongkok dan rakyat Taiwan sangat harmonis, dengan sendirinya menjadi perpaduan sempurna.
Kedua Belah Pihak Punya Kesamaan Budaya dan Ras
Minum Air Ingat Sumbernya
Daripada Bermusuhan Lebih Baik Saling Menguntungkan
Kakek saya sendiri berasal dari Fanyang Tang di Quanzhou Fujian, kakek saya adalah orang Quanzhou Fujian, pertama kali beliau pindah ke Jinmen, kemudian dari Jinmen pindah ke Penghu, dari Penghu pindah ke Chiayi, di Chiayi ayah saya lahir. Kakek saya membuka pabrik beras dan minyak, saat itu ibu saya adalah akuntan di sana, putra kakek saya memperistri akuntan dari pabrik penggilingan beras dan pabrik minyak, dan lahirlah saya Lu Shengyan. Dengan demikian, coba Anda renungkan, tentu saja Mahaguru adalah orang Taiwan asli, namun coba Anda renungkan, generasi orangtua Anda tentu saja juga orang Taiwan, tapi generasi kakek Anda adalah orang Quanzhou Fujian, termasuk memiliki kesamaan budaya dan ras, tentunya bisa berdiskusi.
Beriskaplah lebih akomodatif, saling berbincang, jangan katakan : Aku memelototi Anda dan Anda memelototi aku, penuh amarah, tidak perlu, sebab coba Anda renungkan dari mana asalnya leluhur Anda ? Dari mana asalnya leluhur orang Taiwan ? Kecuali Anda adalah suku asli Taiwan. Coba renungkan, lihatlah dunia ini menggunakan filosofi jalan tengah, tidak perlu saling bersitegang, Xi Jinping bisa menggunakan tatapan mata penuh kasih menatap Taiwan, tidak perlu memandang dengan penuh amarah. Tsai Ing-wen juga tidak perlu marah, menghormati pihak lain berarti memperkuat diri. Kenapa tidak bersikap lebih akomodatif ?!
Menurut sejarah, sesungguhnya Taiwan tergolong mana ? Menurut sejarah, semestinya Taiwan adalah tergolong Tiongkok. Akan tetapi, keliru juga, sebab Taiwan pernah dijajah oleh Jepang selama 50 tahun, berarti juga tergolong Jepang, Taiwan juga tergolong Jepang ; Tapi coba Anda renungkan lebih jauh ke belakang, dulu Jepang pun juga tergolong Tiongkok, yaitu pada masa Xu Fu, ia membawa 3000 gadis dan 3000 pria melakukan perjalanan untuk mencari pil dewata, sampai di wilayah Laut Cina Timur mereka menetap di sana menjadi orang Jepang, sesungguhnya ia juga adalah orang Tiongkok. Terlebih adalah Korea, semula ia memang merupakan wilayah kekuasaan Tiongkok, pada dasarnya orang Korea adalah orang Tiongkok, ia adalah terusan Tiongkok. Jepang pernah memerintah di Taiwan, namun setelah perang dunia ke-2, ia mengembalikannya kepada Tiongkok, hanya saja waktu itu terjadi perang saudara di Tiongkok, barulah kemudian Taiwan berpisah dengan Tiongkok.
Secara “Minum air ingat sumber”, leluhur kita berasal dari Quanzhou Fujian, saya juga orang Tiongkok. Oleh karena itu, saat kedua belah pihak tidak akur, jangan ada kekerasan. Sekarang kita mengulas pandangan jalan tengah, duduk dan diskusikan dengan baik, duduk mendiskusikan sistem dengan sebaik-baiknya, mendiskusikan kekuatan politik dengan baik, berdiskusi demi kebaikan rakyat. Demikianlah saya membahas persoalan ini menggunakan pandangan jalan tengah. Nagarjuna Bodhisattva memiliki pandangan jalan tengah, bersifat akomodatif, tergolong dalam Madhyamika Prasangika, tidak kontradiksi, bukan perang dan saling bunuh, bukan saling tebas. Taiwan punya MIM-104 Patriot, Tiongkok punya banyak rudal, tapi jangan saling bidik, semua duduk memadukannya dengan sempurna, inilah pandangan jalan tengah.
Mahaguru Berharap Supaya Semua Menggunakan Prinsip Akomodatif Dalam Hidup Bermasyarakat
Nagarjuna Bodhisattva dan Aryadeva menemukan konsep pemikiran jalan tengah, Bhavaviveka dan Buddharaksita juga mengajarkan prinsip perpaduan sempurna, semua saling bersikap akomodatif, masing-masing mengungkapkan pendapatnya, dan yang paling penting adalah bagaimana bisa bersikap akomodatif, jangan ada perang, sebab peperangan menyengsarakan rakyat. Pengulasan Madhyamika hari ini sampai di sini. Semoga semua memiliki filosofi pandangan jalan tengah, dapat bersikap akomodatif dalam segala hal, demikian pula dengan suami istri, upayakan sikap akomodatif. Kita perlu bersikap akomodatif, sesuai dengan yang dikatakan oleh Nagarjuna Bodhisattva, Anda mundur selangkah, ia mundur selangkah, sehingga pandangan menjadi luas.
Om Mani Padme Hum.