572 - Fokus Menekuni Satu Sadhana (2)
Kita mengulas 'fokus menekuni satu sadhana'.
Saya telah membahas penekunan sadhana Mahaguru Lu, sesungguhnya menekuni sadhana yang demikian, juga merupakan satu sadhana. Sebab saya fokus pada penekunan Mahasadhana Amitabha Buddha atau Sadhana Istadevata Amitabha Buddha. Manjusri Bodhisattva beremanasi dari Amitabha Buddha, Yamantaka juga merupakan emanasi dari Amitabha Buddha, sekaligus merupakan emanasi dari Manjusri Bodhisattva.
Yang bersemayam di atas Yamantaka adalah Manjusri Bodhisattva, dan di atas Manjusri Bodhisattva adalah Amitabha Buddha, ini adalah pemanunggalan tiga Adhinatha, dan saya fokus pada penekunan Mahasadhana Amitabha Buddha. Saya juga mendalami satu sadhana, Anda lihat saya menekuni tiga sadhana, sesungguhnya juga merupakan satu sadhana.
Oleh karena itu, Guru Sesepuh Tantra mengatakan: "Banyak adalah satu, dan satu adalah banyak." Artinya adalah, Anda tidak perlu menekuni banyak, sebab penekunan banyak sadhana akan membuang banyak waktu. Anda cukup pilih satu saja, berkontak yoga dengan satu sadhana, berarti berkontak yoga dengan semua sadhana.
Dahulu dalam Tantra ada seorang Guru Sesepuh yang menekuni Sadhana Avalokitesvara, akan tetapi beliau berharap supaya Manjusri Bodhisattva menampakkan diri. Dalam hati Ia berpikir: "Saya hanya menekuni metode maitrikaruna, menekuni Sadhana Avalokitesvara, apakah Manjusri Bodhisattva akan hadir?"
Ketika beliau menekuni Sadhana Avalokitesvara, ternyata Manjusri Bodhisattva menampakkan diri. Beliau menanyai Manjusri Bodhisattva: "Saya menekuni Sadhana Avalokitesvara, mengapa Manjusri Bodhisattva menampakkan diri?" Sang Bodhisattva mengatakan: "Pada akhirnya, maitrikaruna juga merupakan Prajna, dan Prajna juga berarti maitrikaruna." Prajna merupakan ‘substansi’, dan maitrikaruna merupakan ‘fungsi’.
Prajna ada di dalam, dan ketika digunakan di luar adalah maitrikaruna. Jadi Avalokitesvara di luar, dan Manjusri Bodhisattva di dalam. Prajna di dalam, maitrikaruna di luar. Maitrikaruna merupakan fungsi, dan Prajna merupakan substansi.
Oleh karena itu, pada hakikatnya Buddhadharma itu satu, dan bukan dua, bukan banyak. Sehingga saat ini kita fokus pada penekunan satu sadhana, dan ini dapat dipergunakan untuk semua sadhana.
Saya berikan sebuah contoh lain, Guru saya, Thubten Dhargye, Kakek Guru Thubten Lama, Thubten Dali, dan Thubten Nima. Siapakah beliau-beliau ini? Beliau semua adalah Kakek Guru.
Thubten Lama juga fokus menekuni satu sadhana, beliau menekuni Sadhana Kurukulla Bhagavati, Sadhana Kurukulla Bhagavati merupakan sadhana yang beliau tekuni secara fokus.
Mahaguru Lu sendiri fokus menekuni Mahasadhana Amitabha Buddha, sadhana teragung dari Amitabha Buddha merupakan sadhana yang saya tekuni secara fokus.
Lihatlah, ketika puja bakti bersama, apakah saya pernah menekuni sadhana yang lain? Hari ini saya menekuni sadhana lain, besok saya menekuni sadhana yang lain lagi, setiap hari mengajak kalian menekuni sadhana yang berbeda-beda.
Sesungguhnya, selama bertahun-tahun menekuni sadhana, berpuja bakti bersama Anda semua, apakah Anda pernah lihat saya menekuni sadhana yang lain? Hanya Mahasadhana Amitabha Buddha.
Oleh karena itu, memasuki satu sadhana, dapat tembus dengan semua sadhana. Di masa muda, banyak pergi mendengar, banyak belajar, belajarlah lebih banyak, tidak apa-apa. Di usia pertengahan, fokus pada satu sadhana. Di usia tua, fokus berlatih untuk terlahir di Negeri Buddha.
Lihatlah, akhir-akhir ini Mahaguru Lu berpradaksina di vihara sambil melafal Nama Buddha dan menjapa mantra selama satu jam. Sekarang saya menambahkan dengan latihan untuk terlahir di Negeri Buddha (Mahaguru tertawa), sesungguhnya kepastian untuk terlahir di Negeri Buddha sangat penting. Melafal Nama Buddha, siapa bilang saya tidak melafal Nama Buddha? Meskipun saya menekuni Tantra, saya juga melafal ‘Amituofo’. Menekuni Tantra juga tetap melafal Nama Buddha.
Akan tetapi, kita mesti mengingat rumus utama yang diajarkan oleh para Guru Sesepuh kepada kita, yaitu jangan hari ini belajar ini, besok belajar itu, dan ketika waktu telah berlalu, semua itu tidak ada gunanya.
Sebagian orang belajar Zen, terbiasa mengucapkan kalimat-kalimat ko’an, kadang juga melafal Nama Buddha, akan tetapi pelafalan Nama Buddha tidak dilakukan seumur hidup, hanya melafal sebentar saja dan tidak diteruskan lagi. Kelak ketika Amitabha Buddha hendak menjemput Anda, dan melihat Anda hanya melfal separuh saja, Ia pun akan terbang kembali, setengah jalan Ia sudah pergi. Sama halnya, Anda hanya melafal separuh, Beliau juga datang separuh jalan.
Penekunan Tantra juga demikian, apa yang Anda lakukan ada ‘kepala’ tapi tidak ada ‘ekor’, setiap sadhana ditekuni tanpa ada hasilnya.
Anda menekuni sekte Vinaya, menaati sila selama tiga hari, di hari keempat sudah berhenti. Anda mengatakan hendak menyeberangkan harimau, tapi siapakah Anda? Anda bukan singa, dan ingin menyeberangkan harimau? Anda adalah kambing gunung! Kambing gunung ingin menyeberangkan harimau? Anda hanya menyerahkan diri untuk menjadi kudapan harimau!
Ketika melakukan ramalan dewata, saya sering katakan, banyak orang yang ingin bersekolah, mereka datang bertanya kepada saya: “Apakah baik jika saya bersekolah?”
Saya menanyai dia: "Berapa usia Anda"?
Dia menjawab: “Sudah 40 tahun.”
Saya katakan: “Tidak usah! Tidak perlu! Cepat bekerja mencari nafkah!”
Banyak yang datang untuk bertanya kepada saya: “Saya sudah berusia 60 tahun, apakah saya masih punya peruntungan untuk harta?”
Saya katakan: “Anda istirahat saja!”
Jika seseorang mencapai usia 60 tahun, dan masih belum makmur, maka kesempatannya untuk menjadi makmur sudah sangat tipis.
Jika seseorang mencapai usia 40 tahun, masih belum lulus sekolah, menurut saya, tidak perlu lagi.
Sama halnya dengan bhavana, mesti lihat usia Anda, pada usia berapakah Anda mesti melakukan sesuatu.
Dalam hal ‘fokus’ ini juga demikian, dalam masyarakat di Amerika saat ini, semua merupakan masyarakat yang fokus. Semisal Anda belajar hukum, ia terbagi dengan sangat detail. Ada hukum administratif, hukum bisnis, hukum pidana, hukum keimigrasian, bahkan ada hukum yang fokus pada hak cipta. Tidak semua pengacara dapat mengerti banyak hukum, hukum di Amerika dibagi dengan sangat detail.
Jadi Anda perlu untuk fokus pada satu hal, demikian juga dalam belajar Buddhadharma, fokus satu macam saja.
Mahaguru Lu fokus pada Mahasadhana Amitabha Buddha, Anda ikuti langkah saya, maka pasti terlahir di Negeri Buddha. Akan tetapi, bukan berarti saya meminta kalian semua untuk menekuni Mahasadhana Amitabha Buddha, ada sangat banyak sadhana, namun Anda cukup fokus pada satu saja.
Jika Anda adalah seorang Acarya, tentu saja mesti mengetahui banyak sadhana, namun Anda juga perlu fokus pada satu macam saja. Sebab, melalui Amitabha Buddha, Anda dapat tembus mencapai Pancadhyani Buddha. Dari Pancadhyani Buddha, Anda dapat tembus mencapai Adi Buddha.
Di bawah Pancadhyani Buddha, terhubung dengan Vajrasattva, dan dari Vajrasattva dapat tembus pada semua Bodhisattva. Oleh karena itu berkontak yoga dengan satu sadhana, berarti dapat berkontak yoga dengan semua sadhana.
Om Mani Padme Hum.