577 - Mengulas Sruta-bhajana (3)
Hari ini kita masih mengulas 'sruta-bhajana', bejana Dharma dalam mendengar Buddhadharma.
Ada tiga jenis 'sruta-bhajana', yang pertama adalah bejana Dharma yang tepat, yang kedua adalah bejana Dharma bijaksana, dan yang ketiga adalah bejana Dharma aspirasi. Sebelumnya kita telah membahas bejana Dharma yang tepat, seorang yang memohon Dharma dan memiliki kesadaran benar, pikiran benar, dan penghidupan benar, ia mengetahui apa itu Sadhana Eksternal dan apa itu Sadhana Internal, apa itu jalan mara, ia telah memahami semua. Ia menginginkan Saddharma, oleh karena itu disebut sebagai bejana Dharma yang tepat.
Apa itu bejana Dharma bijaksana? bejana Dharma bijaksana juga memiliki fondasi. Sebagian orang terlahir dengan daya ingat yang sangat baik, di zaman dahulu, ada banyak Bhiksu Agung yang terlahir dengan kebijaksanaan luar biasa. Begitu lahir, di usia yang masih sangat kecil, setiap sutra yang diperlihatkan kepadanya, tidak akan dilupakan olehnya, semua diingatnya.
Tidak hanya demikian, dia dapat dengan cepat membaca habis semua pustaka Buddha, semua sutra dan sastra, termasuk di antaranya empat pustaka dan lima klasik. Di usia yang sangat kecil, ia telah memiliki kemampuan seperti itu. Ini merupakan kebijaksanaan yang ia bawa semenjak lahir, dan bukan sesuatu yang ia dapatkan di kemudian hari. Bejana Dharma semacam ini bisa disebut sebagai bejana Dharma bijaksana.
Tidak seperti kita di sini, banyak bhiksu dan bhiksuni yang kadang menuliskan pertanyaan untuk saya, ia mengatakan tiap kali membaca sutra, setelah membacanya, ia langsung lupa, sama sekali tidak bisa mengingatnya. Ia bisa saja langsung ingat, tapi dengan cepat pula melupakannya, isi kepala selalu kosong. Disebut apakah yang demikian? Bejana Dharma kosong (Mahaguru tertawa), seperti Sun Gokong dalam kisah Perjalanan ke Barat. Anda telah mencerahi kekosongan, apa pun kosong, oleh karena itu tidak bisa mengingat apa pun.
Bejana Dharma bijaksana tidak hanya demikian, tidak hanya memiliki daya ingat yang baik, ia juga memiliki daya pemahaman yang baik pula. Apa itu daya pemahaman? Karakteristik kebijaksanaan dari Amitabha Buddha adalah Pratyaveksanajnanam. Apa itu Pratyaveksanajnanam? Daya untuk membedakan, atau orang zaman sekarang menyebutnya daya pemahaman, Ia bisa menarik banyak kesimpulan dari satu hal.
Konfusius bersabda: "Melalui satu sudut, tidak bisa mengetahui tiga sudut yang lain, orang semacam ini tidak bisa dididik." Melalui satu sudut (satu hal), Anda mesti bisa mengetahui ketiga sudut yang lain (hal yang lain).
Oleh karena itu, tidak perlu banyak berucap, hanya butuh sedikit kata-kata. Begitu mendengarnya, ia langsung paham. Tidak hanya paham, ia bahkan memperoleh pemahaman sepuluh kali lipat, ratusan kali, bahkan ribuan kali lipat.
Untuk mengamati sebuah hutan, Anda bisa amati dari burung apa yang ada di hutan tersebut, dengan demikian Anda akan mengetahui pohon apa yang ada di hutan tersebut, inilah Pratyaveksanajnanam.
Kita melihat di sana ada asap, langsung tahu bahwa di sana ada api. Seorang penjelajah gurun, melalui arah tumbuhan, ia dapat mengetahui di mana letak oase. Ini merupakan Pratyaveksanajnanam, salah satu jenis kebijaksanaan. Ia memahami sebuah kebijaksanaan, sangat istimewa. Di antara pancavidyasthanani (lima kecakapan) dalam Buddhisme, ini disebut sebagai hetu-vidya, yaitu logika.
Apabila Anda mempunyai pengetahuan dalam hal ini, maka dalam pembelajaran pustaka Buddha, Anda dapat memahaminya. Anda dapat mebedakan yang mana golongan bejana Dharma tepat, yang mana merupakan trithika, yang mana merupakan golongan mara, Anda dapat mengenalinya dengan jelas.
Oleh karena itu seorang bejana Dharma bijaksana memang sangat sukar ditemukan, Mahaguru sedang mencari bejana Dharma bijaksana. Banyak bhiksu dan bhiksuni berkunjung ke Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, kita mengamati apakah mereka punya kebijaksanaan, apakah memiliki kebijaksanaan Prajna Tathagata.
Kadang ada yang merupakan talenta, seperti dalam hal bersekolah, sama sekali tidak perlu diajari, ia sendiri dapat belajar dengan sangat baik. Ada banyak orang yang bagaimanapun Anda mengajarinya, ia tetap tidak bisa paham, sebab kebijaksanaan dia hanya sampai di situ, oleh karena itulah bejana Dharma bijaksana sangat sukar ditemukan.
Bejana Dharma bijaksana mesti mengetahui apa itu baik, apa itu buruk, semua mesti dipahami dengan sangat jelas. Ia juga memiliki pengamatan yang sangat jelas akan semua alasan dan logika.
Apabila Anda memiliki kebijaksanaan yang demikian tinggi dan mendalam, bejana Dharma yang demikian berbhavana, hanya dengan sedikit usaha dapat memperoleh hasil berlipat ganda. Namun apabila Anda berbhavana tanpa daya kebijaksanaan tersebut, berarti mengerahkan banyak upaya namun hanya sedikit hasilnya.
Akan tetapi jika Anda dapat memusatkan perhatian, fokus menekuni satu sadhana, dalam agama Buddha, orang yang demikian juga tidak sedikit. Bisa fokus berbhavana, sepenuhnya fokus melakukan suatu hal, ada juga contoh orang semacam ini yang bisa mencapai keberhasilan bhavana.
Om Mani Padme Hum.