587 - Antara Kendur dan Kencang (1)
Hari ini kita mengulas perihal ‘Kendur dan kencang’. Tema hari ini, sudah sering dibahas sebelumnya. Dalam membabarkan Buddhadharma, Shakyamuni Buddha sering membahas persoalan kendur dan kencang.
Beliau mempunyai sebuah perumpamaan tentang dawai. Ibarat memetik kecapi, apabila dawai terlampau kendur, maka ia tidak akan bisa menghasilkan suara yang merdu. Terlampau kencang, maka suaranya akan sangat tegang, bahkan dawai itu akan mudah putus, inilah yang sering dituturkan oleh Sang Buddha.
Antara kendur dan kencang, yang terutama adalah mesti disetel dengan pas. Setelan yang pas ini adalah ‘Madhyama-pratipad’ (jalan tengah) dan ‘Madhyamaka’ (konsep jalan tengah) yang sering disebutkan dalam pembabaran Dharma Shakyamuni Buddha. Madhyama-pratipad dan Madhyamaka menjadi satu hal yang paling penting dalam Buddhadharma.
Belajar Buddha, membahas Tathata, Madhyamaka, Vijnaptimatra, dan Yoga, di antara beberapa aliran pemikiran ini, Madhyamaka dan Madhyama-pratipad juga menjadi satu aliran yang berdiri sendiri.
Inti dari kendur dan kencang, pada akhirnya akan menjadi sebuah kondisi alamiah, ini sangat penting. Tiap kali Guru Lu menekuni samadhi, ketika memasuki samadhi, kadang belum tentu memedulikan perihal kendur dan kencang. Sebab, apabila dalam keseharian Anda telah terbiasa memadukan kendur dan kencang, maka dengan sendirinya akan muncul sebuah kondisi. Kondisi alamiah semacam ini dapat membuat Anda beradaptasi dengan sangat baik untuk memasuki kondisi samadhi. Kendur dan kencang berpadu, ini mesti sering dilatih.
Sesungguhnya, di antara kendur dan kencang, ada sebuah pengetahuan yang sangat penting. Saya berikan satu contoh sederhana, ibarat bersekolah, apabila setiap hari Anda sangat serius belajar, dan tidak pernah ikut bermain, atau tidak ada waktu istirahat. Tentu saja apabila Anda belajar dengan sangat baik, maka Anda dapat meraih peringkat pertama. Akan tetapi, kondisi Anda ini kita sebut sebagai terlalu ‘kencang’.
Anda selalu meraih peringkat pertama, Anda belajar dengan sangat serius, siang dan malam tidak ada waktu kosong, bahkan tidak ada waktu istirahat, kondisi ini kita sebut sebagai ‘kencang’. Tapi ada satu sebutan yaitu: belajar mati-matian, hanya belajar dan terus belajar, pada akhirnya mati karena terlalu banyak belajar, kita sebut sebagai ‘nerd’.
Saya ingat di Universitas Harvard ada seseorang yang berasal dari tempat lain, datang untuk bersekolah di Amerika, menempuh pendidikan pascasarjana. Tekanan tugas di sekolah yang terkenal sangatlah besar, akhirnya ia pun lompat dari gedung. Apakah ini? Ini karena terlalu ‘kencang’. Sebab ia menariknya terlampau kencang, begitu diregangkan, ia pun putus.
Kita sadhaka, dalam bermeditasi, apabila Anda menariknya terlampau kencang, “Saya ingin masuk samadhi!”, terlalu bersemangat, dan tidak bisa rileks. Anda melakukan 7 Sikap Tubuh Vairocana dengan baik, duduk dengan tegak lurus. Akan tetapi Anda terlalu bersemangat, Anda pun tidak bisa masuk samadhi. Anda tidak tahu bahwa untuk memasuki samadhi, sekujur tubuh mesti rileks.
Peringkat pertama tidak baik, peringkat terakhir juga tidak baik. Peringkat terakhir karena sama sekali tidak belajar, setiap hari bermain di luaran. Anda tidak suka membaca, semua yang dipelajari tidak bisa masuk. Seluruh benak dipenuhi dengan permainan. Anda memperoleh peringkat akhir, dan harus tinggal kelas. Ini terlampau kendur, akan tetapi kelonggaran ini ada manfaatnya, yaitu ia tidak akan lompat dari gedung. Terlalu ketat malah lompat dari gedung, bisa putus. Kendur tidak akan putus, akan tetapi tidak akan ada keluhuran dalam kehidupannya, tidak akan merasakan kebaikan, karena ia terus membuang waktu. Dari hal bersekolah, kita dapat mengetahui bagaimana itu kendur dan bagaimana itu kencang, mesti disetel dengan pas.
Ketika kondisi semangat sangat baik, gunakan untuk belajar. Ketika sedang tidak bersemangat, gunakan untuk istirahat, demikianlah penyetelan yang pas. Ketika semangat Anda tidak baik, jangan belajar, keluarlah untuk bermain. Saat harus belajar, maka belajarlah, dan saat harus bermain, maka bermainlah. Di saat belajar, berkonsentrasilah. Di saat bermain, bergembiralah, bermainlah dengan sukacita. Sistem belajar semacam ini adalah yang terbaik.
Sama seperti belajar meditasi, Anda rileks, masuk samadhi. Jika terlampau rileks, Anda pun akan tertidur, ini tidak baik, mesti agak ditingkatkan. Terlampau kencang, justru tidak bisa masuk samadhi, akan menjadi kondisi ‘auddhatya’, yaitu kondisi di mana benak terus berkecamuk, terus memikirkan sesuatu.
Dilepaskan, malah menjadi kendur, malah tertidur, tapi jika semangat ditingkatkan, malah ibarat diikat terlampau kencang, oleh karena itu, di antara keduanya ini, mesti disetel dengan pas, maka Anda pun bisa memasuki samadhi.
Dalam samadhi, ada sebuah kondisi alamiah yang timbul. Ketika antara kendur dan kencang, diatur dengan pas, maka Anda akan memasuki sebuah kondisi. Dalam bermeditasi Guru Lu malah tidak ingin memerhatikan kendur dan kencang. Duduklah dengan alami, pusatkan perhatian, dan lupakan, Anda pun memasuki sebuah kondisi samadhi, inilah metode terbaik untuk memasuki samadhi. Pengulasan hari ini sampai di sini.
Om Mani Padme Hum.