593 - Ekasvara Membabarkan Sarvadharma (1)

Hari ini kita mengulas: ‘Ekasvara membabarkan Sarvadharma.’

Artinya adalah, ketika Sang Buddha membabarkan Dharma, Beliau membabarkan satu ajaran, akan tetapi para siswa yang mendengar pembabaran tersebut, memperoleh, mendengar, dan memahami secara berbeda, oleh karena itulah pemahaman mereka juga berbeda.

Makna dari ‘Ekasvara Membabarkan Sarvadharma’ adalah, Sang Buddha membabarkan suatu ajaran, namun pemahaman tiap siswa berbeda-beda. Sepuluh ribu orang, memiliki pemahaman yang berbeda-beda, inilah ‘Ekasvara Membabarkan Sarvadharma’.

Oleh karena itu, pemahaman dari pembabar Dharma, pendengar, dan perorangan adalah berbeda-beda. Tidak berceramah juga merupakan Dharma. Berceramah juga merupakan Dharma. 

Saya pernah mengisahkan satu contoh, Kumara Diam, ia tidak berceramah, tapi Gurunya mengatakan: “Ia telah membabarkan Dharma.” Maksudnya adalah, Kumara Diam tidak berceramah, akan tetapi ia telah mengajarkan perihal bersih dari karma ucapan, mulutnya bersih, sebab ia tidak berceramah, tidak bicara, mulutnya bersih sepenuhnya, ini sama saja dengan membabarkan Dharma.

Dalam ajaran Tantra ada sangat banyak pembabaran Dharma tanpa kata-kata. Misalnya ketika mengajarkan mudra kepada Anda, mengangkat satu tangan seperti ini (Mahaguru memperagakan), ini memberitahu Anda untuk jangan takut. Kenapa jangan takut? Ini adalah Abhaya Mudra, abhaya berarti tidak gentar. Mengangkat satu tangan (Mahaguru memperagakan), ini adalah Mudra Dharmadesana, berarti telah membabarkan Dharma, mudra ini adalah mudra yang Berdharmadesana. Mengangkat tangan seperti ini (Mahaguru memperagakan), berarti Varada Mudra, saya telah berdana. Jadi setiap gerakan berarti merupakan pembabaran Dharma. Bentuk salah satu mudra, tiap gerakan, tiap jari, semua merupakan pembabaran Dharma.

Oleh karena itu, ‘tanpa kata-kata’ juga merupakan pembabaran Dharma. Secara lahiriah tidak berceramah, tapi sesungguhnya sedang membabarkan Dharma. Di saat diam, merepresentasikan meditasi, ini merupakan makna yang sangat mendalam.
 
 ‘Ekasvara Membabarkan Sarvadharma’ dari Sang Buddha, juga dapat membuat para siswa memahami sepenuhnya, inilah keajaiban Buddhadharma.

Misalnya mantra Tantra yang merupakan sabda-vidya, merupakan pembabaran Dharma yang menggunakan suara. Lihatlah ketika Anda sedang menjapa mantra, semua adalah suara. Tri-aksara-vidya yang sangat pendek: “Om. Ah. Hum”, “Rang. Yang. Kang.” Apa yang Anda dengarkan berbeda, ‘Om’ adalah suara alam semesta. Suara alam semesta mengandung banyak makna, Anda tahu ini adalah suara alam semesta, akan tetapi apa yang Anda ketahui? ‘Om’ merepresentasikan kesempurnaan, juga sunyata, dan mencakup semuanya. Tergantung bagaimana batin Anda memahaminya.

Satu aksara ‘Ah’, menurut Anda, apa itu ‘Ah’? Dahulu semua pernah mendengar saya mengatakan: ‘Ah’ adalah satu, adalah Buddha.

Selain itu, masih ada penjelasan yang lain, ‘Ah’ adalah banyak. Ketika Anda mengadhisthana secangkir air yang hendak dipersembahkan kepada Buddha, ‘Ah’ adalah satu Buddha, sekaligus merupakan banyak Buddha. Begitu Anda menjapa ‘Ah’, dalam sekejap berubah menjadi sangat banyak, dari satu menjadi banyak, memenuhi seluruh alam semesta.

Kemudian Anda menjapa ‘Hum’, apa artinya? ‘Hum’ persembahan. ‘Hum’ juga bermakna keberhasilan, pencapaian, memiliki banyak makna.

Oleh karena itu ‘sabda-vidya’ dalam Tantra merupakan pengetahuan suara. Sabda-vidya merupakan salah satu dari panca-vidya, ilmu pengetahuan mengenai suara.

‘Om’ adalah kesempurnaan, suara alam semesta, terang, sunyata, memiliki banyak makna, inilah ‘Ekasvara Membabarkan Sarvadharma’.
 
‘Ah’ adalah satu, adalah Buddha, adalah banyak, merupakan transformasi, vikurvana, vikurvana ada dalam aksara ‘Ah’.

‘Hum’ adalah keberhasilan, pencapaian, persembahan, penyerahan, segalanya berhasil, semua makna ini terkandung di dalamnya, inilah ‘Ekasvara Membabarkan Sarvadharma’.

Ketika Shakyamuni Buddha membabarkan Dharma, semua orang mendengar Dharma, akan tetapi pemahaman tiap siswa berbeda-beda. Hari ini saya membabarkan Dharma, ada orang yang mengatakan: “Hari ini mendengar Dharma, saya merasa dipenuhi Dharmasukha.”

Namun, ada juga yang mengatakan: “Saya tidak mengerti.”
Mendengar kata-kata seorang ‘medium’ dia bisa mengerti. Apa yang dikatakan oleh ‘medium’ dia mengerti. Akan tetapi, mendengar apa yang dibabarkan oleh Guru Lu, dia malah tidak mengerti.

Kenapa bisa demikian? Sebab pemahaman setiap orang berbeda. Selain itu, juga faktor apakah Anda adalah bejana Dharma. Apabila Anda adalah bejana Dharma, ketika yang satu menuangkan air, dan yang satu menerimanya, maka Anda pun bisa penuh.

Bagi yang bukan bejana Dharma, yang satu menuangkan, tapi yang satu bocor,  alhasil tidak bisa mengerti, ini juga merupakan fenomena: ‘Ekasvara Membabarkan Sarvadharma’.

Ketika menjapa Tri-aksara-vidya, “Om. Ah. Hum”, begitu Anda menjapanya, akan menghasilkan banyak makna. “Om. Ah. Hum” juga merupakan pengundangan. Untuk mengundang para Adhinatha di alam semesta, kita juga menjapa “Om. Ah. Hum.”

Tidak peduli apa yang Anda japa, menjapa tiga aksara, “Om. Ah. Hum.”, disebut Tri-aksara-vidya, segalanya sempurna. Sebab ia mengandung makna yang sangat luas, ini merupakan ‘Ekasvara Membabarkan Sarvadharma’.

Persembahan juga menggunakan “Om. Ah. Hum”, pengundangan juga “Om. Ah. Hum”, dalam segala hal adalah “Om. Ah. Hum.”

Om Mani Padme Hum.

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。