597 - Bhavana Vak-guhya Dalam Bertapa (1)
Kemarin kita membahas bagaimana menekuni kaya-guhya (rahasia tubuh) dalam pertapaan, hari ini kita mengulas ‘Bhavana vak-guhya (rahasia ucapan) dalam bertapa'.
Saat bertapa, karena hanya seorang diri, dan hanya ada satu mulut, maka tidak ada lawan bicara. Sekalipun ada lawan bicara, tetap tidak boleh bicara.
Kemarin juga telah disebutkan, komunikasi menggunakan tulisan juga tidak boleh. Dalam pertapaan, Anda tidak boleh saling berkirim pesan tulisan. Kecuali untuk suatu hal yang sangat penting, dan harus diberitahukan kepada Anda, baru boleh berkirim pesan. Jika tidak, pada umumnya, bahkan komunikasi lewat tulisan juga tidak diperbolehkan, bicara juga tidak boleh.
Tidak boleh juga berhadapan menggunakan isyarat tangan, ini juga tidak boleh. Seperti tunawicara yang menggunakan bahasa tangan, ini juga tidak boleh. Sepenuhnya menyucikan ucapan, ini adalah langkah pertama bhavana vak-guhya.
Selain itu, ketika bersadhana, Anda juga tidak boleh bicara sendiri. Kadang bisa demikian, dan hampir setiap orang demikian. Biasanya, orang yang bicara sendiri tidak sadar bahwa dirinya sedang bicara sendiri. Ini adalah sebuah kebiasaan, jadi Anda mesti memperbaiki kebiasaan bicara sendiri.
Kadang ketika Anda bertapa sendirian, ketika terbangun di pagi hari, “Sepertinya pagi ini lebih dingin?”
Melihat ke luar, “Sudah lebih dingin, mesti mengenakan pakaian lebih tebal.” Padahal tidak ada orang lain, hanya Anda seorang diri. Tapi ketika Anda melihat ke luar jendela, “Wah! Anginnya besar, pohon pun bergoyang.” Ini artinya bicara sendiri, suatu hal yang sangat sederhana, Anda pun bicara sendiri.
Setiap orang memiliki kebiasaan berbeda-beda, kadang ketika Anda bicara sendiri, Anda bahkan tidak menyadarinya. Atau Anda akan berpikiran, “Bangun pagi, perut merasa sedikit lapar, seharusnya yang mengatar makanan sudah tiba?”
“Apa yang mereka masak untuk saya pagi ini?”
Anda pun terus lanjut berpikir, “Semoga ada sebutir telur rebus.”
Anda akan berpikir dan berbicara, ini menjadi sebuah persoalan, ini disebut bicara sendiri. Saat bicara sendiri, Anda sedang membuang-buang waktu, sebab ketika Anda berbicara sendiri akan menghasilkan pikiran. Tidak hanya satu pikiran, setelah muncul satu pikiran, akan muncul banyak pikiran lain, berarti Anda telah menyia-nyiakan waktu dalam pertapaan Anda.
Tapi tidaklah mudah untuk menghentikan kebiasaan Anda bicara sendiri. Kadang saat bermeditasi, Anda merasa tidak bisa tenang, Anda berpikir, “Ini terlalu tegang, Guru mengajarkan kita mesti rileks.” Rileks.
“Tidak boleh, terlampau rileks, kencangkan sedikit.” Kemudian dikencangkan sedikit. Lagi-lagi dirilekskan, kemudian dikencangkan lagi, dan mulut Anda terus bergumam sendiri.
Yang terutama adalah, mulut Anda tidak boleh bicara, bahkan dalam pikiran pun tidak boleh. Hal ini disebutkan dalam bhavana dan pertapaan Mahayana. Biasanya ketika memasuki pertapaan, ada yang mengatakan, “Dalam pertapaan kali ini, saya ingin mendaraskan Sutra Raja Agung genap 1000 kali.” Tentu saja ketika mendaraskan sutra, mulut Anda akan bersuara, telinga mendengar, dan mematri dalam hati, ini boleh dilakukan.
Anda berpikir: “Saya ingin japa Mantra Sataksara Vajrasattva, ingin japa sampai genap 1 juta kali. Dalam pertapaan kali ini, saya harus menyelesaikan penjapaan Sataksara 1 juta kali.” Anda boleh menjapa mantra.
Selain ketetapan yang Anda buat sendiri, untuk menjapa mantra atau mendaras sutra, dalam pertapaan Mahayana yang sesungguhnya, tidak ada pendarasan sutra dan penjapaan mantra, hanya menekuni satu hal: ‘penghentian’.
Apa itu ‘penghentian’? ‘Penghentian’ adalah samadhi, sepenuhnya tiada arus pikiran. Saat itu, tentu saja Anda tidak boleh menjapa mantra. Sebab begitu Anda menjapa mantra, pikiran Anda ada pada mantra. Begitu Anda mendaras sutra, pikiran Anda ada pada sutra. Jadi, tidak mendaras sutra dan tidak menjapa mantra. Sepenuhnya berlatih samadhi, sampai menghasilkan kualitas samadhi, inilah bhavana vak-guhya.
Yang terutama, dalam vak-guhya adalah berlatih penghentian pikiran dan samadhi, ini adalah bhavana Mahayana.
Mulut juga sangat penting, sucikan ucapan, setelah Anda sucikan ucapan, menurut apa yang dikatakan oleh Arya Vimalakirti, satu ketenangan adalah satu suara halilintar. Anda tidak bicara, akan tetapi ada terang yang tak terhingga. Menghasilkan terang yang tak terhingga. Tidak bicara, menghentikan gerakan tubuh dan ucapan. Dalam meditasi, Anda menghasilkan sinar terang.
Oleh karena itu, kadang ketika seorang tantrika menjalani kegiatan pertapaan sehari, atau pertapaan dua hari, pertapaan tiga hari atau pertapaan tujuh hari, dalam aliran eksoterik juga ada bhavana semacam ini, mereka juga menyucikan ucapan, menggantungkan sebuah papan bertuliskan: sucikan ucapan, tidak bicara. Sebenarnya penyucian ucapan adalah pelatihan vak-guhya, sama sekali tidak bicara, termasuk tidak bicara sendiri.
Kita punya bhiksu dan Acarya yang suka bicara sendiri. Suatu ketika, saat pergi membabarkan Dharma, beberapa Acarya duduk bersama, semua sedang membalas surat. Ada seseorang yang ketika membalas surat, ia bicara sendiri, ia membaca surat tersebut: “Bagaimana cara melakukan pertapaan? Harus begini dan begitu.”
Ia membaca surat, kemudian mengatakan: “Bagaimana menjawab yang satu ini?”
Acarya di samping mengatakan: “Dia bergumam terus!”
Ini adalah kebiasaan bicara sendiri, dalam pertapaan juga bisa muncul fenomena semacam ini, dan ini mesti dihentikan.
Om Mani Padme Hum.