602 - Dvipadottama (2)
Kita membahas Dvipadottama.
Sebelumnya kita telah membahas bahwasanya menurut Shakyamuni Buddha kita mesti menekuni berkah dan kebijaksanaan, tidak bisa hanya menekuni salah satunya saja. Sebab, jika Anda hanya memupuk berkah, ibarat seekor gajah yang dihiasi dengan untaian perhiasan. Anda memiliki banyak berkah, tapi tidak punya kebijaksanaan.
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita sering mendengar : "Yang penting hati saya baik, saya tidak perlu belajar Buddhadharma."
Kedengaranya ucapan ini benar adanya, sesungguhnya, benarkah hati Anda baik? Ini masih menjadi tanda tanya. Sekalipun hati Anda baik, Anda hanya sedang memupuk berkah, kelak akan menjadi seekor gajah yang berhiaskan banyak untaian permata, dalam hal makan dan tempat tinggal memang tidak ada masalah, akan tetapi Anda adalah seekor gajah yang bodoh.
Dalam masyarakat masa kini, ada orang yang mengatakan: "Belajar Buddha berarti hanya berbuat baik belaka."
Sekarang sangat populer, belajar Buddha adalah berbuat baik dan berdana, ini adalah memupuk berkah, berdana adalah memupuk berkah. Saya berdana harta, berarti saya sedang memupuk berkah, dan memang benar dapat menambah berkah Anda.
Jika Anda hanya memupuk berkah, dan tidak melatih kebijaksanaan, tidak tahu Buddhadharma, tidak tahu bagaimana bersadhana, tidak tahu bagaimana bermeditasi, tidak tahu bagaimana terbebas dari klesha, Sang Buddha mengatakan kelak akan menjadi seekor gajah bodoh, oleh karena itulah, berkah dan kebijaksanaan mesti dibina secara bersamaan.
Bagaimana jika hanya melatih kebijaksanaan? Shakyamuni Buddha juga mengatakan, jika Anda tidak berbuat baik, tidak berdana, berarti Anda tidak menjalin jodoh dengan para insan. Seorang diri menyepi di pedalaman gunung, belajar Buddhadharma dengan tekun, berbhavana, tapi tidak ada jodoh dengan para insan, Anda akan menjadi apa? Sang Buddha mengatakan: "Arhat dengan patra kosong.", Anda tidak mendapatkan hasil dari pindapatta, tidak bisa makan.
Anda berbhavana di pedalaman gunung, dan setelah berhasil, Anda bertumimbal lahir sebagai orang yang sangat bijaksana, kebijaksanaan Anda sangat tinggi, menjadi orang yang sangat cerdas dan terampil. Pemikiran dan kebijaksanaan Anda sangat luar biasa, tidak ada orang yang bisa menandingi Anda.
Akan tetapi, Anda bahkan tidak bisa makan semangkuk nasi pun, inilah "Arhat dengan patra kosong.", Anda bisa mati kelaparan. Orang yang paling bijaksana, akhirnya mati kelaparan. Anda paling bijaksana, penuh pengetahuan, di dunia ini tidak ada orang yang bisa menandingi kebijaksanaan Anda, Anda punya kebijaksanaan tertinggi. Tapi sayang sekali, Anda tidak akan memiliki apa pun.
Anda meminta-minta, atau sekalipun berpindapatta, tidak ada yang memberikan sedekah kepada Anda. Kenapa demikian? Sebab dalam kehidupan lampau Anda sama sekali tidak menjalin jodoh dengan orang lain, Anda tidak punya berkah, ini sangat mengenaskan.
Oleh karena itu, menurut pendapat Dvipadottama, Shakyamuni Buddha mengatakan kita mesti memupuk berkah dan kebijaksanaan. Jika kedua hal tersebut telah sempurna, berarti Anda adalah Dvipadottama.
Banyak orang datang mencari Mahaguru untuk konsultasi fisiognomi, "Saya ingin menjadi seorang salesman dari sebuah perusahaan asuransi." Atau ingin menjadi agen properti, di Amerika banyak orang Tionghoa yang menjadi agen properti. Banyak agen asuransi dan agen properti yang mencari saya.
Terlebih dahulu kita mengamati kebijaksanaannya, di mana kah kebijaksanaannya? Kebijaksanaan ada di mata. Untuk melihat apakah ia memiliki harta, mesti lihat apakah hidungnya punya gudang. Bukan 'cool', melainkan gudang harta. Dari matanya kita bisa tahu kebijaksanaan seseorang. Dari hidung bisa dilihat gudang hartanya.
Selain itu, mesti dilihat apakah ia berjodoh dengan para insan, ini sangat penting. Jika ia tidak berjodoh dengan para insan, menjadi seorang agen properti, bagaimana bisa ia memperkenalkan, bagaimana bisa mengerjakannya? Semua sia-sia belaka, hanya memboroskan bahan bakar kendaraan, tidak akan bermanfaat.
Jika Anda berjodoh dengan para insan, pekerjaan Anda akan sangat lancar. Apa yang tidak berhasil dilakukan oleh orang lain, begitu Anda melakukannya, langsung berhasil. Begitu orang melihat Anda, mereka langsung suka. Kenapa? Sebab pada wajahnya terdapat tanda jodoh yang baik dengan khalayak. Jodoh ada yang baik dan ada yang buruk. Jodoh yang baik akan mendatangkan berkah. Karena ia punya berkah, maka bisnisnya akan berhasil.
Jodoh yang buruk adalah jodoh yang tidak baik. Jodoh yang baik akan membuat usaha yang dijalankannya menjadi berhasil. Ada banyak orang yang bersedia mendukung, banyak orang yang suka membantunya, inilah jodoh yang baik.
Begitu saya melihatnya, orang yang datang bertanya kepada Mahaguru tidak punya jodoh dengan khalayak, ia mengatakan: "Saya ingin menjadi agen properti."
Begitu saya melihatnya : "Lebih baik tidak!"
Orang yang melihatnya akan merasa sebal, apa masih bisa menjadi seorang agen properti? Profesi itu perlu jodoh baik dengan khalayak. Ketahuilah, jika ingin berjodoh dengan khalayak, maka mesti punya tanda-tanda relasi baik di wajahnya, dan ini adalah sebuah berkah.
Pada umumnya, sebagai seorang bhiksu, bhiksuni, atau sebagai seorang Acarya, kelak Anda mesti menghadapi umat, ini juga tergantung berkah dan kebijaksanaan Anda.
Seorang tantrika sejati yang ingin membimbing para insan, perlu melihat jodoh Anda dengan para insan, perlu dilihat apakah Anda berjodoh dengan para insan, ini adalah berkah Anda. Anda juga perlu kebijaksanaan besar, dan daya tarik yang cukup. Selain punya kebijaksanaan besar, mesti berjodoh erat dengan insan, Acarya atau bhiksu / bhiksuni yang demikian sangat baik, inilah yang terbaik, ini adalah: "Dvipadottama".
Apabila tidak demikian, jika Anda kurang satu hal saja, meskipun Anda punya kebijaksanaan, tapi tidak punya berkah, tidak punya jodoh dengan para insan, maka lebih baik "Tidak usah!", tidak perlu, lebih baik pergi bertapa seorang diri di pedalaman gunung.
Jika wajah Anda memiliki tanda-tanda jodoh dengan para insan, dan Anda juga memiliki kebijaksanaan besar, berarti Anda adalah "Dvipadottama".
Oleh karena itulah bhavana sangat penting bagi kita, untuk memupuk berkah dan kebijaksanaan, karena tidak bisa hanya melatih salah satunya saja. Jika Anda hanya melatih salah satunya saja, kurang satu pun tidak akan bisa.
Oleh karena itulah Sang Buddha mengajarkan kepada kita untuk menjadi "Dvipadottama", Sang Buddha sendiri adalah "Dvipadottama". Kelak kita juga demikian, mesti memupuk berkah dan kebijaksanaan.
Om Mani Padme Hum.
Judul Asli :
602 兩足尊(二)