605 - Mencuri Ajaran (1)

Hari ini kita membahas "mencuri ajaran".

Dalam Tantra, banyak dibicarakan perihal "mencuri ajaran". Dalam Sutrayana tidak ada hal ini. Kenapa? Sebab dalam Tantra ada berbagai tataritual sadhana, ada sadhana tubuh, sadhana ucapan, dan sadhana pikiran, dan semua itu perlu diajarkan oleh Guru. Tanpa pengulasan dari Guru, akan sangat mudah terjadi penyimpangan.
 
Oleh karena itu, dalam Tantra ada istilah "mencuri ajaran", tanpa seorang Guru yang mengajarkan Dharma kepada Anda, dan Anda langsung belajar Tantra, Anda tidak punya Guru silsilah, berarti Anda mencuri ajaran.

Kenapa bisa demikian? Tentu saja ada sebabnya. Akan tetapi, memang tidak mudah untuk menemukan seorang Guru sejati. Semenjak agama Buddha masuk ke Dinasti Tang, terus sampai saat ini, di zaman dahulu sangat jarang ada seorang Guru, sehingga yang belajar Tantra sangat sedikit. 

Pada masa Dinasti Tang, pernah saya babarkan, ada Tiga Mahasattva perintis, yaitu: Vajrabodhi, Subhakarasimha, dan Amoghavajra. Selain itu, Bhiksu Chan Yixing juga belajar Tantra. Demikian pula dengan Sthavira Huiguo.

Tantra Timur di Jepang, karena adanya misi Jepang ke Tang Tiongkok, Mahabhiksu Kukai juga ikut misi Jepang ke Tang Tiongkok, dan sampai di Chang-an. Setibanya di Chang-an, beliau berguru kepada Sthavira Huiguo, barulah beliau memperoleh silsilah Tantra, dan kemudian kembali ke Jepang untuk membabarkannya. Dari sini kita dapat mengetahui, seperti zaman dahulu di Jepang, jika Anda ingin belajar Tantra, maka Anda mesti pergi ke Tiongkok, pergi ke Chang-an. Oleh karena itulah kita di masa kini sungguh sangat beruntung, sungguh memiliki berkah, sebab di zaman dahulu orang yang ingin belajar Tantra mesti menempuh perjalanan yang sangat jauh, barulah bisa menemukan seorang Guru. Bagaimana jika tidak bisa menemukan Guru ? Berarti tidak bisa belajar.

Sutrayana sangat mudah, tidak ada istilah mencuri ajaran. Asalkan Anda telah bersarana, Anda pun boleh mulai. Akan tetapi, berbeda dengan Tantra, karena Tantra menekuni sadhana, ada banyak detailnya, ada banyak bagian yang membutuhkan kiat khusus.

Sekarang ada banyak pustaka Tantra, jika Anda membaca buku dan langsung mempelajarinya, berarti Anda keliru. Membaca dan langsung mempelajarinya merupakan pelanggaran mencuri ajaran.

Apa sebabnya? Semisal hari ini, saat kita bersadhana, membunyikan ghanta, dan mengangkat vajra. Dalam membunyikan ghanta dan mengangkat vajra ada caranya, misalnya seperti gerakan ini (Mahaguru memperagakan).

Setelah membunyikan ghanta, Anda mengatakan: "Saya baca dalam buku ada disebutkan mengenai membunyikan ghanta dan mengangkat vajra.", Anda ikut-ikutan membunyikan ghanta dan mengangkat vajra, akan tetapi Anda tidak tahu makna di dalamnya. Makna di dalamnya mesti ditransmisikan secara lisan oleh seorang Guru, secara lisan menjelaskannya kepada Anda.

Seperti ini, berputar membentuk lingkaran, apa artinya? Menggerakkannya sepert ini, apa artinya? Mengangkatnya seperti ini, apa artinya? Mudra ini, apa artinya? (Mahaguru memperagakan) semua mesti dijelaskan. Jika Anda hanya baca buku, maka tidak akan bisa memahaminya dengan jelas.

Kita bisa memberitahu Anda, menggoyangkannya sepert ini (Mahaguru memperagakan) adalah santika; Menggoyangkan seperti ini (Mahaguru memperagakan) adalah abhicaruka; Menggoyangkan seperti ini (Mahaguru memperagakan) adalah vasikarana; Menggoyangkan seperti ini (Mahaguru memperagakan) adalah paustika. Di dalamnya mengandung banyak makna yang dalam, semua mesti dijelaskan satu-persatu oleh Vajracarya kepada Anda.

Apabila tidak ditransmisikan dari botol ke botol, berarti merupakan pelanggaran mencuri ajaran. Botol ke botol berarti dari mulut botol yang satu ke mulut botol yang lain. Transmisi dalam Tantra ibarat dari mulut botol yang satu ke mulut botol yang lain. Sebuah botol dengan sebuah botol, didalamnya terisi air. Dituangkan seperti ini, semua diterima, dengan demikian bukan merupakan pelanggaran mencuri ajaran. Jika tidak, akan menimbulkan kelalaian, sehingga sadhana Anda akan menyimpang, demikianlah pelanggaran mencuri ajaran.

Apalagi dalam Tantra Shingon, ada transmisi mantra. Anda tidak boleh hanya membaca teks mantra kemudian langsung menjapanya. Sebab ada kalanya mantra ada yang dilafal setengah nada, aksara ini hanya dijapa separuh, ada nada panjang, ada nada pendek. Anda mesti dengar penjapaan Guru, mulut menjapakan mantra, dan Anda mendengarnya, kemudian Anda ikut menjapanya, inilah suara mantra silsilah. Jika tidak, berarti termasuk pelanggaran mencuri ajaran.

Anda mengatakan: "Saya beli sebuah buku tentang mantra, dan saya pun langsung menjapanya, saya menjapanya sesuai dengan teks yang ada."

Di dalamnya ada setengah nada, ada nada panjang, ada nada pendek, bahkan ada suara hidung, "En" (Mahaguru memperagakan) ini adalah suara hidung. Dalam buku mantra tersebut, mana ada suara hidung?

Contohnya adalah Mantra Mahacakra Vajra, beberapa aksara di bagian belakang: "Om. Delamadi. Xida. Jiliya. Delan. Suoha." Demikianlah suara mantra ini. Apalagi saat Anda baca dua aksara: "De-lan", dan Anda pun menjapa: "De-lan", bahkan nadanya pun menjadi berbeda. "De-lan", "Lan" ini adalah nada panjang, "De" adalah nada pendek. Anda melihat dua aksara, semestinya dua aksara ini dilafalkan: "De-laan.", tapi Anda melafalkannya: "De-lan".

Oleh karena itu, belajar Tantra tidak boleh dari buku, ini adalah pelanggaran mencuri ajaran. Sebab, hanya suara mantra pun Anda tidak akan bisa menjapanya dengan tepat. Mesti ada Guru yang mentransmisikannya secara lisan kepada Anda.
 
Om Mani Padme Hum.

Judul Asli:
605
盜法罪(一)

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。