2017-08-19 Nidana Perputaran Angin Merupakan Fenomena yang Muncul Dalam Pelatihan Prana

undefined

Ceramah Lamdre ke-92 oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Puja Bakti Bersama Sadhana Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata, 19 Agustus 2017 di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple

Terlebih dahulu marilah kita bersembah puja pada segenap Guru Silsilah, sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Zhengkong, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Tri-ratna Mandala, sembah puja pada Istadevata puja bakti hari ini: Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata Timur.

Gurudara, para Acarya, Dharmacarya, Bhiksulama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet. Tamu agung yang hadir hari ini, Sdri. Judy, istri dari Dubes Liao Dongzhou dari Kedutaan Besar Taiwan di Swedia. Produser acara ‘Gei-ni dian-shang xin-deng’ di CTI Sdri. Xu Ya-qi. dr. Lin Shuhua. dr. Zhuang Junyao. Dr. Liang Chaofan, anggota Tim Profesor Doktor Zhenfo Zong. Sdri. Que Huiling , wakil dari Que Meisha anggota dewan Kota Taipei. Anggota Legislatif Kota Gaoxiong (terdahulu): Bpk. Wu Dengshu dan putrinya sdri. Wu Wenxuan. Selamat malam semuanya! Apa kabar semuanya! (Bahasa Mandarin) Apa kabar! Apa kabar semuanya! (Bahasa Kanton) Wugai! Wugaishai! (Bahasa Kanton: Terima kasih semuanya) 

Hari ini kita menekuni Astamahadinatha dalam Zhenfo Zong ‘True Buddha School’, bergiliran sesuai urutan, dan yang terakhir adalah Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata. Ikrar dari Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata sangat banyak, Beliau telah mengutarakan banyak ikrar, salah satu ikrarnya adalah, bertekad untuk menyembuhkan insan yang sakit. Di dunia fana ini, hampir setiap insan berpenyakit, setiap insan sedikit banyak memiliki sakit penyakit. Hari ini menekuni Sadhana Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata, bertepatan dengan ikrar Beliau yaitu berupaya untuk menyembuhkan mereka yang sedang sakit. Oleh karena itu, teristimewa kita memanjatkan permohonan kepada Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata, berdasarkan ikrar-Mu, supaya setiap insan di sini, bagi yang menderita sakit di batinnya, atau yang sedang memikirkan bagian tubuh yang sakit, Anda dapat mengetahuinya, kemudian menyingkirkan sakit-penyakitnya. Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata, mohon Anda memancarkan sinar adhisthana, supaya segenap siswa di sini dapat memperoleh pancaran terang Anda, sehingga segala sakit-penyakit dapat tersembuhkan.

◎ Dahulu sudah pernah saya ceritakan, saat itu saya menderita sakit parah, sampai saat jonggok merasa hampir mangkat. Saya ingat suatu ketika, saya memperoleh sakit bagian otak, saat itu saya berikrar. Berikrar di saat sakit, ingin pergi untuk berpradaksina di stupa dan vihara, dengan harapan supaya sakit-penyakit bisa tersembuhkan, berpradaksina berarti pradaksina tiga kali putaran, berpradaksina kepada vihara sebanyak 3 kali putaran, berpradaksina pada Buddha sebanyak 3 kali putaran, berharap supaya sakit ini teratasi. Saat itu, karena sakit kepala, seakan-akan otak akan merekah, begitu mengenakan sepatu, ketika jongkok untuk mengambil sepatu, saya seperti hampir mangkat, rasanya seperti akan berpulang, rasanya sangat tidak nyaman, merasa tidak tahan dingin dan panas, merasa sangat panas, akan tetapi, begitu pendingin udara bertiup, langsung sakit kepala seperti merekah, setelah mematikan pendingin udara, sekujur tubuh langsung terasa panas, merasa kepanasan dan kedinginan.

Saat itu saya duduk di kursi roda, ada yang membantu untuk mendorong kursi roda. Akhirnya saya pergi ke Korea, Korea Selatan, dari Seoul, ada sebuah tempat yang disebut Daegu, saya ingat sepertinya di Gyeongju, sebuah tempat bernama Daegu, saya pergi ke Palgongsan, Palgongsan artinya 8 sadhaka yang berbhavana di dalam gunung, disebut sebagai Palgongsan. Antar sadhaka tidak saling berinteraksi, 8 pertapa! Masing-masing merasa memiliki pencapaian bhavana yang sangat tinggi, akan tetapi masing-masing memiliki ikrarnya sendiri. Saya berkeliling sampai ke sebuah tempat yang disebut Daegu. Saya pernah berkunjung, sebuah nama yang pernah dilafalkan oleh semua orang: “Prabhutaratna Buddha”, saya pernah berparadaksina pada Stupa Prabhutaratna Buddha, ada sebuah vihara yang terdapat Stupa Prabhutaratna, saya juga pergi berpradaksina. Pada akhirnya, saya berpradaksina pada sebuah rupang Buddha raksasa, sebuah rupang Buddha yang sangat tinggi, ternyata adalah rupang Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata. Siapa yang pernah berkunjung ke sana, silakan angkat tangan? Pernah berkunjung ke Buddha raksasa di Korea Selatan itu? Xu Yaqi. Siapa lagi? Saya menulisnya di buku, apa judul buku itu? ‘Mengembara di Negeri Asing’. Sebenarnya saat itu sedang sakit, kemudian pergi berpradaksina pada stupa. Sebagian besar tempat di Jepang sudah pernah saya kunjungi. Korea belum pernah, akhirnya saat itu pergi ke sana, pergi berpradaksina pada stupa di Korea. Agama Buddha dari India tersebar ke Asia Tenggara, dari India juga tersebar masuk ke Tibet, dari India juga tersebar ke seluruh Tiongkok, kemudian dari Tiongkok ke Chaoxian (Korea), kemudian ke Jepang, sebagian besar wilayah penyebaran agama Buddha berada di berbagai negara di Asia Tenggara, Tibet, Tiongkok, Korea, dan Jepang.

◎ Saat itu saya berangkat dari Taiwan menuju ke Korea untuk berpradaksina pada stupa, berpradaksina di setiap tempat yang dikunjungi. Jadi saya juga berkunjung ke tempat Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathaghata (rupang Buddha raksasa), Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata sangat besar, saya pun bernamaskara dan memanjatkan doa kepada Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata, kemudian berparadaksina pada Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata. 

Rupang Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata ini sangat besar, di bagian belakang ada asisten Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata, yaitu Bhaisajyaraja Bodhisattva, Bhaisajyasamudgata Bodhisattva, Suryaprabha Bodhisattva, Candraprabha Bodhisattva, 12 Yaksasenapati, dan segenap Bodhisattva di sekeliling, semua diukir pada tembok yang melingkar di belakang. Saya menghaturkan hormat satu-persatu, usai memuja, pada saat perjalanan pulang di dalam bus, memejamkan mata. Biasanya demikianlah saya melihat Buddha, ketika mata saya terpejam, mendadak di hadapan mata ada lingkaran sinar, mirip dengan gerhana matahari total, ketika bulan menghalangi matahari, di sekelilingnya ada sinar, memancarkan banyak sinar emas. Setelah mata saya terpejam melihat sinar tersebut, halus dan bergetar, saya pun tahu, Buddha dan Bodhisattva akan menampakkan diri pada saya, saya pun melihatnya. Terlebih dahulu, saya melihat Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata, kemudian melihat Bhaisajyaraja Bodhisattva, Bhaisajyasamudgata Bodhisattva, Suryaprabha Bodhisattva, dan Candraprabha Bodhisattva, kemudian 12 Yaksasenapati, satu demi satu Yaksasenapati, kedua belas Yaksa muncul satu-persatu di dalam sinar. Saat itu, batin saya sangat tenang, sangat damai, saya mengatakan, penyakit saya ini pasti bisa sembuh. Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata memang merupakan penyembuh, jadi sakit saya ini pasti akan sembuh. Saya pun menjadi jauh lebih tenang. Dari Gyeongju kembali ke Seoul, dan naik pesawat kembali ke Taiwan. Seperti yang telah diduga, sakit pun sembuh, sembuh dengan sendirinya.

Yang dimaksud dengan penglihatan, bukan berarti Mahaguru sengaja ingin melihatnya, bukan: “Saya ingin lihat Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata”, saya juga tidak sering memohon untuk melihat Bodhisattva, tidak selalu harus seperti itu. Biarlah Beliau datang dan pergi dengan alamiah, tidak perlu memaksakan kehendak “Hari ini saya ingin lihat Bodhisattva ini dan itu.”, tidak ada yang demikian. Setelah saya berdoa dengan khusyuk kepada Beliau, datang atau tidak, semua adalah terserah kehendak Buddha dan Bodhisattva, saya tidak memaksakan kehendak. Ketika saya melihat Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata, saya pun berpikir: “Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata telah memperlihatkan diri kepada saya, saya pasti bisa sembuh.” Ini adalah sebuah kontak batin, saya telah ceritakan berulang kali, tiap kali membicarakan Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata, pasti akan menceritakan kisah ini. Kemudian, karena kalian mendengar kisah saya bahwa Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata itu sangat besar kontak batinnya, Bhiksuni Mingyi juga pergi ke sana, sdri. Yaqi juga pergi ke sana. Kabarnya di sana sdri. Yaqi berjumpa dengan siapa? Oh! Ketika Anda berdoa di sana, ada seekor burung yang terbang menghampiri, terbang dan hinggap di atas tangannya. Benar-benar kontak batin, kabarnya di sana Anda juga berjumpa dengan siswa Zhenfo Zong? Acarya Lianwei dari Taiwan juga ke sana, terima kasih! Semua berkat doa dari Anda semua, sehingga sakit ini dapat tersembuhkan.

undefined

Hari ini adalah Upacara Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata, dalam sutra Buddha ada disebutkan bahwa Aksobhya Buddha dari timur dengan Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata adalah sama dan hanya berbeda nama. Aksobhya Tathagata adalah Bu-dong Fo, Aksobhya Tathagata dan Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata hanya berbeda nama, akan tetapi satu substansi, semua adalah Buddha di timur.

Di sana ada sebuah alam suci yang sama termasyhurnya dengan Sukhavatiloka Barat, alam suci Vaiduryaprabha yang sangat termasyhur. Anda bisa memanjatkan permohonan kepada Beliau, memohon penyembuhan, Beliau juga mempunyai sadhana dari beberapa Buddha Bhaisajyaguru, tahukah Anda? Bagaimana dengan para Acarya? Disebut sebagai Sadhana Tantra dari 7 Buddha Bhaisajyaguru, bagi yang mohon penyembuhan bisa menekuni sadhana ini, sangat terkenal.

◎ Lanjutkan pengulasan Lamdre, hari itu telah diulas perihal tiga jenis anubhava; Tiga jenis nidana, tiga jenis anubhava telah usai diulas, dan tiga jenis nidana adalah: Nidana perputaran angin, nidana penglihatan, dan nidana mimpi. Baru saja saya melihat penjelasan di dalam, seharusnya tiga nidana ini ada penjelasannya. Demikianlah yang tertulis mengenai tiga nidana, nidana perputaran angin yang terutama membahas: “Mempertahankan batin membalikkan angin dan memutar prana, membalikkan angin memutar prana dapat lebih mempertahankan hati, daya ini digunakan untuk menghasilkan lompatan, goyang, sebar, dan jalin.” Bukankah tubuh kita mengandalkan prana? Demikianlah umat manusia, begitu tidak bisa bernapas, langsung meninggal dunia. Sangat cepat, dalam beberapa menit, apabila tidak bisa bernapas, langsung meninggal dunia. Dalam bhavana Tantra, “Nidana perputaran angin” yang terutama adalah membahas prana, fenomena yang dihasilkan dari prana.

Kita membahas prana, nadi, dan bindu, ini adalah bhavana dalam Tantra, merupakan trimula dalam Sadhana Internal, yaitu prana, nadi, dan bindu, “Nidana perputaran angin” adalah fenomena prana. Aksara “Rang” dalam Tantra berarti api, aksara “Yang” berarti angin, aksara “Kang” berarti angkasa. Pernah saya ceritakan, dahulu dalam sadhana, ketika saya berbaring di ranjang, “Rang” membangkitkan api dalam tubuh, membakar diri sendiri menjadi abu; Kemudian “Yang” membangkitkan angin besar, meniup semua abu ke angkasa; Sehingga di atas ranjang tidak ada orang lagi, “Kang” adalah sunya. “Rang”, “Yang”, “Kang”, “Rang” adalah api, “Yang” adalah angin, apabila Anda bisa menjapa “Rang”, “Yang”, “Kang”, berarti di atas ranjang tidak ada orang. Apabila orang meneluh Anda, ketika teluh datang di tengah malam, begitu melihat di ranjang tidak ada orang, maka teluh tidak akan mengenai Anda, Anda tidur dalam sinar terang di tengah angkasa, ini adalah Sadhana Tidur Dalam Terang. Saya pernah lakukan, “Rang”, api membakar diri sendiri menjadi abu; “Yang” angin besar bertiup, meniup semua abu ke angkasa; “Kang”, menjadi sunya; Setelah menjadi sunya, diri sendiri berubah menjadi sebuah vajra, dan vajra ini berbaring di atas ranjang.

◎ Saat saya berada di Malaysia, di sebuah hotel di Penang, mengubah diri sendiri menjadi vajra. Ada seorang dukun dari Malaysia, yaitu juru tenung, tahu bahwa saya menginap di sana, ia pun mengirimkan teluh! Mengirim beberapa tuyul, hantu berkepala besar, dengan taring yang tajam, dan saya sedang tidur, saya menjadi vajra, mereka datang menghampiri dan menggigit menggunakan giginya, Krak! Semua giginya patah, demikianlah anubhava yang muncul saat itu. Adakalanya saya menjadi vajra, adakalanya menjadi sunya. Sekarang, ketika hendak tidur di malam hari, terlebih dahulu melafal Nama Buddha, “Om”, seutas sinar putih terpancar ke angkasa, di bagian tenggorokan muncul sinar merah, “A”, cakra visuddha memancarkan sinar merah ke angkasa, “Hum” sinar biru terpancar ke angkasa, ketiga sinar ini terpancar ke angkasa, kemudian, aksara “Pang” yang dapat memunculkan padma, saya menggunakan aksara “Pan” menjadi jala sinar, sebuah kelambu sinar, ada warna putih, biru, dan merah, turun dari angkasa, menaungi saya.  Ini juga merupakan sebuah cara bhavana, saya tidur dalam jala sinar, makhluk lain tidak bisa masuk. Ada banyak metode untuk tidur, bisa mengubah diri sendiri menjadi angkasa, bisa mengubah diri sendiri menjadi vajra, bisa juga menggunakan jala sinar untuk menaungi diri sendiri, cukup pilih salah satu saja. 

Ini tergolong dalam “Nidana perputaran angin”, semua menggunakan prana, menggunakan prana dari tubuh Anda sendiri. Apa manfaat dari prana ini? Bisa bergoyang. Seperti yang saya katakan minggu lalu, ketika prana muncul (Mahaguru memperagakan), ia akan bergoyang sendiri, bukan saya yang menggoyangkannya, ia sendiri yang goyang, asalkan prana Anda kerahkan, maka akan bergoyang. Kita tiap siswa ‘True Buddha School’ Zhenfo Zong mesti bisa simabandhana, setiap malam saya melakukan simabandhana untuk Gurudara. Bagaimana caranya? Yang pertama, mengundang Mahadewi Yaochi, Mahadewi Yaochi muncul, kemudian, menggunakan tangan untuk menekan kening Gurudara, tekan sekali: “Mahadewi Yaochi mengadhisthana Anda.” Setelah mengadhisthana, kedua tangan saya membentuk: “Mohon adhisthana Mahadewi Yaochi.”, tangan pun bergerak sendiri, terlebih dahulu saya mengadhisthana ranjangnya, kemudian mengadhisthana tubuhnya, setelah semua diadhisthana, saya mulai menjapa: “Namo Sanmanduo. Mutuonan. Warila. Lan . Han.” Mengadhisthana jendelanya, “Namo Sanmanduo. Mutuonan. Warila. Lan. Han. Namo Sanmanduo. Mutuonan. Warila. Lan. Han. Namo Sanmanduo. Mutuonan. Warila. Lan. Han….” Kemudian ke arah angkasa: “Om. Mahabalaya. Hum Hum Pei. Om. Mahabalaya. Hum Hum Pei. Om. Mahabalaya. Hum Hum Pei….” Mengadhisthana seperti ini, mengadhisthana jendela, pintu kamar, semua menggunakan Acalanatha Vidyaraja, dan atap rumah semua diadhisthana menggunakan Mahabala Vajra, ada Mahabala Vajra dan Acalanatha Vidyaraja; Saya menggunakan Mahadewi Yaochi untuk mengadhisthana tubuh dan ranjangnya. Ketika beliau pergi ke Sacramento True Buddha Temple di California, saya tidak membantunya untuk melakukan adhisthana, beliau sendiri bisa tidur sangat nyenyak. Begitu kembali ke Arama Nanshan, saya mengatakan: “Karena di Sacramento True Buddha Temple tanpa adhisthana pun Anda bisa tidur nyenyak, maka sekarang Anda langsung tidur saja! Saya tidak perlu mengadhisthana.” , “Setelah berapa hari Anda tidak bisa tidur lagi?” 5 hari,  5 hari setelah kembali, tidak bisa tidur lagi, sangat parah, tiap kali tidak bisa tidur, ia akan mengambil selimut pergi ke dapur, di sana ada sebuah sofa di ruang keluarga yang kecil, ia berbaring dan tidur di sana, ia bisa tidur, tapi berbaring di ranjang malah tidak bisa tidur.

◎ Semenjak Gurudara tidak bisa tidur di hari itu, saya mulai lagi mengadhisthananya, dan beliau bisa tidur nyenyak sampai hari ini. Benar tidak? Jika terjadi sesuatu, saya mesti membantunya melakukan adhisthana dan simabandhana, dan beliau pun akan tidur dengan nyenyak. Saya sendiri tidak perlu, adakalanya, saya akan lakukan simabandhana jika saya ingin, jika tidak, saya akan gunakan jala sinar, “Om. A. Hum”, berubah menjadi sebuah jala yang menaungi saya, saya mengadhisthana ranjang saya sendiri, pintu dan jendela, melakukan sama seperti untuk Gurudara. Tangan bergerak sendiri mengadhisthana, inilah “Nidana perputaran angin”, mengadhisthana dengan menggunakan daya prana, ia akan loncat sendiri, goyang sendiri, gerak sendiri, semua karena prana dalam tubuh.

Kita menyebut latihan prana sebagai latihan elemen angin, ini yang paling penting, yang pertama adalah prana mesti menembus nadi, ini yang paling penting, setelah nadi tengah tembus, dan tiada rintangan, prana dapat memenuhi sekujur tubuh, bahkan sampai pada tiap pori-pori Anda. Dalam Tantra, berapa jumlah nadi tubuh kita? Nadi yang yang utama ada di kening, tenggorokan, ulu hati, perut, di cakra svadhisthana, dan cakra muladhara, juga di ubun-ubun, ini disebut tiga cakra dan 7 nadi, cakra usnisa, cakra ajna, cakra visuddha, anahata, manipura, svadhisthana, dan muladhara, demikianlah seluruh nadi tengah tembus. Di sini, lokasi di mana syaraf kita paling banyak berpusat disebut sebagai sebuah cakra, yang paling penting adalah menembus nadi tengah, kemudian sampai nadi sekujur tubuh, sampai ujung jari dan pori-pori tubuh.

undefined

◎ Seperti tangan Mahaguru, berkat “Nidana perputaran angin” dan pelatihan prana, saat melakukan ramalan dewata, menekuk jari, sebenarnya itu menggunakan prana, asalkan prana mencapai tiap jari tangan, ketika prana ada di sana, maka ia akan bergerak sendiri, setelah prana disalurkan ke sana, ia akan bergerak sendiri, kemudian berputar dan menitik, dengan melihat titik tersebut, Mahaguru akan mengetahui apa yang diungkapkan kepada saya, dan bisa menilainya, ini semua tergolong dalam hal prana. Asalkan prana Anda saling terhubung dengan Buddha dan Bodhisattva, maka semua yang diprediksikan akan sangat akurat.

“Nidana perputaran angin” sangat banyak, gerakan jari tangan, gerakan saat beranjali, dan gerakan saat mengadhisthana, juga gerakan tubuh Anda, mata, dan telinga, lihatlah, gerakan telinga, apabila prana disalurkan ke telinga, maka kalian akan melihat telinga bergerak. Jadi prana disalurkan ke telinga, maka telinga akan bergerak, dan ketika prana berada di kepala, maka kepala akan memancarkan sinar, disalurkan ke tenggorokan, kemudian prana ditekan, sampai ke ulu hati, dan sampai ke cakra manipura. Sampai di cakra manipura, Anda simpan dalam cakra manipura, bisa membangkitkan api, istana di situ disebut Istana Prasavadharma, ini semua merupakan “Nidana perputaran angin”. Dalam Tantra ini sangat penting. Buddha Bodhisattva benar-benar melindungi, Mahaguru mengambil secarik fu, mengadhisthana fu, (Mahaguru memperagakan), ini berarti mengadhisthana fu, menyalurkan prana keluar untuk mengadhisthana fu. Ini adalah “Nidana penyaluran prana”! 

◎ Konon, di New York ada seorang siswa, Nama Dharma adalah Lian A, kenal? Bhiksuni Lian A dari True Buddha Diamond Temple New York (紐約金剛雷藏寺), pada tahun 2001, karena kurang hati-hati saat berjalan, ia terjatuh dan tangan kanannya patah, karena saat itu ia mengasuh 3 anak, maka ia mengirmkan putri bungsunya yang bernama Lisa ke XX School. Sehingga semenjak tahun 2002 sampai 2004, ia pergi ke San Francisco, yang pertama, untuk menjenguk putrinya yang bersekolah di sana. Yang kedua, pergi untuk mengikuti Upacara Pertobatan Kaisar Liang. Di antara tahun 2002 sampai 2004, usai upacara, hah? Lidah tidak bisa digerakkan, bicaranya tidak jelas, lidahnya kaku, lidah yang kaku merupakan pengaruh elemen angin, karena prana tidak tersalur sampai ke lidah. Karena lidahnya kaku, maka bicaranya menjadi tidak jelas, ia pun bertanya kepada sdri. Shi, umat dari New York: “Apa yang terjadi kepada saya? Setelah Upacara Pertobatan Kaisar Liang, lidah saya menjadi kaku.” Sdri. Shi menjawab: “Mungkin Anda terkena stroke.” Dokter pengobatan tradisional Tiongkok yang paling ahli dalam hal ini, sesungguhnya, tanda-tanda stroke adalah lidah Anda menjadi kaku, bicara tidak jelas, mulai dari sini, sudah ada sedikit sumbatan. Sepulangnya, ia periksa ke banyak dokter, dokter pengobatan tradisional Tiongkok, dokter barat, menjalani tomografi, sekujur tubuh, bagian otak, pemeriksaan jantung, semua telah diperiksa, tidak bisa ditemukan penyebabnya, tapi kenapa mendadak ia tidak jelas bicaranya.

◎ Sampai pada Juni 2006, ia mendengar kabar setelah saya keluar dari pertapaan akan berkunjung ke True Buddha Diamond Temple untuk abhiseka altar, Bhiksuni Lian A menulis surat kepada saya, ia menuturkan kondisinya, saat itu Mahaguru menggambar 3 lembar fu, menggunakan daya dari “Nidana perputaran angin” untuk mengadhisthana fu tersebut dan diberikan kepadanya. Setelah ia mengonsumsi 3 lembar fu itu, lidah pun menjadi normal kembali. Ia mengalaminya selama 4 tahun, lidahnya tidak wajar, dan bicara tidak jelas. 4 tahun lamanya! Bukan 4 hari atau 4 bulan, bukan! Melainkan 4 tahun, bicaranya tidak lancar, lidahnya kaku dan tidak bisa digunakan dengan baik, akhirnya setelah mengonsumsi 3 lembar fu, ia pun sembuh total. Ini adalah kontak batin yang pertama.

Kontak batin Bhiksuni Lian A yang kedua, kontak batin ini kurang baik. Kontak batin yang pertama, menurut saya saat ia melakukan Pertobatan Kaisar Liang, ia kesambet, sehingga selama 4 tahun bicaranya tidak jelas. Saya mendapati sebuah fenomena, ada beberapa orang yang bicaranya tidak jelas, seperti Lianhua Zheng A, bibirnya terus bergetar, semenjak ia berhubungan dengan XX, bibirnya terus bergetar tanpa henti, seperti paruh burung, terus bergetar, sudah kesambet. Yang dialami Bhiksuni Lian A juga sama, selain itu, ada satu lagi, begitu Meng A kerasukan, saat bicara bibirnya seperti ini, ada lagi, Liao AA dari Perkumpulan Kebaktian Hualian, ia naik mimbar untuk bicara tapi tidak bisa, bibirnya juga begini. Dikhawatirkan Bhiksuni Lian A juga sama, dalam kesan saya, ada beberapa orang yang kesambet, bicaranya begini, bibirnya miring dan bergetar, ada fenomena seperti ini, karena hantu dari Pasukan XX menempel pada tubuhnya. Meng A juga demikian, dulu begitu melihat saya, ia langsung sembunyi di dalam mobil, (Mahaguru memperagakan), begitu saya menghampiri, ia begini, beberapa orang mengalami kondisi kesambet.

◎ Kontak batin yang kedua yang dialami Bhiksuni Lian A tidaklah baik. XX menyuruh seorang bhiksunya untuk memberikan sebuah papan Pasukan XX kepada Bhiksuni Lian A, ia minta Bhiksuni Lian A mempersemayamkannya: “Papan arwah ini mesti Anda semayamkan di samping Dewa Bumi.” Bhiksu dari XX yang menyampaikan pesan dari XX, minta supaya Bhiksuni Lian A membawanya pulang dan mempersemayamkannya di samping Dewa Bumi, ia pun membawanya pulang dan mempersemayamkannya. Baru saja disemayamkan, ibu mertuanya langsung meninggal dunia.

Ini adalah kenyataan! Bhiksuni Lian A ada di Diamond Temple New York, begitu papan Pasukan XX disemayamkan, langsung ada yang meninggal. Kemudian? Suaminya dari Brasil kembali ke New York, dan ia baru saja mempersemayamkan papan tersebut beberapa hari saja, begitu suaminya keluar, ia langsung tertabrak mobil. Setelah tertabrak, ia pingsan, dilarikan ke rumah sakit, kemudian dilakukan pertolongan pertama, berupaya keras untuk menyelamatkan nyawanya, pada akhirnya, untung masih bisa tertolong. Ibu mertua dari Bhiksuni Lian A, begitu papan Pasukan XX disemayamkan, ia langsung meninggal dunia. Beberapa hari kemudian, suaminya mengalami kecelakaan, ia baru beberapa hari saja dari Brasil kembali ke New York dan langsung mengalami kecelakaan! Terjadi banyak bencana dalam keluarga, kita juga tidak perlu terlalu banyak membahasnya. Begitu Bhiksuni Lian A melihat papan tersebut, begitu disemayamkan, ibunya langsung meninggal dunia, begitu suaminya pulang langsung kecelakaan, muncul banyak masalah, ia langsung ambil papan tersebut. Dibuang kemana? Dibakar, setelah dibakar, barulah keluarganya menjadi tenteram kembali. Lihatlah, ada berapa banyak di dalam vihara kita? Ada berapa banyak papan itu di Rainbow Vila? Semua papan itu berasal dari mereka. Di vihara, cetiya, dan perkumpulan kebaktian di seluruh dunia, semua ada papan dari mereka. Aneh sekali, tiap kali papan itu disemayamkan, langsung terjadi peristiwa aneh. Buat apa mempersemayamkan papan itu ke setiap negara? Bahkan dilakukan tanpa persetujuan dari vihara, cetiya, dan perkumpulan kebaktian, apakah perbuatan XX ini diperbolehkan? Taiwan Lei Tsang Temple menemukan 5 papan, semua tertulis 10 penjuru arwah gentayangan, atau Pasukan XX, jumlahnya ada 5 papan. Florida yang sangat jauh pun, di sana ada sebuah vihara, disebut True Buddha Florida St. Dak Tong, saya bertanya, vihara kalian di Florida sangat jauh, seharusnya tidak akan ada papan itu? Tak disangka, Acarya itu memberitahu saya: “Di tempatnya ada 10 papan!” Bukankah di Cheng Yin Tang Belanda juga ada? Bhiksu di sana mengalami gangguan jiwa, dan dikirimkan ke rumah sakit jiwa; Kemudian, keponakan seorang pengurus, begitu masuk cetiya, juga mengalami gangguan jiwa. Selain itu, ada satu lagi, hanya 2 lantai! Ia loncat dari lantai 2, seorang wanita loncat dan tidak tewas, yang pertama tidak tewas, semua masih belum perhatikan, ia pun kembali loncat lagi untuk yang kedua kalinya, yang kedua kali ini ia baru tewas. Di sana juga disemayamkan papan tersebut. Ada lagi yang ketiga, Anda lupa, saya juga lupa, juga mengenai XX. XX mempersemayamkan papan semacam itu ke Ksitigarbhasala vihara lain, semestinya minta izin terlebih dahulu kepada pengurus vihara, ia bahkan tidak minta izin dan langsung mempersemayamkannya, apakah itu perbuatan benar? Tidak masuk akal! Anda mempersemayamkan papan hantu di seluruh dunia, di Indonesia juga ada, di Malaysia juga ada, yang kesambet banyak sekali.

undefined

Tiap kali saya kembali ke Taiwan, “Baiklah! Purifikasi.” Ada banyak sekali, ada ratusan yang ingin masuk untuk purifikasi, daya angin saya tidak cukup! Dengan upaya keras memberi tepukan! Terus menepuk 20 sekian kali, saya pun….., tangan ini hampir tidak berdaya lagi. Sekali tepuk 20 sekian kali, parah sekali! Barisan di belakang masih panjang! Ada 1 dari Taiwan, wanita yang tinggal di Taipei, begitu masuk langsung mengatakan: “Aku tidak mau mati, aku tidak mau mati….” Saya mengatakan: “Mahaguru tidak meminta Anda untuk mati!

Kenapa Anda terus berteriak Anda tidak mau mati?” Ia menuturkan: “Sepanjang hari hantu terus berbisik kepada saya menyuruh saya mati!” Sepanjang hari ada hantu yang menyuruhnya mati!  “Kenapa Anda sangat takut mati?” , “Karena kakak saya tewas loncat dari gedung, kakak saya adalah sukarelawan di sana (XX)! Saya juga menjadi sukarelawan di sana! Setiap hari hantu berbisik kepada saya minta saya mati, membuat saya hampir gila!” Begitu masuk ia langsung menangis! Saat itu, ada beberapa orang yang melihat peristiwa ini? Acarya Lianyu (蓮伃上師) juga lihat ? Apakah Anda melihat orang yang mengatakan tidak mau mati itu?! Wanita itu mengatakan bahwa XX meneleponnya: “Kenapa Anda tidak kembali menjadi sukarelawan di sini?” , Ia menjawab: “Hantu sudah ribut ingin saya mati, jiwa ini terasa hampir hancur, apakah masih bisa menjadi sukarelawan?” Juga sdr. Yang dan istrinya, istri dan kakaknya, mereka bertiga, semua telah menjadi sukarelawan di Yayasan X Lotus di Taiwan selama 3 tahun, dan ketiganya terkena serangan hawa buruk. Thubten Ksiti juga pernah pergi sekali bersama ibunya, sepulangnya, mereka berdua terkena hawa buruk. Siapa lagi? Ini dan itu… banyak sekali. Hanya pergi sekali langsung tidak bisa tidur, yang pertama, mereka membuat Anda tidak bisa tidur. Thubten Ksiti adalah seorang anak-anak, masih duduk di bangku sekolah, masih berusia belasan tahun, ia juga mengalami insomnia. Bagaimana mungkin anak-anak mengalami insomnia? Kalau orang tua masih mungkin, seorang anak yang masih bersekolah, juga bisa insomnia? Saya pun menanyai Thubten Ksiti: “Kenapa muka Anda hitam seperti itu?” Ia menjawab: “Sebab beberapa hari ini ada pelajaran olahraga, semua dilakukan di lapangan, jadi saya pun menjadi hitam.” Ia tidak berterus terang kepada saya, mukanya menghitam karena insomnia di malam hari. Saya memberitahunya: “Sebenarnya karena apa?” Ia pun menceritakan bahwa sepulangnya dari sana, ia dan ibunya langsung mengalami insomnia. Kemudian, saya pergi ke rumahnya, membersihkan altar di rumahnya, dan mengusir hantu. Berapa orang yang mengalami masalah ini? Dan XX masih saja memuja hantu! Selain itu, masih ada 2, saya tidak mau sebut nama mereka.

◎ Ia pindah rumah baru, ada orang yang memperkenalkan mereka untuk mengundang 2 orang bhiksu dan bhiksuni untuk menginisiasi altar di rumah mereka, setelah diinisiasi, sang ibu dan putrinya tidak bisa tidur, setiap malam mengalami insomnia, raut wajahnya juga sama, keduanya menghitam. Sampai di Taiwan Lei Tsang Temple, saya melihat: “Apa yang terjadi pada Anda? Kenapa cahaya di wajah kalian pudar?” Dahulu wajah mereka bercahaya, sekarang tidak lagi, sekarang menjadi hitam, menjadi wajah hantu. “Apa yang terjadi?” Mereka mengisahkan bahwa mereka pindah rumah baru, dan menjadi seperti itu. Saya bertanya: “Siapa yang menginisiasi altar kalian?” Saya pergi ke rumah mereka, di altarnya bersemayam 5 hantu, saya pun mengusirnya, dan memberikan abhiseka ulang untuk altarnya, barulah mereka pulih. Saya tidak mau sebut nama mereka, akan tetapi 2 orang yang datang menginisiasi altar mereka adalah anggota dari 16 bhiksu bhiksuni di tempat XX. Setelah diinisiasi, ternyata 5 hantu yang bersemayam di sana.

Syukurlah Mahaguru punya “Nidana perputaran angin”, “Nidana perputaran angin” milik Mahaguru adalah nidana yang sejati, saya pun mengabhiseka ulang altarnya, mengadhisthana ulang, dan membersihkannya, serta mengusir kelima hantu. Benar-benar membuat saya kesal! Saya memberikan purifikasi sampai tangan saya lemas, untunglah kembali ke Seattle bisa beristirahat. Setiap hari masih ada yang datang mohon purifikasi, bukan sekian ratus orang, melainkan selalu 5 atau 6 orang. Di Taiwan, luar biasa, semua dari Asia Tenggara juga berdatangan, mesti purifikasi sampai berapa lama? Apakah itu masih termasuk jalan benar? Apakah benar? Apakah jalan kebenaran? Sudah berapa orang yang dicelakai karena mereka memelihara hantu? Sudah berapa orang yang loncat dari gedung? Sudah berapa orang yang bunuh diri? Di Seattle juga ada yang bunuh diri! Setiap hari hantu berbisik kepadanya: “Mati saja kamu!”, ayah dari Acarya Liandong juga demikian! Tanpa adhisthana saya, ayah dari Acarya Liandong juga bisa tewas. Syukurlah Mahaguru punya “Nidana perputaran angin”, angin bisa berputar leluasa dalam tubuh, ia bisa bergetar, lompat, dan bergoyang, inilah “Nidana perputaran angin”, salah satu dari 3 jenis nidana. 

Aduh! Xu Ruigang telah tewas, ia dari Seattle Ling Shen Ching Tze Temple. Selain itu, ada yang bermarga Chen, tapi mengalami sakit jiwa, ia sekolah di luar negeri. Ada satu lagi yang aneh, semua kerasukan mara, mereka berada di San Francisco. Siapa nama orang yang dahulu pernah datang? Ia pernah datang ke Seattle, tapi, ia tidak menceritakan masalahnya, akhirnya, ia kembali ke San Francisco, ia dijaga oleh kekasihnya. Keluarganya?! Ibunya menjadi sukarelawan di sana, ia juga menjadi sukarelawan di sana, ibunya juga jatuh sakit, ayahnya juga berbaring di ranjang, mengalami gangguan kejiwaan, adiknya juga mengalami gangguan jiwa, ia diusir ketika menjalani wajib militer: “Anda mengalami gangguan jiwa, tidak perlu menjalani wajib militer.” Ia sendiri juga terkena. Ibunya ada di Perkumpulan Kebaktian Sanchong, muncul bersaksi, terus menangis, karena seluruh anggota keluarga terkena imbasnya. Coba lihat! Ia juga pernah ke Seattle, ia tidak bicara kepada saya, ia sudah terkena hawa buruk, tapi tidak cerita kepada saya? Apabila saya tahu, mungkin setelah saya mengadhisthana dan memberikan purifikasi kepadanya, ia pun akan membaik. Ia sama sekali tidak cerita, datang kemari, diam saja, kemudian pergi. Semoga Mahadewi Yaochi dan para Buddha Bodhisattva memberikan bantuan, supaya Mahaguru Lu memiliki tenaga untuk menyapu bersih semua roh jahat itu; Panjatkan permohonan pada Bhaisajyaguruvaiduryaprabha Tathagata untuk mengadhisthana semuanya, semoga bagi mereka yang menderita sakit kejiwaan, atau sakit karena makhluk halus, semua dapat kembali bersih.

Om Mani Padme Hum.

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。