Prana Ibarat Mobil - Kesadaran Ibarat Pengemudi - Nadi Ibarat Jalan - Bindu Ibarat Barang yang Diangkut
Ceramah Lamdre ke-192 oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Upacara Agung Homa Maitreya Bodhisattva, 5 Februari 2019 di Taiwan Lei Tsang Temple (台灣雷藏寺)
Terlebih dahulu kita bersembah puja kepada segenap Guru Silsilah : Sembah puja kepada Bhiksu Liaoming, sembah puja kepada Guru Sakya Zhengkong, sembah puja kepada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja kepada Guru Thubten Dhargye, sembah puja kepada Tri-ratna Mandala, sembah puja kepada Adhinatha homa hari ini : Maitreya Bodhisattva.
Gurudara, Thubten Ksiti Rinpoche, para Acarya, Dharmacarya, Bhiksulama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet. Tamu agung yang hadir hari ini antara lain : Akademisi Academy of Sinica Prof. Zhu Shi-yi dan istri Ibu Chen Wenwen ; Sekjen Pemerintah Provinsi Taiwan ( terdahulu ) Zheng Pei-fu, dan istri : Ibu Han Wuzhen ; Penasihat hukum TBF : pengacara Lu Wenxiang ; Segenap anggota Tim Akademisi dan Tim Medis Zhenfo Zong ; Seniman pahat kayu : Bapak Jian Zhengxing ; Teman alumni perguruan tinggi Mahaguru : Bapak Zhu Jinshui dan istri Chen Zexia ; Ketua Lotus Light Charity Society pusat dan produser 9 Tingkat Dzogchen, Lamdre, dan Sutra Paribodhi : Acarya Lianyue (蓮悅上師), pemandu acara : Acarya Lianhai (蓮海上師) dan Sdri. Pei Jun ; Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. Xu Yaqi ; Kakak tertua dari Mahaguru : Ibu Lu Shengmei, kakak ketiga : Ibu Lu Guoying dan suami : bapak Li Hetong .
Terima kasih kepada para donatur konsumsi, Sdri. Peng Huixin sebesar NT$ 100 ribu, Sdr. Jian Lianfu sebesar NT$ 100 ribu, Sdr. Ma Jinming sebesar NT$ 100 ribu, Sdri. Liang Ziling sebesar NT$ 100 ribu, Sdr. Wen Xuanheng sebesar NT$ 100 ribu, Sdri. Huo Lijuan sebesar NT$ 100 ribu, Cetiya Fasheng sebesar NT$ 100 ribu, Sdri. Chen Yumei sebesar NT$ 100 ribu, Sdri. Chen Qiaoqin sebesar NT$ 100 ribu.
Selamat siang semuanya ! Apa kabar semuanya ! ( Mahaguru menyapa semua dengan menggunakan bahasa dari berbagai negara )
Hari ini adalah hari jadi Maitreya Bodhisattva, dan bertepatan dengan tanggal 1 bulan 1 Imlek, maka kita nyanyikan lagu ulang tahun untuk Maitreya Bodhisattva ( Mahaguru menyanyikan lagu ‘Selamat Ulang Tahun’ dalam bahasa Indonesia ) ini dinyanyikan untuk Maitreya Bodhisattva.
Hari ini adalah hari pertama tahun baru Imlek, mesti memanjatkan doa untuk ketenteraman, saya telah membabarkan satu gatha :
天圓地方,
Tiān yuán dì fāng,
律令九章,
lǜ lìng jiǔ zhāng,
大年初一,
dà nián chū yī,
一年平安。
yī nián píng'ān.
Mengucapkan kepada semuanya : Selamat Tahun Baru Imlek, sepanjang tahun tenteram. “Happy New Year !” Selamat ulang tahun Maitreya Bodhisattva, selamat tahun baru semuanya ! Apakah hari ini ada umat dari Vietnam ? “cảm ơn” ( Bahasa Vietnam : Terima kasih )
Hari ini adalah Upacara Maitreya Bodhisattva. Hampir saja lupa, perlu juga mengucapkan selamat tahun baru kepada XX. Sebab saya sangat berterima kasih kepadanya, selama 10 tahun berturut-turut ia mengatai Guru Lu akan mangkat di usia 73 tahun, apa maksudnya ? “Seventy three, he will die !” ( Di usia 73 tahun, ia pasti meninggal dunia ). Saya ingin berterima kasih atas dorongan semangat dan pujian dari dia, sudah mengatai Guru selama 10 tahun, ini adalah suatu hal yang sangat parah, jika bukan diucapkan dengan serius, maka ia tidak akan mengatai saya selama 10 tahun, bahwa pada usia 73 tahun pasti akan mangkat.
Hari ini adalah hari pertama tahun baru Imlek di Taiwan, usia Taiwan saya telah mencapai 75 tahun. Terima kasih Anda telah mencelakai saya, sehingga saya semakin sungguh-sungguh bersadhana, dan sangat berhati-hati dalam beraktivitas, bahkan naik turun tangga pun sangat hati-hati, dan karena khawatir terpeleset maka tidak lagi mandi menggunakan sabun batangan, dalam menangani segala sesuatu juga lebih lembut, tidak boleh terlalu keras. Laozi mengatakan : “Laozi tidak boleh keras.” Tidak boleh terlalu keras, harus lembut. Anda mengatai saya ( mangkat ) di usia 73 tahun, usia Barat atau usia Taiwan ? Tidak peduli yang mana, semua sudah lewat.
Oleh karena itu, sekarang saya ingin mempertanyakan ucapan Anda, “Guru Lu akan mangkat pada usia 73 tahun.”, apa maksudnya ? Saya sungguh tidak paham. Anda mengatai saya selama 10 tahun dengan sangat yakin, dan akhirnya tidak akurat ; Mengatai saya selama 10 tahun pun tidak akurat, berarti yang lain, yang diucapkan hanya 1 kali lebih tidak akurat lagi. Jadi sekarang saya tidak bisa mengungkapkan sebabnya, lebih baik saya berikan tiga kata kepada Anda : “Do Re Mi.” ( Do Re Mi = Omong kosong )
XX Anda harus perhatikan, pada hari pertama tahun baru Imlek tiap tahun, Anda harus lihat acara ini, saya pasti memberi Anda : “Do Re Mi”. Kemudian, apa lagi ? Tidak ada lagi. Saya tidak mengerti, kenapa ia mengatai saya selama 10 tahun, bahkan 10 tahun berturut-turut pun tidak akurat. Apakah Anda ingin supaya saya berhati-hati saat turun dari tangga ? Atau saat mandi harus berhati-hati lantai licin ? Atau saat berkendara ? Atau saat apa ? Tapi semua sudah berlalu, benar tidak !
Mulai sekarang : Turun tangga jangan berhati-hati, kemudian saat mandi, walau lantai licin, saya juga tidak hati-hati . . . . ( Acarya mengatakan : Jangan ) Hah ? Jangan ? Harus hati-hati ? Hati saya sangat besar, mana boleh hati-hati ? ( Xiaoxin / hati-hati homofon dengan hati kecil ), baiklah, tidak usah dibahas lagi. Singkat kata, “Do Re Mi” sudah lewat, terima kasih hari ini Acarya Huijun telah mengingatkan saya.
Hari ini kita mengulas tentang Maitreya Bodhisattva. Baik sekali ! Homa kita sangat sukses ! Maitreya Bodhisattva memandu semua parivar-Nya dari Surga Tushita turun ke dunia saha, turun ke Taiwan Lei Tsang Temple untuk mengadhisthana semua umat. Saya melihatnya sendiri, tiada dusta, tidak membohongi kalian. Sesungguhnya, Maitreya Bodhisattva menggunakan semua amrta yang berharga dari bagian dalam Maitreya-sala untuk dianugerahkan kepada kita semua. Jika kalian bisa mengambil gambar, maka amrta tersebut berbentuk garis demi garis, kamera dapat menangkap tetes-tetes tirta dari angkasa, kalian bisa memotretnya.
Tiap kali upacara selalu ada cahaya Prajna memenuhi angkasa, saat ini, berhasil memotret cahaya Prajna, bukan lagi suatu hal yang langka, kalian mesti memotret amrta tirta, inilah yang langka. Semoga saat kalian memotret ke arah angkasa, dapat mendapatkan gambar amrta tirta yang terus mengabhiseka ke bawah seperti hujan, air tercurah, semua dapat berbasuh dalam cahaya terang amrta tirta. Demikianlah Maitreya Bodhisattva memperlihatkan curahan amrta tirta kepada saya.
Maitreya Bodhisattva adalah Bodhisattva yang sangat agung, setara dengan Buddha, kita menyebutnya Maitreya Buddha atau Maitreya Bodhisattva, semua boleh. Bisa dibilang, di India hanya ada Madhyamika dan Vijnaptimatra, bacalah Abhisamayalankara, di dalamnya ada pemikiran Vijnaptimatra. Silsilah pemikiran Vijnaptimatra berasal dari Maitreya, Maitreya mentransmisikan kepada Asanga dan Vasubandhu, Asanga Bodhisattva dan Vasubandhu Bodhisattva menganut pandangan Vijnaptimatra. Kelak Maitreya Bodhisattva akan menitis ke dunia untuk mencapai Kebuddhaan, menyelenggarakan tiga persamuhan Nagapuspa untuk menyeberangkan semua makhluk, menggunakan abhijna Vijnaptimatra untuk menyeberangkan semua makhluk, inilah 3 persamuhan Nagapuspa dari Maitreya Bodhisattva.
Kita tahu, Avalokitesvara Bodhisattva, Manjusri Bodhisattva, Samantabhadra Bodhisattva, Ksitigarbha Bodhisattva, Maitreya Bodhisattva, Akasagarbha Bodhisattva, Vajrapani Bodhisattva, dan Sarvanivaranaviskambhin Bodhisattva adalah Astamahabodhisattva ( 8 Bodhisattva Agung ), Maitreya Bodhisattva ada dalam jajaran tersebut, Beliau adalah Bodhisattva yang sangat agung. Saat ini Beliau hadir langsung di Taiwan Lei Tsang Temple ini, bersama parivar-Nya mencurahkan amrta, yang hari ini tidak hadir berarti tidak memperoleh abhiseka amrta, tidak memiliki abhiseka dari Maitreya Bodhisattva. Semua yang hadir hari ini memperoleh abhiseka amrta dari Maitreya Bodhisattva. Semoga semua yang hadir hari ini selalu sehat sentosa sepanjang tahun ini.
Di Tiongkok ada Bhiksu Budai, di saat hendak mangkat, Ia menulis sebuah gatha yang menyatakan bahwa Ia adalah titisan Maitreya Bodhisattva : Beliau menitis ke dunia saha, setelah menjalani satu kehidupan, kembali ke Surga Tusita. Oleh karena itu, Maitreya Bodhisattva dari Tiongkok berwujud tiga bulat, apa artinya ? Sebab kepala-Nya sangat bulat, perut sangat bulat, dan postur tubuh-Nya juga bulat, maka disebut tiga bulat.
Tiga bulat ini berarti gemuk, jadi jangan meremehkan orang gemuk, sebab mungkin saja ia adalah titisan Maitreya Bodhisattva. Huijun tertawa paling keras, Maitreya Bodhisattva tiga bulat besar, sedangkan Anda adalah tiga bulat kecil, Anda tidak besar. Apakah di sini ada tiga bulat besar ? Masih tidak nampak ada tiga bulat besar. Maitreya Bodhisattva di Tiongkok benar-benar adalah Bhiksu Budai.
Maitreya Bodhisattva versi Tibet sangat tampan, bentuk tubuhnya juga terjaga sangat baik, Ia duduk di atas Dharmasana. Tadi yang barusan kita dengar adalah suara mantra Maitreya Bodhisattva, semua menjapa Mantra-Nya, boleh visualisasi Maitreya Bodhisattva yang berwujud tiga bulat besar, atau boleh juga visualisasi rupa Buddha Bodhisattva versi Tibet yang bertubuh langsing.
Menurut sepengetahuan saya, Ia sering membentuk empat macam mudra. Saya tahu mudra ini yang sering Ia bentuk, benar-benar ada mudra ini, mudra-Nya ini adalah “Ai Shiteru !” (Aku cinta kamu ) ; Maitreya Bodhisattva mencintai semua insan, tangan kanan membentuk “Ai Shiteru !”, tangan kiri ada di atas lutut kaki. Selain itu ada satu lagi mudra yang diketahui oleh semua, yaitu Mudra Dharmadesana Maitreya Bodhisattva ( Mahaguru memperagakan ). Je Tsongkhapa dan Y.A. Atisa juga membentuk Mudra Dharmadesana ini, Maitreya Bodhisattva juga Mudra Dharmadesana. Dengan demikian sudah 2 mudra.
Yang ketiga, Maitreya Bodhisattva punya Mudra Padmanjali ( Mahaguru memperagakan ). Yang keempat disebut Mudra Stupa. Huijun, apa yang disebut dengan stupa ? ( Acarya menjawab : “Stupa Buddha.” ) Karena Anda mengerti, dalam ujian kali ini, Anda lulus. Mudra stupa ini adalah mudra dari Usnisavijaya Bhagavati ( Mahaguru memperagakan mudra ). Jangan sampai keliru melafalnya menjadi ‘Stupid’, ini adalah ‘Stupa’.
Ingat : Maitreya Bodhisattva ada empat macam mudra, Anda boleh pilih salah satu, kemudian mengenang Beliau, mengenang Maitreya Bodhisattva, mulut menjapa Mantra Maitreya Bodhisattva, membentuk mudra-Nya, ini adalah Sadhana Istadevata Maitreya Bodhisattva. Selain itu, ada visualisasi awan putih Maitreya Bodhisattva, saya sudah pernah membabarkannya.
Sesungguhnya asal-usul Maitreya Bodhisattva sangat agung. Pada masa Tisya Buddha, Sakyamuni Buddha dan Maitreya Bodhisattva adalah dua bersaudara. Tisya Buddha mengamati nidana kelahiran mendatang, dan mendapati : Nidana Sakyamuni Buddha dalam menyeberangkan insan telah masak, maka meminta kepada Sakyamuni Buddha untuk terlebih dahulu menitis ke dunia saha. Jika ( nidana ) tidak demikian, maka mestinya yang menitis adalah Maitreya Bodhisattva, apa sebabnya ? Bhavana Maitreya Bodhisattva sangat sempurna, Beliau berdua adalah siswa dari Tisya Buddha, namun jodoh antara Sakyamuni Buddha dengan para insan masak terlebih dahulu, maka Beliau datang terlebih dahulu, baru kemudian kelak Maitreya Bodhisattva yang menitis ke dunia saha untuk mencapai Kebuddhaan.
Maka kelak Kebuddhaan Beliau disebut : Raja Buddha Mahaberdaulat, Beliau memiliki ‘power’ yang sangat besar, seperti Sang Buddha yang merintis Buddhisme, pemimpin spiritual yang sesungguhnya bagi agama Buddha adalah Sakyamuni Buddha. Kelak pemimpin spiritual yang kedua adalah Maitreya Bodhisattva. Sedangkan yang lain, Kebuddhaannya bukan Raja Buddha Mahaberdaulat, tergolong sebagai Buddha biasa. Berdasarkan hal ini, Sakyamuni Buddha adalah Raja Buddha Mahaberdaulat, Maitreya Bodhisattva juga Raja Buddha Mahaberdaulat, kelak insan yang Beliau seberangkan sangat banyak seperti insan yang diseberangkan oleh Sang Buddha, inilah Raja Buddha Mahaberdaulat.
Ketahuilah, Maitreya Bodhisattva punya banyak Nama : Maitreyah ( Yang Penuh Kasih ), Ajita, Aparajita dan lain sebagainya, semua adalah Nama-Nya. Maitreyah adalah karena bhavana Beliau membangkitkan welas asih, masuk dalam Samadhi Maitri, Beliau adalah Yang Penuh Kasih ; Sakyamuni Buddha adalah Mahawelas. Sakyamuni Buddha adalah Mahawelas, Maitreya Bodhisattva adalah Yang Mengasihi, maka disebut Welas Asih, kita orang Tionghoa menyebutnya welas asih, mengatakan : “Anda adalah orang yang sangat welas asih”, welas merepresentasikan Sakyamuni Buddha, kasih merepresentasikan Maitreya Bodhisattva.
Di mana kah Maitreya Bodhisattva ? Beliau berada di Surga Tusita, aula dalam Surga Tusita, dengan kata lain, secara lahiriah adalah Surga Tusita, akan tetapi bagian dalamnya adalah Maniloka yang tak terhingga, loka Maitreya sangat luas. Banyak yang belajar Vijanptimatra, atau yang ingin terlahir di Maitreyaloka, maka alam suci Maitreya adalah aula dalam Surga Tusita, disebut juga : Paramanandaloka.
Apakah semua tahu apa itu Vijnaptimatra ? Sebab Vijnaptimatra sangat penting. Sebenarnya dalam bhavana, kesadaran ( vijnana ) ini sangat penting, Tantra juga mengajarkan perihal kesadaran, Maitreya Bodhisattva juga mengajarkan Vijnaptimatra ( Hanya Kesadaran ). Kita tahu bahwa pada awalnya adalah : mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, dan pikiran, ini adalah sad-vijnana. Ada kesadaran kasar ( sad-vijnana ), ada kesadaran bawah sadar, yaitu manas, ini adalah kesadaran yang ketujuh. Kesadaran yang kedelapan adalah alaya, alaya sama dengan kesadaran Buddha, kesadaran yang paling halus. Mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, dan pikiran adalah kesadaran yang paling kasar, kemudian ada yang lebih halus, yaitu manas, lebih ke dalam lagi, di dalam kesadaran yang paling halus tersimpan Buddhata. Menurut ajaran Vijnaptimatra : Kesadaran kasar, kemudian kesadaran halus, berikutnya adalah kesadaran terhalus, dan kesadaran paling halus adalah Buddhata. Ini merupakan metode bhavana Maitreya Bodhisattva.
Maitreya Bodhisattva ada enam sutra : Sutra Kelahiran Maitreya, Sutra Saat Kedatangan Maitreya, Sutra Kelahiran Maitreya untuk Mencapai Kebuddhaan, Sutra Kebuddhaan Agung Maitreya, Sutra Dhyana Kenaikan Maitreya Bodhisattva ke Surga Tusita, Sutra Dhyana Kelahiran Maitreya Bodhisattva. Ada 6 sutra yang merupakan sutra dari Maitreya Bodhisattva. Mahacakra Vajra adalah penjelmaan krodha Beliau, semua tahu, Mudra Mahacakra Vajra sama dengan Mudra Marici Devi.Sebenarnya hari ini saya ingin mengulas Lamdre mengenai abhiseka keempat, tapi saya merasa abhiseka kedua dan abhiseka ketiga sangat penting, maka hari ini, saya akan membabarkan kiat abhiseka kedua dan abhiseka ketiga kepada Anda semua.
Sebuah perumpamaan mengenai bhavana Sadhana Internal : Latihan prana, nadi, dan bindu tidak ada dalam Sutrayana, latihan prana, nadi, dan bindu hanya ada dalam Tantra. Apa itu orana ? Prana dalam tubuh Anda ada lima prana : Prana sirkulasi atas, prana sirkulasi bawah, prana jiwa, prana sirkulasi samping, dan prana mitra api, ini adalah lima prana, lima macam prana. Di antaranya ada satu prana yang tidak bisa bergerak, yaitu prana di ulu hati Anda, disebut prana jiwa. Jadi apa itu prana ? Bergerak di tubuh Anda, sebuah contoh, saya mengumpamakannya sebagai mobil. Siapa yang mengemudikan mobil ? Kesadaran Anda, yang mengemudikan mobil adalah tuan Anda sendiri, yaitu diri Anda sendiri, kesadaran Anda sendiri.
Apa itu nadi ? Yaitu jalan di dalam tubuh Anda. Dalam Tantra dikatakan, di dalam tubuh Anda ada 72 ribu nadi, tentu saja sampai pembuluh darah kapiler Anda, setelah dihitung, ada nadi sebanyak itu. Nadi kita umpamakan sebagai jalan yang dilewati oleh mobil, kesadaran adalah pengemudi mobil. Jadi, nadi sebagai jalan yang utama ada tiga ruas : nadi kanan, nadi kiri, dan nadi tengah, yang paling penting adalah nadi tengah. Prana adalah mobil ; Nadi adalah jalan ; Apa itu bindu ? Bindu adalah barang yang diangkut oleh mobil Anda, barang tersebut adalah bindu.
Saya jelaskan prana, nadi, dan bindu : Saat Anda menekuni Sadhana Internal, pengemudinya adalah kesadaran, mobil adalah prana, jalannya adalah nadi, bindu adalah barang yang diangkut mobil. Dengan demikian, kalian bisa lebih mudah mengerti apa itu prana, nadi, dan bindu.
Ada tiga jenis bindu : Bindu berwarna putih disebut Bodhi Putih ; Bindu empat jari di bawah cakra manipura adalah Bodhi berwarna merah ( Bindu Merah ) ; Ulu hati, bindu di cakra anahata, bagian atas berwarna putih, bagian bawah berwarna merah. Dalam Dao disebut ‘dantian atas’, ‘dantian tengah’, dan ‘dantian bawah’, bhavana Tantra kita yang terutama ( Hevajra, dan bhavana Lamdre ), mesti terlebih dahulu menyalakan bindu merah, bindu yang berwarna merah adalah kundalini.
Nadi utama kita adalah nadi tengah, dan yang paling atas disebut cakra puncak, kemudian adalah cakra ajna, cakra visuddha, cakra anahata, cakra manipura, kemudian cakra svadhisthana, dan cakra muladhara, jumlahnya 7 cakra, atau ada juga yang mengatakan 5 cakra, ada yang mengatakan 7 cakra ; Seperti Guhyasamajatantra menyebutkan 7 cakra, sedangkan Kalacakratantra menyebutkan 5 cakra.
Semua mesti ingat, posisi bindu saat ini. Yang terutama, kita berlatih sembilan tahap pernapasan Buddha, Vajrajapa, pernapasan botol, dan menggunakan pernapasan botol untuk mengubah prana upaya di luar menjadi prana Prajna di nadi tengah, masuk nadi tengah menjadi prana Prajna, prana Prajna digunakan untuk meniup bindu yang berupa kundalini, bindu Bodhi Merah, supaya kundalini dari Bodhi Merah dapat bangkit.
Bagaimana cara membuktikan metode ini ? Satu hal yang paling utama adalah menggunakan anubhava Anda untuk membuktikannya. Apakah ‘dantian bawah’ sudah panas ? Mengamati apakah kundalini telah bangkit ? Apakah sekujur tubuh Anda berkeringat ? Kundalini mesti bangkit, dengan kata lain, bindu merah di ‘dantian bawah’ mesti bangkit naik sampai ke cakra anahata, bindu putih turun sampai ke cakra anahata, kemudian meleleh di cakra anahata, melihat prana jiwa di dalamnya. Sebenarnya prana jiwa punya banyak sebutan, disebut Buddhata, sunyata. Sunyata, Buddhata, prana jiwa, semua ada di sini, semua ada di cakra anahata, yang terutama ada di cakra anahata.
Bagaimana menjadikan bindu yang berwarna putih ( yang padat, Cairan Bulan Bodhicitta berbentuk padat ), meleleh menjadi air dan mengalir turun, api naik ke atas ( bindu merah naik ), keduanya berpadu di cakra anahata, membuka cakra anahata, dan melihat Buddhata Anda sendiri ? Bagaimana supaya Bodhi Putih bisa turun,dan Bodhi Merah bisa naik ? Menurut Lamdre, Lamdre sangat mengutamakan kundalini, mesti gunakan pernapasan botol untuk membangkitkan kundalini, menggunakan prana, gunakan prana Prajna Anda menjadi pompa untuk mendorongnya, kemudian dorong bindu merah ( bindu berwarna merah ), tekan sampai kundalini bangkit. Kita bisa lihat metode pembangkitan kundalini dalam Enam Yoga Naropa, mempelajarinya dengan teliti, sebab pembangkitan kundalini sangat penting.
Bagaimana supaya Cairan Bulan Bodhicitta turun ? Ketahuilah, ini adalah Anuttaratantra. Cairan Bulan Bodhicitta sangat sukar untuk turun, satu-satunya cara supaya turun adalah membangkitkan nafsu keinginan Anda, api lobha Anda mesti terus naik menuju ke Cairan Bulan Bodhicitta, gunakan api lobha untuk membakarnya, barulah Cairan Bulan Bodhicitta yang semula padat menjadi cairan dan mengalir turun sampai ke cakra anahata. Jadi mengapa bisa ada Sadhana Yab Yum ? Sebab Sadhana Yab Yum adalah api lobha, memancing nafsu keinginan Anda, menggunakan api lobha untuk naik ke bagian ini, supaya Cairan Bulan Bodhicitta meleleh menjadi cairan dan mengalir turun. Apa yang Anda rasakan saat ia turun ? Sederhana sekali, disebut anubhava. Anubhava adalah rasa saat Cairan Bulan Bodhicitta turun. Naiknya kundalini juga mengandalkan anubhava, turunnya Cairan Bulan Bodhicitta juga mengandalkan anubhava, kedua anubhava ini berpadu di cakra anahata, perlahan-lahan melelehkan semua nadi dalam cakra anahata.
Sehingga cakra visuddha terbuka, cakra ajna terbuka, cakra puncak terbuka ( membuka cakra puncak disebut metode membuka cakra usnisa ). Lihatlah metode buka cakra usnisa dalam Enam Yoga Naropa, mengandalkan prana untuk mendobraknya, pernapasan botol naik mendobrak puncak kepala, ini adalah metode membuka cakra usnisa, atau metode phowa.
Buka cakra usnisa, buka cakra visuddha, buka cakra anahata, buka cakra manipura, buka cakra svadhisthana, buka cakra muladhara, setiap cakra dibuka satu-persatu. Setelah cakra anahata terbuka, cahaya dalam hati akan muncul. Cahaya akan muncul, menyinari 72 ribu nadi, cahaya memancar melalui pori-pori kulit Anda, hingga sekujur tubuh memancarkan cahaya ; Kemudian menggunakan cahaya ini untuk melebur dengan Samudra Vairocana, Samudra Buddhata, ini yang disebut sebagai Kebuddhaan.
Oleh karena itu, Anda harus melihat munculnya cahaya terang dari cakra anahata Anda, di bagian atas cahaya cakra anahata adalah lingkaran cahaya putih, di bagian bawah adalah lingkaran cahaya kundalini, berhimpun di cakra anahata dan membukanya, api berwarna merah berpadu dengan air berwarna putih, menyaksikan pil dalam prana jiwa Anda, Buddhata dalam cakra anahata ; Kelak dapat menghasilkan banyak pancaran cahaya, menggunakan cahaya ini untuk memancing cahaya di 7 cakra dalam tubuh, cahaya 7 cakra sampai kepada 72 ribu nadi, sekujur tubuh bercahaya terang.
Ini semua bergantung pada bagaimana anubhava Anda, Anda tuturkan kepada Mahaguru, Mahaguru dapat membantu Anda untuk memahaminya, sampai mana bhavana Anda. Ada dua hal utama : Yang satu adalah pernapasan botol membangkitkan kundalini Anda ; Yang satu lagi adalah api lobha, Sadhana Yab Yum membuat Cairan Bulan Bodhicitta di cakra ajna Anda turun. Kenapa bisa ada Sadhana Yab Yum ? Sebab perlu untuk mencairkan Cairan Bulan Bodhicitta.
Bagaimana dengan bhavana Sadhana Tunggal ? Sadhana Tunggal menggunakan visualisasi. Misalnya, Anda visualisasikan Lima Dewi Dirgahayu turun sampai ke lima jari Anda. Bhavana Sadhana Tunggal disebut ‘Tempa Pedang’ ( Zhujianfa ), mengandalkan api lobha, visualisasikan Cairan Bulan Bodhicitta Anda trus turun, ini juga merupakan sadhana berpasangan yang dilakukan secara tunggal, yang terutama adalah menggunakan visualisasi. Melalui penjelasan saya ini, bukankah abhiseka kedua dan ketiga menjadi lebih jelas ?
Mengapa perlu menggunakan Sadhana Yab Yum, sebab jika Anda tidak gunakan api lobha untuk merangsang Cairan Bulan Bodhicitta yang padat, maka ia tidak akan bisa menjadi air untuk mengalir ke bawah. Anda mesti melihat cahaya mula nan suci, di mana kah letaknya ? Ada di cakra anahata. Cahaya mula nan suci adalah Buddhata, Ia adalah Buddha.
Ada satu hal lagi yang sangat penting : Saat kita menekuni utpattikrama, kita visualisasikan Istadevata diri sendiri “Muncul di hadapan” ( Muncul di tengah angkasa di hadapan Anda ), ada juga “Muncul dalam diri”. Jika diri sendiri telah mencapai tingkat yang cukup dalam bhavana, pada tahapan kriya-tantra masih “Muncul di hadapan”, sedangkan “Muncul dalam diri” berarti telah memasuki carya-tantra atau yoga-tantra ( bagian ke-3 ). Dalam yoga-tantra Anda dapat melakukan “Muncul dalam diri”, dalam satu petikan jari Anda langsung berubah menjadi Istadevata. Saya beritahu Anda, Istadevata yang muncul dalam visualisasi di luar tubuh, dengan Istadevata dalam diri Anda sendiri, serta Buddhata dalam cakra anahata Anda, ketiganya berpadu adalah satu.
Istadevata yang Anda visualisasikan, dengan kesadaran Anda sendiri ( ‘Batin’ ), ‘batin’ itu sama dengan kesadaran menurut Vijnaptimatra, merupakan Istadevata yang menjelma dari Buddhata, mewujudkannya menjadi Istadevata, kemudian “Memasuki Aku dan Aku Memasuki” menjadi pemanunggalan dalam yoga-tantra. Dari carya-tantra masuk ke dalam “Memasuki Aku dan Aku Memasuki”, pada akhirnya “Muncul dalam diri”, diri sendiri menjadi Istadevata.
Sesungguhnya Anda sendiri adalah Istadevata, dengan kata lain, Istadevata di tengah angkasa yang muncul dari diri sendiri , dan dari cahaya mula nan suci, ketiganya sama ( satu ), tiada berbeda. Bagi yang benar-benar memahami, Istadevata di angkasa, Istadevata dalam diri, dan cahaya mula nan suci dalam cakra anahata Anda, ketiganya manunggal. Dengan memahaminya, Anda dapat berkontak yoga dengan Istadevata. Metode Tantra memvisualisasikan Istadevata ( Pikiran fokus pada Istadevata ), mulut menjapa Mantra Istadevata, tubuh membentuk Mudra Istadevata, menggunakan kesucian tubuh, kesucian ucapan, dan kesucian pikiran, di saat ketiganya sama persis dengan Istadevata, Anda berubah menjadi yoga-tantra. Anda telah manunggal, Anda dapat “Muncul dalam diri”, dalam sekejap langsung menjadi Istadevata, dalam sekejap langsung menjadi Mahadewi Yaochi, menjadi Amitabha Buddha, menjadi Ksitigarbha Bodhisattva. Sangat sederhana.
Saat Anda mencapai tingkatan ini, asalkan batin Anda telah yoga dengan Istadevata, cahaya mula nan suci diri sendiri, dengan tubuh Anda, serta Istadevata di luar telah sepenuhnya kontak yoga, maka Anda adalah Istadevata. Saat itu akan muncul, Anda dapat kontak yoga dengan Istadevata : Di mana pun dan kapan pun, Istadevata selalu menyertai Anda. Jika Anda telah memperoleh anubhava Istadevata sepenuhnya bersama Anda, tidur bersama, makan bersama, jalan bersama, dalam segala aktivitas senantiasa bersama, ini disebut kontak yoga.
Saat kontak yoga, pelatihan kundalini Anda akan sangat cepat berhasil, sangat cepat, sebab Istadevata dapat membantu Anda, Anda sendiri dapat membantu diri sendiri untuk membangkitkan kundalini, dapat menurunkan bindu, dapat membuka cakra anahata, Anda menyaksikan cahaya, menyaksikan Buddhata diri sendiri.
Saya memberitahu istri : “Istriku, sudah lama saya tidak merasakan jantung berdebar.” Keesokan harinya, istriku membawaku berjalan-jalan keliling toko perhiasan. Kalian semua memiliki kemampuan dhyana-samadhi yang mendalam, semua tidak tertawa. Yang kita cari dalam bhavana adalah permata Bodhi Putih, permata Bodhi Merah, dan permata cahaya mula nan suci di cakra anahata. Sedangkan yang dikejar oleh orang duniawi adalah emas permata.
Sesungguhnya setiap insan punya nafsu keinginan, bukannya tidak ada, kecuali Anda telah benar-benar mencapai keberhasilan bhavana. Seorang yang bijak pun masih punya nafsu keinginan, bagaimana cara mentransformasikan nafsu keinginan menjadi bhavana ? Sadhana Yab Yum dapat digunakan untuk berbhavana. Jika Anda melakukan Yab Yum tanpa mencapai keberhasilan anasrava ( tidak tiris ), berarti Anda hanya akan merusak jiwa dan raga, Anda mesti terlebih dahulu telah mencapai keberhasilan anasrava, kundalini, dan meleburkan bindu, gunakan api lobha untuk merangsang bindu. Makna dari kisah humor kaisar adalah, para pejabat dapat diumpamakan sebagai nafsu keinginan, sedangkan orang bijak memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri.
A : “Kabarnya kemarin malam perempuan paling cantik di perusahaan ini mau makan malam bersama kamu, bagaimana akhirnya ?” B menjawab : “Kami pergi makan hotpot, memesan banyak lauk, seperti udang, wagyu, kepiting bulu Shanghai, tiram segar, dan lain-lain, kami makan dengan lahap.” A bertanya : “Ada kelanjutannya ? Seperti pergi ke suatu tempat, atau ke kelab malam ?” B menggelengkan kepala : “Tidak, setelah makan malam, pulang ke rumah masing-masing.” A bertanya : “Apa ! Hanya begitu saja ?” B menjawab : “Setelah makan hotpot, duit ludes, bisa apa lagi selain pulang ?” Ini juga sebuah cerita humor. Kita sadhaka mesti punya modal, tanpa modal kita tidak bisa berbhavana, modal ini adalah : “All money come in home”, “Om Mani Padme Hum”. Apa artinya ? Anda berbhavana, semua prana benar-benar dapat merata dan berfungsi di sekujur tubuh, prana upaya dari luar telah menjadi Prana Prajna dalam nadi tengah, inilah modal bhavana Anda.
Jika nadi tengah Anda belum tembus, itu tandanya Anda sama sekali tidak punya uang. Oleh karena itu, prana mesti bisa masuk ke nadi tengah, ini adalah kiat yang paling penting. Prana bisa masuk ke nadi tengah, bahkan prana dapat menyalakan kundalini, menggunakan api lobha dari kundalini untuk menyentuh Cairan Bulan Bodhicitta di cakra ajna yang masih berbentuk padat, meleburnya menjadi air. Ini adalah kiat yang paling penting.
Manajer umum melakukan survei di luar negeri, ia menelepon ke kantor untuk menyampaikan sebuah pesan, kebetulan yang mengangkat telepon adalah Xiaoming, ia sedang bersantai, Xiaoming menjawab : “Maaf, saya sedang bicara dengan kekasih saya, mohon menelepon ulang sebentar lagi.” Manajer umum bertanya : “Kamu tahu siapa aku ? Aku adalah manajer umum.” Xiaoming menjawab : “Kamu tau siapa saya ?” Manajer umum menjawab tidak tahu, Xiaoming mengatakan : “Kalau begitu tidak masalah.” Xiaoming adalah orang yang sangat pintar. Kita belajar Buddhadharma mesti tahu kiat utama, setelah Anda menguasai kiat utamanya, maka Anda akan berhasil, tapi jika Anda tidak mengerti kiatnya, maka Anda akan berbhavana dengan asal saja.
Orang-orang mengatakan : Saat turun salju di Hokkaido, saya pasti mengajak orang yang saya cintai untuk keluar berjalan-jalan, sebab saat berjalan, kepala kami berdua akan menjadi putih karena salju, ini artinya : Bersama sampai rambut memutih. Tapi ini berbeda di Jilong, di sana hanya ada turun hujan, jika berjalan berdua, maka otak akan kemasukan air. Di Taichung lebih istimewa, di sana ada asap yang sangat pekat, jika berjalan berduaan, maka pasangan akan lenyap. Begitu kabar ini tersebar, banyak pria yang membawa istrinya untuk berjalan-jalan di Taichung.
Aduh ! Asap di Taiwan sungguh parah, bagaimana ini ? Apa boleh buat. Seorang guru matematika bercerai dengan istrinya, di saat hendak pergi, istrinya menulis di balik surat cerai : “145X 154÷ 4(1+1)80”, guru matematika itu menggunakan semua keahlian berhitungnya tapi tetap tidak bisa menemukan artinya. Beberapa tahun kemudian, demi menjawab tanda tanya ini, ia menuliskan angka dan hitungan yang ditulis oleh mantan istrinya di atas papan tulis dan minta kepada para murid untuk menjawabnya. Seketika, seisi kelas menyebutkan jawaban sama ( Orang muda zaman sekarang sungguh pintar ). Yang pertama : “145X” berarti “Satu urusan pun tidak pernah ada yang berhasil.” ; “154÷” artinya “Tidak ada satu pun yang benar.” ; “4(1+1)80” berarti “Dasar brengsek”. ( susunan angka dan hitungan dalam bahasa Mandarin homofon dengan kalimat tersebut )
Tiba di bank untuk mengirimkan uang, untuk sementara parkir di tepi jalan, tapi karena khawatir ditilang oleh polantas, maka minta kepada teman untuk tetap di tempat menjaga mobil, saya memberitahunya : “Jika ada yang kemari untuk memeriksa mobil, beritahu saya.” Setelah beberapa menit saya berada di dalam bank, ada seorang polantas datang menghampiri mobil, teman langsung berlari cepat masuk ke bank dan berteriak : “Kak ! Polisi datang ! Cepat pergi !” Astaga ! Beberapa orang di dalam bank langsung terdiam, kemudian seperti air bah langsung berhambur keluar dari bank, dan akhirnya ada lima orang satpam yang membekuk saya telungkup ke lantai. Fitnah ! Tidak khawatir menghadapi musuh yang hebat, hanya khawatir terhadap kawan satu tim yang dungu.
Ini adalah cerita humor mengenai babi, tadi Gurudara mengisahkan cerita humor tentang babi. Ada seseorang, orang lain memanggilnya : “Hei, babi.” Seperti Huijun, saya tidak memanggilnya Huijun, saya panggil dia babi kecil. Sekarang di dalam grup kami ada babi besar dan babi kecil. “Hei babi, hei babi.” Orang itu pun menjawab : “Aneh jika benar ! Aneh jika benar !” Kenapa menjawab “Aneh jika benar !”, artinya dia bukan babi. Akhirnya julukan dia menjadi : “Aneh jika benar babi.”, semua orang menyebutnya : “Aneh jika benar babi.” Wah, ia tidak tahan lagi, ia harus membuat pernyataan. Suatu hari, ia berdiri di atas panggung dan mengatakan kepada semua teman : “Hari ini saya mengumumkan, saya sudah pasti bukan ( tidak ) ‘Aneh jika benar babi’ !” Masih tetap babi !
Seorang pria jatuh sakit dan opname, ia tidur di kamar nomor 1, dijaga oleh istrinya. Suatu ketika, infusnya sudah hampir habis, istrinya langsung lari mencari perawat dan berteriak : “Nomor 1 sudah habis !” Saat itu, suaminya keluar dari kamar nomor 1 dan marah : “Aku belum mati !” Istrinya menjawab : “Oh !”, kemudian berteriak : “Kamar nomor 1 sudah hampir habis !” Semua orang tertawa, suaminya langsung menahan rasa malu.
Ini adalah salah paham, kita mengerti kiat utama sadhana, jangan sampai salah paham, ingatlah kiat utama sadhana, dan bersadhanalah dengan tekun, pasti dapat mencapai keberhasilan.
Om Mani Padme Hum.