2016-10-30 Mempraktikkan Aryastangamarga Dapat Mencapai Kebuddhaan
Ceramah Lamdre ke-41 oleh Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu pada Upacara Agung Homa Bhaisajyaguru Buddha, Minggu 30 Oktober 2016 di Rainbow Temple
Sembah puja pada Bhiksu Liaoming, sembah puja pada Guru Sakya Zhengkong, sembah puja pada Gyalwa Karmapa ke-16, sembah puja pada Guru Thubten Dhargye, sembah puja pada Triratna mandala, sembah puja pada Adhinatha Homa hari ini : Bhaisajyaguruvaiduryaprabharaja Buddha dari Vaiduryaloka Timur.
Gurudara, para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat Sedharma, dan umat Sedharma yang menyaksikan melalui internet. Tamu agung yang hadir hari ini, Sdri. Judy, istri dari Dubes Liao Dongzhou dari Kantor Perwakilan Taiwan di Swedia. Akuntan TBF, sdri. Teresa dan suami. Produser acara Gei Ni Dian Shang Xin Deng di CTI Sdri. Xu Yaqi. Sdri. Chen, anggota Tim Tari Pujana Yangguang. Sdri. Qiu dari Tim Paduan Suara Tianyinyayue. Sdr. Gao Minglv dan istri dari California. dr. Gao Huanxian, dr. Zhuang Junyao dan istri. Instruktur Li Huan, violinis Tionghoa dari Kanada. Terima kasih kepada semua tamu agung yang belum atau tidak sempat melaporkan nama. Minggu depan, tanggal 6 November adalah Upacara Homa Kurukulla Bhagavati, mohon beritahukan kepada semuanya. Selamat siang semuanya ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Mandarin ) Selamat siang semuanya ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Taiwan ) Apa kabar ! Apa kabar semuanya ! ( Bahasa Kanton )
◎ Meskipun Bhaisajyaguru Buddha adalah Buddha dari Timur, namun sesungguhnya satu substansi beda nama dengan Aksobhya Tathagata salah satu dari Pancabuddha. Beliau mempunyai satu alam suci, alam suci dari Bhaisajyaguruvaiduryaprabharaja Buddha, yaitu Vaiduryaloka, ini juga merupakan alam suci yang sangat baik. Beliau memiliki 12 ikrar agung, 12 ikrar agung ini meliputi sangat banyak, yang pertama, tekad supaya tubuh diri sendiri memancarkan sinar terang, tidak hanya diri sendiri, namun insan lain juga memancarkan sinar terang, ikrar-Nya atau upaya dalam menuntun para insan, Beliau bertekad supaya semua insan memancarkan sinar. Yang ke-2, kekuatan dan kewibawaan menerangi para insan. Beliau memiliki kekuatan dan wibawa yang sangat besar, dalam pembabaran Dharma-Nya dapat menuntun para insan memperoleh pencerahan ; Yang ke-3, bertekad untuk mengenyangkan dan memenuhi harapan para insan, supaya tiada kekurangan. Memenuhi sumber daya para insan ; Yang ke-4, bertekad supaya para insan kukuh dalam Mahayana. Supaya para insan menekuni metode Mahayana ; Dalam Buddhadharma ada Hinayana, Mahayana, dan Vajrayana. Karena hanya berusaha mencapai pembebasan bagi diri sendiri, dan tidak memiliki tekad untuk menyeberangkan yang lain, maka disebut Hinayana. Sedangkan Mahayana bertekad untuk menyeberangkan diri sendiri dan para insan lain, tekad ini sedikit lebih besar daripada Hinayana ; Yang ke-5, bertekad supaya para insan menjalankan Brahmacari dan memiliki tiga sila kumulatif. Maksudnya adalah bertekad supaya para insan dapat membina diri ; Yang ke-6, bertekad supaya para insan memiliki indra-indra yang lengkap. Misalnya, kita manusia yang terlahir buta, tuli, ada yang panca indra tidak lengkap, ada yang tidak memiliki tangan, ada yang tidak memiliki kaki, Beliau sanggup melengkapi mereka semua, menyempurnakan semua, tidak akan kekurangan, menekuni sadhana ini ada banyak manfaatnya, demikianlah 12 ikrar agung dari Bhaisajyaguruvaiduryaprabharaja Buddha ; Yang ke-7, bertekad untuk menyingkirkan berbagai sakit penyakit para insan, supaya para insan memperoleh ketenteraman, merealisasi Anuttarabodhi ; Yang ke-8, bertekad untuk mentransformasikan wanita menjadi pria. Ada sebagian wanita yang merasa tidak mudah, maka kelak ia dapat terlahir kembali menjadi pria, Bhaisajyaguru Buddha memiliki kemampuan ini ; Yang ke-9, bertekad membebaskan para insan dari jerat mara dan tirthika ( kaum ajaran sesat ), terbebas dari pandangan sesat, menuntun mereka pada pandangan benar. Ia sanggup menuntun para insan supaya mempunyai pandangan benar, tidak lagi berada dalam pengaruh mara devaputra dan tirthika, supaya tidak memiliki pikiran sesat dan pandangan salah ; Yang ke-10, bertekad membebaskan para insan dari bahaya raja jahat, perampokan dan lain sebagainya. Supaya para insan memperoleh pembebasan yang baik, menyingkirkan segala serangan kejahatan, bencana, dan petaka yang tak terduga. Yang ke-11, bertekad untuk membebaskan para insan dari kelaparan dan dahaga. Pada umumnya dikatakan, berkat penekunan sadhana ini, bagi yang tidak mempunyai makanan dan minuman, dapat memperoleh pangan yang baik ; Yang ke-12, bertekad supaya yang kekurangan sandang memperoleh pakaian yang indah. Yang tidak memiliki pakaian, yang sangat miskin, semua dapat memperoleh pakaian yang sangat indah. Ini adalah 12 ikrar agung Bhaisajyaguru Tathagata. Mengapa Bhaisajyaguru Tathagata membangkitkan ikrar-ikrar tersebut ? Ikrar-Nya yang ke-7 lebih penting, yaitu menyingkirkan semua sakit-penyakit para insan, oleh karena itulah disebut sebagai Bhaisajyaguru Buddha. Wujud-Nya, tangan menopang amrtakalasa, di dalamnya terdapat 84,000 jenis obat yang dapat menyembuhkan 84,000 jenis penyakit, oleh karena itu disebut sebagai Bhaisajyaguru Tathagata.
Hari ini sekalian menginformasikan satu hal kepada Anda semua, hari Selasa dalam minggu ini, pukul 9:20 pagi, kita akan berangkat dari Seattle Ling Shen Ching Tze Temple menuju ke Sakya Monastery, tujuan utamanya adalah menyampaikan penghormatan terakhir kepada mendiang H.H Jigdal Dagchen Sakya Rinpoche, Sasanapati di Sakya Monastery, kemudian memberikan persembahan bagi Sakya Monastery. Mahaguru memiliki jodoh yang sangat erat dengan Sakya Monastery, yang pertama, kita menyebutnya Sakyapa atau aliran bunga dalam Tantra Tibet, Dharmaraja di Sakyapa sendiri, saat ini, di dunia ada dua orang, yang satu adalah Sakya Trizin di India, dan Dagchen Sakya Rinpoche di Seattle. Dagchen Sakya Rinpoche pernah datang ke Seattle Ling Shen Ching Tze Temple untuk melakukan homa bersama Mahaguru, beliau adalah Sasanapati Sakyapa, inilah satu jodoh ; Jodoh yang kedua, Dezhung Rinpoche mendirikan Sakya Monastery di Seattle, Dezhung Rinpoche yang melakukan penggalangan dana. Setelah melakukan penggalangan dana, Dezhung Rinpoche mendirikan Sakya Monastery, memberikan sebuah vihara untuk dipimpin oleh Dagchen Sakya Rinpoche, sedangkan Dezhung Rinpoche adalah Mulacarya dari Mahaguru, beliau adalah Guru Sakya Zhengkong. Karena ada nidana ini, maka kita pergi untuk menghaturkan penghormatan bagi Dagchen Sakya Rinpoche. Dagchen Sakya Rinpoche dan Dezhung Rinpoche atau Guru Sakya Zhengkong telah Parinirvana, Dagchen Sakya Rinpoche telah Parinirvana setengah tahun lalu. Namun tubuh-Nya masih dipersemayamkan di Sakya Monastery. Pimpinan Sakya Monastery mengatakan, tubuh Dagchen Sakya Rinpoche akan dikremasi di India pada tanggal 5 November, upacara Jhapita. Mahaguru dan kita semua akan pergi untuk menghaturkan penghormatan kepada Dagchen Sakya Rinpoche, sebab itu adalah penghormatan terakhir bagi Dagchen Sakya Rinpoche, dan memberi persembahan untuk mereka, beliau akan dikirim ke India untuk dikremasi. Lamdre yang kita ulas hari ini berasal dari silsilah Sakyapa, merupakan ajaran tertinggi dari Sakyapa, nidana saya mengulas ajaran tertinggi Sakyapa adalah karena Dezhung Rinpoche merupakan Mulacarya saya, selain itu, Dagchen Sakya Rinpoche juga pernah berkunjung ke Seattle Ling Shen Ching Tze Temple dan memimpin homa bersama saya, ada nidana ini. Oleh karena itu kita mesti mengantar beliau untuk terakhir kalinya. Bagi kalian yang ingin berpartisipasi, pada hari Selasa pukul 9:20 pagi kita berangkat dari Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, mungkin juga akan kembali ke Seattle Ling Shen Ching Tze Temple untuk makan bersama, mungkin setelah meberikan penghormatan dan persembahan, kita langsung kembali.
Lamdre merupakan ajaran agung yang tertinggi di Sakyapa, di dalamnya mencakup Hevajra, hari ini kita lanjutkan pengulasan Lamdre, “Abhiseka ke-4 dalam Tantra selaras dengan Aryastangamarga ( Jalan Utama Berunsur 8 ).” Kemarin malam mengulas “Abhiseka Prajna selaras dengan pancabala.”, hari ini mengulas “Abhiseka ke-4 selaras dengan Aryastangamarga.”. Apa itu abhiseka ke-4 ? Abhiseka ke-4 adalah abhiseka tertinggi, namun setelah memperoleh abhiseka ini, bukan berarti sudah tidak perlu berbhavana. Sesungguhnya pada saat kondisi abhavana, yang dijalankan adalah Aryastangamarga, dan bukan 8 jalan menyimpang, bukan jalan siluman, juga bukan jalan hantu, melainkan 8 Jalan Kebenaran.
◎ Dengarkan dengan seksama, ini sangat penting, kunci antara menjadi Buddha atau menjadi mara ada pada Aryastangamarga, Anda tidak mempraktikkan Aryastangamarga, maka Anda pun menjadi mara ; Anda mempraktikkan Aryastangamarga, maka Anda menjadi Buddha. Demikianlah, menjadi Buddha atau menjadi mara, menjadi mara dalam kehidupan saat ini, atau menjadi Buddha dalam kehidupan saat ini. Kenapa bisa demikian ? Karena Anda tidak mempraktikkan Aryastangamarga, maka Anda menjadi mara dalam kehidupan saat ini. Anda mempraktikkan Aryastangamarga, maka Anda mencapai Kebuddhaan dalam kehidupan saat ini.
Sesungguhnya adalah benar untuk mengaplikasikan Aryastangamarga dalam berbagai hal, jadi bukan berarti Anda mencapai tingkatan tersebut baru menekuni Aryastangamarga, atau setelah memperoleh abhiseka ke-4 baru menekuni Aryastangamarga. Singkat kata, ketika Anda menekuni Aryastangamarga, kemudian Anda memperoleh abhiseka ke-4, Anda masih terus membina diri sesuai dengan Aryastangamarga, jangan mempelajari hal yang menyimpang atau berbagai metode yang kacau di luaran sana. Asalkan Anda mempraktikkan Aryastangamarga, maka pasti dapat mencapai keberhasilan.
◎ Apa itu Aryastangamarga ? Yang pertama adalah samyakdrsti, pandangan benar merupakan yang pertama ; Yang kedua adalah samyaksamkalpa, pemikiran yang tidak menyimpang ; Samyakvac, ucapan tidak menyimpang ; Samyakkarmanta, perbuatan Anda di dunia merupakan perbuatan benar ; Samyakajiva, hati Anda, batin Anda benar ; Samyakvyayana, tekun dalam berbagai hal, terhubung dengan semua, ketekunan dibutuhkan dalam semua Dharma ; Samyaksmrti, arus pikiran Anda murni dan benar ; Samyaksamadhi, konsentrasi Anda bukan konsentrasi sesat, melainkan konsentrasi yang benar. Ini semua membahas hal yang benar, bukan yang menyimpang. Bagi yang telah menyimpang, maka harus segera meninggalkan jalan sesat dan kembali pada jalan yang benar, bukan malah meninggalkan jalan kebenaran dan menempuh jalan sesat, ini sangat penting.
Membahas samyakdrsti, di masa Sang Buddha, Sariputra telah mengulas Aryastangamarga dengan sangat jelas. Sesungguhnya Aryastangamarga selaras dengan apa ? Disusun selaras dengan sila, samadhi, dan Prajna. Sila, samadhi, dan Prajna merupakan Trinianasravani dalam agama Buddha, dimulai dari sila. Orang yang telah tercerahkan juga mesti menaati sila, meskipun orang yang tercerahkan sanggup mengendalikan kehendaknya, namun tetap tidak boleh merugikan orang lain, merusak ladang orang lain. Meskipun orang tercerahkan sanggup mengendalikan, meskipun sadar diri, telah membenahi diri, tidak melanggar apa pun, apabila sanggup mengendalikan diri sebaik itu, maka tidak mungkin menyalahi orang lain. Barang siapa menyalahi orang lain, berarti bermasalah, bukan tergolong samyakdrsti. Di masa Sang Buddha, Sariputra mengulas samyakdrsti, yang pertama kali beliau ulas adalah moralitas, ruang lingkup moralitas sangat luas. Bagaimana cara bhavana ketika beraktivitas, diam, duduk, dan berbaring, semua terhubung dengan moralitas. Apa yang selaras dengan tata Dharma, apa yang tidak selaras dengan tata Dharma, yang selaras dengan tata Dharma disebut samyakdrsti, yang tidak selaras disebut pandangan sesat. Berdasarkan moralitas, ada 10 akusala karma dan 10 kusala karma, apa sajakah 10 akusala karma ? membunuh, mencuri, asusila, dusta, apa lagi ? Pembicaraan tidak bermanfaat, ucapan kasar, berlidah dua, apa lagi ? keserakahan, kebencian, dan kebodohan, dijumlahkan menjadi 10 perbuatan buruk. Sedangkan kebalikannya adalah 10 kusala karma. Oleh karena itu, keserakahan, kebencian, kebodohan, keraguan, kesombongan, pembunuhan, pencurian, asusila, dusta, bermabukkan, inilah 10 akusala karma. Meninggalkan ini berarti samyakdrsti, tidak meninggalkan perbuatan tersebut berarti pandangan sesat. Ada juga samyakvak, ini mesti menaati sila, samyakdrsti disusun dalam sila. Sesungguhnya kadang memaki orang menjadi suatu hal yang menyenangkan, namun ini bukan samyakdrsti ! Ini tergolong sebagai bukan pandangan benar.
◎ Pembicaraan tidak bermanfaat, yang gemar berbincang, semua berkumpul menggunjingkan orang lain, menggosip, membuang waktu, lebih baik melafal Buddha, menjapa mantra. Jangan menggunjingkan orang, jangan memedulikan berbagai rumor.
Namun, adakalanya, dalam Berdharmadesana, Mahaguru dengan sangat keras mengkritik sesuatu, hanya seorang yang telah tercerahkan yang boleh mengkritik. Bagi yang belum benar-benar tercerahkan jangan lakukan, sebab akan menciptakan karma, sedangkan yang tercerahkan dapat mentransformasikan kritikan tersebut menjadi sunya. Sesungguhnya, ketika Anda mengkritik seseorang itu juga tergolong sebagai karma, juga melanggar karma ucapan. Yang jelas-jelas tidak ada, Anda katakan ada, ini adalah dusta. Yang jelas-jelas ada, Anda katakan tiada, ini juga dusta. Dusta, berlidah dua, ucapan jahat, obrolan tidak bermanfaat atau menggosip, dusta adalah berbohong, ucapan jahat adalah memaki orang. Selain itu, ada satu lagi, yaitu berlidah dua, kepada Si A mengatakan Si B berbuat tidak baik kepada Anda ; Kemudian kepada Si B mengatakan Si A berbuat tidak baik kepada Anda, kemudian kedua orang itu bertengkar, ini disebut berlidah dua. Banyak sekali nenek cerewet, kenapa tidak disebut sebagai kakek cerewet ? Sebab wanita lebih suka menggosip, menggosip dengan sangat gembira, tanpa disadari telah berlidah dua. Bukan berarti pria tidak akan menggosip, sama saja, pria juga bisa menggosip.
◎ Kadang sebuah gosip pada akhirnya bisa membuat kedua belah pihak sama-sama merugi, bahkan ada juga yang menjadi permasalahan yang sangat berat. Dusta, ini yang paling mudah kita langgar, paling mudah berbohong. Ada juga yang seumur hidupnya, semua ucapannya adalah kebohongan, bahkan satu kalimat jujur pun tidak ada, dusta juga bisa menjadi penyakit, sebuah penyakit kejiwaan. Kebohongan adalah dusta, semua berada dalam ruang lingkup moralitas.
◎ Samyakdrsti berarti pandangan Anda sangat benar. Seperti kita, jika benar melihat maka katakan melihat, jika tidak maka katakan tidak, ini adalah kejujuran, ini adalah kenyataan. Shakyamuni Buddha hanya berucap yang satya, Beliau sering menekankan kejujuran. Yesus juga sering mengatakan : “Sesungguh-sungguhnya aku berkata kepadamu.” Kalimat ini sering diucapkan oleh Yesus, sering diucapkan dalam Alkitab. Bagi yang berbohong, mesti diperhatikan, Anda tidak menjalankan Aryastangamarga, maka Anda pasti keliru, ini adalah persoalan moralitas. Sariputra mengulas Aryastangamarga, Beliau mengulasnya dengan sangat jelas. Sila, samadhi, dan Prajna tercakup dalam Aryastangamarga.
Kita mengatakan tidak boleh membunuh makhluk hidup. Mahaguru punya satu analogi, sebelumnya True Buddha News memuat ada orang menanyai Dalai Lama : “Bagaimana jika digigit nyamuk ?” Beliau mengatakan : “Tiuplah terlebih dahulu.” Nyamuk menggoyangkan ekornya, dan tetap menggigit, tidak pergi, Dalai Lama mengatakan : “Goyangkan tanganmu supaya dia pergi.” Tapi, dia masih terus menggigit dengan kencang, dan akhirnya tidak ada cara lagi, nyamuk itu pun ditepuk. Selain itu, ada seorang bhiksu, semua tahu, Bhiksu Haitao ! Beliau mengatakan : “Ketika nyamuk menggigit Anda, jangan bergerak, ini adalah cara untuk terbebaskan dari kemelekatan.” Tinggalkan kemelekatan, dia menggigit Anda, maka biar saja dia menggigit ! Nyamuk sangat senang, membiarkan darah Anda dihisap merupakan berdana. Silakan saja menggigit ! Sakit ? Harus ditahan, singkirkan kemelekatan akan rasa sakit. Bengkak ? Singkirkan kemelekatan akan bengkak. Singkirkan rasa sakit pada tubuh, singkirkan kemelekatan. Beliau mengatakan ini merupakan cara untuk melatih diri menyingkirkan kemelekatan. Dalai Lama menahan diri sampai tidak bisa menahannya lagi, baru menepuknya. Ada orang yang menanyai saya, Mahaguru demikian, tidak peduli bagaimanapun, melihat nyamuk terbang kemari, bahkan sebelum menggigit Anda, plak ! Langsung tepuk. Kenapa ? Dengan kemampuan Mahaguru, itu bukan pembunuhan. Mahaguru mengatakan : “Terlahir di alam suci, terbebas dari tumimbal lahir dan penderitaan, Namo Amituofo ! Menuntun Anda bersarana pada Amitabha Buddha, terlahirlah di Negeri Buddha !” Kemudian menghembuskan prana. Demikianlah mengenai persoalan membunuh, masing-masing memiliki pengertian berbeda, Dalai Lama, Bhiksu Haitao, Mahaguru, masing-masing memiliki pemahaman berbeda. Mengenai tidak boleh membunuh, ada seorang anak pergi ke tepi sungai, melihat seorang Bhiksulama tua sedang memancing ikan di sana, anak itu bertanya : “Umat Buddha tidak membunuh makhluk hidup, mana boleh Anda memancing ikan ? Masih tetap di sini untuk memancing ?” Persoalannya pun datang, Bhiksulama menoleh dan berkata kepada anak itu : “Kamu adalah salah satu hasil pancing saya.” Apa artinya ? Setelah beliau memancingnya, beliau menyeberangkan arwah ikan tersebut, telah diseberangkan, bertumimbal lahir, beliau mengirimkan nyawa ikan tersebut untuk bertumimbal lahir. Oleh karena itu ikan yang beliau makan adalah sunya, ini tidak termasuk membunuh. Dengan kata lain, beliau telah menyeberangkan ikan yang terpancing, dan ikan itu bertumimbal lahir menjadi anak tersebut. Lebih baik menjadi ikan, atau menjadi manusia ? Tentu saja manusia lebih baik, kita manusia makan ikan, tapi ikan besar makan kita, ketika Anda berenang di laut, dan berjumpa dengan ikan hiu, juga akan dimangsa ! Ikan telah diseberangkan. Oleh karena itu hanya soal membunuh saja telah menimbulkan beberapa pemahaman yang berbeda. Pemahaman yang sejati, Anda benar-benar memiliki hasil bhavana, maka Anda boleh bunuh, Anda benar-benar memiliki kemampuan untuk menyeberangkannya, maka Anda baru boleh membunuh. Namun apabila Anda tidak benar-benar memiliki kemampuan untuk menyeberangkannya, berarti Anda telah membunuh. Ini ruang lingkup samyakdrsti, pembunuhan merupakan karma buruk yang sangat berat, pembunuhan merupakan karma buruk yang paling berat.
Guru bertanya kepada Xiaoming : “Semua dididik oleh satu guru, kenapa yang lain prestasinya lebih baik ?” Xiaoming menjawab : “Sebab tidak dilahirkan oleh orang tua yang sama.” Xiaoming sangat pandai, tapi guru tetap menyuruhnya untuk keluar. Kenapa seseorang bisa mempunyai pikiran menyimpang, dan timbul pikiran yang tidak baik ? Sebab yang melahirkannya adalah orang tua yang berbeda, gen yang berbeda, ada yang sangat pandai, ada yang sangat bodoh, ada yang ikut orang, ada yang mampu menemukan ide baru, namun harus punya samyakdrsti.
Kemarin saya katakan, ada orang yang mendirikan sekolah alam baka, “Kenapa tidak langsung memberitahu saya ? Anda mendirikan sekolah alam baka, maka Anda harus memberitahu saya ! Saya ingin mendirikan sebuah gedung Taipei 101 di samping sekolah, isinya adalah flat kecil untuk satu orang. Karena setelah murid belajar di sekolah, mereka perlu pulang ke rumah, dan lebih baik tinggal di flat saya, menyewa flat saya. Sekolah alam baka menerima uang di tiap semester, sedangkan saya menerima uang tiap bulan, jika sejak awal saya diberitahu, maka pasti dari dulu saya sudah kaya, benar tidak ?” Semua murid yang mendaftar bisa datang kemari untuk menyewa flat, bisa diberikan pada kakek, nenek, ayah, ibu, dan keturunan, arwah janin ! “Setiap bulan saya menerima uang sewa, saya akan mengirimkan namanya, menggambarkan kunci untuk Anda, dan Anda bisa masuk untuk tinggal di flat tersebut.” Ada kunci untuk membukanya, tempat itu adalah kamar Anda, saya memberinya nomor, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10…terus sampai nomor jutaan, kunci tiap ruangan berbeda, setelah Anda menerima dan membakarnya, maka keturunan Anda bisa belajar di sekolah alam baka, dan bisa tinggal di flat Mahaguru. Sungguh ! Ini bukan samyakdrsti ! Ketahuilah, Shakyamuni Buddha tidak pernah mengajarkan apa itu sekolah alam baka, cara merintis yang keliru. Tidak hanya mendirikan sekolah alam baka, bahkan mendirikan Vihara Vajragarbha di langit, saya pun belum terpikirkan mengenai Vihara Vajragarbha di langit, mesti memikirkan sebuah cara supaya bisa meraup lebih banyak.
◎ Sesungguhnya, telah saya beritahukan kepada Anda semua, Mahaguru adalah orang yang tidak punya harapan, Anda berpikir : “Mahaguru mengatakan dia sendiri adalah orang yang tidak punya harapan, bukankah ini terlalu pasif ? Setiap orang mesti punya harapan, ada harapan baru bisa hidup ! Kenapa Anda tidak punya harapan ? Yang saya sebut sebagai orang yang tidak punya harapan adalah batin tenang bagai cermin, batin saya sangat tenang. Harapan ? Yang saya maksud dengan tidak ada harapan adalah tidak ada lagi nafsu keinginan, saya hanya selaras dengan aturan, membina diri sesuai dengan Aryastangamarga, selain itu tidak ada lagi, inilah mengapa saya tidak punya harapan. Terhadap harta kekayaan, rupa, popularitas, meninggalkan nama baik di dunia, setelah Anda meninggal dunia, masih dielu-elukan oleh banyak orang, seperti Konfusius, ribuan tahun setelah beliau meninggal dunia, semua masih mengenang Konfusius, saya tidak mempunyai keinginan atas kemasyhuran, semua tiada. Juga tidak ada harta, rupa, nama, makan, dan tidur. Keinginan untuk tidur ? suka mengantuk, sama seperti Xiaoming, tidak demikian ! Inilah orang yang tidak punya harapan. Orang yang tidak punya harapan, berarti dia memiliki samyakdrsti ( pandangan benar ), samyaksamkalpa ( pemikiran benar ), samyakvak ( ucapan benar ), samyakkarmanta ( perbuatan benar ), samyakajiva ( penghidupan benar ), samyakvyayana ( daya-upaya benar ), samyaksmrti ( perhatian benar ), dan samyaksamadhi ( konsentrasi benar ).
Guru menanyai Xiaoming : “Gunakan satu kata untuk melukiskan seseorang yang buruk rupa.” Xiaoming menjawab : “Wajahnya jelek.” Guru mengatakan : “Bagus sekali, bagaimana dengan yang sangat jelek ?” Xiaoming mengatakan : “Sungguh mengenaskan, sungguh tidak tega melihatnya.” Guru bertanya lagi : “Bagaimana dengan yang tua dan jelek ?” Xiaoming menjawab : “Sama seperti Anda.” Guru mengatakan : “Keluar !” Sesungguhnya, batin Mahaguru tiada diskriminasi, inilah samyakdrsti. Ketika seorang gadis cantik memasuki ruang konsultasi, Mahaguru akan lebih banyak menatapnya, ini juga tak terhindarkan, sebab parasnya rupawan, memancarkan hawa keremajaan. Bagaimana kemudian ? Apabila seorang ibu tua yang pincang masuk ke ruang konsultasi, maka kita mesti lebih mengasihaninya ; Atau seorang buta, atau yang mengalami gangguan kejiwaan, atau yang sekujur tubuhnya berbau, tentu saja saat itu Mahaguru akan menahan napas, kemudian mengadhisthana dia. Saya akan menggunakan cara yang paling sopan supaya dia penuh sukacita, tiada diskriminasi antara rupawan dan buruk rupa. Sangat banyak ibu tua yang berkonsultasi. Banyak ibu tua dan bapak tua yang sakit, antara tua dan penyakit benar-benar tak terpisahkan. Di usia tua, pasti menderita sakit ; Sakit, pasti membuat tambah tua, kita mesti mengasihani para insan. Seorang sadhaka bersikap setara dan tiada mendiskriminasi, inilah samyakdrsti. Anda orang kaya datang mengunjungi saya, saya tahu Anda sangat kaya, tapi angpao yang Anda berikan sangat tipis, saya mengira isinya adalah cek, begitu dibuka, ternyata 5 dolar, Mahaguru juga tetap menerimanya. Anda memiliki banyak realestat, banyak uang, uang berdatangan, punya uang untuk dibelanjakan, bertumpuk-tumpuk, Anda punya banyak uang, namun Anda memberi 5 dolar, Mahaguru juga melayani Anda dengan setara. Anda yang tidak berduit masuk kemari, begitu saya lihat, Anda benar-benar miskin, saya tidak tega menerima persembahan dari Anda, saya pun membuka angpao dan mengembalikan uangnya kepada Anda. Saya tahu Anda tidak punya cukup uang, namun saya tetap akan membantu Anda. Tidak peduli apakah Anda kaya atau tidak, semua boleh datang untuk berkonsultasi. Setelah berkonsultasi, sekalipun Anda tidak punya uang, Anda pergi tanpa meletakkan angpao, juga tidak masalah. Saya tidak akan mengomel. Kenapa ? Mungkin saja Anda lupa, mungkin juga Anda tidak enak hati memberi 1 dolar dan memutuskan untuk tidak memberi, tidak juga tidak apa, memperlakukan semua dengan setara, inilah samyakdrsti. Ada sebagian Acarya yang suka mengamati proses lelang amal, ketika dilakukan lelang amal pusaka Mahaguru, ada umat yang menyerukan harga sangat tinggi, usai acara, celaka ! Tahukah Anda ? Banyak Acarya mengejar dia. “Saya hendak mendirikan vihara…” , “ Saya hendak mendirikan sesuatu.”, terus mengejarnya, langsung diajak ke tempat tinggalnya, menyajikan makanan kecil untuknya, semua punya tujuan, terlebih dahulu menghamburkan sedikit uang, demi meraup uang Anda dalam jumlah besar, ini adalah pandangan sesat. Mesti memandang para insan dengan setara, dan bukan berdasarkan kaya atau miskin. Semua insan mempunyai Buddhata, semua adalah Buddha, semua adalah yang teragung. Sadhaka mesti memerhatikan banyak hal, dan inilah samyakdrsti.
Kemudian adalah samyaksamkalpa, samyakvak, dan samyakkarmanta, apa itu samyakkarmanta ? Jangan sampai melakukan pekerjaan asusila, atau yang mengajak orang untuk bergabung dalam pekerjaan asusila, tidak boleh melakukan pekerjaan asusila ; Jangan melakukan pekerjaan berjudi, karena mengundang orang lain untuk semakin serakah ; Yang ketiga, jangan melakukan pekerjaan yang membunuh makhluk hidup, inilah samyakkarmanta.
Guru mengatakan : “Di saat berusia 7 tahun, Edison telah menggunakan pantulan cermin untuk membantu melakukan pembedahan bagi ibunya. Kalian sudah berusia 10 tahun lebih, tapi tidak bisa apa-apa.” Xiaoming menjawab : “Saat Edison berusia 20 tahun an, dia sudah menjadi seorang penemu yang terkenal, mohon tanya, tahun ini berapa usia pak guru ?” Pak guru pun menyuruhnya untuk keluar. Lelucon mengenai Xiaoming selalu sangat lucu. Guru mengatakan : “Satu keberhasilan sesuai dengan satu kerja keras yang dikerahkan, benar tidak ?” Xiaoming menjawab : “Jika yang dikerahkan adalah satu bagian dan yang diperoleh juga adalah satu bagian, buat apa kita bekerja keras ?” Lagi-lagi guru mengatakan : “Keluar sana !” ; Ceritakan sebuah lelucon lagi, guru menanyai Xiaoming : “Mengukus sebuah bakpao dibutuhkan waktu satu menit, berapa lamakah waktu yang dibutuhkan untuk mengukus 9 buah bakpao ?” Xiaoming menjawab : “9 menit.” Guru mengatakan : “Bodoh ! Apakah keluarga kalian mengukus bakpao satu-persatu ?!” Xiaoming tidak mau kalah : “Kalau begitu saya tanya bapak, makan satu mantou butuh waktu satu menit, bagaimana dengan makan 10 mantou ?” Pak guru menjawab : “10 menit ! Apa kamu kira saya sama bodohnya dengan kamu ?!” Xiaoming mengatakan : “Makan 10 mantou dalam waktu 10 menit ? Dasar gentong, pasti Anda akan mati kekenyangan !” Di dalamnya ada pandangan benar, ada juga pandangan salah, kalian mesti bisa membedakan dengan jelas, mesti paham, banyak masalah dalam pemikiran. Di suatu sore, seorang tamu berkunjung ke sebuah TK, dia menanyai seorang anak : “Adik, kamu sudah tidur siang ( dalam Bahasa Mandarin, kata tidur siang homofon dengan lima tahun )?” Anak itu menggelengkan kepala dan menjawab : “Saya masih berusia 4 tahun, belum 5 tahun.” ; Di sebuah stasiun melihat seorang pengemis yang sedang mengemis, tangannya menunjukkan secarik kertas yang bertuliskan : “Saya bisu tuli, mohon sedekahnya.” Saya curiga dia adalah penipu, maka saya mengatakan : “Mohon maaf, saya buta huruf.” Dia pun angkat bicara : “Bung, dompet saya dicopet orang, tidak punya uang untuk beli tiket pulang, tolong pinjamkan sedikit uang !” Saya pun terkejut : “Bukankah kamu bisu dan tuli ?” Dia juga terkejut : “Bukankah kamu buta huruf ?” ini merupakan masalah pada pemikiran.
◎ Pemikiran kita mesti benar ; Anda juga harus berucap benar, tidak mengucapkan hal yang tidak bermanfaat, tidak berlidah dua, tidak berkata-kata kasar, dan tidak berdusta ; Perbuatan benar, Anda memiliki pekerjaan yang patut, sedangkan kita sadhaka melakukan pekerjaan membabarkan Dharma ; Penghidupan benar, Anda membina diri hingga hati memancarkan terang ; Daya-upaya benar, ketekunan, tidak menyimpang, sebab begitu menyimpang berarti tersesat ; Perhatian benar, pikiran Anda mesti benar ; Samyaksamadhi ( Konsentrasi benar ), meditasi Anda tidak dipenuhi penampakan, tidak mengejar sesuatu, sebab samadhi yang sesungguhnya tidak menginginkan sesuatu, tidak mengejar apa pun, meditasi semacam ini disebut sebagai konsentrasi benar. Justru berkat Samyaksamadhi inilah Anda dapat mencapai Kebuddhaan. Meditasi yang disertai dengan keinginan, tidak akan dapat mencapai Kebuddhaan. Pengulasan hari ini sampai di sini.
Om Mani Padme Hum.