2011-02-19 Ceramah Dharma di Madha Tantri: Patuhilah Sila Samaya Tantra!
(Ceramah Dharma Dharmaraja Liansheng Tanggal 19 Februari 2011 di Madhatantri)
Pertama-tama, kita sembah sujud pada guru-guru sisilah: Bhiksu Liaoming, Guru Sakya Dezhung, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye. Sembah sujud pada Buddha Bodhisattva di altar mandala Madhatantri, sembah sujud pada yidam abhiseka hari ini Ragavidyaraja dan Padmakumara.
Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, dan para umat se-Dharma, apa kabar semuanya?
Kedatangan ke Indonesia kali ini berselang 17 tahun. Siswa Indonesia sangat ramah, malah bertambah, tidak berkurang. Pertama-tama, terima kasih kepada kedua majelis Madhatantri dan Kasogatan yang telah memimpin dengan luar biasa.
Hari ini adalah hari kedua kedatangan saya ke Indonesia. Tadi subuh pukul 4 hingga pukul 5, di sini ada petir dan halilintar, bunyinya sangat keras, ini berarti telah kontak yoga dengan kata "halilintar" dari Vihara Vajragarbha Zhenfo Zong kita.
Buddha Bodhisattva, Vajra Dharmapala, Dakini dan para dewa di atas langit pun datang ke Indonesia. Tadinya, saya pikir hari ini abhiseka Ragavidyaraja mungkin agak sulit, namun, tadi saat mengundang-Nya, Ia mengatakan bahwa semua Vajra Dharmapala pun datang, jadi, nanti boleh memberikan abhiseka Ragavidyaraja kepada Anda semua.
Semua orang sangat gembira melihat Ragavidyaraja. Karena Ia adalah yidam cinta kasih, bisa mengharmoniskan pasangan suami istri, mengharmoniskan rumah tangga. Mengharmoniskan kedua majelis besar Zhenfo Zong kita, segalanya sangat harmonis. Di sini, sama-sama mengundang seluruh Buddha Bodhisattva memberkati Indonesia agar negara makmur sentosa, aman sejahtera.
Di sini ada 2 cerita lucu, seorang pria harus mengucapkan 2 kalimat yang sama seumur hidupnya, saat baru menikah, ia akan mengucapkan satu kalimat, "Saya sungguh tidak percaya saya bisa mempersunting dirimu." Namun, setelah 40 tahun menikah, sama-sama mengucapkan, "Saya sungguh tidak percaya saya bisa mempersunting dirimu." Kalimat yang sama akan diucapkan 2 kali, namun, kalimat pertama diucapkan dengan sangat gembira, kalimat kedua diucapkan dengan sangat jengkel.
Cerita lucu kedua, sebagian pria ketika tidak mampu mengambil keputusan, ia pun menikah. Kedua, tidak mampu bersabar, ia pun bercerai. Selanjutnya, hilang ingatan, ia pun menikah lagi. Arti kedua cerita lucu yang saya sampaikan ini, kita bersarana dalam Tantra, ada ikrar Samaya, sekali bersarana, maka bersarana selamanya, tidak boleh seperti kedua cerita lucu di atas, berubah-ubah. Kita Vajrayana, bersarana dalam Zhenfo Zong itu sendiri ada ikrarnya, tidak boleh melanggar Sila. Setelah Anda bersarana, kita harus menaati Sila yang kita ucapkan saat bersarana di hadapan Buddha Bodhisattva, Anda harus taati, jika tidak taati Sila Samaya, tidak akan mencapai keberhasilan.