022 - Tantrayana dan Abhijna
Tantrayana tidak hanya disebut sebagai Sekte Smrtibala (Kekuatan pikiran), bahkan ia juga mempunyai sebutan lain yaitu: Sekte Abhijna (Kekuatan batin). Smrtibala dan abhijna sangat mirip, bahkan juga sangat dekat. Saya akan menjelaskan bagi Anda semua mengapa tantrayana disebut sebagai Sekte Abhijna. Telah saya katakan bahwasanya dalam tantrayana ada beberapa kekuatan, yaitu: Smrtibala yang dihasilkan melalui sadhana sadhaka sendiri, kemudian kekuatan Guru, kekuatan yidam dan kekuatan Dharmapala.
Beberapa kekuatan tak berwujud di angkasa ini bertujuan untuk membantu sadhaka. Kekuatan Dharmapala sangat besar, Ia memiliki kekuatan untuk melindungi sadhaka. Sedangkan kekuatan yidam, saat Anda beryukta dengan yidam, Dharmabala yang timbul akan sama tak terperikan dengan yidam. Kekuatan adhistana Guru juga akan menghasilkan bertambahnya Dharmabala Anda. Apabila yidam senantiasa menyertai Anda, saat Anda manunggal dengan-Nya, maka Anda akan menghasilkan abhijna.
Kita semua tahu bahwa Buddha memiliki Sepuluh Maha-abhijna, Bodhisattva juga memiliki abhijna yang sangat besar, semua Vajra Dharmapala juga memiliki abhijna, bahkan makhluk halus sekalipun juga memiliki abhijna. Saat sadhana Anda menghasilkan smrtibala, begitu Anda merenungkan Buddha, Bodhisattva, yidam, Dharmapala, mereka semua akan datang membantu Anda, maka akan timbul sebuah fenomena abhijna pada diri Anda.
Banyak hal di mana Anda cukup memikirkannya, maka akan terlaksana, inilah abhijna. Begitu Anda memikirkannya, langsung terjadi, oleh karena itulah saya tidak akan berpikiran sembarangan. Begitu Mahaguru memikirkan seseorang, maka orang itu akan datang. Saat Anda memikirkan seseorang, maka ia akan muncul, maka tidak boleh berpikiran sembarangan, sebab smrtibala dapat mengundangnya, mengaitnya untuk datang. Dalam tantrayana terdapat Mudra Vajrankusa (Kaitan Vajra), begitu mengait (Mahaguru membentuk mudra dan memperagakan gerakan), maka ankusa ini dapat mengait Anda kemari.
Ada beberapa jenis abhijna, sebab setelah Anda mencapai siddhi smrtibala, begitu pikiran timbul, Anda menggunakan smrtibala untuk mengamati smrtibala orang lain, maka ini menjadi ‘paracittajanam’ (kemampuan membaca pikiran orang). Saat Anda mengonsentrasikan smrtibala pada divyacaksu (mata dewata), maka menjadi divyacaksuabhijna (kemampuan mata dewata). Mengonsentrasikan smrtibala pada telinga, menjadi ‘divyasrotramabhijna’ (kemampuan telinga dewata). Anda dapat mengetahui berbagai masa kehidupan diri sendiri dan orang lain, inilah ‘purvanivasanusmrtijnanam’. Divyacaksu, divyasrotram, paracittajnanam, rddhividdhijnanam (kemampuan tiba di tempat lain dalam sekejap pikiran sesuai kehendak) dan purvanivasanusmrtijnanam, asravaksayajnanam (berakhirnya tumimbal lahir / berakhirnya tiris), ini semua adalah abhijna. Rddhividdhijnanam juga demikian, Anda dapat mengetahui peristiwa di tempat yang sangat jauh, dalam sekejap tiba di tempat tersebut. Anda juga dapat merealisasikan anasarava (non tiris), termasuk Prajna, Anda mampu memahami semua, inilah asravaksayajnanam.
Dikarenakan ada berbagai abhijna tersebut, maka tantrayana disebut sebagai Sekte Abhijna. Dikarenakan dalam dhyana (meditasi) Anda mengonsentrasikan smrtibala dari visualisasi, menciptakan sebuah Dharmabala yang tak terperikan, muncul fenomena kekuatan batin, maka kita menyebutnya abhijna.
Orang yang mencapai suatu realisasi, begitu menghasilkan abhijna, maka ia dapat menggunakan abhijna itu untuk melakukan Dharmabhakti, melaksanakan tanggung jawab pembabaran Dharma, oleh karena itulah tantrayana disebut sebagai Sekte Abhijna.
Bukankah saya telah mengatakan bahwa di angkasa ini terdapat Buddhaloka dan maraloka. Saat mara hendak melawan dan merintangi Anda, maka Dharmapala Anda akan muncul untuk melindungi Anda. Di angkasa terjadi pertarungan, pertarungan spiritual.
Sesungguhnya di seluruh dunia, kita ambil contoh Sejarah Tiongkok, dengan membaca sejarah kita akan mengetahui, ada kalanya muncul seorang Raja yang bajik, ada kalanya muncul seorang raja yang lalim. Semua perubahan dalam sejarah, sesungguhnya juga merupakan hitam dan putih, sama seperti gambar ‘taiji’. Saat sisi putih bertumbuh, maka muncullah seorang raja bajik. Saat sisi hitam bertumbuh, muncullah seorang raja yang lalim. Yang satu adalah kekuatan penciptaan dan yang satunya adalah kekuatan penghancuran. Pada dasarnya dua sisi kekuatan itu saling berkurang dan bertambah, menciptakan sebuah sejarah, terjadi sebuah perubahan. Dalam keseluruhan taiji, antara hitam dan putih seimbang, sebuah kondisi yang netral, bila tidak demikian maka sedang saling berkurang dan bertambah.
Demikianlah bagaimana seorang sadhaka tantra memasuki Buddhaloka atau memasuki maraloka. Setelah Anda mencapai realisasi bhavana, pikiran Anda menjadi murni, maka semua Buddha, Bodhisattva akan mengadhistana, semuanya akan melindungi dan mendukung Anda. Sebaliknya, saat pelatihan Anda justru menghasilkan pikiran sesat dan jahat, maka para makhluk halus dari maraloka, para asura, raja mara, dewa mara, mara bumi, mara manusia, semua berada di belakang Anda.
Di alam semesta ini juga terdapat peperangan, ada kalanya begitu pikiran timbul, jadilah sebuah peperangan, hanya saja kebanyakan manusia tidak menyadarinya. Anda lihat, begitu smrtibala seorang sadhaka muncul, menjadi sinar terang yang sangat terkonsentrasi, sangat kuat, dalam pandangan seorang yang memiliki divyacaksu akan terlihat sangat terang. Sedangkan orang awam nampak suram, sebuah sinar yang sangat suram, ini disebut sinar awam. Itu adalah sinar yang mengandung karma hitam, sinar berupa prana kegelapan yang memenuhi sekujur tubuh.
Bagi kita yang mampu melihat sinar spiritual, begitu melihatnya langsung mengetahui seseorang memiliki pikiran lurus atau menyimpang. Sinar yang dipancarkan oleh orang yang sakit jiwa sangatlah kacau, sangat tidak teratur.
Mengapa bhavana seorang sadhaka tantra dapat merealisasikan abhijna? Sebab ada smrtibala, ada samadhibala (kekuatan samadhi), ditambah dengan berbagai macam kekuatan dari alam semesta, semua menyatu menjadi abhijna. Tantrayana disebut sebagai Sekte Abhijna ada sebabnya, sebab tantrayana menekuni smrtibala, menekuni samadhibhala, juga menekuni Dharmapala, yidam dan Guruyoga, setelah memperoleh banyak Dharmabala, maka dengan sendirinya menghasilkan abhijna, ini terjadi dengan alamiah dan tak terperikan. Hari ini sampai di sini.
Om Mani Padme Hum.