019 - Filosofi Tantra
Pada umumnya, ada satu kesulitan dalam mempelajari Buddhisme, yaitu sangat luas. Salah satu contohnya adalah tantrayana, konsepnya juga tidak mudah untuk dipahami sepenuhnya. Namun konsep tantra ini, akan saya ungkapkan secara sederhana menggunakan beberapa teori dan doktrin.
Pada umumnya, penelitian terhadap Buddhisme diungkapkan dengan menggunakan tiga kata: yang pertama adalah substansi, yang kedua adalah atribut dan yang ketiga adalah fungsi atau bagaimana memanfaatkannya.
Berdasarkan substansi, atribut dan fungsi, substansi dari tantrayana dapat dijabarkan demikian, seantero semesta ini terbentuk dari sadmahabhuta (enam elemen utama), yaitu prhivi (bumi), apas (air), tejas (api), vayu (angin), akasha (eter) dan vijnana (kesadaran). Kita sering menyatakan bahwa sesungguhnya tubuh manusia adalah sebuah semesta kecil, seantero semesta adalah Semesta Agung, manusia adalah alam semesta kecil, sebab dalam tubuh manusia juga terdapat prthivi, apas, tejas, vayu, akasha dan vijnana.
Dalam hal substansi dapat dikatakan demikian, karakteristik dari prthivi adalah kokoh, karakteristik dari apas adalah lembab atau basah, karakteristik dari tejas adalah panas dan temperatur , karakteristik dari vayu adalah pergerakan, sedangkan karaktertistik dari akasha adalah tiada rintangan, keseluruhan alam semesta adalah tanpa batas. Karakteristik dari vijnana adalah Prajna sejati. Masing-masing dari sadmahabhuta ini mempunyai karakteristik.
Demikian pula dengan tubuh manusia yang juga terbentuk dari sadmahabhuta, tulang dan daging adalah prthivi, darah dan keringat adalah apas, temperatur adalah tejas, nafas adalah vayu, akasha adalah batin, karena batin tanpa batas, sedangkan vijnana adalah pengetahuan sejati, kesadaran, Prajna sejati.
Inilah teori substansi dari tantrayana.
Apa yang dapat kita gunakan untuk merepresentasikan atribut dari tantrayana? jawabnya adalah mandala.
Saat pengulasan Risalah Agung Tahapan Jalan Tantrayana, saya telah membahas perihal mandala, sesungguhnya Risalah Agung Tahapan Jalan Tantrayana dibabarkan dengan menggunakan atribut mandala. Dari awal sampai akhir, penekunan tantrayana menggunakan mandala sebagai atribut.
Berikutnya, dalam hal fungsi, berdasarkan sadhana, tantranyana secara eksternal adalah pelatihan tubuh, ucapan dan pikiran, sedangkan secara internal adalah pelatihan prana, nadi dan bindu. Melatih tubuh, ucapan dan pikiran hingga mencapai kemurnian. Fungsi dari pelatihan prana, nadi dan bindu adalah mentransformasikan setiap bagian tubuh menjadi sinar, mengonfirmasikan sadmahabhuta dari Kesadaran Alam Semesta: prthivi, apas, tejas, vayu, akasha dan vijnana. Berbagai fungsi dari sadhana tantra adalah supaya semesta kecil diri sendiri beryukta atau beryoga dengan Kesadaran Teragung Alam Semesta.
Kita mengetahui bahwa Buddha adalah Tri-guhya, yaitu kemurnian tubuh, ucapan dan pikiran, sebuah kondisi yang senantiasa dan sepenuhnya murni. Bhavana tantrayana adalah menggunakan tri-karma, yaitu tubuh, ucapan dan pikiran kita, ditransformasikan menjadi Tri-guhya yang murni. Mencapai Kebuddhaan dalam tubuh saat ini juga dengan cara mentransformasikan tri-karma menjadi Tri-guhya, juga menggunakan prana, nadi dan bindu dalam tubuh, menggunakan batin serta berbagai aktivitas tubuh untuk mengonfirmasikan pemanunggalan dengan Semesta Agung, ini semua dapat dikatakan sebagai fungsi dari tantrayana.
Dengan demikian Anda semua dapat memahaminya, keseluruhan filosofi tantrayana nampak di hadapan Anda. Teori substansinya adalah sadmahabhuta, atribut yang dinyatakan adalah mandala, sedangkan metode pemanfaatannya adalah menggunakan pelatihan tubuh, ucapan dan pikiran, serta prana, nadi dan bindu. Hasil akhirnya adalah yoga antara manusia sebagai semesta kecil dengan Kesadaran Semesta sebagai Semesta Agung, inilah filosofi tantrayana.
Menurut saya, bhavana dalam tantrayana lebih memiliki tahapan yang dapat diikuti, Anda dapat melihat jalannya, dengan demikian Anda tahu bagaimana harus melangkah, Anda mempunyai sebuah arah. Ada cara untuk ditekuni, ada tahapan yang dapat ditempuh, dapat menekuni bhavana dengan langkah mantap, dapat memasuki kesunyataan. Dalam tantrayana terdapat pelatihan batin, juga terdapat pelatihan tubuh, tantrayana memiliki keduanya secara lengkap. Oleh karena itulah yang lebih aktual dan lebih menghasilkan anubhava nyata (perolehan / pengalaman praktek) adalah tantrayana.
Pada umumnya, kebanyakan bhavana dalam Buddhisme adalah seputar pelatihan batin, sangat jarang yang sekaligus mempunyai pelatihan tubuh. Oleh karena itu, menurut saya filosofi tantrayana adalah bhavana manunggal antara tubuh dan batin, terlebih merupakan sekte pelatihan diri yang sangat aktual dan lebih bersifat aplikatif.
Om Mani Padme Hum