402 - Menghancurkan Tiga Rintangan – Rintangan Asmara (2)
Saya ceritakan sebuah kisah mengenai memahami sifat asmara, kita tahu bahwa Zhuangzi merupakan seorang Taoist yang berilmu, saat dia berjalan melewati kuburan, ia melihat seorang wanita muda yang berperilaku aneh, wanita itu sedang mengipasi tanah sebuah kuburan, merasa heran ia pun menanyainya: “Mengapa Anda mengipasi tanah itu?” Wanita itu menjawab: “Sesaat sebelum suami saya meninggal dia memberitahu saya, apabila tanah kuburan telah kering, maka saya boleh menikah lagi. Oleh karena itulah setiap hari saya mengipasi tanah kuburan yang basah ini, supaya dia cepat kering.” Zhuangzi menghela napas, karena dia berilmu, maka dia mengerahkan kesaktian supaya tanah itu segera kering, begitu tanah kuburan kering, wanita itu langsung gembira, saking gembiranya dia menghadiahkan kipas itu kepada Zhuangzi, dia mengatakan: “Terima kasih Anda telah mengerahkan kesaktian untuk mengeringkan tanah kuburan ini.” Dia langsung pergi untuk menikah lagi.
Saya menceritakan kisah ini supaya Anda semua dapat memahami sifat asmara, ada seseorang yang mengatakan, jika suatu hari nanti istrimu meninggal dunia, maka dia baru benar-benar menjadi istri Anda, sebab dia tidak mungkin menikah lagi! Saat istri Anda belum meninggal dunia, belum tentu dia adalah benar-benar istri Anda, mungkin saja ini terlalu dibesar-besarkan, namun sesungguhnya demikianlah fenomena di dunia jaman sekarang. Mengungkapkan asmara sebagai hal yang sangat kokoh dan sangat indah, tak terhancurkan, sungguh tak dapat dipercaya. Oleh karena itu kita sadhaka harus tenang dalam menghadapi segala situasi, melalui hari-hari dengan prinsip mengalir mengikuti jodoh, Bhiksu Xuyun meninggalkan keduniawian karena telah memahami rintangan asmara. Istri dari Mahabhiksu Hongyi pernah naik gunung untuk mencari Mahabhiksu Hongyi, jelas-jelas dia ada di gunung, namun dia tidak mau menemui istrinya, oleh karena itu asmara hanya sebatas goresan pena, demikian juga dengan Mahabhiksu Lianchi. Anda harus mampu mengatasi rintangan asmara, makna dari kisah seorang istri di kuburan itu adalah hubungan asmara sangat mudah berubah-ubah. Saya telah melihat banyak contoh, semuanya mengalami perubahan, tidak kekal, sadhaka mengamati perubahan tersebut, maka Anda akan memahaminya, di dunia ini tiada sesuatu apapun yang merupakan milik Anda, termasuk asmara.
Suatu ketika istri Zhuangzi mengatakan: “Kita akan bersama selama-lamanya.” Zhuangzi pura-pura mati, dia memiliki ilmu, kemudian dia menjelma menjadi seorang pelajar yang tampan untuk menggoda istrinya sendiri, akhirnya istrinya menikah dengan pelajar tersebut, saat itu Zhuangzi melantunkan sebuah puisi, puisi itu dapat membantu Anda untuk memahami sifat asmara: “Jika kau meninggal, aku tidak akan memperistri orang lain, namun saat aku meninggal kau pasti diperistri orang lain, apabila aku benar-benar meninggal, sungguh sebuah lelucon menggelikan!” Ini adalah puisi yang dilantunkan oleh Zhuangzi sendiri. Sebenarnya pria dan wanita sama saja, saya bukan mengatakan bahwa wanita itu mudah berubah, sesungguhnya pria juga sama saja, semua sama-sama mudah berubah. Oleh karena itu jangan melekat pada asmara, penuturan panjang lebar ini bertujuan supaya Anda mampu menghancurkan rintangan asmara, dengan demikian barulah Anda dapat mencapai keberhasilan bhavana, jika Anda melekat pada asmara, maka itulah penderitaan Anda.
Ada seorang siswa wanita yang mengirimkan surat memohon Mahaguru membuat sebuah fu untuknya, untuk apakah fu itu? Supaya suaminya hanya tertarik padanya, supaya tidak melirik orang lain, supaya selamanya mata suaminya melihat dia seorang. Saya mengatakan: “Ada satu cara, dulu ibu saya yang mengajarkannya, ikatlah sabuk kalian menjadi satu, maka selamanya kalian akan bersama.” Sabuk kalian diikat menjadi satu, selamanya jalan bersama, ke toilet pun bersama-sama. Di dunia ini mana ada fu semacam itu? Supaya mata suami Anda hanya melihat Anda dan tidak melihat orang lain?! Demikian cara kita untuk mengatasi rintangan asmara, ada kalanya Anda menyukai yang halus dan putih, baiklah, Mahaguru menggunakan sehelai kain untuk menutupi mata Anda, kemudian mempersilahkan Anda meraba yang halus dan putih, sangat halus, sangat putih! Ternyata kulit seekor babi! Rintangan asmara teratasi, Anda menyukai sensasi sentuhan yang putih dan lembut, mata Anda ditutup dan Anda dipersilahkan merabanya, saat Anda mulai merasa nyaman, mata Anda boleh dibuka supaya Anda bisa melihat kulit babi, dengan demikian Anda akan mengatasi rintangan asmara. Babi Amerika sangat putih dan halus, cara ini dapat dipakai untuk mengatasi rintangan asmara.
Oleh karena itu Sakyamuni Buddha mengajarkan asthi-samjna (kontemplasi tulang belulang) dan asubha-smrti (kontemplasi kekotoran tubuh) kepada kita semua, supaya kita mampu mengatasinya, supaya sadhaka tidak melekat, sehingga Anda benar-benar mampu menenangkan batin, mampu melampauinya. Kami bukan sedang mengajari supaya Anda tidak punya perasaan sama sekali, namun paling tidak Anda mampu melampauinya, Anda harus menang, jangan terikat, dengan demikian barulah Anda dapat menekuni bhavana, sebab terikat oleh asmara sangatlah menderita, Anda akan mengalami duhkha. Seorang sadhaka harus hidup dengan suci, harus memiliki kekuatan samadhi, tidak peduli menghadapi kondisi apapun, Anda mampu melampaui semua, semua tersucikan, segalanya murni, Anda mampu memahami sifat segala sesuatu, dengan demikian barulah dapat mencapai keberhasilan.
Om Mani Padme Hum.