410 - Buddhata Tertampak
Kita mengulas ‘Buddhata Tertampak’, setelah kemunculan vimalaprabha (sinar suci) , cahaya hati telah terpancar keluar, ini merupakan proses alamiah, saat itu kesadaran pandangan Anda akan sangat luas dan mendalam, dengan sendirinya tubuh dan batin menjadi murni. Kesadaran pandangan yang luas dan mendalam berarti memperoleh Prajna Anuttara, dari manakah asalnya? Tentu saja berasal dari dhyana dan samadhi, dalam tantrayana dengan menekuni dhyana-samadhi, Anda dapat membuka avadhuti (nadi tengah) dan memutar lima cakra, sehingga lima cakra terbuka dan memancarkan vimalaprabha. Dalam bhavana, begitu mata kita dipejamkan, seluruh bumi terhampar di hadapan, tiada dinding yang dapat merintangi, Anda mampu melihat tembus ke luar dinding, bahkan lebih jauh, hingga sepuluh penjuru Dharmadhatu tertampak di hadapan Anda, kondisi ini kita sebut sebagai ‘divyacaksu’ (mata dewa), bagaimana munculnya divyacaksu? Yaitu setelah vimalaprabha muncul, ia akan terhubung dengan sinar di dalam benak Anda, dan terhubung dengan segala sesuatu di luar, segala rintangan akan tersingkirkan. Pernah saat Mahabhiksu Xuyun bersamadhi, begitu mata terpejam, beliau melihat taman bunga di luar, padahal beliau sedang bermeditasi dalam kamarnya, ada dinding yang merintangi, bagaimana mungkin bisa melihat taman bunga di luar? Tapi beliau sungguh melihat taman bunga di luar. Bahkan melihat siswanya sedang beraktivitas di taman bunga, beliau mengetahui apa saja yang dilakukan oleh siswanya, ini merupakan fenomena bangkitnya abhijna, yaitu setelah vimalaprabha muncul dalam samadhi, maka abhijna juga bangkit.
Kita tahu bahwa paracittajnanam adalah batin Anda mengetahui apa yang dipikirkan oleh orang lain. Fenomena divyacaksu berarti terdapat layar dalam batin Anda, setelah mengatur sinar mata, layar akan menampilkan segala sesuatu yang ingin Anda ketahui. Apabila ingin melihat isi saku orang lain, misalnya sebuah benda dimasukkan ke dalam saku Anda, begitu mata terpejam, layar akan menampilkan benda dalam saku Anda, ini adalah daya penembusan divyacaksu, tergolong sebagai sebuah fenomena yang timbul setelah kemunculan vimalaprabha. Oleh karena itu divyacaksu, paracittajnanam dan purvanivasanusmrtijnana (kemampuan mengetahui kehidupan lampau), semua ini merupakan fenomena yang timbul setelah kemunculan vimalaprabha. Ini dapat dibagi menjadi dua, yang satu adalah abhijna yang timbul dalam samadhi, dan yang lain adalah Prajna yang timbul dalam samadhi. Abhijna dan Prajna ibaratnya merupakan sepasang sayap burung, merupakan sepasang sayap dari siddhi, inilah yang dikatakan oleh Nagarjuna Bodhisattva.
Dari dalam samadhi timbul vidyalaksana (Terang Pengetahuan), setelah kemunculan vimalaprabha, maka vidyalaksana juga akan timbul. Begitu vidyalaksana timbul, berarti Anda telah memiliki abhijna, juga telah memiliki Prajna, dari kemampuan samadhi yang mendalam, Anda dapat menyaksikan Buddhata, ini disebut ‘Buddhata Tertampak’, yaitu Buddhata telah tampak dengan sendirinya, apabila Anda memahami apa itu Buddhata, maka Anda telah merealisasi ‘Buddhata Tertampak’, setelah memahami Buddhata, maka tubuh dan batin awam telah berubah, Anda memperoleh Mahasiddhi.
Bhavana tantrayana ada tahapannya, langkah demi langkah, untuk merealisasi ‘Buddhata Tertampak’, terlebih dahulu harus melatih prana, penekunan Sembilan Tahap Pernapasan Buddha dan bhadrakumbhaprana merupakan penekunan prana, menggunakan olah prana ini sebagai fondasi untuk membangkitkan kundalini, kemudian kundalini digunakan untuk membakar bindu, selanjutnya menggunakan fungsi membakar tetesan untuk membuka avadhuti. Fungsi membakar tetesan dapat digunakan untuk membuka lima cakra, setelah lima cakra terbuka, vimalaprabha akan muncul, kemudian melebur dalam vimalaprabha, hingga akhirnya Anda dapat memahami Buddhata, sekujur tubuh penuh sinar terang, dalam tantrayana sinar terang sekujur tubuh Anda disebut sebagai ‘vimalaprabha anak’. Sedangkan kondisi Nirvana, sinar terang Buddha-ksetra disebut sebagai ‘Vimalaprabha Induk’, kelak saat tubuh jasmani telah dilepaskan, yang tersisa hanya sinar terang, menuju pada Vimalaprabha Induk, kemudian vimalaprabha anak dan Vimalaprabha Induk manunggal, ini disebut Vimalaprabhaphala, saat itulah disebut sebagai: mencapai Kebuddhaan. Oleh karena itu Mahasiddhi Sinar Pelangi adalah saat bhavana Anda telah menghasilkan vimalaprabha anak, kemudian vimalaprabha anak memasuki Vimalaprabha Induk di Buddha-ksetra, saat itulah merealisasi Mahasiddhi Sinar Pelangi. Inilah Mahasiddhi Sinar Pelangi yang sering kita bahas, yaitu sinar hasil bhavana diri, memasuki sinar Kesadaran Semesta, kemudian keduanya manunggal menjadi Vimalaprabhaphala.
Menurut saya pribadi, sesungguhnya penekunan bhavana di dunia saha ini adalah meleburkan rupa dan sunya, tubuh perlahan melebur, sehingga Buddhata benar-benar tertampak, Sinar Buddhata diri sendiri tertampak, tubuh jasmani lebur secara bertahap. Dari awam menekuni bhavana hingga Kebuddhaan, berarti meleburkan tubuh jasmani, menampakkan sinar terang dalam batin, sehingga memperoleh Kebuddhaan. Ajaran Sakyamuni Buddha terutama adalah mengajarkan bagaimana supaya Buddhata tertampak, berbagai teori Buddhisme bertujuan supaya Buddhata tertampak. Tantrayana mengajarkan Anda bagaimana menggunakan prana, nadi dan bindu dalam tubuh untuk menampakkan Buddhata. Sedangkan sutrayana menggunakan teori, sila dan dhyana-samadhi untuk menampakkan Prajna dan abhijna, memperoleh Buddhata.
Pengulasan hari ini sampai di sini.
Om Mani Padme Hum.