17 Mei 2020 Upacara Agung Homa Tara Peredam Wabah di Rainbow Temple
【Berita TBS Seattle】
Sore hari tanggal 17 Mei 2020, Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) Seattle Amerika Serikat dengan tulus mengundang Mulacarya Dharmaraja Liansheng untuk memimpin Upacara Agung Homa Tara Peredam Wabah.
Upacara hari itu sangat istimewa, Dharmaraja memberitahu semuanya, di saat beliau membentuk Mudra Tara Peredam Wabah, setiap Tara hadir membentuk barisan segaris menjelma menjadi titik cahaya, kemudian masuk ke dalam tubuh Dharmaraja, "Termasuk di antaranya : Syama Tara, Sita Tara, 21 Tara, Tara Peredam Wabah, Dakini Pelindung Empat Arah, Dakini Delapan Arah, dan Dakini 20 Surga, semua hadir, ini adalah upacara yang sangat istimewa."
"Selama belum kontak yoga, Anda akan sulit melakukan bimbingan transfer kesadaran.", Dharmaraja menjawab setiap pertanyaan siswa, "Sebab Istadevata tidak turun pada jari Anda, tidak bisa memancarkan cahaya, sehingga tidak bisa menutup pintu alam surga, pintu alam neraka, pintu alam manusia, dan membendung pintu alam preta. Akan tetapi, Anda bisa menunjukkan lokasi puncak kepala kepada mendiang, pada saat yang sama Anda juga beritahu mendiang supaya segera japa Mantra atau Nama Istadevata."
Metode transfer kesadaran dilakukan pada saat jelang wafat, sedangkan Phowa dilatih semasa hidup untuk membuka puncak kepala diri sendiri.
Pada saat jelang wafat, Trimula ( termasuk Seratus Adinata Santam dan Krodha ) akan datang menjemput, Dharmaraja memberi petunjuk, Anda dapat simak dalam karya tulis Dharmaraja Liansheng, buku nomor 163 "Mengarungi Samudra Samsara" ( Mengarungi Samudera Hidup dan Mati ), "Setiap umat mesti baca buku ini, sebab buku ini dapat membantu Anda dan insan lain untuk terlahir di Negeri Buddha."
Di saat tidak ada Dharmapala di sisi sadhaka, ini adalah suatu hal yang sangat berbahaya, bagaimana caranya supaya senantiasa memperoleh perlindungan Dharmapala ?
"Mudah sekali, berpujana kepada Dharmapala. Setiap hari Anda memberikan persembahan kepada Dharmapala, terlebih adalah di saat hari jadi Dharmapala, setiap hari Anda mesti memberikan persembahan kepada Dharmapala."
Sadhana apa yang mesti ditekuni ? Bagaimana cara menekuninya ? "Yaitu visualisasi, japa mantra, bentuk Mudra Dharmapala." Dharmaraja mengajarkan, jika Anda ingin Mulacarya menyertai Anda selama di luar, maka gunakan mudra, visualisasi dan Mantra Mulacarya ; Jika Anda ingin Istadevata Anda menyertai Anda keluar untuk mengerjakan sesuatu, maka visualisasikan Istadevata Anda keluar bersama Anda ; Jika Anda ingin supaya Dharmapala terus menyertai Anda di luar, melindungi Anda, maka visualisasikan Dharmapala."
Jika Anda bisa sekaligus visualisasikan Guru, Istadevata, dan Dharmapala manunggal, japa Mantra mereka, visualisasi mereka, dan bentuk mudra mereka, demikian juga bisa." Mahaguru juga mengajarkan bagaimana melakukan visualisasi pemanunggalan Trimula.
Kiat masuk samadhi adalah tiada persoalan dan acitta, acitta adalah alam internal, sedangkan tiada persoalan adalah alam eksternal, amanasikara adalah fokus, dan fokus juga berarti samadhi, "Akan tetapi, amanasikara lebih berharga, sebab, setiap benda memiliki pikiran, saat Anda telah mencapai amanasikara, itu adalah kesadaran cerah, amanasikara adalah kesadaran cerah, saat itu barulah bisa menghasilkan prajna terang, ini sangat penting."
Saat Anda berbhavana mencapai anatman, amanasikara, acitta, dan tiada persoalan, semua tidak lagi eksis. Jika Anda telah anatman, maka juga acitta, maka juga tiada persoalan, dan juga amanasikara, oleh karena itu, anatman adalah Buddhata, "Jika tiada aku, masih ada pikiran apa lagi ? Ini adalah kondisi tertinggi, anatman adalah kondisi yang sangat tinggi. Jika seorang sadhaka ingin mencapai amanasikara, mesti mulai dari tiada persoalan, kemudian masuk pada anatman." Jika kondisi hati bisa selamanya seperti itu, berarti tiada persoalan dalam batin.
Dharmaraja menggunakan diri sendiri sebagai contoh, setiap hari Mahaguru sangat alamiah, sangat tenang melihat dunia, "Demikianlah hasil bhavana, saat ada masalah masuk ke dalam hati, Mahaguru akan mentransformasikannya, memandangnya sebagai tiada."
Dharmaraja melanjutkan pengulasan Lamdre :
Dalam teks Lamdre disebutkan "Dua bhumi Abhiseka Prajna, tiga bhumi Abhiseka Prajna, dan setengah bhumi Abhiseka Tingkat Empat."
Dharmaraja menjelaskan, saat Abhiseka Prajna, dihasilkan cahaya dan terang, saat itulah yang paling bersih, dapat melihat Satyakaya ( Dharmatakaya ) yang sejati dan alam suci." Hati Anda transparan seperti cermin, dapat memantulkan segala fenomena semua alam surga, semua ada di dalamnya.
"Di lokasi mudra" Dalam teks Lamdre, apa yang dimaksud sebagai mudra ?
Dharmaraja memberitahu semua, Dakini Prajna adalah mudra, sebab Dakini Prajna membantu Anda, Anda melihat Dakini Prajna, Anda dapat melihat triloka, "Anda bisa lihat Dakini, melihat diri sendiri, Anda memahami sarvadharma samsara dan nirvana. Jika hati Anda sudah sangat terang, hati bisa melingkupi segala sesuatu, melingkupi alam semesta, triloka, semua alam surga, termasuk empat alam suci, semua terpantul dalam hati Anda, inilah kesucian, merupakan kesucian yang paling kuat."
Bhavana mencapai bhumi ke-13, berarti telah merealisasi Dharmatakaya dan sambhogakaya, memasuki sarvacarya aksara, menjadi aksara tak terhancurkan, "Kenapa tak terhancurkan ? Sebab Ia ada di tengah angkasa, Ia ada dalam visualisasi, Ia ada dalam lukisan berwarna, tidak terhancurkan. Buddha bhumi ke-13 adalah Dharmatakaya, kemudian bertransformasi menjadi sambhogakaya, kemudian menitis ke dunia fana menjadi nirmanakaya."
Dharmaraja menjelaskan, kita bersadhana menggunakan visualisasi aksara Sansekerta, kemudian aksara bertransformasi dan muncul sambhogakaya, "Semua yang kita visualisasikan adalah sambhogakaya, sedangkan nirmanakaya adalah wujud Mahaguru ini, sambhogakaya adalah Padmakumara, Dharmatakaya adalah alam yang tertinggi ( Amitabha Buddha dan Adharma Buddha adalah Dharmatakaya ), Anda tidak bisa melihatnya."
Dharmaraja menyemangati semua, bhavana mesti "tiada persoalan", jika Anda tiada persoalan, tidak terpengaruh oleh lingkungan ; Acitta, saat Anda mencapai kondisi acitta, maka segala sesuatu tidak bisa memengaruhi Anda ; Amanasikara, tidak terpengaruh oleh bentuk-bentuk pikiran ; Saat Anda telah mencapai kondisi anatman, maka Anda mencapai Sambodhi, menjadi Buddha.