18 Juli 2021 Upacara Homa Jambhala Merah di Rainbow Temple
【Liputan TBSN】
Pada tanggal 18 Juli 2021, Rainbow Temple Seattle Amerika Serikat mengundang Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu untuk memimpin Upacara Homa Jambhala Merah (Hongcaishen - 紅財神). Usai homa, terlebih dahulu Dharmaraja mengumumkan bahwa Upacara Homa minggu depan adalah Guru Padmasambhava (Lianhuashengdashi - 蓮華生大士). Dahulu Mahaguru Santaraksita menyarankan kepada Raja Trisong Detsen untuk mengundang Guru Padmasambhava masuk Tibet untuk membabarkan Dharma, kemudian Beliau bertiga mendirikan Vihara Samye di Tibet. Guru Padmasambhava merupakan perintis Tantra Tibet, merupakan Guru Sesepuh yang dijunjung tinggi oleh keempat sekte utama Tantra Tibet. Guru Padmasambhava tidak mempunyai ayah dan ibu, karena Beliau lahir dari dalam padma, oleh karena itu Guru Padmasambhava juga merupakan Padmakumara. Selain itu, Guru Padmasambhava juga merupakan perpaduan Tri Arya: Buddha Sakyamuni, Buddha Amitabha, dan Bodhisattva Avalokitesvara, sangat agung dan mulia.
Dharmaraja mengungkapkan, hari ini yang menjadi Pemohon Utama untuk Homa Jambhala Merah sungguh terberkahi, sebab saat Dharmaraja menyentuhkan vajra ke puncak kepala Jambhala Merah, Jambhala Merah pasti menyemburkan berbagai macam harta dari belalai-Nya, antara lain Harta Dharma, rezeki utama, dan rezeki sampingan. Dharmaraja mengatakan, Zhenfozong adalah sekte kemenangan, banyak siswa telah memenangkan lotre. Dharmaraja juga mendoakan semoga semua memperoleh kemenangan !
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa dari Prancis bertanya:
Ada umat yang telah menjapa Mantra Hati Guru genap 8 juta kali, namun karena ia melakukan lima perbuatan durhaka, sehingga tercipta rintangan yang membuat dia tidak bisa berjumpa dengan Mahaguru. Bolehkah menjapa Mantra yang disebutkan dalam Sutra Avalokitesvara Ekadasamukha: "Om. Mahajialunijia. Suoha"? Sebab dalam Sutra disebutkan menjapa Mantra ini satu kali saja dapat melenyapkan 10 karma buruk, 5 perbuatan durhaka, dan semua rintangan pelanggaran lainnya. Menyingkirkan derita sakit dan berbagai marabahaya, terbebas dari samudra samsara dan mencapai Nirvana.
Apakah perlu mohon Mahaguru untuk menganugerahkan abhiseka untuk Sutra dan Mantra ini? Supaya bisa memperoleh manfaat seperti yang disebutkan dalam Sutra, menyingkirkan semua rintangan dan pelanggaran.
Selain itu, "Konon Avalokitesvara Ekadasamukha adalah pemimpin spiritual di alam asura, pada masa kini di dunia sangat banyak gangguan Mara dan roh jahat, kebaikan dan kejahatan diputarbalikkan, apakah kondisi ini dapat diperbaiki melalui kebijaksanaan yang dihasilkan dari membaca Sutra ini?
Dharmaraja menjawab:
Dalam Tantra, segala Sutra, Mantra, dan metode, yang terbaik adalah dapat memperoleh abhiseka dari Guru. Dalam Tantra, bahkan setiap macam Prayoga, semua memerlukan abhiseka.
Gunung Potaloka adalah Putuoshan, Bodhisattva Shima berada di Gunung Potaloka. Dharmaraja mengatakan, dahulu Guru mengatakan, Avalokitesvara Dasamukha memiliki 11 wajah, satu wajah melambangkan satu bhumi, 11 wajah berarti Bodhisattva bhumi ke-11, sedangkan Kebuddhaan adalah bhumi ke-13, hanya selisih dua bhumi dari Kebuddhaan.
Mengenai apakah hanya dengan menjapa Mantra ini sebanyak satu kali saja bisa membersihkan 10 karma buruk dan 5 perbuatan durhaka, setelah mohon petunjuk, Dharmaraja menjawab, "Ya dan tidak! Mahadewi Yaochi memberi petunjuk, beberapa pelanggaran dan karmavarana bisa, tapi beberapa tidak bisa. Dikatakan 'Ya' karena di saat-saat akhir kehidupan, sepenuh hati dan pikiran mencapai kondisi ekacitta, karmavarana pun bisa lenyap. Namun jika dijapa dengan mencoba-coba dan sembarangan, maka jawabannya adalah 'Tidak'. Contohnya, dalam Triaksara Vidya, ada aksara 'A' dan 'Hum', di saat jelang wafat, kaitan aksara 'A' mengait lingkaran aksara 'Hum' di cakra anahata, hanya sekali kait, langsung masuk alam suci Buddha. Penjapaan ini mesti dilakukan dengan satu hati dan tak galau, dijapa sepenuh hati, dan Anda pun dapat mencapai keberhasilan. Namun, bila dalam hati masih ada pikiran bercabang, berarti jawabannya adalah tidak."
Dharmaraja menjelaskan, "Yang dimaksud dalam Sutra adalah penjapaan ekacitta, sepenuh hati, jika tidak, maka semua tidak perlu lagi berbhavana, cukup menjapa satu kalimat itu. Namun, saat Anda berada dalam kondisi jelang wafat, bisa menjapanya dengan sepenuh hati, maka akan menghasilkan manfaat tersebut, tapi jika pikiran Anda masih bercabang, berarti tidak akan bisa. Kapan Anda bisa mencapai kondisi bersih dan ekacitta? Contohnya pembacaan Sutra Raja Agung, semua sudah membaca lebih dari seribu kali, namun mesti tanya kepada diri sendiri, kapan yang benar-benar dilakukan dengan sepenuh hati ekacitta?"
Siswa dari Malaysia bertanya:
Jika kondisi sakit keluarga kita tidak membaik, dan saat dokter telah menyarankan untuk tabah, selain menulis surat mohon adhisthana Mahaguru, apa lagi yang dapat kami lakukan supaya bisa membantu supaya keluarga yang sakit memperoleh adhisthana?
Dharmaraja menjawab:
Dalam kondisi seperti ini, pada umumnya suasana hati keluarga akan menjadi kacau, cukup tekuni sadhana yang biasa Anda tekuni, japa Sutra dan Mantra yang biasa Anda japa, lakukan Homa dengan Yidam yang biasa Anda tekuni dalam Homa, panjatkan permohonan kepada Yidam yang biasa menjadi tempat Anda berdoa, ini yang benar ! Jangan karena kondisi batin sedang kacau, maka Anda pun melupakan Yidam, Sutra, Mantra, dan sadhana yang biasa Anda tekuni, sebenarnya tidak perlu memohon kemana-mana.
Siswa dari Taiwan bertanya:
Sebelum suntik vaksin, apakah bisa menggunakan Sadhana Detoksifikasi Raga Vidyaraja, memohon supaya Raga Vidyaraja menyingkirkan efek samping vaksin bagi tubuh? Apakah orang yang sudah suntik vaksin juga boleh menggunakan Sadhana Detoksifikasi mohon adhisthana Raga Vidyaraja untuk menyingkirkan semua efek samping vaksin bagi tubuh, menyingkirkan semua risiko dan dampak, supaya tubuh bisa sehat? Apakah syarat menggunakan Sadhana Detoksifikasi Raga Vidyaraja mesti telah menjapa Mantra Hati Raga Vidyaraja genap 300 ribu kali? Apakah masih ada hal lain yang perlu diperhatikan?
Dharmaraja menjawab, "Perlu mengingatkan Anda, jika pertanyaan dalam sesi 'Anda Bertanya Saya Menjawab' memasuki ranah dunia kedokteran, harap langsung bertanya kepada dokter ahli. Di sini kita akan membahas hukum karma, metode lokiya, dan bagaimana cara mendatangkan kemanggalaan dan menolak bala. Sesungguhnya dokter ahli sangat penting, namun baru-baru ini, melihat televisi, melihat para ahli menjawab pertanyaan, semua punya pendapat berbeda. Contohnya mengenai dampak setelah sembuh dari Covid-19, dalam berita disebutkan ada 200 macam dampak. Tidak suntik vaksin juga tidak bisa, sebab frekuensi penularan sangat besar, contohnya varian Delta baru-baru ini."
"Jika Anda menggunakan Sadhana Raga Vidyaraja, ini adalah ketulusan Anda. Ada beberapa yang manjur, ada juga yang tidak, segala sesuatu pasti dua sisi, ibarat memohon bambu ramal, ada yang hasilnya mujur, ada pula yang sial. Kadang bahkan ada jawaban seperti ini: Dalam kesialan ada kemujuran, dalam kemujuran ada kesialan, atau biasa saja, semua tergantung peruntungan Anda. Menggunakan Sadhana Detoksifikasi Raga Vidyaraja berarti bertambah satu jaminan. Bagi yang telah disuntik vaksin, tentu saja juga boleh berdoa mohon adhisthana, mengenai bagaimana hasilnya, setiap orang berbeda. Mengenai apakah harus menjapa genap 300 ribu kali, jika disebutkan 300 ribu maka 300 ribu, apakah masih ingin menawar?"
Dharmaraja menekankan:
Yang paling penting adalah satu hati tak galau! Yang paling penting adalah sepenuh hati ekacitta!"
◎ Dharmaraja Melanjutkan Pengulasan Lamdre
3.2, Trimarga: Dalam, menengah, dan dangkal.
1. Pudgala berbakat baik; 2. Pudgala berbakat menengah; 3. Pudgala berbakat rendah.
Dharmaraja menjelaskan, dalam bhavana ada tiga jenis bakat, seperti tga jenis makhluk yang ditulis oleh Y.A. Atisa. Risalah Agung Tahapan Jalan Tantra dan Risalah Agung Tahapan Jalan Menuju Pencerahan juga ditulis berdasarkan tiga jenis makhluk.
1. Pudgala berbakat baik
Slokha: "Acarya marga mendalam", yaitu pudgala berbakat baik dapat menyempurnakan semua marga melalui Guru. Siswa berbakat baik memiliki keyakinan dan penghormatan, serta mengabdi kepada Guru, bahkan meskipun Guru tidak mengajarkan satu aksara pun, dan siswa tidak melakukan satu sadhana pun, gabungan nidana yang selaras akan menghasilkan peningkatan spiritual.
Dharmaraja menjelaskan, Acarya marga mendalam berarti memiliki pengamalan marga yang sangat tinggi dan mendalam.
Acarya yang berbakat rendah, ia memahami ritus sadhana; Acarya berbakat baik sepenuhnya paham bagaimana mencapai Kebuddhaan. Jika Anda belajar kepadanya, memperoleh adhisthana, meskipun ia tidak mengajarkan apapun, namun daya adhisthana beliau sudah sangat cukup untuk diandalkan.
2. Pudgala berbakat menengah
Slokha: "Samaya", yaitu: Bakat menengah, atau pudgala berbakat menengah, berpegangan pada trinaya, mempelajari 23 Samaya, jika ada pelanggaran, dapat diatasi dengan lima macam metode, dengan metode ini menyempurnakan marga dan meningkatkan tujuan.
Dharmaraja menjelaskan, "Acarya bakat menengah memahami sila, tahu mana yang boleh dilakukan, mana yang tidak boleh, dengan demikian tidak akan berbahaya."
3. Pudgala bakat rendah
Slokha: "Tubuh dipilih dan dilepaskan", yaitu: Pudgala bakat rendah, marga dangkal, sukar menghasilkan anubhava, di saat nidana berpadu ia baru bisa meyakini dan memahami, oleh karena itu disebut "Bakat rendah", tubuh dengan nidana yang selaras secara bertahap, tubuh mengatasi, yang dipatahkan adalah pematahan kelekatan akan tubuh, oleh karena itu disebut: "Tubuh dipilih dan dilepaskan". Berdasarkan hal ini menyambungkan kiat marga dengan phala, sebagai ajaran yang tidak bertambah dan tidak berkurang.
Dharmaraja menjelaskan, "Acarya berbakat rendah memahami beberapa teori, namun tidak memperoleh anubhava sejati. Ia tahu mengatasi persoalan dengan menggunakan tubuh, ini merupakan tindakan bakat rendah. Yang berbakat menengah memahami sila, yang berbakat baik benar-benar memiliki pencapaian tinggi dan mendalam."
Usai Dharmadesana, Seattle Ling Shen Ching Tze Temple memutar video kesaksian nyata Elizabeth dari Indonesia. Peristiwa tersebut telah dimuat dalam karya tulis Dharmaraja Liansheng, buku nomor 245 "Kumpulan Kisah Tak Lazim" dan buku nomor 269 "Permainan Abhijna"; Berkat kegiatan yang diselenggarakan oleh True Buddha Foundation (TBF): "Mencari Tokoh Dalam Karya Tulis Dharmaraja", tokoh utama dalam artikel, yaitu: Elizabeth muncul bersaksi perihal pengalaman mukjizatnya berkat adhisthana Dharmaraja, membuktikkan bahwa yang tertulis dalam buku Dharmaraja adalah kenyataan! Di penghujung acara, Dharmaraja melambaikan tangan berpamitan dengan segenap siswa melalui Zoom, upacara pun mangala dan paripurna.