15 Agustus 2021 Upacara Agung Homa Bodhisattva Ksitigarbha di Rainbow Temple
#LiputanTBSN
Pada sore hari tanggal 15 Agustus 2021, Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) Seattle Amerika Serikat mengundang Mulacarya Dharmaraja Liansheng untuk memimpin Upacara Homa Bodhisattva Ksitigarbha, serta melanjutkan pengulasan Sutra Vajra. Bertepatan dengan bulan bakti (Bulan 7 Imlek), Rainbow Temple mengundang Dharmaraja Liansheng untuk memimpin Upacara Homa Bodhisattva Ksitigarbha, memohon adhisthana untuk meredam bencana pandemi di dunia.
Usai homa, Dharmaraja memberitahukan bahwa minggu depan, tanggal 22 Agustus 2021 adalah Upacara Homa Mahadewi Yaochi (Yaochijinmu-瑤池金母) sekaligus memperingati Hari Jadi Mahadewi Yaochi yang merupakan Istadevata dari Mulacarya Dharmaraja Liansheng. Tanpa Mahadewi Yaochi, tidak akan ada Mahaguru Lu, tanpa Mahaguru Lu tidak akan ada Zhenfo Zong, tanpa Zhenfo Zong maka kita semua tidak akan berjodoh untuk berjumpa dan berhimpun di sini, kita mesti hargai jodoh Buddha ini.
Kemudian, Dharmaraja membabarkan perihal Sutra Ksitigarbha Purvapranidhana, setelah Ratu Mahamaya, Ibunda dari Buddha Sakyamuni berpulang, Beliau terlahir di Surga Trayastrimsa, dan demi membimbing Sang Ibunda, Buddha Sakyamuni masuk ke alam Surga Trayastrimsa untuk membabarkan Sutra Ksitigarbha Purvapranidhana kepada Sang Ibu. Ikrar agung Bodhisattva Ksitigarbha : "Tidak akan menjadi Buddha sebelum neraka kosong" telah diketahui oleh khalayak, oleh karena itu, semua menyebut Beliau sebagai : Maha Pranidhana Bodhisattva Ksitigarbha.
Ada yang bertanya kepada Dharmaraja, bagaimana supaya kontak yoga dengan Yidam ? Mahaguru kita, Dharmaraja Liansheng menjelaskan bahwa jika sadhaka ingin kontak yoga dengan Yidam, maka terlebih dahulu mesti mengenal dan belajar ikrar dari Yidam, kemudian membangkitkan ikrar yang sama dengan Yidam, dan harus mengamalkannya, sebab ikrar Bodhicitta dan pengamalan Bodhicitta adalah setara, dengan demikian baru bisa mudah kontak yoga.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa dari Inggris, pertanyaan 1 :
Dalam Sutra dikatakan bahwa pada akhirnya tiada wujud yang dapat dilekati, tiada wujud Buddha, dan tiada wujud ego. Dalam kontak yoga juga demikian, tidak ada wujud yang dapat dilihat, tidak ada wujud yang dapat dimimpikan. Apakah kontak yoga terdiri dari beberapa tingkat ?
Dharmaraja menjawab :
Kontak yoga sama seperti tingkatan di alam suci, di Sukhavatiloka ada alam suci tempat Arya dan awam berdiam bersama, ada alam suci upaya kausalya bersisa, ada alam suci keagungan Sambhogakaya, ada alam suci sinar kedamaian abadi. Manusia terlahir di alam suci dengan membawa karma, pada mulanya masuk ke dalam alam suci tempat Arya dan awam berdiam bersama, kemudian secara bertahap naik tingkat, tingkatan tiada wujud yang dapat dilekati adalah tingkatan alam suci sinar kedamaian abadi, merupakan tingkatan yang sangat tinggi, juga merupakan makna utama dari Sutra Vajra.
Dalam Tantra ada empat tahap pemanunggalan : Yidam muncul di angkasa, Yidam berpindah ke hadapan sadhaka, memohon Yidam menetap di puncak kepala sadhaka, Yidam masuk melalui nadi tengah dan manunggal dengan Anda, diri sendiri berubah menjadi Yidam, demikian pula dengan kontak yoga, terdiri dari banyak macam tingkatan.
Siswa dari Inggris, pertanyaan 2 :
Jika hanya menekuni Prayoga dan meditasi, dan dalam kehidupan sekarang tidak berjodoh untuk menekuni prana, nadi, dan bindu, apakah dengan demikian prana dan nadi bisa tembus dengan sendirinya ?
Dharmaraja menjawab :
Buddha pernah bersabda, asalkan bisa memusatkan perhatian, bisa fokus, bisa bersamadhi, memperoleh samaya, maka dengan sendirinya prana, nadi, dan bindu akan tembus dan lancar. Asalkan bisa memusatkan perhatian, maka tidak ada hal yang tidak bisa dilakukan ! Mahabiksu Xuyun memiliki seorang siswa yang bertugas menanam sayur, siswa ini berpulang dalam kondisi duduk dan fokus, Mahabiksu Xuyun beranjali dan memberi hormat, dalam sekejap sekujur tubuh siswa tersebut berubah menjadi debu.
Sutrayana menekuni dhyana-samadhi, tidak berlatih olah prana, nadi, dan bindu, tapi asalkan bisa fokus, maka prana bisa menembus nadi sekujur tubuh. Penekunan prana, nadi, dan bindu dalam Tantra hanya merupakan faktor pendukung, berlatih prana masuk samadhi, berlatih nadi sampai tembus, berlatih bindu dipadukan dengan pembangkitan kundalini, membuka lima cakra, membuka cakra ajna adalah bhumi ke-12, sampai pada usnisasirsa di cakra usnisa sudah merupakan bhumi ke-12 setengah, sampai bhumi ke-13 menjadi Buddha. Tantra dan Sutrayana saling terintegrasi sempurna, menekuni Prayoga dan bermeditasi, asalkan bisa memasuki samaya, maka prana dan nadi juga bisa tembus dan lancar dengan sendirinya.
Siswa dari Taiwan :
Menurut Empat Kategori Vinaya Sekte Dharmagupta dan Lima Kategori Vinaya Sekte Mahisasaka, Acarya dibagi menjadi lima : Acarya Upasampada, Acarya Sila, Acarya Pengajar, Acarya Pembabar Sutra, dan Acarya Sarana. Apakah harus menghormati Acarya Sarana ? Selain kepada Mulacarya, apakah masih perlu mencari Acarya Pembimbing yang memberikan bimbingan dan transmisi sadhana, atau Acarya Tiga Jasa, serta memandangnya seperti Buddha ?
Dharmaraja menjawab :
Menurut level, yang pertama adalah Acarya yang memahami ritus dan tahapan bhavana ; Yang kedua adalah memasuki tahapan bhavana, yaitu Vajra Acarya yang dapat mengintegrasikan dengan sempurna dalam menekuni teori dan pengamalan ; Yang ketiga adalah Maha Vajra Acarya yang telah mencapai pencerahan walau belum mencapai keberhasilan puncak ; Yang keempat adalah Vajra Acarya Maha Vidyadhara yang telah mencapai keberhasilan akhir, mencapai Anuttarasamyaksambodhi, dan tubuhnya telah memancarkan sinar agung vidyadhara.
Acarya Sarana bagi segenap siswa Zhenfo Zong adalah Mahaguru, tetapi dalam perjalanan bhavana sukar untuk bisa terus berada di sisi Mulacarya, sehingga boleh memilih Acarya yang cocok untuk membimbing bhavana diri sendiri, sadhaka mesti menghormati Acarya pembimbing. Namun, sadhaka mesti bisa mengenali Acarya, jangan ikut dengan membuta, sungguh tidak pantas jika sampai memandang Nenek Hantu sebagai Buddha.
◎ Dharmaraja Liansheng Mengulas Sutra Vajracchedika Prajnaparamita
"Pada saat itu, Yang Mulia Subhuti bangkit dari tempat duduknya di tengah-tengah persamuhan, bahu kanannya terbuka, berlutut di atas lutut kanan, beranjali dan bersujud dengan hormat, kemudian bertanya kepada Buddha, "Bhagavan Junjungan Dunia ! Sungguh jarang ada yang seperti Tathagata, yang senantiasa mendukung dan menaruh kepercayaan istimewa kepada para Bodhisattva."
"Bhagavan Junjungan Dunia, jika putra-putri yang berbudi luhur ingin membangkitkan Hati Anuttara Samyaksambodhi, apa yang hendaknya mereka andalkan? Dan apa yang hendaknya mereka lakukan untuk mengendalikan pikiran mereka?"
Buddha menjawab, "Pernyataan yang bagus, Subhuti! Apa yang engkau katakan itu benar adanya. Tathagata senantiasa mendukung dan menunjukkan kepercayaan yang istimewa kepada para Bodhisattva. Dengarkanlah dengan penuh perhatian dan Tathagata akan menjawab pertanyaanmu. Jika putra dan putri yang berbudi luhur ingin membangkitkan Hati Anuttara Samyaksambodhi, mereka hendaknya mengandalkan dan mengendalikan pikirannya berdasarkan cara berikut ini."
Yang Mulia Subhuti berkata, "Tentu saja Bhagavan ! Kami akan mendengarkan dengan sukacita dan penuh perhatian."
Dharmaraja mengupas, dalam bagian ini, Subhuti bertanya bagaimana cara membangkitkan Hati Anuttara Samyaksambodhi, dan Buddha Sakyamuni meberikan jawaban.
Dharmaraja Liansheng mengisahkan nidana kehidupan lampau Subhuti. Buddha memahami bahwa Subhuti lahir membawa kebencian dalam hatinya, oleh karena itu Buddha mengajarkan penekunan ksantiparamita ( samadhi tiada perselisihan ), mencapai Anutpattikadharmaksanti, sungguh luar biasa.
Karena kebencian, Subhuti pernah terlahir sebagai ular berbisa, kemudian diterkam oleh garuda, dan memohon pertolongan Buddha, berkat satu sikap batin doa kepada Buddha, terjalin jodoh dengan Buddha, dan berjodoh untuk menekuni metode ksantiparamita, sehingga beliau berhasil menyingkirkan akumulasi kebencian dalam beberapa kelahiran lampau. Dharmaraja berpesan supaya segenap siswa belajar ksantiparamita dari Subhuti, "Buang sampah dalam hati, kosongkan pikiran dari sampah-sampah, sebab jika sampah tidak dibuang, maka ia akan menggila, menjadi racun, dan hati Anda akan diracuni olehnya, diri sendiri menahan amarah, sungguh naïf ! Sungguh bodoh ! Sungguh dungu !"
Dharmaraja menambahkan, "Jodoh sangat penting ! Tanpa jodoh, Mahaguru juga tidak berdaya." Ada tiga ketidakmampuan Buddha, salah satunya adalah tidak bisa menyeberangkan insan yang tidak berjodoh. Banyak siswa yang mohon penyembuhan, beberapa di antara mereka berjodoh, seperti Elizabeth, ia divonis menderita tumor otak, memohon adhisthana dan abhiseka dari Dharmaraja, sepulangnya ia bermimpi Dharmaraja Liansheng menjelma menjadi dokter bedah, masuk ruang operasi untuk mengangkat tumornya, dan tumor itu sungguh lenyap, inilah keajaiban jodoh.
Usai upacara, Dharmaraja berjalan ke hadapan layar Zoom untuk berinteraksi dengan segenap siswa, segenap siswa di seluruh dunia menyampaikan doa terbaik dan kerinduan melalui internet, Dharmaraja menjawabnya dengan adhisthana welas asih, memberikan restu supaya umat yang hadir di lokasi maupun segenap siswa yang berpartisipasi secara daring dapat memperoleh adhisthana dan perlindungan Bodhisattva Ksitigarbha, Upacara Homa Bodhisattva Ksitigarbha usai dengan sempurna.
-------------------------------------------------------
Artikel lengkap Dharmadesana dapat disimak melalui situs True Buddha News (Bahasa Mandarin):
https://ch.tbsn.org/news/detail/1485/2021%E5%B9%B48%E6%9C%8815%E6%97%A5%E5%BD%A9%E8%99%B9%E9%9B%B7%E8%97%8F%E5%AF%BA%E5%9C%B0%E8%97%8F%E7%8E%8B%E8%8F%A9%E8%96%A9%E8%AD%B7%E6%91%A9%E6%B3%95%E6%9C%83.html
Marilah kita saksikan berbagai ceramah Dharma berharga yang disampaikan oleh Dharmaraja Liansheng di kanal YouTube:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia