14 Agustus 2021 Pujabakti Sadhana Yidam Jambhala Kuning di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple

14 Agustus 2021 Pujabakti Sadhana Yidam Jambhala Kuning di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple

#LiputanTBS Seattle Ling Shen Ching Tze Temple

▍Upacara Mohon Dharma Homa Musim Gugur Rainbow Temple

Menyadari bahwa dunia fana ini duka, sunya, dan anitya, kelahiran sebagai manusia sungguh sukar diperoleh. Setelah mengalami bencana pandemi selama hampir dua tahun ini, kita menyaksikan musibah datang silih berganti, bencana alam dan bencana ulah manusia terus terjadi, membuat kita semua, segenap siswa, menyadari penderitaan di dunia yang penuh dengan lima kekeruhan ini, bertekad untuk tekun berbhavana, mencerahkan diri sendiri dan membimbing insan lain, membantu semua insan untuk terbebas dari derita malapetaka, supaya semua memperoleh kebahagiaan sejati, dan kelak berpulang ke alam suci Buddha.

Pada tanggal 5 September 2021, Anuttara Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu akan memimpin Upacara Agung Musim Semi Tahun Xinchou – Homa Santika dan Penyeberangan Buddha Amitabha, memohon Buddha Guru untuk mengerahkan dasabala Tathagata, daya agung, dan Dharmabala ikrar agung, berwelas asih menolong semua makhluk yang tak terhingga banyaknya.

Pada tanggal 14 Agustus 2021, usai pujabakti Sadhana Yidam Jambhala Kuning di Seattle Ling Sheng Ching Tze Temple, para Acarya, biksu, dan biksuni Rainbow Temple mewakili segenap siswa dengan tulus memohon Dharma kepada Mulacarya Silsilah Dharmaraja Liansheng, memohon Mahaguru untuk menetap di dunia, sehat sentosa, memutar Dharmacakra Anuttara, meniup sankha pembabaran Dharma, sinar Buddha menerangi mengikis karma buruk, membimbing semua makhluk terbebas dari tiga racun dunia dan duka tumimbal lahir. Upacara mohon Dharma berjalan dengan manggala dan sempurna.

▍Mohon Lokapala Catur Maharajakayika Melindungi Dunia Terbebas dari Segala Derita

Usai mohon Dharma, sebelum Dharmadesana, Mahaguru dengan khidmat memanjatkan permohonan kepada Catur Maharajakayika Sang Pelindung Dunia, supaya melindungi dunia ini terbebas dari segala derita, terbebas dari berbagai macam bencana, baik itu bencana elemen angin, air, api, gempa bumi, dan berbagai macam virus berbahaya. Semoga dunia ini bisa kembali damai sejahtera, supaya kita kembali menjalani kehidupan yang normal, supaya umat manusia tidak lagi didera penderitaan dan kesukaran ini.

▍Karya Tulis Terbaru Mengenai Pengalaman Supernatural

Mahaguru mengatakan, “Peristiwa supernatural yang saya alami seumur hidup ini, bisa saya ambil sebagian saja untuk ditulis menjadi sebuah buku, berjudul "Língyì Shìjiàn" (靈異事件), ini akan menjadi buku yang terbaru.” Mengingatkan umat manusia untuk tidak memperdaya para Buddha dan Bodhisattva. Makhluk halus pun tidak akan bisa Anda tipu, tanpa Anda sadari, mereka sedang melihat Anda.

◎ Interaksi Adalah kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab

Siswa bertanya :
Dalam lampiran berjudul “Asas Sadhana Guruyoga” dalam buku “Catatan Arama Nanshan”, isi teks pelimpahan jasa sangat sesuai dengan pemikiran siswa, tapi siswa belum kontak yoga dalam Sadhana Catur Prayoga dan Guruyoga, bolehkah menggunakan isi teks tersebut untuk melimpahkan jasa ? Apakah ini sesuai dengan ketentuan Dharma ?

Mahaguru menjawab : “Boleh, dan sesuai dengan ketentuan Dharma.”

Siswa bertanya :
Apakah “Namo Mahaprajnaparamita” merepresentasikan bersarana kepada Prajna Anuttara, dan mengundang Bhagavati Prajnaparamita, Dakini Krodha Kali, dan Seratus Ribu Dakini ?

Mahaguru menjawab :
Guru dari Yeshe Tsogyal adalah Padmasambhava, kehidupan lampau dari Machig Labdron adalah Yeshe Tsogyal, sedangkan Krodha Kali adalah perwujudan dari Machig Labdron, Seratus Ribu Dakini menjadikan Krodha Kali sebagai pemimpin, semua bertalian. “Apakah ini berarti mengundang Bhagavati Prajnaparamita, Dakini Krodha Kali, dan Seratus Ribu Dakini ?” Semua diundang, tidak hanya itu saja, ini adalah pengundangan yang tertinggi.

◎ Dharmaraja Mengulas Sutra Vajra – Bagian 6

Teks Sutra :
Bagian 2, Permohonan Subhuti.
"Pada saat itu, Yang Mulia Subhuti bangkit dari tempat duduknya di tengah-tengah persamuhan, bahu kanannya terbuka, berlutut di atas lutut kanan, beranjali dan bersujud dengan hormat, kemudian bertanya kepada Buddha."

Mahaguru menjelaskan, sesungguhnya di antara siswa Buddha ada dua Subhuti, yang satu berasal dari keluarga kerajaan, yang satu lagi dari keluarga Brahmana, lahir keluarga yang membina diri, beliau adalah Yang Mulia Subhuti.

▍Pertama Kalinya Mahaguru Mengungkapkan Kehidupan Lampau Keempat dari Subhuti yang Tidak Tertulis Dalam Avadana Sataka

Ini dikisahkan oleh Y.M. Subhuti secara langsung kepada Mahaguru. Pada kelahiran terdahulu, Subhuti adalah seorang sadhaka, ketua di sebuah biara, beliau menampung dan memelihara anak-anak yang terbuang, saat itu tersebar kabar, “Jika Anda tidak menghendaki anak yang Anda lahirkan, bawa saja ke biara, mereka akan menerima dan memeliharanya.”kabar ini membuat perampok mengira bahwa biara dan ketuanya berduit, sehingga mereka pergi merampok biara tersebut.

Subhuti mengatakan bahwa ia sungguh tidak punya uang, karena mengasihani anak-anak yatim tersebut, maka hasil pindapatika yang didapatkan hanya ia makan sedikit saja, semua sisanya diberikan kepada anak-anak yatim. Namun perampok tidak percaya, bahkan membunuh satu-persatu anak yatim untuk memaksanya memberitahu lokasi ia menyembunyikan uang, akhirnya darah tertumpah, Subhuti menangis dan meratap, ia sungguh tidak punya uang. Perampok telah pergi, dan semua anak yatim telah terbunuh, saat itu muncul rasa benci dalam hati Subhuti, “Aku tidak ingin terlahir kembali menjadi manusia !” ia pun pergi meninggalkan biara dan masuk ke dalam gua hingga akhir hayatnya. Subhuti menaruh dendam kepada sifat manusia, kebencian dan dendamnya kepada umat manusia bermula semenjak peristiwa itu.

▍Kehidupan Lampau Subhuti Menurut Sutra

Dalam Avadana Sataka, (dahulu) Subhuti adalah seorang sadhaka, semula memiliki banyak siswa, tapi akhirnya semua pergi meninggalkannya, semua tidak lagi percaya kepadaya, karena hatinya penuh kebencian, semua dimaki, dimaki sampai semua pergi karena tidak tahan lagi. Setelah semua pergi, dia malah memaki lebih parah. Ini merupakan salah satu kehidupan di antara tiga kehidupan lampau dari Subhuti.

Karena kebencian, maka selama 500 kehidupan, Subhuti terlahir sebagai ular berbisa (naga), di hari saat ia sudah menggenapi kelahirannya sebagai ular berbisa, burung garuda terbang menyambar dan hendak memakannya. Saat itu Buddha baru saja mencapai Kebuddhaan, Beliau tahu, maka Beliau menjelma sebagai seorang biksu yang tinggal di lereng gunung. Saat burung garuda terbang melintas di hadapan Buddha, ular berbisa itu menganggukkan kepala kepada Buddha, memberi penghormatan, serta berseru minta tolong, tapi saat itu Buddha tidak mengulurkan tangan untuk menolongnya. Berkat nidana menganggukkan kepala menghormati dan memohon pertolongan Buddha, terjalinlah nidana istimewa antara Guru dan siswa.

▍Tiga Nama Subhuti : Lahir Kosong, Kemujuran Baik, dan Kehadiran Baik

Kemudian, Beliau terlahir kembali di keluarga Brahmana, sebelum lahir, keluarga tersebut sangat kaya, tapi setelah lahir semua harta dan tempat tinggal keluarga tersebut sirna, semua menjadi kosong, maka Beliau dinamakan Lahir Kosong. Orang tuanya membawa Beliau untuk meramal nasib, hasil ramalan mengatakan bahwa Beliau adalah lambang kemujuran, maka namanya diubah menjadi : Kemujuran Baik (Subhuti). Tujuh hari setelah kelahirannya, semua harta dan rumah keluarganya muncul lagi, maka Beliau diberikan nama yang ketiga : Kehadiran Baik (Subhuti).

▍Bagian 2, Permohonan Subhuti

“Shanxian”(Kehadiran Baik) yang dimaksud adalah Subhuti, “Permohonan” berarti memohon Buddha Sakyamuni untuk mulai membabarkan Dharma.

"Pada saat itu, Yang Mulia Subhuti bangkit dari tempat duduknya di tengah-tengah persamuhan, bahu kanannya terbuka, berlutut di atas lutut kanan, beranjali dan bersujud dengan hormat, kemudian bertanya kepada Buddha."

Kenapa bahu kanannya terbuka, dan berlutut di atas lutut kanan ? Mahaguru menjelaskan, bahu kanan terbuka, berlutut di atas lutut kanan, ini adalah tradisi India kuno. Searah jarum jam, berarti mempraktikkan Dharma kebenaran, berlawanan dengan arah jarum jam berarti sesat, oleh karena itu saat berpradaksina pada stupa, gunung, danau, dan vihara, selalu dilakukan searah jarum jam, demikian pula dengan memutar roda doa.

Usai Dharmadesana, Mahaguru berwelas asih menganugerahkan adhisthana untuk Air Mahakaruna Dharani dan menginisiasi rupang Buddha, serta menganugerahkan adhisthana jamah kepala kepada semua yang hadir.

Kita segenap siswa mengingat pesan Mahaguru bahwa di dunia ini, duka lebih banyak daripada suka, hargai waktu yang ada saat ini untuk tekun berbhavana, membersihkan tubuh, ucapan, dan pikiran, memadamkan rasa tamak, benci, dan kebodohan batin, menghargai jodoh Buddha dan saat-saat kebersamaan dengan Guru, bertekad untuk tidak melewatkan kesempatan baik berjumpa dengan Buddha Guru.

#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#JambhalaKuning
#SutraVajra
-------------------------------------------------------
Artikel lengkap Dharmadesana dapat disimak melalui situs True Buddha News (Bahasa Mandarin):
https://ch.tbsn.org/news/detail/1486/2021%E5%B9%B48%E6%9C%8814%E6%97%A5%E8%A5%BF%E9%9B%85%E5%9C%96%E9%9B%B7%E8%97%8F%E5%AF%BA%E9%BB%83%E8%B2%A1%E7%A5%9E%E6%9C%AC%E5%B0%8A%E6%B3%95%E5%90%8C%E4%BF%AE.html

Marilah kita saksikan berbagai ceramah Dharma berharga yang disampaikan oleh Dharmaraja Liansheng di kanal YouTube:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia

慶賀真佛宗根本傳承上師八十聖壽 「一生一咒」800萬遍上師心咒活動,從今年師尊的佛誕日正式啟動,請參加者到TBSN官網以下鏈接登記資料: 每持滿十萬遍上師心咒者,宗委會將把名單呈給師尊加持。每持滿一百萬遍者,將列名護摩法會功德主,資料請師尊主壇護摩法會時下護摩爐。