4 September 2021 Pujabakti Sadhana Yidam Padmakumara di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple
#LiputanTBS
#SeattleLingShenChingTzeTemple
Pada tanggal 4 September 2021, pukul 8 malam, Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu memimpin pujabakti Sadhana Yidam Padmakumara (Liánhuātóngzǐ-蓮花童子) di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple (西雅圖雷藏寺), serta melanjutkan pengulasan Sutra Vajra (Jīngāngjīng-金剛經).
Mulabumi Padmakumara adalah Buddha Amitabha, pemimpin spiritual di Sukhavatiloka. Welas asih Buddha dan Bodhisattva adalah : "Trikaya tiada berbeda, merupakan budi jasa agung Buddha, membimbing dan menjadi perlindungan bagi semua makhluk."
Sudah lebih dari setahun belakangan ini, pengaruh pandemi semakin besar, kekhawatiran yang disebabkan oleh Covid-19, pembatasan terkait aturan cegah wabah, langsung memengaruhi berbagai segi kehidupan dunia, seperti politik dan ekonomi, bahkan mengubah kebiasaan dan budaya hidup umat manusia.
Meskipun pariwisata internasional diwarnai dengan berbagai aturan cegah wabah yang sangat ketat, beberapa umat dari berbagai penjuru dunia masih datang Berdharmayatra ke Seattle, dengan membawa kerinduan mendalam, semua memasuki vihara cikal bakal yang sakral dan agung dengan tetap tertib mematuhi protokol kesehatan, semua menantikan saat-saat bermandikan sinar suci Padmakumara, secara langsung menatap paras welas asih Mulaguru. Hati Buddha Guru yang senantiasa merindukan dan peduli kepada segenap siswa, hati kerinduan siswa kepada Mulaguru, seolah-olah menjelma menjadi sinar rembulan dan sinar bintang di angkasa malam, saling menemani, saling mencerahi, menjadi pemandangan indah dan mengharukan, menerangi malam sebelum Upacara Agung Musim Semi Homa Buddha Amitabha.
Usai pujabakti, seperti biasa Dharmaraja menyapa segenap umat dengan akrab, siswa dari empat golongan juga membalas sapaan dengan antusias, jalinan hati dan kerinduan antara Guru dan siswa telah mengatasi sekat ruang dan waktu, bahkan perjumpaan melalui layar pun dapat melampaui rintangan pandemi, semua tetap dapat mencurahkan kerinduan masing-masing.
Dharmadesana Mahaguru hari ini terlebih dahulu mengungkapkan nidana bagaimana Buddhadharma hadir di Tibet, ternyata semua merupakan jalinan nidana suci antara pemimpin spiritual dunia saha Buddha Sakyamuni, dengan pemimpin spiritual Sukhavati : Buddha Amitabha dan abdi-Nya Bodhisattva Avalokitesvara.
Mahaguru menuturkan kisah negeri Tibet yang tertulis dalam karya tulis Raja Songtsen Gampo :
Di kala Buddha Sakyamuni masih menetap di dunia saha, Buddha Amitabha mengamati bahwa di Negeri Salju (Tibet) memancarkan sinar, yang merupakan pertanda bahwa insan di sana berjodoh dengan Buddhadharma, tapi karena belum ada yang membimbing, sehingga menitahkan Bodhisattva Avalokitesvara untuk menuju ke dunia saha memohon Buddha Sakyamuni untuk memperpanjang masa kehidupan di dunia saha, supaya tidak terlampau cepat Parinirvana.
Buddha Sakyamuni memberitahu Bodhisattva Avalokitesvara, bahwa Beliau telah memutar Dharmacakra sebanyak tiga kali, tanggung jawab telah usai, dan karena Bodhisattva Avalokitesvara yang membahas perihal Negeri Salju, memanfaatkan jodoh ini, Bodhisattva Avalokitesvara mesti membimbing insan di Tibet. Buddha Amitabha juga memberitahu Bodhisattva Avalokitesvara : "Karena Buddha Sakyamuni telah mengatakannya, pergilah Engkau membimbing segenap insan di Negeri Salju !"
Bodhisattva Avalokitesvara pun berdiam di gunung Potaloka dan menerima satu siswa yang dijuluki sebagai Biksu Dhyana Yuanhou (Kera). Biksu Yuanhou melaksanakan titah Bodhisattva Avalokitesvara untuk berbhavana di dalam sebuah gua di Negeri Salju. Di sana beliau digoda oleh seorang perempuan cantik penjelmaan raksasa batu, dan beliau pun melapor kepada Bodhisattva Avalokitesvara. Bodhisattva pun memberitahunya : "Anda berjodoh dengan raksasa perempuan itu."
Yanhou pun melahirkan seorang anak dengan raksasa perempuan, tapi anak itu tidak mirip dengan raksasa, juga tidak mirip Yanhou, malah mirip manusia, kekuatannya sangat besar, ia disebut Kera Berkekuatan Besar. Kera Berkekuatan Besar dengan Induk Kera di Negeri Salju melahirkan 400 orang anak, semua tidak mirip kera, semua mirip manusia, demikianlah kisah leluhur bangsa Tibet.
Seluruh Tibet merupakan Bodhimanda Bodhisattva Avalokitesvara. Dalai Lama dan Gyalwa Karmapa merupakan titisan Bodhisattva Avalokitesvara.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa bertanya :
Bagaimana cara mengatasi ikatan dendam ? Menghindari jeratan penagih utang.
Mahaguru menjawab :
Ada berbagai metode untuk mengatasi ikatan dendam, seperti Sadhana Mandala Tubuh Avalokitesvara, Dhumapuja, Dana Amerta, Anattman, transformasi kesadaran menjadi kebijaksanaan, serta menekuni Sadhana Pertobatan, menjapa Sutra dan Mantra, pertobatan, mencetak Sutra, atau membaca Sutra Ksitigarbha melimpahkan jasa kepada Penagih Utang Karma, semua bisa dilakukan.
Jika menemui jalan buntu, japa Mantra Kavaca : "Hum. Mama. Hum. Ni. Suoha" bervisualisasi Bhagavati Sitatapatra di tengah angkasa, berjubah putih, berlengan dan bermata seribu, turun dengan membawa payung putih, kemudian payung putih menaungi tubuh Anda. Sekalipun musuh datang mencari Anda, mereka tidak akan bisa masuk, sebab payung Sitatapatra sangat kukuh.
Menjapa Mantra Pembalik dari Sitatapatra, kekuatan Sitatapatra bisa membalikkan daya serang musuh, tapi ini tidak boleh, sebab bisa menyebabkan ikatan dendam semakin dalam, walau memang bisa menghindar untuk sesaat, tapi tidak bisa menghindar selamanya, sehingga mesti mencari cara lain, seperti : "Membalas kebencian dengan kebajikan."
Siswa bertanya :
Jika ada orang yang ditempeli makhluk halus, apa yang harus kita lakukan sebagai siswa Zhenfo ?
Mahaguru menjawab :
Mahaguru mempunyai banyak Sadhana Vajra, juga banyak metode mengusir makhluk halus. Jika siswa tidak bisa mengundang Dewa Vajra untuk membantu membantu melakukan eksorsis, dan tidak bisa menyeberangkannya, maka kirimkan pesan melalui faks ke kantor True Buddha Foundation, biar Mahaguru yang melakukannya untuk siswa tersebut.
Mahaguru mengisahkan, dahulu saat masih tinggal di Komunitas Yixin di Taiwan, pernah memberikan layanan konsultasi dan eksorsis, saat itu berhasil menyembuhkan banyak penderita gangguan kejiwaan, dan peristiwa ini menjadi sangat heboh, bahkan dokter ahli kejiwaan di Taichung pun justru merekomendasikan Mahaguru kepada para penderita gangguan kejiwaan yang tidak berhasil disembuhkan oleh medis. Namun Mahaguru mengatakan, saat itu, setelah berhasil melakukan eksorsis, tidak langsung menyeberangkan arwah mereka ke Sukhavatiloka, sehingga banyak di antara makhluk halus tersebut yang tetap berdiam di rumah tersebut, dewasa ini bahkan tetangga di sana pun mengatakan bahwa rumah itu menjadi rumah angker dan tidak ada yang berani mendiaminya. Ini adalah peristiwa lampau saat Mahaguru memberikan layanan konsultasi, merupakan sebuah peristiwa nyata !
◎ Dharmaraja Melanjutkan Pengulasan Sutra Vajra
Teks Sutra :
Bagian 3, Mahayana Aliran Autentik
Buddha berkata pada Subhuti, "Beginilah hendaknya para Bodhisattva Mahasattva mengendalikan pikirannya. Berapa pun banyaknya spesies makhluk, entah terlahir melalui telur, kandungan, kelembapan, atau secara spontan; entah mereka memiliki wujud yang terlihat atau yang tak terlihat; entah mereka memiliki persepsi atau tak memiliki persepsi; atau bukan memiliki persepsi, bukan pula tidak memiliki persepsi, Aku membimbing semua makhluk tersebut memasuki Nirupadhisesa-nirvana. Begitu para makhluk yang jumlahnya tak terhingga, tak terbilang, tak terhitung ini telah terbebaskan, sesungguhnya tiada satu makhluk pun yang telah terbebaskan. Mengapa demikian? Subhuti, jika seorang Bodhisattva melekat pada gagasan bahwa atribut diri, atribut manusia, atribut makhluk hidup, atau atribut jangka kehidupan sungguh-sungguh ada, ia bukanlah Bodhisattva yang sejati."
Pengulasan Mahaguru :
"Atribut makhluk hidup" adalah ruang ; "Atribut jangka kehidupan" adalah waktu. Ada usia panjang, ada usia pendek, ada yang hidup dalam waktu lama, ada yang hidup panjang, ini disebut "Atribut jangka kehidupan".
"Atribut jangka kehidupan", adalah trikala satu hakikat dalam agama Buddha, masa lampau, masa kini, dan mendatang, menjadi satu, Mahaguru bisa mengetahui kehidupan lampau, bisa mengetahui kehidupan mendatang diri sendiri, sebab telah mencapai keberhasilan "Tiada atribut jangka kehidupan", tiada waktu. "Tiada atribut makhluk hidup", tidak dibatasi oleh ruang, bisa terbang mengarungi Dasadharmadhatu, bisa mencapai lokasi yang dipikirkan.
Mahaguru mengisahkan, dahulu kala Buddha Sakyamuni memberi petunjuk kepada Dewa Vishvakarma untuk membuat rupang Buddha berusia 8 tahun dan 12 tahun, tapi Dewa Vishvakarma tidak tahu tinggi badan dan rupa Bhagavan Buddha saat itu, oleh karena itu Buddha memintanya untuk pergi mencari ibu susu Beliau di kala kecil. Berkat petunjuk dari ibu susu, serta berbagai batu berharga dan permata pemberian Bodhisattva Maitreya, akhirnya berhasil mengecor rupang Buddha Jowo di biara Ramoche yang sangat termasyhur. Mahaguru mengatakan, beliau bisa memahami proses pembuatan rupang Jowo karena beliau telah merealisasi "Tiada atribut jangka kehidupan" dan "Tiada atribut makhluk".
Di penghujung Dharmadesana, Mahaguru menjelaskan sila terkait "Pelanggaran meremehkan" : Jika sebenarnya Anda bisa hadir dalam pembabaran Dharma Mahaguru, tapi Anda malah tidak hadir, berarti Anda telah melanggar sila meremehkan Dharma. Namun, pada masa pandemi, ada sangat banyak aturan terkait cegah wabah, tidak boleh membuat kerumunan, atau jika ada urusan penting sehingga tidak bisa hadir, tapi tetap berupaya untuk melihat siaran langsung (Pujabakti dan upacara yang dipimpin oleh Mahaguru), entah itu melihat melalui ponsel atau komputer, berarti Anda tidak melanggar sila.
#DharmadesanaDharmarajaLiansheng
#TrueBuddhaSchool
#Padmakumara
#SutraVajra
-------------------------------------------------------
Artikel lengkap Dharmadesana dapat disimak melalui situs True Buddha News (Bahasa Mandarin):
https://ch.tbsn.org/news/detail/1492/2021%E5%B9%B49%E6%9C%884%E6%97%A5%E8%A5%BF%E9%9B%85%E5%9C%96%E9%9B%B7%E8%97%8F%E5%AF%BA%E8%93%AE%E8%8A%B1%E7%AB%A5%E5%AD%90%E6%9C%AC%E5%B0%8A%E6%B3%95%E5%90%8C%E4%BF%AE.html
Marilah kita saksikan berbagai ceramah Dharma berharga yang disampaikan oleh Dharmaraja Liansheng di kanal YouTube:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia