12 September 2021 Upacara Agung Homa Tara Hijau di Rainbow Temple
#LiputanTBSN
Pada tanggal 12 September 2021, Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) dengan tulus mengundang Dharmaraja Liansheng untuk memimpin Upacara Agung Homa Bhagavati Tara Hijau. Usai persembahan homa, terlebih dahulu Dharmaraja memberitahukan bahwa hari Minggu mendatang adalah Homa Vidyarajni Mahamayuri (Kǒngquè Míngwáng-孔雀明王), Dharmaraja mengungkapkan, "Beliau adalah Vidyarajni yang sangat agung, pernah ditransmisikan di Seattle, Taiwan, dan Hong Kong, merupakan yang paling anggun di antara semua Vidyaraja. Sebagian besar Vajra Vidyaraja berwujud laki-laki, hanya Vidyarajni Mahamayuri yang berwujud perempuan." Vidyarajni Mahamayuri memiliki banyak metode, tiap kali upacara Mahamayuri selalu banyak yang menjadi pemohon utama.
Mengenai pertanyaan siswa dari Afrika Selatan (11 September 2021), "Dharmata alamiah bukan diperoleh dari bhavana, jadi untuk apa kita berbhavana?"
Dharmaraja khusus menambahkan : "Dharmata alamiah semula ada, bukan muncul karena bhavana. Namun, bhavana bisa menyingkirkan vasana, karmavarana, kerisauan, dan kemelekatan, sebab ketika semua itu telah disingkirkan, Dharmata alamiah pun muncul, oleh karena itu tetap perlu berbhavana. Setelah rintangan disingkirkan, Dharmata alaimah ada di sana. Setelah memperoleh Dharmata alaimah, tidak diperlukan lagi bhavana, ini disebut abhavana. "
Bhagavati Tara Welas Asih Cepat Kontak Yoga
Segenap Guru Silsilah dan Mahaguru Menekuni dan Menjunjung
Pada tanggal 14 Juli 2021, True Buddha Foundation (TBF) menerima petunjuk Dharmaraja Liansheng untuk menjadikan Tara Hijau sebagai Yidam pelimpahan jasa untuk meredam bencana di seluruh dunia. Sampai tanggal 11 September, segenap umat telah menjapa Mantra Hati Tara Hijau sebanyak 37,560,65 kali, dan hasil penjapaan telah dipersembahkan kepada Dharmaraja Liansheng pada Upacara Tara Hijau kali ini, untuk dilakukan adhisthana dan pelimpahan jasa kolektif.
Membabarkan Yidam upacara kali ini, Tara Hijau, Dharmaraja mengungkapkan, "Banyak sadhaka memilih Tara Hijau sebagai Yidam, terlebih dalam Tantra Tibet, sangat besar kontak batinnya; Bodhisattva Nagarjuna mencapai keberhasilan berkat penekunan Sadhana Tara; Guru Padmasambhava menekuni Simhamukha Dakini yang juga berhubungan dengan Tara; Y.A. Atisa pergi ke Indonesia, memperoleh Sadhana Tara Hijau dari Mahaguru Suvarnadvipa Dharmakirti dan memperoleh keberhasilan; Selain itu, Tilopa, Naropa, sampai Karmapa saat ini, semua menekuni Sadhana Tara; Ada beberapa sekte Nyingmapa di mana sadhaka laki-laki menekuni Guru Padmasambhava, sedangkan sadhaka perempuan menekuni Sadhana Tara, karena Bhagavati Tara memiliki Hati Mahamaitrikaruna. Raja Tibet dahulu, Songtsen Gampo merupakan titisan Bodhisattva Avalokitesvara, Beliau menyunting Putri Bhrikuti dari Nepal yang merupakan titisan Tara Putih; Mempersunting Putri Wencheng dari Dinasti Tang yang merupakan titisan Tara Hijau; Kedua Tara ini merupakan perwujudan air mata Bodhisattva Avalokitesvara. Tara Hijau memiliki tiga alam suci : Sukhavatiloka milik Buddha Amitabha, Potaloka milik Bodhisattva Avalokitesvara, dan alam suci Khadiravani milik Bhagavati Tara sendiri."
Bhagavati Tara Hijau disebut juga Bodhisattva Tara, pernah sangat termasyhur di India kuno. Menjadikan Tara sebagai Yidam dapat memperoleh kontak batin sangat cepat; Tara Putih dan Tara Hijau adalah kakak beradik, Tara Hijau menjelma lagi menjadi 21 Tara, menguasai 21 jenis bencana, dan menganugerahkan 21 macam berkah.
Dalam sebuah kisah humor yang berkaitan dengan nama visudhi, Dharmaraja juga mengungkapkan bahwa beliau sendiri juga memiliki nama visudhi : "Yuanchi" (圓池), nama ini dianugerahkan oleh Acarya Pufang (普方上師), dan nama ini kontak yoga dengan aksara "Chi" (kolam) dari Mahapadminiloka.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab
Siswa dari Inggris bertanya :
"Pada saat bersadhana, sempat terputus di tengah karena ada urusan mendesak, bolehkah langsung dilanjutkan bagian yang belum selesai? Atau harus mulai lagi dari awal?"
Dharmaraja menjawab :
Jika saat bersadhana, terpaksa berhenti di tengah karena urusan mendesak, maka setelah itu boleh langsung disambung, ini merupakan metode penyesuaian. Dharmaraja mencontohkan pengalaman diri sendiri, jika merasa sadhana yang dilakukan tidak lengkap, atau ada bagian yang kurang jelas, atau kurang lengkap saat membaca Sutra, Dharmaraja akan mencari waktu untuk menambahkannya. Dharmaraja memohon petunjuk para Arya melalui metode ramalan dewata, memperoleh jawaban : Sadhana boleh langsung disambung ke bagian yang belum selesai.
Pertanyaan berikutnya :
"Ada seorang siswa yang sudah almarhum, pernah menjapa Mantra Hati Guru sebanyak 8 juta kali semasa hidupnya, tapi karena telah melakukan karma buruk berat berupa salah satu dari lima perbuatan durhaka, sehingga ia gagal terlahir di alam suci. Apakah aborsi merupakan karma buruk yang setara dengan lima perbuatan durhaka? Sekalipun telah berdoa kepada Mahaguru dan para Arya, apakah tetap tidak bisa diubah? Bagaimana membantu arwah janin dan ibu yang pernah melakukan aborsi? Setelah menyemayamkan arwah janin di Rainbow Temple, bagaimana cara mengetahui apakah sudah dalam kondisi tenteram dan baik?"
Dharmaraja menjawab :
"Agama Katolik tidak memperbolehkan aborsi; Agama Buddha juga tidak membolehkannya, karena sama dengan pembunuhan. Lima perbuatan durhaka : membunuh ayah, membunuh ibu, membunuh Arya, menyebabkan tubuh Buddha berdarah dan merusak keharmonisan Sangha, di dalamnya tidak mencakupi aborsi. Menyemayamkan arwah janin berarti menenangkan arwah janin, sebenarnya tidak ada dalam agama Buddha, dan dimulai dari Jepang."
Setelah melakukan ramalan dewata, Dharmaraja mengatakan bahwa menyemayamkan arwah janin bermakna persembahan dan pertobatan, sama dengan persembahan bagi penagih utang karma. Sebab Anda telah menghalanginya untuk lahir, sehingga menjadi penagih utang karma, jika Anda tidak memberikan persembahan dan bertobat, maka akan merepotkan Anda. Karena mengandung makna bertobat dan persembahan, maka Anda telah mengikis karmavarana dan karma buruk.
Bagaimana mengetahui apakah arwah janin sudah tenang?
Setelah melakukan ramalan dewata, Dharmaraja memperoleh jawaban, "Setelah menyemayamkan arwah janin, dalam setiap upacara di Rainbow Temple, arwah janin akan dimasukkan dalam daftar nama penyeberangan arwah, selain itu, Dharmaraja juga akan secara pribadi menyeberangkannya. Berkat penyeberangan yang terus-menerus, umat yang menyemayamkan arwah janin tidak perlu lagi merisaukan ke alam mana arwah janin tersebut terlahir kembali, sebab mereka pasti terlahir kembali ke alam yang lebih baik, atau kelak juga bisa terlahir di alam suci."
Dharmaraja menegaskan bahwa beliau sendiri sangat menentang aborsi, sebab aborsi adalah pembunuhan, bisa menciptakan rintangan, kadang rintangan tubuh jasmani, bahkan juga bisa menyebabkan sangat banyak kerisauan.
Siswa dari Indonesia bertanya :
"Apa ikrar dari Dewi Marici? Dalam Sutra disebutkan melindungi para insan dari berbagai bencana, tapi saya bukan orang yang belajar ilmu bela diri, sehingga tidak memiliki kemampuan untuk melindungi, bagaimana supaya bisa selaras dengan ikrar Dewi Marici?"
Dharmaraja tertawa dan menjawab, "Sekalipun berlatih bela diri, saat berjumpa dengan perampok atau penjahat, lebih baik biarkan saja mereka merampok, biarkan saja harta, utamakan nyawa. Mereka punya pistol dan senjata tajam, dor! dor! Bisa langsung parinirvana! Namun, Anda telah berikrar untuk mencapai keberhasilan Dewi Marici, Anda juga bisa memancarkan sinar mentari, sebab Dewi Marici berjalan cepat di depan matahari, Beliau adalah Dewi Perang. Ninja Jepang memuja Dewi Marici. Oleh karena itu, Anda berikrar, mencapai keberhasilan Sadhana Dewi Marici, kemudian menggunakan sinar terang Dewi Marici untuk menolong semua makhluk."
"Meskipun Anda kecil dan lemah, tapi Anda memancarkan sinar mentari agung dari Dewi Marici, musuh tidak bisa melihat Anda, atau tidak bisa melihat insan yang hendak dicelakai, bahkan satu patah kata Anda dapat melunturkan niat membunuh dari musuh, inilah kekuatan yang sejati, bukan malah duel. Mahaguru menekuni toya vajra dan taichi, hanya untuk olahraga memperkuat tubuh. Dewi Marici mempunyai ikrar untuk melindungi semua makhluk, Anda juga membuat ikrar yang sama, setelah kontak yoga, dengan sendirinya bersinar dan sanggup melindungi semua makhluk."
◎ Dharmaraja Liansheng Mengulas Sutra Vajra
Bagian 5, Melihat Kebenaran
"Subhuti, bagaimana pendapatmu? Mungkinkah melihat Tathagata melalui atribut tubuh?"
"Tidak, Bhagavan. Tathagata tidak bisa dilihat melalui atribut tubuh. Mengapa demikian? Atribut tubuh yang dinyatakan oleh Tathagata, bukanlah atribut tubuh."
Buddha memberitahu Subhuti, "Segala yang beratribut adalah kepalsuan. Jikalau engkau memandang segala atribut bukanlah atribut, maka engkau dapat melihat Tathagata."
Pengulasan Dharmaraja Liansheng :
"Di sini membahas ‘tiada atribut’, mengandung makna sangat dalam. Bisakah melihat Tathagata melalui atribut tubuh? Subhuti menjawab, Tathagata tidak bisa dilihat dari atribut tubuh, sebab atribut tubuh yang dinyatakan oleh Tathagata bukanlah atribut tubuh. Saya ingat, dalam Sutra tertulis bahwa dahulu kala Dewa Vishvakarma hendak membuat rupang Tathagata berusia 8 dan 12 tahun, Dewa Vishvakarma perlu mengukur tubuh Buddha Sakyamuni, tapi tak kunjung berhasil, sebab Buddha memiliki puncak kepala yang tidak bisa dilihat, merupakan salah satu dari 32 tanda keagungan utama, sama sekali tidak bisa melihat puncak kepala Tathagata. Mengapa demikian? Sebab semua atribut bukanlah atribut."
Coba lihat atribut tubuh saya, Mahaguru Lu Shengyan, saya telah berusia 77 tahun, saya sudah tua, jika hendak membuat rupang, buatlah rupang yang muda. Ada yang memperlihatkan foto masa muda saya, ia mengatakan sangat mirip dengan artis Korea. Namun, yang mana Lu Shengyan? Yang baru lahir? Kanak-kanak? Remaja? Dewasa? Usia tua? Semua berbeda, ini adalah : bukan atribut.
Pada bagian belakang Sutra Vajra juga disebutkan, segala atribut merupakan perpaduan, semua terbentuk dari tanah, air, api, dan angin, demikian pula dengan rumah dan mobil. Jika saya bisa hidup sampai usia 80, 90, 100, 120, bahkan ada orang yang minta saya untuk hidup sampai usia 150 tahun, mengatakan ingin bersama-sama dengan saya pergi ke alam suci Buddha. Boleh, tapi saya pergi dulu, Anda menyusul, semua pergi ke Mahapadminiloka, inilah kehidupan kekal.
Mesti berbhavana sampai melihat Dharmata alamiah, telah menyingkirkan kemelekatan ego, kemelekatan Dharma, kerisauan, vasana dan berbagai karmavarana, dengan demikian Anda bisa terlahir di Negeri Buddha. Jika Anda telah menyingkirkan semua itu, Dharmata alamiah sudah ada di sana, ini baru disebut pergi bersama, dan bukan malah lenyap ikut tubuh jasmani saya.
Di sini dikatakan, kita semua bukan atribut, semua adalah perpaduan elemen tanah (daging dan tulang), air (darah), api (suhu), dan angin (napas), setelah Anda mengetahuinya, barulah Anda bisa melihat kesejatian. Setelah elemen tanah, air, api, dan angin terurai, barulah melihat Buddhata, Tathagata.
Tathagata ada atribut usia 8 tahun, atribut usia 12 tahun, juga usia 80 tahun, oleh karena itu Tathagata tidak bisa dilihat melalui atribut tubuh. Atribut tubuh yang dinyatakan oleh Tathagata bukanlah atribut tubuh, hanya semata perpaduan sementara elemen tanah, air, api, dan angin.
Buddha memberitahu Subhuti, "Segala yang beratribut adalah kepalsuan." Dharmaraja mengatakan, "Jangan dikira semua benda di muka bumi ini adalah sejati! Suatu hari nanti bumi ini juga akan merekah, sebab juga merupakan perpaduan. Suatu hari nanti bencana besar menimpa, air bah menenggelamkan bumi, api membakar bumi, meteor menabrak bumi, apakah saat itu masih ada atribut? Oleh karena itu, semua adalah palsu. Ini pandangan sejati, memandang tiada atribut!"
Usai upacara, dengan akrab Dharmaraja menyapa segenap siswa yang daring, kemudian menganugerahkan Abhiseka Sadhana Yidam Tara Hijau kepada segenap siswa yang hadir. Dengan demikian, upacara telah berakhir dengan sempurna.
-------------------------------------------------------
Artikel lengkap Dharmadesana dapat disimak melalui situs True Buddha News (Bahasa Mandarin):
https://ch.tbsn.org/news/detail/1495/2021%E5%B9%B49%E6%9C%8812%E6%97%A5%E5%BD%A9%E8%99%B9%E9%9B%B7%E8%97%8F%E5%AF%BA%E7%B6%A0%E5%BA%A6%E6%AF%8D%E8%AD%B7%E6%91%A9%E5%A4%A7%E6%B3%95%E6%9C%83.html
Marilah kita saksikan berbagai ceramah Dharma berharga yang disampaikan oleh Dharmaraja Liansheng di kanal YouTube:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia