6 Oktober 2021 Upacara Dhyapita Acarya Lianyin Telah Paripurna
《Berita Rainbow Temple》
Bertempat di rumah duka Flintoft's Funeral Home and Crematory, Rainbow Temple menjalankan Upacara Dhyapita dengan penuh khidmat bagi Acarya Shi Lianyin (釋蓮印上師). Sekitar pukul lima sore, beberapa Acarya, biksu, biksuni, dan umat mulai berdatangan di ruang persemayaman, suasana ruangan terasa damai dan hening. Sebelum upacara dimulai, terlebih dahulu diputar video singkat perjalanan hidup Acarya Lianyin, ada foto saat Acarya Lianyin menerima upasampada langsung dari Mahaguru, ada foto ketika Mahaguru menganugerahkan Abhiseka Acarya kepada beliau, ada pula banyak foto ketika Acarya Lianyin bergabung dalam tim penyambut Guru, bertugas membawa chatra mestika memayungi Mahaguru. Mulai dari usia remaja, waktu terus mengalir, tak terasa sudah berlalu puluhan tahun, hanya dalam sekejap mata kehidupan telah berlalu. Bagi semua yang berpartisipasi dalam Upacara Dhyapita di lokasi, foto-foto tersebut membangkitkan ribuan kenangan indah membina diri bersama Acarya Lianyin.
Sebelum upacara dimulai, terlebih dahulu ketua Rainbow Temple, Acarya Shi Lianyan (釋蓮彥上師) memberikan kata sambutan, beliau menyebutkan petuah termasyhur dari Mahabiksu Shi Guang Qin yang sering dikutip oleh Dharmaraja Liansheng: "Tiada datang, tiada pergi, tiada persoalan." Mantra 7 kata ini mengatasi rasa takut, ketidaktahuan, kebingungan, dan delusi insan awam terhadap kelahiran dan kematian. Mahaguru mengajarkan kebijaksanaan yang terang untuk mengatasi ucchedadrsti (pandangan bahwa kematian adalah akhir segalanya). Kelahiran dan kematian semata merupakan proses sirkulasi dari tubuh jasmani sebagai perpaduan sementara dari empat elemen utama, tidak peduli di alam mana pun, semata melanjutkan bhavana dengan status berbeda. Dalam semua sekte Buddhis, baik itu Dhyana (Chan), Vinaya, Sukhavati, maupun Tantra, segenap siswa Buddha mesti melimpahkan jasa untuk terlahir di alam suci, terbebas dari kelahiran dan kematian.
Di hari Upacara Dhyapita Acarya Shi Lianyin, marilah kita persembahkan harapan luhur bagi Acarya:
Menjadikan Bodhisattva Avaivartika sebagai kalyanamitra.
Terlahir di alam suci Padmini mencerahi Tathagata.
Upacara Dhyapita dimulai, pemandu puja memandu semua untuk menjapa Mantra Hati Guru sebanyak 108 kali, memohon Mulaguru Dharmaraja Liansheng untuk memancarkan sinar adhisthana kepada Acarya Lianyin, supaya terlahir di jenjang padma tertinggi, kemudian dilanjutkan dengan menjapa Mantra Catursarana. Berikutnya, tim pelantunan memandu semua untuk melantunkan Nama Agung Buddha Amitabha, segenap Acarya, biksu, biksuni, dan umat yang hadir turut melantunkan Nama Agung Buddha Amitabha. Setiap orang berbaris untuk beranjali di depan peti tubuh Acarya Lianyin, suasana di lokasi bukan suasana duka, melainkan suasana yang dipenuhi harapan baik. Sebab kematian bukan akhir segalanya, melainkan berkat adhisthana daya Buddha Mulaguru, mendiang akan melanjutkan bhavana di alam yang lebih baik.
Dharmaraja Liansheng berwelas asih hadir di ruang persemayaman, membakar dupa dan mengadhisthana peti tubuh Acarya Lianyin, adhisthana dan penyeberangan bardo yang dikerahkan oleh Mulaguru untuk Acarya Lianyin yang telah selama bertahun-tahun mengabdi, merupakan perwujudan daya pranidhana welas asih Mahaguru untuk tidak meninggalkan satu insan pun. Mahaguru bersama para hadirin juga menuju ke lokasi kremasi, sebelum peti tubuh masuk ruang kremasi, Mahaguru menggunakan Air Maha Karuna Dharani dan Pasir Sapta Mestika Padmini untuk menganugerahkan purifikasi kepada Acarya Lianyin. Tiba saatnya proses kremasi, dengan diiringi lantunan Nama Agung Buddha Amitabha, Upacara Dhyapita paripurna dengan manggala !
Mangkatnya Acarya Lianyin, membuat kita semakin mencerahi anitya.
Membuat kita semakin memahami:
Kelahiran dan kematian adalah hal lumrah, timbul dan tenggelamnya nidana sekejap mata.
Patut lah khawatir jika belum menyaksikan Buddhata dan belum mampu terbebas dari samsara.
Kala mencerahi Buddhata, dua sinar manunggal, mengatasi kelahiran dan kematian.
Buddha Guru menuntun berpulang pada mula, kembali berhimpun di Padminiloka.
Marilah kita panjatkan harapan, semoga Acarya Lianyin terbebas dari duka, mencerahi kebahagiaan sejati, terlahir di alam suci. Namo Amituofo !