10 Oktober 2021 Upacara Agung Homa Dewi Marici di Rainbow Temple
#LiputanTBSN
Pada tanggal 10 Oktober 2021, Rainbow Temple (Caihong Leizangsi-彩虹雷藏寺) dengan tulus mengundang Mulaguru Dharmaraja Liansheng untuk memimpin Upacara Homa Bodhisattva Dewi Marici. Usai homa, terlebih dahulu Dharmaraja memberitahukan bahwa minggu depan adalah Upacara Homa Padmakumara (Lianhuatongzi-蓮花童子). Dharmaraja mengungkapkan bahwa dahulu setelah divyacaksu (mata kedewataan) terbuka, Dharmaraja diajak melihat kehidupan lampau beliau, nampak lingkaran sinar putih terang gemerlapan, tanpa wujud dan tanpa atribut, kemudian Mahadewi Yaochi memberi tahu Dharmaraja, "Anda adalah Padmakumara." Sebelumnya, Dharmaraja tidak pernah mendengar nama Padmakumara, juga tidak tahu mengenai Padmakumara, bahkan tidak pernah ada orang yang membahas Padmakumara. Kemudian baru mengetahui, Padmakumara adalah Yidam di Mahapadminiloka, merupakan perwujudan Buddha Amitabha.
Belakangan, Universitas Lanzhou menerbitkan "Penelitian Gua Dunhuang" (敦煌石窟研究), di dalamnya ada penelitian mengenai Padmakumara. Dharmaraja adalah titisan Maha Padmakumara Putih. Dharmaraja mengajak semua untuk menjadi pemohon utama, menjalin jodoh dengan Padmakumara, atau mendaftar sebagai donatur, atau menyaksikan melalui siaran langsung, dengan sepenuh hati memberi penghormatan, bervisualisasi Padmakumara menetap di puncak kepala.
*Dewi Marici Mengerahkan Daya Gaib Agung
Mencurahkan Hujan Lebat dan Hujan Es
Dharmaraja menuturkan, Dewi Marici, Yidam upacara homa hari ini adalah Dharmapala yang sudah tanda tangan kontrak dengan Zhenfo Zong, Beliau berinisiatif untuk melindungi siswa Zhenfo, dalam Taoisme Beliau disebut "Doumu Xingjun" (斗母星君), merupakan pemimpin segenap konstelasi perbintangan. Dalam Tantra, Dewi Marici adalah perwujudan dari Buddha Mahavairocana, merupakan kerabat dari Dewa Trayastrimsa, menguasai 28 konstelasi, 36 Tiangang, dan 72 Disha, gelar Tantra Beliau adalah Vajra Wibawa Perang, kontak batinnya sangat cepat. Beliau dapat mengundang angin dan hujan, sehingga pada hari upacara turun hujan es. Beliau adalah Dewi Perang, sanggup menyingkirkan banyak bencana. Bodhisattva Marici tampil dalam wujud Dewi, atau wujud tiga muka berlengan banyak dan mengendarai kereta yang ditarik oleh tujuh babi emas, Beliau adalah Dewi Pelindung Ninja Jepang.
Dharmaraja teristimewa memperkenalkan Empat Ibu Besar dari California yang datang secara khusus demi memohon Raja Naga untuk mencurahkan hujan bagi wilayah California yang sedang dilanda bencana kekeringan dan kebakaran hutan, Dharmaraja menyatakan pasti akan timbul kontak batin.
◎ Interaksi Adalah Kekuatan – Anda Bertanya Saya Menjawab
Simabandhana Perlindungan Diri
Mencegah Makhluk Halus Masuk Rumah dan Menjerat
Seorang siswa dari Taiwan bertanya:
Jika siswa melakukan ritus Dana Amerta dan berpartisipasi dalam upacara duka, bagaimana cara mencegah makhluk halus masuk rumah dan menjerat diri?
Dharmaraja menjawab:
Pada masa lampau surga berperang dengan alam asura, Buddha mentransmisikan Sadhana Bhagavati Sitatapatra kepada para Dewa, menggunakan Payung Putih Besar untuk menaungi seantero alam surga. Oleh karena itu, menekuni Sadhana Simabandhana Sitatapatra, atau melakukan simabandhana bagi diri sendiri, atau simabandhana bagi tempat tinggal, sekalipun makhluk halus datang mendekat, mereka tidak akan bisa masuk ke dalam rumah.
Pertanyaan ke-2 dari siswa di Taiwan:
Bolehkah menggunakan Air Tiga Hum untuk dipersembahkan kepada leluhur? Apakah hal ini mengakibatkan datangnya makhluk halus dari luar?
Dharmaraja menjawab:
Boleh, asalkan sadhaka telah melakukan simabandhana bagi tempat tinggal, maka makhluk halus tidak bisa masuk. Dharmaraja mencontohkan rutinitas diri sendiri setiap malam, yaitu melakukan penyeberangan ribuan bahtera Dharma, setiap malam ada banyak makhluk halus masuk rumah untuk menerima penyeberangan, namun semua hanya bisa masuk secara tertib, karena di dalam kediaman Dharmaraja ada banyak Dewa Dharmapala.
Penyakit Timbul Karena Tubuh Jasmani
Tanpa Tubuh Jasmani Bagaimana Mungkin Ada Penyakit
Seorang rohaniwan dari Indonesia bertanya:
Ada pendapat yang mengatakan bahwa setelah orang sakit meninggal dunia, kita perlu menggelar Pertobatan Buddha Bhaisajyaguru demi mendiang, demi mengikis karma penyakit mendiang, supaya mendiang tidak lagi menderita sakit, apakah pendapat ini benar?
Dharmaraja menjawab:
Justru karena ada tubuh jasmani, barulah kita menderita sakit, tanpa tubuh jasmani tidak akan jatuh sakit. Oleh karena itu Laozi mengatakan, "Kesalahan terbesar ada pada memiliki tubuh jasmani." Dharmaraja mencontohkan Acarya Lianyin (蓮印上師), semasa hidup beliau telah melakukan pemeriksaan dan didapati bahwa otak penuh dengan sel kanker, sekarang beliau telah berpulang, tubuhnya telah dikremasi, tiada lagi rasa pusing, tiada lagi kanker, sekarang sangat leluasa! Ada tubuh jasmani baru bisa sakit!
Pertanyaan ke-2 dari rohaniwan di Indonesia:
Jika mendiang semasa hidupnya hanya berbicara memakai bahasa tertentu, saat jelang wafat rohaniwan menggunakan bahasa lain untuk memberikan tuntunan penyeberangan bardo dan membaca Sutra Buddha, apakah dengan demikian akan bermanfaat? Jika semasa hidupnya mendiang tidak paham, bahkan tidak pernah mengenal Sutra Buddha, setelah meninggal kita membaca Sutra untuk mendiang, apakah kesadarannya bisa memahami pembacaan Sutra kita?
Dharmaraja menjawab:
"Segala bahasa akan bermanfaat, bahkan daya batin pun juga bermanfaat. "Dharmaraja mencontohkan perihal permainan jelangkung dan ramalan meja bundar, sebenarnya semua itu mengandalkan daya roh. "Saat manusia meninggal dunia, justru itulah saat yang paling sensitif, semua bahasa bisa digunakan, asalkan menggunakan daya batin pasti mendiang bisa paham. Oleh karena itu, menggunakan bahasa apa pun untuk memberikan tuntunan penyeberangan bardo, dan untuk membaca Sutra, semua akan bermanfaat."
◎ Dharmaraja Liansheng Mengulas Sutra Vajra
- Teks Sutra:
Bagian 8, Timbul Bergantung pada Dharma
"Subhuti, bagaimana pendapatmu? Jika seseorang mengisi tiga juta jagat raya dengan tujuh macam harta berharga yang dipersembahkan sebagai wujud kedermawanannya, apakah orang itu akan mendapatkan banyak berkah kebajikan karena perbuatan bajik tersebut?"
Yang Mulia Subhuti menjawab, "Sungguh banyak, Bhagavan. Mengapa demikian? Karena berkah kebajikan bukan lah sifat dari berkah kebajikan, maka Tathagata mengatakan banyak berkah dan kebajikan."
"Di sisi lain, jika ada orang yang menerima ajaran-ajaran ini dan mempraktikkannya, walau hanya gatha empat kalimat, serta menjelaskan maknanya pada orang lain, berkah yang diperoleh dari kebajikan ini jauh melampaui kebahagiaan mempersembahkan tujuh macam permata berharga. Mengapa? Karena, Subhuti, Dharma dari Anuttara Samyak Sambodhi pada segenap Buddha timbul dari ajaran Sutra ini. Subhuti, apa yang disebut Buddhadharma adalah bukan Buddhadharma."
Dharmaraja menjelaskan, ada tiga macam perbuatan berdana:
1. Dana harta, mendermakan tujuh macam permata yang memenuhi tiga juta jagat raya.
2. Dana Dharma, membabarkan Buddhadharma kepada para insan, pahalanya mengungguli dana harta.
3. Dana abhaya, sama dengan dana kesetaraan, setara dengan Bodhisattva.
Dharmaraja mengisahkan, dulu pernah ada seorang siswa yang pinjam uang kepada beliau, kemudian siswa itu pergi dengan membawa semua uang simpanan Dharmaraja, Dharmaraja juga tidak lagi memikirkan apakah siswa tersebut bakal mengembalikannya, bahkan tidak pernah bertanya untuk apa ia meminjam uang. Bagi Dharmaraja Liansheng, ini adalah pikiran kesetaraan, dalam sekejap sudah lewat bertahun-tahun, sampai saat ini Dharmaraja juga tidak pernah menanyainya, ini adalah pemberian abhaya kesetaraan.
"Karena ada jodoh dan kondisi, maka Anda memiliki uang, saat orang lain membantu Anda untuk menggunakannya, Anda justru mesti berterima kasih kepadanya! Ini juga merupakan semangat Yesus, jika orang mengambil jubah Anda, maka berikan juga pakaian dalam Anda kepadanya, Yesus memberikan dana abhaya, ini adalah semangat Bodhisattva. Saat Yesus disalibkan, beliau berdoa: ‘Mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan, mohon Tuhan mengampuni mereka.’ini adalah dana abhaya kesetaraan, bahkan mengungguli dana Dharma. Abhaya, kesetaraan, bahkan mengampuni orang-orang yang telah mencelakai beliau, inilah kemuliaan Yesus. Oleh karena itu, jadikan Bodhisattva sebagai tujuan bhavana."
"Jika ada dana abhaya kesetaraan, maka dunia ini pasti akan tenteram. Jika setiap insan bisa memikirkan kebaikan bagi orang lain, tidak akan terjadi perselisihan, juga tidak akan ada iri dan kecemburuan. Hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, ini bukan semangat agama Buddha, berarti masih ada ego. Bodhisattva tidak meminta bagi diri sendiri, melainkan bagi insan lain. Namun, di dunia ini, setiap orang egois, setiap keluarga egois, setiap negara juga egois."
"Oleh karena itu, yang telah menerima Sila Bodhisattva, tidak memikirkan kepentingan diri sendiri, memikirkan kepentingan insan lain, dan berempati kepada insan lain, mesti senantiasa berpikir demikian. Sadhana Tonglen yang ditransmisikan oleh Svarnadvipi Dharmakirti kepada Y.A. Atisa mengajarkan Anda untuk menjadi seorang Bodhisattva."
"Perbandingan dalam ‘Bagian 8, Timbul Bergantung pada Dharma’, dana Dharma mengungguli dana harta, dana abhaya mengungguli dana Dharma. Karena tiada ego, Bodhisattva bisa memperoleh keberhasilan bhavana, dan karena bukan keberhasilan, maka barulah keberhasilan. Pahala dari menjelaskan makna gatha empat kalimat Sutra Vajra, mengungguli dana harta, jika ditambahkan dengan dana abhaya, maka semua akan sempurna."
Mengenai konfrontasi antar negara akhir-akhir ini, Dharmaraja mengatakan, "Antar negara bisa terjadi perang, semua karena ego. Sesungguhnya drama kehidupan manusia sangat pendek, ketika melihat orang lain meninggal dunia, hati terasa panas laksana terbakar api, bukan panas karena orang lain, melainkan kapan giliran diri sendiri meninggal dunia! Coba renungkan, sesungguhnya apa yang diperselisihkan? Lepaskan, berikan rasa aman (abhaya) dengan prinsip kesetaraan."
Usai Dharmadesana, Dharmaraja berjalan ke depan layar zoom untuk berinteraksi dengan segenap siswa, kemudian kembali ke tengah bhaktisala Rainbow Temple untuk menganugerahkan Abhiseka Sadhana Bodhisattva Dewi Marici kepada segenap siswa yang hadir di lokasi. Upacara Homa Marici, Dharmapala yang tanda tangan kontrak dengan Zhenfo Zong, telah usai dengan sempurna.
------------------------
Artikel lengkap Dharmadesana dapat disimak melalui situs True Buddha News (Bahasa Mandarin):
https://ch.tbsn.org/news/detail/1508/2021%E5%B9%B410%E6%9C%8810%E6%97%A5%E5%BD%A9%E8%99%B9%E9%9B%B7%E8%97%8F%E5%AF%BA%E6%91%A9%E5%88%A9%E6%94%AF%E5%A4%A9%E8%AD%B7%E6%91%A9%E5%A4%A7%E6%B3%95%E6%9C%83.html
Marilah kita saksikan berbagai ceramah Dharma berharga yang disampaikan oleh Dharmaraja Liansheng di kanal YouTube:
https://youtube.com/c/TBSNTVIndonesia
#TautanPendaftaranUpacaraRainbowTemple: https://tbs-rainbow.org/Donate
Tautan partisipasi dalam upacara homa melalui Zoom: https://tbs-rainbow.org/雲端視訊